Anda di halaman 1dari 4

1.

Pengertian Kebjiakan Pendidikan


Konsep kebijakan dan pendidikan mengandung makna yang dalam dan luas sehingga
menimbulkan berbagai definisi. Kebijakan pendidikan terdiri dari 2 kata yaitu kebijakan
(policy) dan pendidikan (education). Kebijakan dapat diartikan sebagai kepandaian,
kemahiran, kebijaksanaan, atau rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan
dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak.
Menurut (Amtu,2013) sedangkan pendidikan dapat diartikan sebagai hak asasi manusia,
kunci pembangunan berkelanjutan dan perdamaian serta stabilitas dalam suatu negeri
(syafarudin, 2013).
Pendidikan merupakan keputusan berupa pedoman bertindak baik yang bersifat
sederhana maupun kompleks, baik umum maupun khusus, baik terperinci maupun
longgar yang dirumuskan melalui proses politik untuk suatu arah tindakan, program, serta
rencana rencana tertentu dalam menyelenggarakan pendidikan.
Nugroho (2008) menyatakan kebijakan pendidikan sebagai bagian kebijakan publik, yaitu
kebijakan publik di bidang pendidikan. artinya, kebijakan pendidikan harus sebangun
dengan kebijakan publik titik kebijakan pendidikan dipahami sebagai kebijakan di bidang
pendidikan, untuk dapat mencapai tujuan pembangunan di bidang pendidikan.
Rohman (2009) menyatakan istilah kebijakan pendidikan biasanya disebut dengan istilah
perencanaan pendidikan, rencana induk tentang pendidikan, pengaturan pendidikan, atau
biasa disebut dengan kebijakan tentang pendidikan.

2. Tujuan kebijakan Pendidikan


Bahtiar (2012) menyatakan tujuan kebijakan apabila dihubungkan dengan pendidikan
dapat dikelompokkan menjadi:
a. Dilihat dari sisi tingkatan masyarakat, yaitu tujuan kebijakan dapat diamati, dianalisis
dari fakta serta realita dan hakikat tujuan pendidikan yang universal, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Dilihat dari sisi tingkatan politisi, yaitu tujuan kebijakan ini dapat diamati dan
ditelusuri dari sumbangan Pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan
sosial yang berbeda. Pendidikan sebagai suatu kebijakan publik diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang positif dalam menciptakan generasi masyarakat dalam
aspek adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga wawasan, sikap dan
perilakunya semakin demokratis.
c. Dilihat dari sisi tingkatan ekonomi, yaitu tujuan kebijakan ini dapat dilihat dan
ditelusuri dari kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang
yang didasarkan pada beberapa alasan, yaitu:
Pendidikan adalah untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan
ekonomi. Investasi pendidikan memberikan nilai baik yang lebih tinggi daripada
investasi fisik di bidang lain. Pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup
signifikan terutama ketika seseorang telah menggali dan mengaktualisasikan potensi
diri dan mempunyai kompetensi yang cukup sesuai dengan bidangnya.

3. Manfaat kebijakan Pendidikan


Husbullah (2015) menyatakan kebijakan pendidikan agar dapat bermanfaat hendaknya
harus mempertimbangkan banyak hal, karena menyangkut kepentingan publik yang
dampaknya sangat besar. USB ulah juga menyampaikan pendapat Siagian bahwa ada
lima faktor yang perlu diperhatikan yang berpengaruh yang dapat dijadikan sebagai
faktor pendukung dan faktor penghambat dalam implementasi kebijakan antara lain yang
pertama manusia, struktur, proses administrasi dan manajemen, dana dan daya.
Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa kebijakan pendidikan yang akan dilaksanakan
agar membawa manfaat haruslah bersifat bijaksana, dalam arti pendidikan tidak
menimbulkan problematika baru yang lebih besar dan rumit jika dibandingkan dengan
problem yang hendak dipecahkan. Kebijakan pendidikan yang dibuat haruslah
mendorong pencapaian produktifitas, dan kualitas serta pencapaian tujuan pendidikan
secara efektif dan efisien. Menurut tilaar dan Nugroho (2009) menyatakan kebijakan
pendidikan yang baik dan bermanfaat adalah kebijakan pendidikan yang
memperhitungkan kemampuan di lapangan. Oleh sebab itu, pertimbangan-pertimbangan
kemampuan tenaga, tersedianya dana, pelaksanaan yang bertahap serta didukung oleh
kemampuan riset dan pengembangan merupakan syarat-syarat bagi kebijakan pendidikan
yang efisien.
4. Karakteristik kebijakan pendidikan
Menurut pendapat Imron (2008) Menyatakan bahwa karakteristik kebijakan pendidikan,
yakni:
a. Memiliki tujuan pendidikan, yaitu kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan
pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada pendidikan.
b. Memenuhi aspek legal-formal, yaitu kebijakan pendidikan tentunya akan
diberlakukan, maka perlu adanya pemenuhan atas prasyarat yang harus dipenuhi
agar kebijakan pendidikan itu diakui dan secara sah berlaku untuk sebuah
wilayah. Untuk itu kebijakan pendidikan harus memenuhi syarat konstitusional
sesuai dengan hirarki konstitusi yang berlaku di sebuah wilayah, agar dinyatakan
sah dan resmi berlaku di wilayah tersebut sehingga dapat dimunculkan suatu
kebijakan pendidikan yang memiliki legitimasi.
c. Memiliki konsep operasional, yaitu kebijakan pendidikan sebagai sebuah panduan
yang bersifat umum, tentunya harus mempunyai gagasan atau tindakan-tindakan
tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru untuk
memecahkan masalah pendidikan.

PERTANYAAN

1. Berikut yang merupakan pernyataan yang benar mengenai pengertian kebijakan pendidikan
menurut Riant Nugroho (2008:35-36) adalah…..
a. Kebijakan pendidikan berkenaan dengan kumpulan hukum atau aturan yang mengatur
pelaksanaan sistem pendidikan, yang tercakup di dalamnya tujuan pendidikan dan
bagaimana mencapai tujuan tersebut
b. kebijakan pendidikan merupakan kunci bagi keunggulan, bahkan eksistensi bagi negara-
negara dalam persaingan global, sehingga kebijakan pendidikan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam era globalisasi
c. kebijakan pendidikan berkenaan dengan efisiensi dan efektivitas anggaran pendidikan
d. kebijakan pendidikan merupakan kebijakan yang ditujukan untuk mencapai tujuan
pembangunan negara di bidang pendidikan
e. Semua benar
Kunci jawaban: A
2. Berikut 3 tahap kebijakan pendidikan menurut pendapat Putt dan Springer dalam
Syafaruddin (1989:81) adalah…
a. formulasi, implementasi dan evaluasi
b. Formasi, implementasi dan jurnalisasi
c. Formasi, implementasi dan evaluasi
d. Perencanaan, pelaksanaan dan pengorganisasian
e. Perenanaan, penilaian dan perubahan
Kunci jawaban: A
3. Pernyataan yang tepat tentang tahap formulasi kecuali
a. pembuatan kebijakan yang divisualisasikan
b. berisi serangakaian tahap yang saling bergantung dan diatur menurut urutan waktu,
penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan
penilaian kebijakan
c. Formulasi kebijakan mengandung beberapa isi penting yang dijadikan sebagai pedoman
tindakan sesuai rencana yang mencakup kepentingan yang terpengaruh oleh kebijakan,
jenis dan manfaat yang dihasilkan, pelaksanaan program serta sumber daya yang
dikerahkan
d. A dan B benar
e. A dan B salah
Kunci jawaban: E
4. Berikut pernyataan yang tepat tentang tahap implementasi kebijakan yang tepat adalah….
a. Implementasi kebijakan adalah serangkaian aktivitas dan keputusan yang memudahkan
pernyataan kebijakan dalam formulasi terwujud ke dalam praktik organisasi.
b. Implementasi adalah pelaksanaan kebijakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai
c.

DAFTAR RUJUKAN: Sukarman Purba, dkk. 2021. Pengantar Kebijakan Pendidikan. Yayasan
Kita Menulis

Anda mungkin juga menyukai