Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN ANTENATAL

(PALPASI DAN AUSKULTASI)

NAMA : HANI SAFITRI


NIM :1911407815401008
PEMBIMBING AKADEMIK: KARNILAN L.N.S., S.ST ., M.Keb

AKADEMI KEBIDANAN BORNEO MEDISTRA


BALIKPAPAN 2020
PALPASI DAN AUSKULTASI

A. PENGERTIAN
1. Pengertian Antenatal Care
Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 1998). Kunjungan Antenatal Care
(ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal.
Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila
mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta
ditangani secara memadai (Saifuddin, dkk., 2002). Pemeriksaan kehamilan atau
ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas,
sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi
juga mental (Wiknjosastro, 2005). Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan
integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya
pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. ( Wibisono Prio dkk, 2018)
B. TUJUAN ANTENATAL CARE
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh
kembang bayi.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu
dan bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal. (Kumala Rini, 2018)
C. MANFAAT ANTENATAL CARE
Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat
diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. (Kumala Rini, 2018)
D. INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
1. Indikasi
antenatal care dibutuhkan untuk seluruh ibu hamil dan selama hamil dengan
tujuan untuk menurunkan mortalitas perinatal dan meningkat pelayanan
kesehatan ibu hamil. (Kumala Rini, 2018)
2. Kontra indikasi
Tidak ada kontra indikasi absolut pelayanan antenatal,akan tetapi
ketidaktersediaan pelayanan antenatal secara bebas dan terpadu dapat
mempengaruhi proses kehamilan dan timbul komplikasi. (Kumala Rini, 2018)

E. PEMERIKSAAN PALPASI DAN AUSKULTASI


 Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan
dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus - pada
kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas simfisis os pubis.
Pemeriksaan palpasi Leopold dilakukan dengan sistematika:
(1) Leopold I
Menentukan tinggi fundus dan meraba bagian janin yang difundus
dengan kedua telapak tangan.
(2) Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri- kanan, jari kearah
kepala pasien, mencari sisi bagian besar (biasanya punggung) janin,
atau mungkin bagian keras bulat (kepala) janin.
(3) Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak dibawah (diatas
simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus untuk fiksasi.
(4) Leopold IV
Kedua tangan menekan bagia bawah uterus dari kiri-kanan, jari kearah
kaki pasien, untuk konfirmasi bagian terbawah janin dan menentukan
apakah bagian tersebut sudah masuk / melewati pintu atas panggul
(biasanya dinyatakan dengan satuan x/5) jika memungkinkan dalam
palpasi diperkirakan juga taksiran berat janin (meskipun kemungkinan
kesalahan juga masih cukup besar). Pada kehamilan aterm, perkiraan
berat janin dapat menggunmakan rumus cara Johnson Tausac yaitu:
tinngi fundus (cm) - (12/13/14)x155gram).
 Auskultasi: dengan stetoskop kayu laenec atau alat dopler yang
ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi satu menit. 20
Sebenarnya pemeriksaan auskultasi yang ideal adalah denyut jantung janin
dihitung seluruhnya selama satu menit. Batas frekuensi denyut jantung
janin normal adalah 120-160 denyut permenit. Takhikardi menunjukkan
adanya reaksi kompensasi terhadap beban / stress pada janin (fetal stress),
sementara bradikardi menunjukan kegagalan kompensasi beban / stress
pada janin (fetal distres / gawat janin). (Kumala Rini, 2018)
F. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
1) Tempat Pemeriksaan
 Aman
 Nyaman
 Bersih
 Tenang
2) Alat
 Lembar status pasien
 Alat tulis
 Kartu pemeriksaan
 Metline
 Leanec / Doppler (Cheklist AKBMB, 2015)
G. PROSEDUR TINDAKAN
1) Menyambut klien dengan sopan dan ramah
2) Memperkenalkan diri pada klien
3) Merespon terhadap reaksi klien dengan cepat
4) Menjelaskan maksud dan tujuan
5) Mempersiapkan alat
6) Menutup sampiran
7) Mendekatkan alat
8) Cuci tangan
9) Membantu memposisikan klien sesuai dengan jenis pemeriksaan
10) Sisihkan pakaian klien hingga seluruh bagian perut tampak jelas kemudian minta
klien untuk meletakkan telapak kaki pada ranjang sehingga terjadi sedikit fleksi
pada sendi paha ( coxae) dan lutut, untuk mengurangi dinding perut. Tutup paha
dan kaki ibu dengan kain yang telah disediakan
11) Pemeriksa berada di sisi kanan klien, menghadap bagian lateral kanan dan
menghangatkan kedua telapak tangan
12) Lakukan maneuver leopold I:
Menentukan bagian teratas
janin:
 Kaki ditekuk, posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan kedua belah tangan kedua fundus uteri klien
 Lakukan palpasi dengan menggunakan ujung jari untuk menentukan apa
yang ada di bagian fundus uteri
 Tentukan apa yang ada dibagian fundus uteri
13) Lakukan pengukuran fundus uteri
 Kaki diluruskan, letakkan ujung alat ukur ( meteran ) dibatas atas
symphysis pubis
 Tentukan TFU
14) Hitung perkiraan usia kehamilan
15) Leopold II:
 Kaki ditekuk, posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan kedua belah telapak tangan di kedua sisi abdomen klien
 Pertahankan letak uterus dengan menggunakan tangan yang Satu
 Gunakan tangan yang lain untuk melakukan palpasi uterus disisi yang lain
 Tentukan dimana letak punggung janin
16) Leopold III:
 Kaki ditekuk, posisi pemeriksa menghadap ke kepala klien
 Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen klien tepat
diatas symphysis pubis
 Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya
 Tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam sekitar bagian
presentasi pada saat klien menghembuskan nafas
 Tentukan bagian apa yang menjadi presentasi
17) Leopold IV:
 kaki diluruskan, posisi pemeriksa menghadap ke kaki klien
 letakkan kedua belah telapak tangan di sisi abdomen
 Gerakan jari tangan secara perlahan kesisi bawah abdomen kearah pubis
 Palpasi bagian presentasi
 Tentukan letak dari bagian presentasi tersebut
18) Pemeriksaan Auskultasi
 Kaki diluruskan, kemudian ambil stetoskop monaural dengan tangan kiri,
kemudian tempelkan ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan
posisi punggung bayi ( bagian yang memanjang dan rata) atau
menggunakan Doppler
19) Tempelkan telinga kiri periksa dan bunyi jantung janin ( pindahkan titik dengar
apabila pada titik pertama, bunyi jantung tersebar kurang jelas, upayakan untuk
mendapatkan punctum maximum).
20) Dengarkan dan hitung bunyi jantung janin selama 1 menit. Perhatikan irama
keteraturannya
21) Letakkan semua peralatan yang telah digunakan pada tempat semula
22) Mencuci tangan setelah melakukan tindakan selesai dilakukan dengan air dan
sabun dan mengeringkan dengan tissue atau handuk kering dan bersih yang
tersedia
23) Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai. Angkat kain penutup dan
rapikan kembali pakaian ibu.
24) Persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil pemeriksaan pada lembar
yang telah tersedia di dalam status pasien
25) Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang meliputi:
 Usia kehamilan
 Letak janin
 Posisi janin
 Presentasi

Kondisi janin / sesuai dengan hasil pemeriksaan auskultasi

26) Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan dengan hasil temuan tersebut
27) Catat pada buku control ibu hamil dan jelaskan tentang langkah atau asuhan
lanjutan serta jadwal pemeriksaan ulang
28) Jelaskan untuk melakukan kunjungan walaupun di luar jadwal yang ditentukan,
apabila ibu merasakan beberapa kelainan / gangguan kehamilan
29) Serahkan kembali buku control ibu hamil dan ucapkan salam
30) Dokumentasi
31) Menjelaskan secara sistematik tindakan yang dilakukan
32) Menggunakan Bahasa yang dapat dimengerti
33) Mengadakan kontak mata
34) Bekerja dengan cermat dan teliti (Cheklist AKBMB, 2015)
H. DOKUMENTASI
Identitas pasien
Nama :
Umur :
Ruang :
Diagnosa :

Hasil :
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan pendahuluan Pemeriksaan Antenatal ( Palpasi dan Auskultasi ) telah diperiksa dan
disetujui oleh Pembimbing Lahan dan Pembimbing Institusi Pada Tanggal

Balikpapan,

Mahasiswi

Hani Safitri

NIM : 1911407815401008

Pembimbing akademik Pembimbing lahan

(Karnilan Lestari N S, S. ST., M.Keb) ( )

NIDN.1130069401
DAFTAR PUSTAKA

1. Wibisono Prio dkk. 2018. Antenatal Care, Pemeriksaan Kehamilan Demi Keselamatan Ibu dan
Janin. ( online ) https://skata.info/article/detail/195/antenatal-care-pemeriksaan- kehamilan-
demi-keselamatan-ibu-dan-janin#:~:text=Antenatal%20care%20
2. Kumala Rini. 2018. Bab II Tinjauan Pustaka . 2 :7-34.
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/121/jtptunimus-gdl-rinikumala-6031-2-babiik-i.pdf
3. Daftar Tilik. 2015. Palpasi Leopold dan Auskultasi. Balikpapan : Akademi Kebidanan Borneo
Medistra Balikpapan

Anda mungkin juga menyukai