Anda di halaman 1dari 14

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI

MELALUI METODE DISCOVERY DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA


GAMBAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
INDONESIA TA 2011/2012 UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

Yossy Idris, Harris Effendi Thahar, Novia Juita


Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Negeri Padang

Abstract: This research is aim to describe improving students writing skill


through discovery learning methods by using images at Prodi Indonesian an
Literature Education academic year 2011/2012 of Ekassakti University Padang.
This study is Classroom Action Research. The subject of this research was
conducted by the two cycles. Each cycle was done in the different strages of
learning. They are : 1. Planning, 2. Action, 3. Observation, 4. Reflection. The
instrumentation are : a. Performance test, b. Observation and c. Observation
note. The result of this research shows/describe this method by using images in
teaching and learning process improve the student writing skill at Eka Sakti
University academic year 2011/2012. The students writing skill improve
significantly. The students response in apllying discovery method by using images
were better as well as the improving their writing skill in descriptive text. Based
on the performance test, the students writing skill in descriptive is about 60,27 %
in the pre-cycle. After the students were given the action in the first cycle, that
skill increased become 72 % and the for second cycle increased become 79%.

Key word :writing, description, discovery method, images media, classroom


action research.
PENDAHULUAN berbahasa sudah diajarkan dalam
rentang waktu yang lama, isu tentang
Keterampilan berbahasa rendahnya mutu pengajaran Bahasa
merupakan suatu hal yang perlu Indonesia sampai saat sekarang ini
dikuasai oleh mahasiswa. masih terus berkembang.Pandangan
Keterampilan berbahasa tersebut ini terutama ditujukan terhadap aspek
bersifat integratif. Artinya,empat menulis.Banyak mahasiswa, yang
keterampilan berbahasa saling merupakan pemegang jenjang tertinggi
berhubungan atau berkaitan. dalam pendidikan, masih berkesulitan
Keterampilan tersebut adalah mengembangkan ide pokok dalam
keterampilan menyimak, berbicara, kegiatan menulis.
membaca dan menulis.
Keterampilan berbahasa yang
Namun dalam kenyataannya, wajib dimiliki seorang mahasiswa
meskipun keempat keterampilan adalah menulis.Menurut Tarigan
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

(2003: 22) kemampuan menulis sangat menemukan sendiri ilmu pengetahuan


membantu siswa dalam memperluas tersebut. Dosen jarang memberikan
pikiran, memperdalam pikiran, kesempatan kepada mahasiswa untuk
memperdalam daya tangkap, bertanya. Hal ini disebabkan metode
mencegah masalah yang dihadapi, dan ceramah yang akhirnya membuat
menyusun pengalaman.Bukan berarti mahasiswa lebih banyak bersikap
ketiga keterampilan berbahasa lainnya representatif dibandingkan produktif.
(menyimak, membaca, dan berbicara) Permasalahan lain yang didapat
tidak penting, namun menulis adalah pada saat wawancara adalah
keterampilan yang utama dan wajib kurangnya penggunaan media
dimiliki seorang pembelarajan oleh dosen. Kebanyakan
mahasiswa.Mahasiswa lebih banyak dosen dengan metode ceramahnya lalu
dituntut untuk melatih keterampian melanjutkan dengan tugas.Pemberian
menulisnya.Menulis makalah, menulis materi tidak dibantu dengan media
laporan bacaan, dan terutama sekali pembelajaran lainnya. Penggunaan
menulis tugas akhir atau skripsi. media pembelajaran membuat proses
belajar mengajar menjadi monoton.
Menulis sebagai salah satu aspek Kondisi diatas sangat mem-
keterampilan berbahasa penting untuk pengaruhi hasil belajar menulis naskah
dikuasai mahasiswa dalam proses drama siswa dalam proses
pembelajaran di perguruan tinggi. pembelajaran sehari-hari. Terbukti dari
Mahasiswa, khususnya mahasiswa hasil observasi yang peneliti peroleh
program studi pendidikan bahasa dan mengenai nilai menulis karangan
sastra Indonesia, dituntut untuk deskripsi mahasiswa (mata kuliah
mampu menulis karya tulis ilmiah menulis kreatif) program studi
maupun tulisan kreatif lainnya.Salah pendidikan Bahasa dan Sastra
satu bentuk tulisan kreatif adalah Indonesia TA 2011/2012 Universitas
karangan deskripsi. Ekasakti Padang. Hasil menulis
Khusus dalam menulis karangan deskripsi mahasiswaprogram
karangan deskripsi, mahasiswa juga studi pendidikan Bahasa dan Sastra
masih sulit mengembangkan paragraf. Indonesia TA 2011/2012 Universitas
Hal ini dikarenakan mahasiswa masih Ekasakti Padangmasih banyak yang
kesulitan dalam membedakan antara belum mencapai nilai kelulusan.
karangan deskripsi dengan narasi. Kebanyakan mahasiswa memperoleh
Namun, tidak sepenuhnya hal ini nilai rendah dalam pengembangan ide
merupakan kesalahan mahasiswa. pokok yaitu antara 40-55. Untuk
Berdasarkan wawancara pada kategori mahasiswa nilai ini termasuk
beberapa orang mahasiswa tersebut, golongan rendah dari standar
mereka mengatakan bahwa metode ketuntasan belajar minimal 70 atau
pembelajaran yang lebih sering dinilai huruf B.
digunakan dosen pada pembelajaran Sebagai solusi dari masalah
menulis sebelumnya adalah metode ini,diperlukan metode pembelajaran
ceramah. Metode ceramah dilakukan yang dapat memotivasi siswa
di kelas dan dilanjutkan dengan berkeinginan untuk membangkitkan
pemberian tugas dirumah. Mahasiswa dan mengembangkan pengetahuan
lebih banyak menerima dibandingkan yang dimilikinya.Salah satu metode

16
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

atau model pembelajaran yang keterampilan menulis deskripsi, secara


diterapkan dalam pembelajaran tidak langsung megasah keterampilan
menulis, terutama dalam menulis bernalar, menggambarkan objek
karangan deskripsi, adalah metode dengan bahasa serta melukiskan
penemuan/discovery.Penggunaan dengan kata-kata.
metode ini pun disertai dengan media
gambar. Atmazaki (2006:88)
mengatakan bahwa deskriptif adalah
Salah satu keterampilan bentuk tulisan yang melukiskan suatu
menulis yang diperlukan mahassiwa objek (tempat, benda, dan manusi)
adalah keterampilan menulis pembaca seolah-oleh mencermati,
deskripsi.Marahamin (1994:33) mendengarkan, meraba, merasakan,
menyatakan bahwa deskripsi adalah atau melihat segala sesuatu yang
pemaparan atau penggambaran dengan dideskripsikan.Selain itu deskriptif
kata-kata tentang suatu benda, tempat, harus mampu memikat dan
suasana, atau keadaan.Keraf (2002:17) mempengaruhi emosi pembaca serta
berpendapat bahwa deskripsi adalah sensitivisme pembaca dan bentuk
suatu bentuk wacana yang berusaha imajinasi pembaca.Karangan deskripsi
menyajikan suatu objek atau suatu hal yang bersifat deskriptif bertujuan
sedemikian rupa, sehingga objek itu melukiskan dengan jelas atau
seolah-olah berada di depan mata memberikan gambaran terhadap
kepala pembaca, seakan-akan pembaca sesuatu dengan sejelas-jelasnya,
melihat sendiri objek itu. sehingga pembaca seolah-olah dapat
melihat dan mendengar, membaca,
Semi (2003:41) memberikan atau merasakan hal yang
batasan paragraf deskripsi sebagai dideskripsikan.Hal ini dapat dilihat
berikut ini. “Deskripsi adalah tulisan pada contoh menulis deskriptif di
yang tujuannya memberikan perincian bawah ini.
atau detail tentang objek sehingga Malam ini indah sekali.Di
dapat memberi pengaruh pada langit bintang-bintang
imajinasi atau pendengar”.Menurut berkelip-kelip memancarkan
Suparno (2003:4-5), deskripsi berasal cahaya.Hawa dingin, burung
dari kata bahasa Latin describere yang malam dan kelelawar mengusik
berarti menggambarkan atau sepinya malam.Angin
memerikan suatu hal. Dalam arti kata berhembus pelan dan tenang
deskripsi adalah suatu bentuk paragraf disinari rembulan.
yang melukiskan sesuatu sesuai
dengan keadaan sebenarnya, sehingga
pembaca dapat mencitrai (melihat, Menurut Semi (2003:41) ciri
mendengar, mencium, dan merasakan) penanda deskripsi sekaligus sebagai
apa yang dilukiskan itu Psesuai dengan pembeda dengan jenis karangan yang
citra penulisnya. lain adalah sebagai berikut;
Berdasarkan pedapat para ahli
di atas dapat disimpulkan bahwa 1) Deskripsi lebih berupaya
keterampilan menulis deskripsi adalah memperlihatkan detail atau
keterampilan yang mendasari perincian tentang objek.
seseorang dalam menulis.mengasah Maksudnya, untuk menghasilkan

17
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

tulisan deskripsi yang baik seorang kampus yang indah. Dapat dilihat
penulis harus mampu pada contoh di bawah ini;
memperlihatkan suatu objek secara Kampus Kridai sangat luas.
detail dan lebih terperinci. Kata orang sebesar negeri Monato
Misalnya, penulis ingin melukiskan di Eropa. Indah sekali. Bagian
tenatang seorang anak perempuan, terbesarnya terdiri dari padang-
maka penulis harus mampu padang rumput yang luas, hutan-
melukiskan berapa umur gadis itu, hutan yang rimbun serta taman
bagaimana pakaiannya, bagaimana bunga yang senantiasa harum
rambutnya dan sebagainya. Seperti semerbak. (Gani, 1999:151)
terdapat pada contoh dibawah ini;
Teman anak muda itu adalah 3) Deskripsi disampaikan dengan
seorng perempuan yang umurnya gaya yang memikat dan dengan
kira-kira lima belas tahun. Pakaian pilihan kata yang menggugah.
gadis itu seperti pakaian anak Maksudnya, pilihan kata dalam
Belanda. Rambutnya yang hitam tulisan deskripsi dapat
dan tebal, dijalin dan diikat dengan menggugah perasaan pembaca,
benang sutra, dan diberi pula pita setelah membaca sebuah tulisan
hitam di ujungnya. Gaunnya (baju deskripsi maka imajinasi pembaca
nona-nona) terbuat dari kain batis, akan terpancing. Misalnya,
yang berkembang merah jambu. penulis ingin melukiskan suasana
Sepatu dan kausnya berwarna di dalam sebuah kereta api yang
coklat. Dengan tangan kirinya sesak, maka ia harus mampu
dipegangnya sebuah batu tulis dan memilih diksi dan gaya bahasa
sebuah kotak yang berisi anak batu, yang tepat, sehingga imajinasi
pensil, dan pena dan lain-lain pembaca terpancing. Seperti
sebagainya. Di tangan kanannya terdapat pada contoh di bawah ini;
adalah sebuah payung sutera Trem penuh sesak dengan
berwarna kuning muda yang orang, keranjang-keranjang, tong
berbunga-bunga dan berpinggir kosong dan berisi kambing dan
hijau. ayam. Hari panas dan orang dan
(Dari novel “Siti Nurbaya” binatang keringatan. Trem bau
karangan Marah Rusli keringat dan terasi, ambang jendela
dalam Gani, 1999:150) penuh dengan air ludah dan air
sirih, kemerah-merahan seperti
2) Deskripsi lebih bersifat memberi tomat. (Idrus dalam Keraf,
pengaruh sensitivisme dan 1982:101)
membentuk imajinasi pembaca.
Maksudnya, pembaca ikut 4) Deskripsi lebih banyak
merasakan tentang objek yang memaparkan tentang sesuatu yang
dilukiskan dan pembaca merasa dapat didengar, dilihat, dan
objek yang dilukiskan itu seolah- dirasakan sehingga objeknya pada
olah dapat dirasakan dengan umumnya benda, alam, warna dan
imajinasi (daya khayal) yang manusia. Seperti pada contoh di
disuguhkan penulis. Misalnya bawah ini;
penulis ingin menggambarkan

18
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

Jauh di sana terhampar makan. Di belakang rumah


rumput hijau. Pada beberapa terdapat sebuah kamar mandi yang
tempat llang berbunga putih tidak begitu besar. Kamar mandi
beralun-alun sama berayun-ayun ini sangat bersih, tidak pernah
dengan rumput diembus udara menebarkan aroma yang tidak
petang. Di bawah cekungan menyenangkan. Di sebelah kiri
pembatasan bumi dengan langit, kamar mandi terdapat dapur yang
segaris hijau kebiru-biruan pohon- juga bersih. Berbagai alat
pohon . langit yang kuning muda, memasak tersusun dengan rapi di
bersisik putih di antara terjalin sana, pada bagian depan rumah
warna sepuhan emas perada. Dari terdapat halaman yang tidak begitu
balik garis yang hijau kebiruan besar. Halaman itu cukup asri.
naik memancarkan warna merah Berbagai bunga tumbuh dengan
bernyala yang semakin ke atas suburnya. Ada bunga mawar,
hilang melayang warnanya. Jauh gladiol, pakis, kamboja, suplir, dan
sedikit dari sana, tumpukan awan lain-lainnya. Tepat di depan
berbagai bentuk yang terkadang jendela kamar ayah terdapat
lekas berubah warna. Di antara sebatang pohon mangga apel yang
langit kebiruan bersisikkan putih, lagi berbunga. Indah sekali warna
tersenyum simpul kemalu-maluan, bunga apel itu. Merah bercampur
bulan sabit. (Maria Amin dalam kuning. Bagi kami, rumah mungil
Keraf, 1982:102) yang sederhana ini adalah laksana
istana. (Gani, 1999:132-133)
5) Organisasi penyampaian lebih
banyak menggunakan susunan Mempelajari keterampilan
ruang (spartial order). Maksudnya, deskripsi pada mahasiswa salah satu
tulisan yang melukiskan tentang metode yang baik digunakan adalah
suatu tempat, suatu ruang dan metode discovery.Menurut Sund
sebagainya. Seperti terdapat pada (dalam Roestiyah, 2008:20) discovery
contoh di bawah ini; adalah proses mental dimana siswa
Rumah kami tidak begitu mampu mengasimilasi suatu konsep
besar. Ukurannya hanya 6x6 atau prinsip. Proses mental adalah
meter. Dalam rumah terdapat dua mengamati, mencerna, mengerti,
kamar dengan ukuran 3x3 meter menggolong-golongkan, membuat
dan satu ruang memanjang dengan dugaan, menjelaskan, mengukur,
ukuran 3x6meter. Bagian depan membuat kesimpulan dan sebagainya.
dari ruangan memanjang, terdapat Dalam teknik ini siswa dibiarkan
kursi tamu yang terbuat dari rotan menemukan sendiri atau mengalami
dan pada bagian belakangnya proses mental itu sendiri, guru hanya
terdapat meja makan yang sudah membimbing dan memberikan
agak kusam. Sekalipun kusam, instruksi.
meja itu selalu bersih. Di tengah
ruang memanjang terdapat sebuah Suyatno(2004:5 mengatakan
seka t(pembatas ruang) yang juga bahwa metode penemuan terbimbing
terbuat dari rotan sebagai pemisah sering disebut metode discovery,
antara ruang tamu dengan ruang dalam metode penemuan terbimbing,
para siswa diberi bimbingan singkat

19
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

untuk menemukan jawabannya. Harus narasumber, melakukan ujicoba


diusahakan agar jawaban atau hasil sendiri dan sebagainya.
akhir itu tetap ditemukan sendiri oleh 4) Data processing. Semua informasi
siswa. hasil bacaan, wawancara, obervasi
Suherman(2001:177) dan sebagainya diolah, diacak,
menyatakan bahwa metode diklasifikasikan, ditabulasi dan
pembelajaran discovery (penemuan) dihitung dengan cara tertentu serta
adalah metode mengajar yang ditafsirkan pada tingkat
mengatur pengajaran sedemikian rupa kepercayaan tertentu.
sehingga anak memperoleh 5) Verification atau pembuktian.
pengetahuan yang sebelumnya belum Berdasarkan hasil pengolahan,
diketahuinya itu tidak melalui penafsiran atau informasi yang
pemberitahuan, sebagian atau ada, pernyataan atau hipotesis yang
seluruhnya ditemukan sendiri. telah dirumuskan tersebut dicek
Selanjutnya, langkah-langkah kembali, apakah terjawab atau
metode discovery menurut Sagala tidaknya, terbukti atau tidaknya
(2006:196) dapat dirincikan sebagai hipotesis tersebut.
berikut. 6) Generalization. Membuat
kesimpulan, berdasarkan langkah-
1) Simulation. Dosen mulai bertanya langkah yang telah dilakukan
dengan mengajukan persoalan dan mahasiswa.
menyuruh mahasiswa membaca Berdasarkan pendapat ahli di
atau mendengarkan uraian yang atas, dapat dipahami bahwa langkah-
membuat permasalahan. langkahuntuk melaksanakan metode
2) Problem statement. Mahasiswa penemuan, yaitu (1) merumuskan
diberikan kesempatan masalah, (2) mengamati atau
mengidentifikasi berbagai melakukan observasi, (3) menganalisis
permasalahan. Sebagian besar dan menyajikan hasil dalam tulisan,
memilih masalah yang dipandang gambar, laporan, bagan, tabel, dan
menarik dan fleksibel untuk karya lainnya, dan (4)
dipecahkan. Permasalahan yang mengomunikasikan atau menyajikan
dipilihnya itu selanjutnya harus hasil karya pada pembaca, teman
dirumuskan dalam bentuk sekelas, dosen, atau audience lainnya.
pertanyaan atau hipotesis yakni
pertanyaan (statement) sebagai Metode discovery diterapkan
jawaban sementara atas pertanyaan dengan menggunakan media
yang diajukan. pembelajaran.Salah satu media
3) Data collection.Untuk menjawab pembelajaran yang sesuai dengan
pertanyaan atau membuktikan penerapan metode discovery adalah
benar tidaknya hipotesis ini, media gambar.
mahasiswa diberikan kesempatan Media gambar adalah tiruan barang
untuk mengumpulkan (collection) (orang, binatang, tumbuhan, dan
berbagai informasi yang relevan, sebagainya). Gambar merupakan
membaca literatur, mengamati media visual dua dimensi di atas
objek, wawancara dengan bidang yang tidak transparan (Alwi,

20
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

2007:329). Media ini dipergunakan Pendidikan Bahasa Indonesia Tahun


dalam proses pembelajaran. Ajaran 2011/2012. Mahasiswa TA
Salah satu media gambar yang 2011/2012 berjumlah 37 orang. Terdiri
digunakan di dalam pembelajaran, dari 23 orang perempuan dan 14 orang
khususnya pembelajaran bahasa laki-laki. Peneliti memilih mahasiswa
Indonesia, adalah media gambar TA 2011/2012 karena penulis
seri.Media gambar seri menurut mengajar di kelas tersebut. Dalam
Arsyad (2003:111) adalah kumpulan mengajar dirasakan, pembelajaran
dari beberapa gambar yang menulis, khususnya menulis paragraf
menceritakan suatu kejadian atau deskripsi, mahasiswa kurang aktif,
peristiwa yang menarik yang disusun tidak mampu menggambarkan sebuah
secara acak, atau berurutan untuk objek dengan jelas, dan ada pula yang
dijadikan sebuah berita. masih belum bisa membedakan antara
METODE. karangan narasi dan karangan
Metode penelitian yang digunakan deskripsi.
dalam penelitian ini adalah penelitian Penelitian Tindakan Kelas
tindakan kelas. Penelitian ini (PTK) yang akan dilaksanakan
merupakan pencermatan terhadap menurut rancangan Arikunto
tindakan belajar secara sengaja dalam (2007:16), proses PTK merupakan
kelas. Penelitian tindakan kelas siklus yang terdiri dari: 1) perencanaan
bertujuan untuk meningkatkan kualitas atau prapenelitian, (2) pelaksanaan, (3)
pembelajaran dengan memecahkan pengamatan, (4) refleksi. Kegiatan
masalah yang dihadapai dosen dalam prapenelitian meliputi studi
proses pembelajaran di kelas. pendahuluan dan penyusunan rencana.
Penelitian tindakan kelas Tahap pelaksanaan terdiri dari
berasal dari bahasa Inggris, yaitu pelaksanaan tindakan, observasi atau
classroom action research yang pengamatan, dan refleksi.
artinya action recearch (penelitian Data penelitian diperoleh dari
dengan tindakan). Penelitian yang proses dan hasil belajar mahasiswa
dilakukan kali ini subjeknya adalah selama mengikuti pembelajaran
mahasiswa sebagai peserta didik dan menulis karangan deskripsi melalui
dosen sebagai pengajar/pendidik. metode penemuan (discovery) dengan
Penelitian dilakukan karena adanya menggunakan media gambar. Data
permasalahan di dalam kelas yang yang akan dikumpulkan dibagi
mengharuskan dosen untuk melakukan menjadi dua kategori yaitu data
tindakan dengan melakukan action kualitatif dan data kuantitatif. Untuk
research (penelitian dengan tindakan). pengumpulan data kualitatif yaitu data
PTK terdiri dari tiga kata yaitu peningkatan aktifitas proses
penelitian, tindakan, dan kelas. Suyadi pembelajaran, digunakan lembaran
(2012:3) menyatakan bahwa PTK observasi/lembar pengamatan dan
adalah pencermatan dalam bentuk lembaran pencatatan (catatan
tindakan terhadap kegiatan belajar lapangan), sedangkan untuk
yang sengaja dimunculkan dan terjadi pengumpulan data kuantitatif, yaitu
dalam sebuah kelas secara bersamaan. data peningkatan hasil belajar,
Subjek penelitian ini adalah digunakan instrumen tes dan hasil tes
mahasiswa ProdiPendidikan

21
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

unjuk kerja siswa dalam menulis kompetensi dasar, materi, media


paragraf deskripsi. pembelajaran dan penilaian. Untuk itu
Data kualitatif yang terkumpul peneliti menyiapkan rancangan
dideskripsikan dan dianalisis dengan pembelajaran dengan menggunakan
menggunakan teknik analisis contoh beberapa paragraf deskripsi,
kualitatif. Teknik analisis kualitatif dan media gambar sebagai alat bantu
menggunakan analisis interaktif yang pembelajaran, serta merancang bentuk
dikembangkan oleh Miles dan tugas, tes, dan instrumen penilaian.
Huberman, sebagaimana dikutip Dalam penelitian, peneliti bekerja
Madya (2007:19) analisis interaktif sama dengan dosen pengamat sebagai
terdiri dari tiga komponen kegiatan kolaborator.
yang saling terkait datu dengan yang Arikunto (2007:17),
lain; reduksi data, penyajian data, dan menjelaskan penelitian kolaboratif
penarikan kesimpulan. merupakan cara ideal, untuk
mengurangi unsur subjektivitas
PEMBAHASAN pengamat serta mutu kecermatan yang
Berikut ini akan diuraikan dilakukan. Dalam penelitian
tahapan PTK satu persatu. kolaboratif yaitu menjadi pihak yang
1. Kegiatan Prapenelitian melakukan penelitian adalah dosen
Kegiatan pendahuluan yang bersangkutan. Peneliti selain
dilakukan berupa observasi tentang menjadi peneliti langsung bertindak
permasalahan yang dihadapi oleh sebagai dosen. Dalam praktiknya
mahasiswa dan dosen dalam kegiatan peneliti akan menjadi dosen model dan
pembelajaran. Untuk itu, diadakan kolaborator akan menjadi pengamat.
wawancara dengan mahasiswa tentang Untuk memperoleh data penelitian
keterampilan menulis, khususnya yang objektif disediakan lembar
tentang keterampilan menulis pengamatan dan lembar penilaian.
deskripsi. Dari hasil wawancara dan 2. Pelaksanaan Penelitian
observasi diketahui, dosen, khususnya Dalam tahap pelaksanaan,
dalam pembelajaran keterampilan peneliti melaksanakan pembelajaran
menulis lebih mengutamakan metode menulis karangan deskripsi melalui
ceramah, tanya jawab dan diakhiri metode penemuan (discovery) dengan
dengan tugas. Dalam pembelajaran menggunakan media gambar pada
dosen tidak menggunakan media yang mahasiswa ProdiPendidikan Bahasa
menarik sehingga beberapa mahasiswa dan Sastra Indonesia TA 2011/2012
mengakui bahwa pembelajaran Universitas Ekasakti Padang.
menulis menjadi sedikit Penelitian dilakukan dua siklus, yang
membosankan. terdiri atas 2x pertemuan. Siklus
Pada tahap prapenelitian, pertama dilakukan 1 x pertemuan dan
peneliti membuat perangkat siklus ke dua dilaksanakan 1 x
pembelajaran sesuai dengan materi pertemuan. Setiap pertemuan
yang telah ditetapkan yaitu menulis berlangsung 3 jam pelajaran (3x40
kreatif karangan deskripsi dengan menit). Tindakan untuk setiap siklus
menggunakan media gambar. dituangkan dalam Rencana
Perangkat pembelajaran tersebut Pelaksanaan Pembelajaran/RPP.
sesuai dengan standar kompetensi, Langkah-langkah satu kelas

22
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

dituangkan dalam Rencana gambar pada mahasiswa Program


Pelaksanaan Pembelajaran/RPP. Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Langkah-langkah satu siklus terdiri Indonesia TA 2011/2012 Universitas
dari perencanaan (planning), Ekasakti Padang.
pelaksanaan tindakan (acting), a. Data hasil prasiklus
pengamatan (observing), dan refleksi Sebelum melaksanakan
(reflecting) sebagai mana yang sudah penelitian siklus satu, pembelajaran
diuraikan di atas. dilaksanakan dengan metode ceramah,
3. Observasi tanya jawab dan penugasan. Dosen
Dalam penelitian, peneliti menjelaskan hakikat karangan
dibantu oleh kolaborator untuk deskripsi dan kaidah penulisannya.
melakukan observasi. Observasi Setelah melakukan tanya jawab,
dilakukan observer untuk mengamati mahasiswa mengerjakan tes unjuk
proses pembelajaran menulis karangan kerja menulis karangan deskripsi.
deskripsi melalui metode penemuan Mahasiswa terlebih dahulu
dengan menggunakan media gambar. menentukan tema karangan yang akan
Selama melakukan observasi, ditulis.
kolaborator akan mengumpulkan data Pada kegiatan prasiklus, dosen
penelitian kualitatif, berupa aktivitas memberikan materi dengan
dosen mengajar, aktivitas siswa belajar menggunakan metode ceramah dan
dengan materi pembelajaran, aktivitas tanpa menggunakan media
siswa dengan guru dalam perubahan gambar.Dalam metode ceramah dosen
suasana belajar, sesuai dengan menjelaskan mengenai ciri-ciri
penggunaan metode penemuan dan karangan deskripsi.Setelah itu,
media gambar. mahasiswa diminta untuk menulis
4. Refleksi karangan deskripsi berdasarkan tema
Setelah selesai melaksanakan yang diberikan oleh dosen peneliti.
satu siklus, peneliti dan kolaborator
melakukan refleksi. Refleksi dilakukan Kemampuan awal menulis
untuk mendiskusikan atau mengkaji mahasiswa ProdiPendidikan Bahasa
PBM yng telah dilaksanakan, apa yang Indonesia Universitas Ekasakti Padang
masih menjadi permasalahan pada Tahun Ajaran 2011/2012 dalam
siklus yang sudah dilaksanakan dan menulis karangan deskripsi masih
apa yang dihasilkan. Tujuan refleksi rendah, karena hasil yang diperoleh
dalam penelitian ini adalah: mahasiswa dalam pelaksanaan unjuk
a. Mendiskusikan perlu atau tidaknya kerja masih di bawah standar nilai.
memberi penjelasan tentang Rentang nilai ini telah ditentukan oleh
paragraf deskripsi. dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
b. Mendiskusikan perbaikan sistem Pendidikan Universitas Ekasakti
penilaian. Padang. Berikut rentang nilai
c. Mendiskusikan perbaikan cara mahasiswa,
mengajar dosen.
Nilai Skor
Berikut merupakan data hasil
A 86-100
penelitian keterampilan menulis
B 71-85
karangan deskripsi melalui metode
discovery dengan menggunakan media C 56-70

23
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

D 41-55 lembar observasi yang telah


E < 40 disediakan sebelumnya.
Pembelajaran keterampilan
Rata-rata nilai menulis menulis karangan deskripsi dengan
karangan deskripsi mahasiswa yang menggunakan metode discovery dan
terdiri dari 37 orang hanya 60,27% media gambar dideskripsikan dalam
atau masih dengan nilai C. Hasil ini bentuk pelaksaan seperti berikut ini.
menunjukkan bahwa pembelajaran 1. Dosen mengadakan apersepsi dan
menulis karangan dekripsi belum baik. motivasi.
Standar kelulusan nilai tingkat 2. Dosen dan mahasiswa melakukan
perguruan tinggi adalah yudisium 2.00 tanya jawab mengenai karangan
atau C. Namun nilai ini belum bisa deskripsi. Tanpa menjelaskan dari
dikatakan baik untuk mahasiswa calon awal lagi mengenai deskripsi,
pendidik. Minimal perolehan nilai dosen menekankan tanya jawab
mahasiswa, untuk bisa dikatakan baik pada ciri-ciri deskripsi itu sendiri.
adalah B dengan skor minimum 3. Mahasiswa diminta untuk
71.Rata-rata nilai menulis karangan menyimpulkan hasil dari tanya
deskripsi mahasiswa yang terdiri dari jawab mengenai karangan
37 orang hanya 60,27%. Hasil ini jika deskripsi.
direntangkan masih dalam nilai C. 4. Mahasiswa dibagi menjadi
beberapa kelompok.
b. Data Siklus 1 5. Dosen menyajikan media gambar
Perencanaan pembelajaran pada melalui infokus.
siklus 1 disajikan dalam satu kali 6. Dosen meminta mahasiswa
pertemuan. Satu kali pertemuan mengamati objek yang terdapat di
disajikan dalam waktu 3 sks ataau 120 dalam gambar dan memberikan tes
menit. Dalam rentang waktu tersebut unjuk kerja.
dilakukan observasi, pengamatan, dan 7. Mahasiswa menganalisis media
refleksi. gambar berdasarkan ciri-ciri
Pada awal tindakan, dosen karangan deskripsi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran menuliskannya dalam bentuk
dan menjelaskan langkah-langkah karangan deskripsi.
yang akan ditempuh mahasiswa 8. Selanjutnyamahasiswa menyajikan
selama proses pembelajaran hasil tulisan tersebut ke depan
keterampilan menulis karangan kelas.
deskripsi. Tanpa dibeberkan mengenai 9. Mahasiswa lainnya mengomentari
metode apa yang akan diberikan, hasil tulisan temannya.
dosen menjelaskan bahwa fokus Hasil penelitian pada siklus
pembelajaran menulis saat ini adalah 1dari 37 orang mahasiswa yang
menulis karangan deskripsi dengan mengikuti tes unjuk kerja, 17 orang
berbantukan media gambar. Selama mahasiswa (46%) mendapat nilai di
proses pembelajaran berlangsung atas skor minimum. Sedangkan
dosen peneliti bersama dengan dosen terdapat terdapat 20 orang (54%%)
kolabolator mengamati aktivitas dan mahasiswa yang belum mencapai nilai
tingkah laku mahasiswa serta mengisi sesuai skor minimum. Rata-rata
tingkat keterampilan mahasiswa

24
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

ProdiPendidikan Bahasa dan Sastra deskripsi dinilai cukup efektif


Indonesia TA 2011/2012 dalam meningkatkan motivasi dan hasil
menulis karangan deskripsi melalui kemampuan menulis mahasiswa.
metode discovery dengan c. Data siklus 2
menggunakan media gambar pada Siklus 2 dilakukan karna masih
siklus 1 ini adalah 71,62 % atau banyak kelemahan yang ditemukan
dibulatkan menjadi 72% (B). Nilai dalam proses penelitian siklus 2. Pada
terendah pada tes unjuk kerja siklus 1 siklus 2 ini, proses penelitian masih
ini berada pada nilai 60 dan nilai sama dengan silkus 1. Bedanya pada
tertinggi adalah 85. siklus 2 lebih menyempurnakan
Menukar metode pembelajaran kegiatan yang dilakukan pada siklus 1.
dari metode ceramah seperti yang Pada awal pembelajaran dosen
biasa dilakukan dengan menggunakan menyampaikan tujuan pembelajaran
metode discovery ternyata cukup dan menjelaskan langkah-langkah
berhasil membuat mahasiswa tertarik yang akan ditempuh mahasiswa
dan antusias dalam belajar. Mereka selama proses pembelajaran.
juga lebih aktif walau belum Kemudian dosen menjelaskan kepada
keseluruhan. Masih ada beberapa siswa bahwa fokus pembelajaran
mahasiswa yang hanya diam dan menulis saat ini adalah menulis
terlihat tidak terlalu bersemangat karangan deskripsi dengan
dalam proses pembelajaran. Ada menggunakan media gambar. Selama
beberapa mahasiswa yang terlihat proses pembelajaran berlangsung
cukup tertarik namun masih belum dosen bersama dosen kolaborator
mau berkontribusi. Masih ada mengamati tingkah laku dan aktivitas
beberapa mahasiswa yang malu-malu mahasiswa dengan mengisi lembar
walaupun hanya sekedar bertanya atau observasi dosen dan mahasiwa.
memberikan sanggahan. Kegiatan pembelajaran dimulai
Penggunaan media gambar dengan kegiatan pendahuluan, yaitu
pada pembelajaran keterampilan (1) dosen mengecek kehadiran
menulis karangan deskripsi ini dinilai mahasiswa, (2) mahasiswa dan dosen
cukup berhasil membuat mahasiswa melakukan tanya jawab tentang materi
tertarik untuk menulis. Mereka yang menulis deskripsi, (3) dosen
biasanya jika menulis hanya diberi memberikan penjelasan mengenai
topik lalu mengambangkan topik tadi kompeteni dasar dan tujuan
menjadi sebuah tulisan, terlihat lebih pembelajaran yang akan dicapai, (4)
tertarik pada saat diberikan contoh dan dosen menjelaskan bahwa proses
tugas dengan menggunakan media pembelajaran akan dilakukan dengan
gambar. Terlihat bahwa mahasiswa menggunakan media gambar.
merasa senang dan bersemangat. Kegiatan inti dari siklus 2
Walau ada sebagian yang masih malu- adalah (1) dosen memita mahasiswa
malu saat diminta menjawab mengamati media gambar yang
pertanyaan dari dosen seputar gambar diberikan, (2) dosen meminta
yang ditampilkan. Namun, dapat mahasiswa secara bergantian
disimpulkan bahwa penggunaan media menceritakan detail gambar yang telah
gambar dalam pembelajaran mereka amati, (3) dosen meminta
keterampilan menulis karangan mahasiswa untuk menuliskan detail

25
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

gambar dalam bentuk karangan karangan deskripsi dari pelaksaan


deskripsi, (4) dosen meminta sebagian siklus 1 dengan pelaksanaan siklus 2
mahasiswa secara bergantian adalah 7%.
membacakan hasil kerjanya di depan Berdasarkan hasil di atas dapat
mahasiswa lain, (5) dosen meminta disimpulkan bahwa melalui metode
mahasiswa lain menanggapi hasil tes discovery dan menggunakan media
unjuk kerja yang disampaikan gambar dapat meningkatakan
temannya. Selama proses keterampilan menulis karangan
pembelajaran berlangsung, dosen deskripsi mahasiswa.peningkatan
meberikan perhatian atau bimbingan keterampilan menulis karangan
yang lebih inten kepada mahasiswa deskripsi terlihat dari perbandingan
yang nilainya belum memenuhi nilai rata-rata siklus 1 dengan nilai
standar nilai. rata-rata siklus 2. Nilai rata-rata
Kegiatan penutup meliputi (1) menulis karangan deskripsi pada siklus
dosen memberikan masukan, dan 1 adalah 72 % sedangkan pada siklus 2
penguatan tentang materi yang naik menjadi 79%. Besar peningkatan
dipelajari, (2) dosen dan mahasiswa menulis karangan deskripsi dari siklus
bersama-sama melakukan refleksi 1 ke siklus 2 adalah 7%.
pembelajaran mengenai materi yang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
telah disajikan. Pada kegiatan penutup ditemukan adanya peningkatan
dosen bersama mahasiswa sama-sama keterampilan menulis mahasiswa.
melakukan proses refleksi, membahas Peningkatan keterampilan menulis
masalah-masalah yang timbul dalam karangan deskripsi pada mahasiswa
proses pembelajaran. terjadi setelah ditukar metode
Peningkatan keterampilan pembelajaran dari metode ceramah ke
menulis karangan deskripsi mahasiswa metode discovery, lalu juga digunakan
pada sikus ke 2 ini sangat media gambar sebagai media
memuaskan.Artinya walau tidak pembelajaran bagi mahasiswa. Metode
seluruh mahasiswa mendapatkan nilai discovery lebih mengaktifkan
diatas skor minimum, namun mahasiswa. Hal ini didasari oleh
keterampilan menulis karangan langkah-langkah yang terdapat dalam
deskripsi mahasiswa ada peningkatan. metode penemuan (discovery) seperti
Dari data di atas dapat dilihat bahwa merumuskan masalah, mengamati dan
32 orang (86%) mahasiswa mendapat melakukan observasi, menganalisis
nilai di atas skor minimum (71), serta menyajikan hasil dalam bentuk
sedangkan 5 orang (14%) mahasiswa tulisan.
masih mendapatkan nilai dibawah skor Media gambar tak kalah
minimum. Nilai menulis karangan penting perannya dalam peningktana
deskripsi yang terendah adalah 65 dan keterampilan menulis karangan
yang tertinggi adalah 95. Rata-rata deskripsi pada mahasiswa Prodi
tingkat keterampilan menulis karangan Bahasa dan Sastra Indonesia
deskripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Universitas Ekasakti Padang TA
Sastra Indonesia Universitas Ekasakti 2011/2012 ini. Media gambar
Padang melalui metode discovery mempermudah mereka untuk
dengan menggunakan media gambar mengidentifikasi ciri-ciri serta
adalah 79%. Peningkatan menulis menguraikan gambar tadi ke dalam

26
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

tulisan deskripsi. Hampir seluruh menggunakan media gambar dapat


mahasiswa tertarik dan bersemangat meningktakan hasil belajar mahasiswa.
saat diberikan media gambar sebagai peningkatan tersebt terlihat jelas dari
alat bantu pembelajaran. Karena naiknya nilai rata-rata mahasiswaa dari
mereka tidak lagi hanya sekedar prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Pada
membayangkan saja dalam pikiran prasiklus mahasiswa hanya
mereka tentang sebuah tema, namun mendapatkan nilai rata-rata 60%,
mereka dapat langsung melihat setelah diberikan tindakan pada siklus
gambar apa yang akan mereka tulis. 1, nilai rata-rata mahasiswa meningkat
Memudahkan, adalab kata yang pantas 4% menjadi 72%, sedangankan pada
disematkan untuk penggunaan media siklus 2 nilai rata-rata mahasiswa
gambar sebagai sebuah media meningkat menjadi 79% dengan
pembelajaran. peningkatan sebanyak 7%.
SIMPULAN Suasana belajar yang nyaman,
Pembelajaran keterampilan menulis rileks, menyennagkan dan tidak
karangan deskripsi melalui metode monoton menurut dosen kolaborator
discovery dengan menggunakan media adalah hal yang meningkatkan minat
gambar dapat meningkatkan aktivitas belajar mahasiswa, khususnya dalam
dalam proses pembelajaran. menulis. Mahasiswa terlihat nyaman
Peningkatan aktifitas mahasiswa dan hal tersebut mendorong mereka
dalam proses pembelajaran dapat untuk mampu menuangkan ide tulisan,
dilihat dari perubahan sikap dan serta mampu menggambarkan detail
suasana belajr selama pelaksanaan objek pada gambar dalam bentuk
siklus 1 dan siklus 2. Sebelum tulisan. Menulis menuntut seseorang
dilaksanakannya tindakan atau untuk berkosentrasi. Suasana
prasiklus, mahasiswa terlihat kurang persaingan yang sehat juga merupakan
bersemangat dalam belajar khususnya hal yang berdampak baik dalam nilai
menulis. Pada prasiklus proses mahasiswa. Hal ini dilihat pada saat
pembelajaran diberikan dengan dosen meminta mahasiswa untuk
metode ceramah. Mahasiswa lebih bergantian ke depan kelas menyajikan
banyak diam mendengarkan hasil tulisannya lalu mahasiswa yang
penjelasan dari dosen. Suasana terlihat lain mengomentari.
agak monoton. Setelah dilaksanakan SARAN
tindakan, suasana pembelajaran Berdasarkan kesimpulan yang
berubah, aktivitas meningkat. dikemukakan di atas terbukti bahwa
Aktivitas mahasiswa tersebut terdiri metode discovery dan media gambar
dari beberapa hal, seperti merespon dapat meningkatkan keterampuilan
pertanyaan dosen, adanya ketrlibatan menulis karangan deskripsi. Untuk itu
mahasiswa dalam bertanya jawab, penulis mengemukakan saran sebagai
adanya keterlibatan dalam beri-kut: pertama, dalam kegiatan
mendiskusikan ciri-ciri objek yang pembelajaran dosen diharapkan dapat
terdapat dalam media gambar yang menukar metode dari metode ceramah
diberikan oleh dosen. ke metode discovery atau metode
Pembelajaran keterampilan lainnya yang lebih mampu
menulis karangan deskripsi melalui mengaktifkan mahasiswa.
metode discovery dengan

27
Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 3, Oktober 2014

Kedua, penggunaan media Keraf, Gorys. 2007. Komposisi. Ende


gambar dalam proses pembelajaran Flores: Nusa Indah.
sangat baik sekali untuk memancing
suasana belajar yang dinamis, Marahimin, Ismail. 1994. Menulis
sebaiknya dosen maupun guru bahasa Secara Populer. Jakarta: Dunia
Indonesia mampu Pustaka Jaya.
mmpergunakanmediapembelajaran,
Roestiyah, NK. 2008. Strategi Belajar
khususnya media gambar untuk
Mengajar. Jakarta: Rineka
pembelajaran menulis pada mahasiswa
Cipta.
ataupun siswa. Keanekaragaman
gambar mampu memancing imajinasi Sagala, Syaiful. 2006. Konsep dan
mahasiswa maupun siswa sehingga Makna Pembelajaran.
mereka tidak lagi ‘takut’ menulis atau Bandung: Alfabeta
menganggap pembelajaran menulis
membosankan. Semi, Athar.2003. Menulis Efektif.
Padang: Angkasa Raya.

DAFTAR RUJUKAN
Alwi, Hasan. 2007. Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia.Jakarta:
Bumi Aksara.
Atmazaki.2006. Kiat Mengarang dan
Menyunting. Padang:
Yayasan Citra Budaya
Indonesia.
Gani, Erizal. 1999. Pembinaan
Keterampilan Menulis di
Perguruan Tinggi. Padang:
FBSS UNP.

28

Anda mungkin juga menyukai