Anda di halaman 1dari 1

Kabupaten Ngawi merupakan salah satu daerah yang rawan terjadinya

kekeringan, salah satunya adalah kekeringan air bersih dan minum. Hampir setiap
tahun terdapat kasus kekeringan air bersih dan minum di beberapa wilayah di
Kabupaten Ngawi, seperti data yang terekam oleh BPBD Prov. Jawa Timur 2021. Hal
ini membuat sumber-sumber air untuk kebutuhan air bersih dan minum semakin
menipis dan bahkan ada pula yang sudah mulai mengering pada saat musim kemarau
tiba. Bedasarkan administrative Kabubaten Ngawi terdiri dari 19 Kecamatan dan 217
Desa. Pada tahun 2021 terjadi adanya bencana kekeringan salah satunya Kecamatan
Pitu. Jumlah penduduk di Kecamatan Pitu bedasarkan data BPS Kabupaten Ngawi
2019 sebanyak 31062 jiwa. Oleh sebab iti, apabila kekeringan yang berkepanjangan
benar-benar terjadi akan mengakibatkan krisis air bersih dan air minum di daerah
Kecamatan Pitu.

Perkembangan kecamatan yang memiliki pertumbuhan wilayah yang melejit


dan memiliki pertumbuhan penduduk tinggi yang berimbas pada ketersediaan sumber
daya airnya. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap ketersediaan sumber daya air
adalah faktor untuk irigasi dan kegiatan manusia (Rumah tangga, Perikanan , Industri
dan Perkotaan).

Kebutuhan air dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu kebutuhan air
untuk domestik, industri dan kegiatan pertanian. Penggunaan air bersih yang paling
serin dipakai adalah untuk kegiatan domestik dikarenakan kebutuhan sehari hari
seperti mencuci, memasak, menyiram tanaman, dan mandi dilakukan setiap hari.
Kebutuhan manusia terhadap kebutuhan air selalu meningkat seiring perkembangan
jaman, tidak hanya karena meningkatnya jumlah manusia yang membutuhkan air
tersebut, melainkan juga karena meningkatnya ragam dan intensitas kebutuhan akan
air bersih dan minum, (M.D. Silalahi, 2002).

Anda mungkin juga menyukai