Haram al-mukhayyur , yaitu haramnya perbuatan tidak pada keseluruhan perbuatan, melainkan
hanya pada salah satu diantara dua perbuatan. Apabila dikerjakan yang satu, maka yang lainnya
menjadi haram. Dalam konteks ini, mukallaf dapat melakukan beberapa hal, kecuali satu hal
yang diharamkan, kecuali satu hal yang bersaudara pada waktu bersamaan dan haram bagi pria
mengawini seorang ibu yang anak gadisnya telah dinikahinya.
Mengatuhi Haram
Untuk mengetahui haramnya sesuatu perbuatan, maka. Pemahaman aspek redaksional nas
menjadi sebeuah keniscayaan. Dan, inilah langkah utama yang harus diketahui sebelum
memberikan ketetapan bahwa sesuatu itu haram atau tidak . Adapun langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut;
a. Melalui lafaz tahrim atau yang seakar kata dengannya. Misalnya Firman Alla w Swt, yang
berbunyi "hurrimat 'a/aikum ummahatnknm ..." |Diharamkan bagimu (menikahi) ibu-ibu kamu ...
| (Q.s. 4 :23).
b. Melalui sighat au-uahy. Secara umum kata "nahyu" berfaedah kepada haram. Misalnya Firman
Allah Swt, yang berbunyi "wa la taqraba al-fawahisy ma d^hahara minha wama bathan..." |Dan
janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuiatan yang keji, baik yang tampak (jelas) maupun
yang tersebuinyi... | (Q.s. 6:151).
c. Melalui tuntutan vang mengajkak untuk dijauhi. Misalnya Firman Allah Swt, yang berbunyi
"\a ayyuha ahlad-fuia annum in nama al-khamru wa al-maysiru wa al ansabu wa aha^alamu
rijsun min amalas-syaithanfa ajtanibuh..." [Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya
(meminum) khamai\ berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan anak panah,
adalah keji dan perbuatan syaitan, maka jauhilah ...| (Q.s.5:90)