Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A.          Latar Belakang Masalah


Bahasa indonesia merupakan salah satu bahasa yang mempunyai struktur
yang baik, hal tersebut dapat terlihat dari unsur-unsur yang sangat terkait satu
sama lain. Unsur-unsur yang terkait tersebut memegang peran penting dalam
menjaga keutuhan  bahasa indonesia itu sendiri.
Dalam makalah ini tema yang akan dibahas adalah tentang kutipan, catatan
kaki dan bibliografi. Pembahasan ini dilatar belakangi karena untuk menulis
sebuah karya dan karangan ilmiah harus memiliki ketiga unsur ini. Oleh sebab itu,
kami  rasa penting untuk mengingatkan kembali kepada penulis dan pembaca 
agar memperhatikan sebuah aturan dan kaidah penulisan yang benar.
Penyusunan suatu karangan ilmiah, seorang penulis harus  mencari
beberapa sumber untuk melengkapi karangan ilmiah tersebut. Sumber-sumber
tersebut perlu dicantumkan ke dalam sebuah kutipan, catatan kaki maupun daftar
pustaka. Penulisan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah bahasa indonesia harus diketahui terlebih dahulu sebelum
melakukan penulisan karangan ilmiah. Sebagian besar orang belum memahami
dan mempelajari tentang kutipan, catatan kaki, dan bibliografi bahkan
mengabaikan tata cara penulisannya karena dianggap tidak begitu penting. Dalam
kesempatan ini sangat penting bagi kita semua dalam penulisan suatu karangan
ilmiah agar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang  baik dan  benar.

B.          Rumusan Masalah


1.     Apakah yang dimaksud dengan pengertian, fungsi, jenis, cara penggunaan dan
contoh kutipan serta cara penulisannya ?
2.     Apakah yang dimaksud dengan pengertian, fungsi, jenis, cara penggunaan dan
contoh catatan kaki serta cara penulisannya?
3.     Apakah yang dimaksud dengan Pengertian, tujuan, unsur, penyusunan, jenis,
bagian-bagian, dan contoh blibliografi?
2

C.          Tujuan
1.     Memberikan dasar pengetahuan mengenai cara penulisan kutipan, catatan kaki,
dan bibliografi yang baik dan benar.
2.     Mempelajari beberapa contoh penulisan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi dari
sumber yang berbeda.
3.     Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tata cara penulisan kutipan,
catatan kaki dan bibliografi dengan baik dan benar, serta penerapannya sebagai
penunjang pembelajaran dan penulisan skripsi dan artikel yang akan datang.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kutipan
1.     Pengertian Kutipan
Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber.
Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu diambil dari
kamus, ensiklopedia, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.

2.     Fungsi kutipan


a.      Landasan teori
b.     Penguat pendapat orang lain
c.      Penjelasan suatu uraian
d.     Bahan  bukti untuk menunjang suatu pendapat

3.     Jenis Kutipan


Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung.
Kutipan langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis
tidak mengubah kata-kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip.
Sedangkan kutipan tidak langsung adalah penulis menuliskan intisari dari
pendapat yang ada di sumber kutipan.
a.     Kutipan langsung
a)     Tidak lebih dari empat baris :
-        Kutipan diintegrasikan dengan teks
-        Jarak antar baris kutipan dua spasi
-        Kutipan diapit dengan tanda kutip
-        Sudah kutipan selesai, langsung di belakang yang dikutip dalam tanda kurung
ditulis sumber darimana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau
nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan itu
diambil.
4

b)     Lebih empat baris :


-        Kutipan dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi
-        Jarak antar kutipan satu spasi
-        Kutipan dimasukkan 5-7 ketukan, sesuai dengan alinea teks pengarang atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan
dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
-        Kutipan diapit oleh tanda kutip.
-        Di belakang kutipan diberi sumber kutipan
Contoh Kutipan Langsung:
-        Agus mengatakan, “perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap
pengetahuan-pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum
miskin yang terlibat dalam akar penjarahan” (Sudibyo, 2002 : 184).
b.     Kutipan tidak langsung
1.     Kutipan diintegrasikan dengan teks
2.     Jarak antar baris kutipan spasi rangkap
3.     Kutipan tidak diapit tanda kutip
4.     Sesudah selesai diberi sumber kutipan
Contoh Kutipan Tidak Langsung :
Sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan-pengetahuan tandingan
yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada
disekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi, jagung, tetapi
juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001 : 12). Selain itu Joni menyatakan
bahwa .........................

a)      Kutipan pada catatan kaki


Kutipan selalu ditempatkan pada spasi rapat, meskipun kutipan itu singkat saja.
Kutipan diberi tanda kutip, dikutip seperti dalam teks asli.
5

b)      Kutipan atas ucapan lisan


Kutipan harus dilegalisir dulu oleh pembicara atau sekretarisnya (bila pembicara
seorang  pejabat). Dapat dimasukkan ke dalam teks sebagai kutipan langsung atau
kutipan tidak langsung.
c)       Kutipan dalam kutipan
Kadang-kadang terjadi bahwa dalam kutipan terdapat lagi kutipan. Dalam hal ini
dapat ditempuh dua cara :
1)     Bila kutipan asli tidak memakai tanda kutip, kutipan dalam kutipan dapat
mempergunakan tanda kutip tunggal atau tanda kutip ganda.
2)     Bila kutipan asli memakai tanda kutip tunggal, kutipan dalam kutipan memakai
tanda kutip ganda. Sebaliknya bila kutipan asli memakai tanda kutip ganda,
kutipan dalam kutipan memakai tanda kutip tunggal.
d)      Kutipan langsung dalam materi
Kutipan langsung dimulai dengan materi kutipan hingga perhentian terdekat,
(dapat berupa koma, titik koma, atau titik) disusul dengan sisipan penjelas siapa
yang bicara.
4.     Cara penggunaan kutipan
a.     Cara penulisan Kutipan
a)     Di depan
Muass (1989:23) Perpustakaan merupakan ………
b)     Di tengah
Mengenai kalimat efektif, Anton M. Moeliono mengemukakan: “Kalimat efektif
dapat dikenal karena ciri-cirinya yang berikut: keutuhan, perpautan, pemusatan
perhatian, dan keringkasan.”
c)     Di Akhir
Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian pemakai yang tepat
sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi (Meisel  1976:125)
6

b.     Aturan  Penulisan Kutipan antara lain :


a)     Penulis satu
Menyebutkan nama akhirnya saja (kata terakhir dari nama seseorang)
Contoh : Calvin (1978:34) menyatakan bahwa …………….
b)     Penulis dua
Menyebutkan kata terakhir dari penulis pertama dan nama terakhir penulis kedua.
Contoh : Kebijakan Pengembangan Koleksi, menurut Othmer dan Frenstrom
(1978:23) menghasilkan …………
c)     Penulis lebih dari dua
Menuliskan nama akhir penulis pertama yang dicantumkan dengan diikuti dengan
singkatan dkk . Contoh : Pengembangan Koleksi harus didasarkan pada kajian
pemakai yang tepat sehingga terjadi efesiensi dan tingkat keterpakaian yang tinggi
(Meisel dkk, 1976:125)
d)     Pengutipan lebih dari satu karangan
Suatu kalimat kutipan seringkali merupakan suatu rangkuman dari berbagai
sumber yang menguraikan hal yang sama (mengandung suatu pengertian yang
sama). Di dalam hal yang seperti itu, pencantuman nama penulis satu dengan yang
lainnya dipisahkan dengan tanda titik koma (;) Contoh : Sebagaimana dinyatakan
oleh Delvin (1987:34); Asidie dan Hermawan (1989:76); dan Basuki (2004:90)
bahwa…….
e)     Sitasi dari Sitasi
Hal ini boleh dilaksanakan apabila terpaksa, misalnya publikasi aslinya sulit sekali
untuk ditemukan. Sebelum melakukan sitasi seperti itu hendaknya mahasiswa
melakukan konsultasi dengan pembimbing. Contoh : Sebagaimana dinyatakan
oleh Hary (1987) seperti dikutip oleh Heri (1990:87) bahwa ……….. Lain halnya
dinyatakan oleh Henry (1999); Herni (2000) bahwa ………..
7

B.          Catatan Kaki


1.     Pengertian catatan kaki
Catatan kaki adalah catatan pada  bagian bawah halaman teks yang
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan
mengenai suatu hal yang diuraikan dalam teks. Catatan kaki biasanya dicetak
dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna menambahkan rujukan
uraian di dalam naskah pokok.

2.     Fungsi catatan kaki


a)     Memberikan keterangan dan komentar
b)     Menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan daftar bacaan
c)     Sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku
d)     Sebagai penghargaan terhadap karya orang lain

3.     Jenis dan cara penulisan catatan kaki


Catatan kaki terdiri dari 2 jenis yaitu footnote dan bodynote ditempatkan
pada bagian bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan sejalur dengan
tulisan atau bacaan pada teks yang ditulis di dalam kurung.
Cara penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis
besarnya sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma,
kurung buka, tempat penerbit, koma, tahun penerbit, kurung tutup, koma, nomor
cetakan, koma, jilid dan nomor halaman.
a.       Cara penulisan catatan kaki
1.       Sumber yang dirujuk berupa buku :
a)     Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka. Contoh :[i] Selo
Soemardjan …….
b)     Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal setiap kata-kata
yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata penghubung ditulis dengan huruf
kapital contoh : [ii]……….., Sosiologi Pendidikan, ……….
8

c)     Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada), dicantumkan
(sesudah tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode Penelitian Kualitatif, Editor
Sugiyono,…..
d)     Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh : [iv] Hasyim
Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan Psikologi, edisi dan kata pengantar M.
Amin Sukur, Cet. I (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
e)     Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa spasi. Jika tidak
ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan). Contoh : [v] Zamroni,
Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
f)      Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp (tanpa nama
penerbit). Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
g)     Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung tutup tanpa
spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t (tanpa tahun).
Contoh : [vii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
h)     Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda koma. Jika tidak
ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan dari halaman). Contoh : [viii] Al-
Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal. 304.
2.       Penulis lebih dari satu orang
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua penyusun itu
ditulis dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari dua orang cukup nama
penyusun pertama saja yang ditulis dan nama-nama lain ditulis dengan dkk.
Contoh : [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu
Perss, 2000), hal. 9.
3.       Penyusun adalah Editor
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah nama
penyusun yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari editor) .
Contoh : [x] Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Gramedia,
1980), hal.9.
9

4.       Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim


Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim,
maka dalam catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis nama
penghimpun, lembaga, panitia atau tim itu. Contoh : [xi] Panitia Penerbitan Buku
dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam 70 Tahun Harun Nasution,
Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat, 1989), hal.89.
5.       Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam
catatan kaki langsung ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an (Yogyakarta:
Pengurus Wilayah NU   DY,1999), hal. 22.
6.       Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki
disebutkan pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul asli tidak
diterjemahkan, disebutkan judul asli dan apabila diinginkan menyebutkan bahasa
asli atau judul asli bersama judul terjemahan dapat dilakukan seperti
contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
7.       Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam catatan
kaki disebutkan pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika tidak ada
pengarang asli, disebutkan nama penyadur yang diikuti oleh singkatan (peny.).
Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu, Cet 2 (Bandung: CV Remaja,
1987), hal.4.
8.       Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan catatan
kakinya sebagai berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan Sosial di Sekolah
Dasar”, dalam Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena,
2008), hal. 123.
10

9.       Ensiklopedi dan Kamus


Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama
penulisanya catatan kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi, Lembaga Bahasa
ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978), hal. 123, artikel : “Qanun”,
oleh Musa.
10.    Majalah, Jurnal, Surat Kabar
a.      Terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun penerbitan berkala
lainnya maka penulisannya: Khoiruddin Bashori, “ Pendidikan
Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No. 11, Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8.
Kolom 7.
b.     Tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau langsung nama
penerbitan yang bersangkutan. Contoh : [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa
Keadilan Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober 2010),
hal. 9.
11.    Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya sebagai
berikut : [xviii] Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip
dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel 1109/accessed 24 Oktober 2009.

4.     Contoh catatan kaki (Footnote dan bodynote)


a)     Anif Sirsaeba el-Shirazi, Fenomena Ayat-ayat Cinta (Jakarta: Republika,2006),
hlm.350. (Footnote)
b)     Dorongan untuk mengafirkan orang lain yang berbedsa justru merupakan salah
satu akibat kegagan mengendalikan hawa nafsu lho. Dalam sebuah hadits,
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa menuduh saudaranya yang muslim
sebagai kafir maka salah satu dari keduanya sangat berhak untuk mendapatkan
sifat itu.” Maunya sih, menyampaikan pendapat hukum islam yang dianggap
11

benar, tapi gara-gara jatuh kedalam takfir, jadi hawa nafsu, malah jatuh jadi kafir
sendiri, iiiih, serem. (K.H.S.S.Djam’an : 17). (Bodynote)
C. BIBLIOGRAFI

1. Pengertian
Pengertian Bibliografi, adalah daftar pusaka yang mendaftar terbitan yang
dipergunakan untuk acuan dalam menulis suatu tulisan atau karangan dan disusun
menurut aturan yang sudah ditetapkan.
2. Tujuan Bibliografi:
1.    Mendaftar/menyusun informasi mengenai buku serta bahan pustaka
yang terkait dalam susunan logis dan bermanfaat.
2.    Untuk membantu pemakai dalam menentukan keberadaan sebuah
bahan pustaka atau mengenali sebuah buku yang populer.
3.    Bagi peneliti , mengetahui subjek apa saja yang telah ditulis, memperoleh
informasi yang actual , menghindarkan duplikasi penelitian.
4.    Sebagai sarana pemilihan buku (identifikasi, rincian bibliografis, dll)
5.    Sarana untuk mengetahui perkembangan buku.
6.    Untuk memudahkan pengguna maka dibuatlah indeks pengarag, subjek,
tempat.
3. Unsur-Unsur Bibliografi:
 Nama Pengarang, yang dikutip secara lengkap
 Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
 Data Publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun
 terbit, cetakan ke berapa, nomor jilid buku dan tebal (jumlah halaman)   buku
tersebut.
         Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama
majalah, atau surat kabar, tanggal dan tahun.
12

4. Penyusunan Bibliografi
 Nama pengarang diurutkan berdasarkan urutan abjad.
 Jika tidak ada nama pengarang, judul buku atau artikel yang dimasukkan dalam
urutan abjad.
 Jika untuk seorang pengarang terdapat lebih dari satu bahan refrensi, untuk
refrensi kedua dan seterusnya, nama pengarang tidak diikutsertakan, tetapi diganti
dengan garis sepanjang 5 atau 7 ketikan.
 Jarak antara baris dengan baris untuk satu refrensi adalah satu spasi. Namun, jarak
antara pokok dengan pokok lain adalah dua spasi.
 Baris pertama dimulai dari margin kiri. Baris kedua dan seterusnya dari tiap
pokok harus dimasukkan ke dalam sebanyak tiga atau empat ketikan.

5. Jenis-JenisBibliografi
Dari segi cara penyajian dan uraian deskripsinya, bibliografi dibagi menjadi:
 Bibliogrfi deskriptif:
Yaitu bibliografi yang dilengakapi deskripsi singkat yang didapat dari gambaran
fisik yang tertera atau tertulis dalam bahan pustaka. Seperti judul buku atau
majalah, judul artikel, nama pengarang, data terbitan (impresium), kolasi serta
kata kunci dan abstrak yang tertulis.
 Bibliografi evaluatif:
Yaitu bibliografi yang dilengkapi dengan evaluasi tentang suatu bahan pustaka.
Evaluasi ini biasanya mencakup penilaian terhadap isi suatu bahan pustaka atau
artikel.
Dari segi cakupanya, bibliografi dapat dibagi menjadi:
 Bibliografi retrospektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka yang telah diterbitkan pada
jaman yang lampau. Misalnya “Bibliografi sejarah perang Dipenogoro”
 Bibliografi terkini/current :
13

Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan yang sedang atau masih terbit saat
ini. Contohnya Ulrich’s International Periodicals Directory.

 Bibliografi selektif :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan tertentu dengan tujuan tertentu.
Misalnya “Buku bacaan terpilih untuk anak usia pra sekolah”.
 Bibliografi subjek :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat bahan pustaka atau artikel pada bidang ilmu
dan subjek tertentu. Misalnya “Bibliografi khusus ternak kelinci”.
 Biliografi nasional :
Yaitu jenis bibliografi yang mencatat terbitan suatu negara atau daerah regional
tertentu. Contohnya “Bibliografi Nasional Indonesia”. Penentuan cakupan/topik
suatu bibliografi ditentukan berdasarkan berbagai pertimbangan antara lain :
     i.      Permintaan pengguna
      ii.      Topik yang sedang berkembang atau yang banyak diperlukan saat itu
      iii.      Dokumentasi koleksi yang dimiliki
     iv.      Mandat instansi

      6. Bagian-bagian Bibliografi


Suatu deskripsi bibliografi biasanya terdiri dari :
 Judul : berisi judul artikel atau judul buku yang akan dideskripsikan
 Kepengarangan : berisi nama pengarang perorangan atau pengarang badan
korporasi.
 Sumber : berisi judul jurnal, judul prosiding, atau judul buku dimana informasi
tersebut berada.
 Data terbitan (impresium): berisi data tentang kota terbit, nama terbit, dan tahun
terbit.
 Keterangan fisik buku (kolasi), yang berisi halaman lokasi artikel ditemukan.
 Keterangan informasi, seperti kata kunci dan abstrak.
14

 Keterangan tambahan , seperti lokasi rak penyimpanan, kode call number,


perpustakaan pemilik bahan pustaka, dan sebagainya.

7. Contoh Bibliografi
1.      Buku sebagai sumber acuan
urutan penyebutannya adalah
   Nama Pengarang
   Tahun terbit
   Judul buku
   Tempat terbit
   Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. Cakrawala Nusantara. Jakarta : Gramedia. Depdikbud 1989.
Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan, Jakarta : Balai Pustaka.
2.      Majalah sebagai sumber acuan
 Nama Pengarang
 Tahun terbit
   Judul artikel
 Nama majalah
 No majalah
 Bulan terbit
 Tahun terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Insert Media, 12
(Desember IV). Jakarta
3.      Surat Kabar sebagai acuan
 Nama Pengarang
 Tahun terbit
 Judul artikel
 Nama surat kabar
15

 Tanggal terbit
 Tempat terbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Poskota, 2 November
1988 . Jakarta.

4.      Antologi Sebagai acuan


 Nama Pengarang
 Tahun terbit karangan
 Judul karangan
 Nama Editor
 Judul antologi
 Tempat terbit
 Nama penerbit
Setiabudi, A.N. 1985. “Kisah Penulisa Sebagai Pahlawan” Kasus Retorika
Indonesia. dalam Kaswati Purwo (ed), perjuangan pejuang. Jakarta : Univ
Gunadarma.
5.      Internet sebagai sumber
Setiabudi, A.N. 1985. “Kereta maglev masa depan” Wikipedia (online), jilid 5,
No.4, (http://www.atmasetya.com, di akses 15 November 2001)
16

BAB III
PENUTUP
3.1        Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan kutipan, catatan kaki
dan bibliografi pada suatu karangan dan sebagainya, memiliki ketentuan dan
aturan yang berlaku dalam penulisannya. Penggunaan kutipan, catatn kaki, dan
bibliografi sangat penting dalam penulisan buku, majalah, KTI dan lain-lain.

3.2        Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan penulis.
         Untuk pihak kampus
Diharapkan penambahan buku lebih banyak lagi dalam tata cara pemakaian
kutipan, catatan kaki dan bibliografi, guna untuk menampah pengetahuan dalam
penulisan KTI nanti.
         Untuk dosen
Diharapkan ibu/bapak bisa menjelaskan lebih rinci lagi mengenai cara dan
penggunaan kutipan, catatan kaki dan bibliografi pada Karya Tulis Ilmiah
khususnya. Agar mahasiswa bisa mengaplikasikannya dengan baik.
         Untuk mahasiswa
Mahasiswa diharapkan lebih memperhatikan lagi cara penulisan dan pemakaian
dalam penggunaan kutipan, catatan kaki, dan bibliografi yang benar.
Seorang penulis hendaknya memperhatikan dalam penulisannya baik
karya ilmiah, artikel, skripsi maupun tesis dalam penggunakaan kutipan, catatan
kaki dan daftar pustaka, agar pembaca dapat melihat referensi atau daftar bacaan
penulis. Sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan karya ilmiahnya
17

nantinya. Akhirnya selesailah makalah kami yang membahas tentang kutipan,


catatan kaki dan daftar pustaka. Sungguh, masih banyak kekurangan yang harus
kami perbaiki dalam penyusunan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan
penulisan kami mohon maaf, kritik dan saran dari pembaca akan kami tunggu.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai