Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM


BERMASYARAKAT DAN BERBANGSA

DI Susun Oleh :

Kelompok 5

Heru Rezki Styawan (21104151)

Maulina Fitri (21104150)

Elvi Rahmayati (21105019)

Istafada (21105013)

Jana Wati (21105018)

Rizki Juanda (21104153)

Multi Kifwan (21104149)

Doli Ade (21104139)

Universitas Bina Bangsa Getsempena

2021
KATA KETERANGAN
Segala puji berserta syukur kita kepada ALLAH SWT yang mana telah
mempermudah segala urusan kita didunia ini, sehingga kita dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan sebaik-baiknya dengan judul : Pancasila Sebagai Paradigma Kehidupan
Dalam Bermasyarakat Dan Berbangsa.

Dan tak lupa pula kami berterima kasih kepada teman-teman kami yang telah membantu
kami dalam meluangkan waktunya demi membangun kekompakan dan kerjasama untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Serta kami meminta saran dan kritikannya kepada pembaca, karena manusia tak luput
juga dari kesalahan dan kehilafan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumber ilmu pengetahuan, dan kami meminta maaf apabila ada kesalahan didalam
penulisan ini.

Kamis, 09 Desember 2021

i
DAFTAR ISI

KATA KETERANGAN ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Pengertian Paradigma ............................................................................ 2


B. Pancasila Sebagai Paradigma pembagunan ........................................ 2
C. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK ....................... 3
D. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik ........... 4
E. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ekonomi .................... 5
F. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Agama ....................... 5

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 6

A. Kesimpulan ............................................................................................. 6
B. Saran ........................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia. Ada beberapa hal yang
perlu pada masa zaman dahulu terkait sejarah Indonesia sebelum proses dan setelah
perumusan pancasila sebagai dasar negara. Hal ini berkaitan dengan perjuangan kerajaan
dalam mempertahankan ekstitensi bangsa Indonesia. Pancasila juga merupakan sebagai
dasar bangsa negara Indonesia hingga sekarang telah mengalami perjalanan waktu yang
tidak sebentar, dalam rentang waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang terjadi
menemani perjalanan pancasila, sehingga berdirilah pancasila seperti sekarang didepan
semua bangsa Indonesia. Mulai peristiwa pertama saat pancasila dicetuskan sudah bnayak
menuai banyak konflik diinternal .
Kebanyakan dari banyak pihak yang telah memperbincangkan masalah pancasila
adalah mengenai awal dicetuskanya pancasila. Dampak yang cukup serius atas manipulasi
oleh para penguasa pada masa lampau, banyak kalangan politik serta sebagian masyarakat
beranggapan bahwa pancasila merupakan label politik orde baru. Bukti secara objektif
dapat disajikan terhadap hasil reformasi yang telah berjalan selama ini, belum
menampakan hasil yang dapat dinikmati oleh rakyak, Nasionalisme bangsa rapuh sehingga
martabat bangsa indonesia dipandang rendah di masyarakat internasional.
Berdasarkan alasan dan keyataan objektiftersebut diatas maka sudah menjadi tanggung
jawab kita bersama sebagai warga negara untuk mengembangkan serta mengkaji pancasila
sebagai suatu hasil karya besar bangsa kota yang setingkat dengan paham atau isme-isme
besar dunia dewasas ini seperti liberalisme, sosiallisme, komunisme. Oleh karna itu
kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual untuk mengembalikan persepsi rakyat
yang keliru tersebut kearah cita-cita bersama bagi bangsa Indonesia dalam hidup
bernegara.

B.RUMUSAN MASALAH
a. Pengertian Paradigma
b. Pancasila sebagai Aspek Pembagunan
c. Pancasila Sebagai Pengembangan Ideologi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma
Istilah paradigma pada awalnya berkembang dalam dunia ilmu pengetahuan terutama
dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan. Secara terminologis tokoh yang
mengembangkan istilah tersebut dalam dunia ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun
dalam bukunya yang berjudul “The Structure Of Scientific Revolution”, paradigma adalah
suatu asumsi-asumsi dasar dan teoritis yang umum ( merupakan suatau sumber nilai)
sehingga merupakan suatu sumber hukum, metode serta penerapan dalam ilmu
pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu prngrtahuan itu
sendiri.

Dalam ilmu-ilmu sosial manakala suatu teori yang didasarkan pada suatu hasil
penelitian ilmiah yang mendasarkan pada metode kuantitatif yang mengkaji manusia dan
masyarakat berdasarkan pada sifat-sifat yang parsial, terukur, korelatif dan positif, maka
hasil dari ilmu pengetahuan tersebut secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja
dari objek ilmu pengetahuan itu manusia. Oleh karna itu kalangan ilmuan sosial kembali
mengkaji paradigma ilmu tersebut yaitu manusia. Berdasarkan hakikatnya manusia dalam
kenyataan objektifnya bersifat ganda bahkan multidemensi. Atas dasar kajian paradigma
ilmu pengetahuan sosial tersebut kemudian dikembangkan metode baru berdasarkan
hakikatnya dan sifat pardigma ilmu tersebut yaitu manusia dengan metode kualitatif.

Istilah ilmu tersebut kemudian berkembang dalam berbagai bidang kehidupan manusia
serta ilmu pengetahuan lain misalnya politik, hukum, budaya dan dalam bidang lainnya.
Dalam dalam masalah popural istilah paradigma berkembang menjadi terminology yang
mengandung konotasi pengertian sumber nilai,kerangka pikir, orientasi dasar, sumber asas
serta tujuan dari suatu perkembangan, perubahan serta proses dari suati bidang tertentu
termasuk dalam bidang pembangunan dan pendidikan.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembagunan


Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara bangsa
Indonesia melaksanakan pembagunan nasional. Hal ini sebagai perhujudan praksis dalam
meningkatkan harkat dan martabatnya. Tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
UUD 1945 adalah, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Hal
ini merupakan tujuan negara hukum formal, adapun rumusanya “memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa”, hal ini merupakan tujuan negara
hukum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau nasional. Adapun
tujuan umum atau internasional adalah “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Sebagai filosofi hakikat kedudukan pancasila sebagai paradigma pembagunan nasional


mengandung suatu kosekuensi bahwa dalam segala aspek pembagunan nasional kita harus
mendasarkan pada hakikat nilai-nilai pancasila. Unsur-unsur hakikat manusia “meliputi

2
susunan kodrat manusia, terdiri dari jiwa, raga. Sifat kodrat manusia terdiri mahluk
idivindu dan mahluk sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai mahluk pribadi
berdiri sendiri dan mahluk Tuhan. Oleh karena itu pembagunan nasional sebagai upaya
praksis untuk menghujudkan tujuan tersebut, maka pembaunan haruslah mendasarkan
pada paradigma hakikat manusia.
Kedudukan pancasila sebagai paradigma pembagunan nasional harus memperlihatkan
konsep berikut ini :

a. Pancasila harus menjadi kerangka kongnitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa.
b. Pancasila sebagai landasan pembagunan nasional.
c. Pancasila merupakan arah pembagunan nasional.
d. Pancasila merupakan etos pembagunan nasional.
e. Pancasila marupakan moral pembagunan.

Masyarakat Indonesia yang sedang mengalami perkembangan yang amat pesat karena
dampak pembagunan nasional maupun rangsangan globalisasi, memerlukan pedoman
bersama dan menaggapi tantangan demi keutuhan bangsa. Oleh sebab itu pembagunan
nasional harus dapat memperhatikan prinsip-prinsip berikut :

a. Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang.


b. Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau subjek (manusia
seutuhnya).

Sebagai upaya meningatkatkan harkat dan martabat manusia pembagunan nasional harus
meliputi aspek jiwa, sepeti akal, rasa, dan kehendak, raga (jasmani), pribadi, sosial, dan
aspek ketuhanan yang teristalisasi dalam nilai-nilai pancasila. Selanjutnya dijabarkan
dalam bidang pembagunan anatara lain politik, ekonomi, hukum, pendidikan, sosial,
budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi, serta bidang kehidupan agama. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa hakikatnya pancasila sebagai paradigma pembagunan membagun arti
atas segala aspek pembagunan yang harus mencerminkan nilai-nilai pancasila.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) pada hakikatnya merupakan suatu hasil
kreatifitas rohani manusia. Unsur rohani (jiwa) manusia meliputi aspek akal, rasa, dan
kehendak. Akal merupakan potensi rohaniah manusia dalam hubungannya dengan
intelektualitas, rasa dalam bidang estetis, dan kehendak dalam bidang moral (etika).

Tujuan yang esensial dari Iptek adalah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga
Iptek pada hakekatnya tidak bebas nilai namun terkait oleh nilai. Pengembangan Iptek
sebagai hasil budaya manusia haarus didasarkan pada moral ketuhanan dan kemanusiaan
yang adil dan beradap.

3
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengkomplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,
keseimbangan antara rasional dan irasional,antar akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila
ini Iptek tidak hanya memikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan dan diciptakan tetapi
juga dipertimbangkan maksud dan akibatnya apakah merugikan manusia dengan
sekitarnya.

Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradap, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan Iptek harus bersifat beradap. Iptek adalah sebagai hasil
budaya manusia yang beradap dan bermoral.

Sila Persatuan Indonesia, kebesaran bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian dari
umat manusia di dunia.

Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebujaksanaan Dalam Permusyawaratan


Atau perwakilan, mendasari pengembangan Iptek secara demokratis. Artinya setiap
ilmuan harus memiliki kebebasan untuk mengembangakan Iptek juga harus menghormati
dan menghargai kebebasan orang lain dan harus memiliki sikap yang terbuka untuk
dikritik, dikaji ulang maupun dibandingkan dengan penemuan ilmuan lainnya.

Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, haruslah menjaga keseimbangan
keadilan dalam kehidupan kemanusiaan yaitu keseimbangan keadilan dalam hubunganya
dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia, dan manusia
dengan masyarakat bangsa dan negara, serta manusia dengan alam lingkungannya.

D. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Bidang Politik

Pengembangan dan pembagunan bidang politik harus mendasarkan pada tuntutan hak
dasar kemanusiaan yang didalam istilah ilmu hukum dan kenegaraan disebut hak asasi
manusia.

Dalam sistem politik negara harus mendasarkan pada kekuasaan yang bersumber pada
penjelmaan hakikat manusia sebagai indivindu mahluk sosial yang terjelma sebagai
rakyat. Selain sistem politik negara pancasila memberikan dasar-dasar moralitas politik
negara. Drs. Moh. Hatta, menyatakan bahwa “negara berdasarkan atas ketuhanan yang
maha esa, atas dasar kemanusiaan yang adil dan beradap”. Hal ini menurutnya agar
memberikan dasar-dasar moral supaya negara tidak berdasarkan kekuasaan.1

1
Hatta, mohammad (2015). Politik kebangsaan, ekonomi (1926-1977). Jakarta : kompas. Hal. 309.

4
E. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ekonomi

Tujuan dari ekonomi itu sendiri adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, agar
manusia menjadi lebih sejahtera. Ekonomi harus mendasarkan pada kemanusiaan yaitu
demi kesejahteraan manusia, sehingga harus menghindarkan diri dari pengembangan
ekonomi yang hanya mendasarkan pesaingan bebas.

Monopoli dan lainnya yang menimbulkan penderitaan pada manusia, penindasan atas
manusia satu dengan lainnya.

F. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Beragama

Manusia adalah mahluk Tuhan YME,karena itu manusia wajib beribadah kepada Tuhan
YME dalam wilayah mereka hidup.

Tuhan mengehendaki manusia hidup saling menghormati, supaya hidup damai. Negara
menegaskan dalam pokok pikiran ke IV bahwa “negara berdasarkan atas ketuhanan yang
maha esa, atas dasar kemunusiaan yang adil dan beradap”, artinya dalam kehidupan dalam
negara berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan.

Negara memberikan kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan


menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing sehingga
menunjukkan kebebasan kehidupan beragama.

G. Pancasila Sebagai pengembangan Ideologi

Dalam pengembangan Pancasila sebagai idiologi harus memandang sebagai ideologi


yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan dan perubahan zaman.
Untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.2

2
Suwarno, P.J. pancasila budaya bangsa Indonesia. Hlm.12

5
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa pembagunan yang didasarkan
pada nilai-nilai pancasila diarahkan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia
yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek kebutuhan, serta terbentuk
berbagai aspek pancasila sebagai paradigma dalam kehidupan bermasyarakat dan
berbangsa serta bernegara.

B. Saran
Adapun saran yang bisa kami paparkan dari makalah ini yaitu sebaiknya kita lebih
mempelajari dan memahami pancasila lebih dalam lagi agar kita tidak menyimpang dari
nilai-nilai pancasila yang merupakan asas Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA
Hatta, Mohammad (2015). Politik kebangsaan,ekonomi (1926-1977). Jakarta
:kompas.hal.309

Suwarto, P.J pancasila budaya Bangsa Indonesia. Hla. 12

Anda mungkin juga menyukai