Anda di halaman 1dari 19

BAB I PENDAHULUAN

 
 
 
1.1.Latar Belakang
 
Ilmu  kebidanan atau obstetri ialah bagian ilmu kedokteran yang khusus
mempelajari segala soal yang  bersangkutan dengan lahirnya bayi. Dengan
demikian, yang menjadi objek ilmu ialah kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
yang baru dilahirkan (saifudiin, 2010). Ilmu kebidanan adalah ilmu yang
mempelajari tentang kehamilan,persalinan, dan kala nifas serta kembalinya alat
reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan
kehamilan, persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan
kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi ke
keadaan normal (manuaba,2012). 
Keberhasilan penyelengaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur
dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya
ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (manuaba,2012). 
Dalam hal ini, Bidan merupakan mata rantai yang sangat penting karena
kedudukannya sebagai ujung tombak dalam upaya meningkatkan sumber daya
manusia melalui kemampuannya untuk melakukan pengawasan, pertolongan, dan
pengawasan neonatus dan pada persalinan ibu post partum. Di samping itu, upaya
untuk meningkatkan sumber daya manusia dapat dibebankan kepada bidan melalui
keluarga berencana (manuaba,2012).
 
Menurut WHO Bidan adalah seseorang yang telah diakui secara reguler dalam
program pendidikan kebidanan sebagaimana yang diakui yuridis, dimana ia
ditempatkan dan telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan telah
mendapatkan kualifikasi serta terdaftar disahkan dan mendapatkan ijin
melaksanakan praktik kebidanan.
 

a) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepres no.23 tahun 1994 Pasal 1 butir 1 Kepres
no.23 tahun 1994 tentang pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap
berbunyi: bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan
dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan berlaku. 
b) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 Pasal 1
butir 1 Kepmenkes No.822/Menkes/SK/IX/1993 tentang penyelenggaraan program
pendidikan Bidan, berbunyi : Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti dan
lulus program pendidikan Bidan sesuai dengan persyaratan yang berlaku. 
c) Definisi Bidan pada Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 Dalam
Lampiran Kepmenkes No 871/Menkes/SK/VIII/1994 tentang petunjuk teknis
pelaksanaan pengangkatan bidan sebagai pegawai tidak tetap. Bidan adalah
seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku. 
d) Definisi Bidan Pasal 1 butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 Pasal 1
butir 1 Permenkes No. 572/Menkes/Per/VI/1996 berbunyi Bidan adalah seseorang
wanita yang telah megikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui
pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
e) Definisi Bidan pada Permenkes Nomor 1464/Menkes/Per/IX/2010,pasal 1 ayat 1.
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah
teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
f) Definisi Kebidanan Kebidanan (Midwifery) merupakan ilmu yang terbentuk dari
sintesa berbagai disiplin Ilmu (multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan
kebidanan meliputi ilmu kedokteran, ilmu keperawatan, ilmu sosial, ilmu perilaku,
ilmu budaya, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu manajemen untuk dapat
memberikan pelayanan kepada ibu dari masa pra konsepsi, masa hamil, ibu
bersalin / post partum, bayi baru lahir. Pelayanan tersebut meliputi pendeteksian
keadaan abnormal pada ibu dan anak, melaksanakan konseling dan pendidikan
kesehatan terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
 
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang
didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu
melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap individu
mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana
persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan
tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural,
menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pemantauan janin
secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemimpin dalam
proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman.
Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan
tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya
melahirkan ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan
praktik pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari
filosofi persalinan adalah proses alamiah.
 
 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 
A. Pengertian Standar Praktik Kebidanan
Standar praktik kebidanan adalah rumusan tentang penampilan atau nilai
yang di inginkan mampu di capai, berkaitan dengan parameter yang telah di
tetapkan yaitu standar pelayanankebidanan yang menjadi tanggung jawab
profesi bidan dalam system pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatankeluarga dan
masyarakat (Depkes RI,2001 :53)
Praktik kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang
bersifat otonom kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya di dasari
etika dank ode etik bidan.Standar praktik kebidanan di kelompokkan
menjadi 9 meliputi :
• Standar pertama,Metode asuhan
Asuhan kebidanan dilaksanakan dengan metode manajemen kebidanan
dengan langkah pengumpulan data dan analisis data, penentuan diagnose
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan dokumentasi.Defenisi operasional
ada format manajemen kebidanan terdiri dari :
o Format pengumpulan data
o Rencana format pengawasan resume
o Tindak lanjut catatan kegiatan
o Evaluasi
 
• Standar Kedua, Pengkajian
Pengumpulan data tentang status klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, data yang di peroleh di catat dan di analisis.
• Standar Ketiga: Diagnosis kebidanan
Diagnosis Kebidanan Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan
analisis data yang telah dikumpulan. Definisi Operasional : a) Diagnosa
kebidanan dibuat sesuai dengan kesenjangan yang dihadapi oleh klien
atau suatu keadaan psikologis yang ada pada tindakan kebidanan sesuai
dengan wewenang bidan dan kebutuhan klien. b) Diagnosa kebidanan
dirumuskan dengan padat, jelas sistimatis mengarah pada asuhan
kebidanan yang diperlukan oleh klien.
• Standar Keempat: Rencana asuhan
Rencana Asuhan Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa
kebidanan. Definisi Operasional : a) Ada format rencana asuhan
kebidanan b) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa,
rencana tindakan dan evaluasi.
 
• Standar kelima: Tindakan
• Tindakan Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan
perkembangan keadaan klien tindakan kebidanan dilanjutkan dengan evaluasi
keadaan klien. Definisi Operasional :
a) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi. 
b) Format tindakan kebidanan terdiri dari tindakan dan evaluasi. 
c) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan perkembangan klien. 
d) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan prosedur tetap dan wewenang
bidan atau tugas kolaborasi. 
e) Tindakan kebidanan dilaksanakan dengan menerapkan kode etik kebidanan dan
etika kebidanan serta memberikan hak klien aman dan nyaman. 
f) Seluruh tindakan kebidanan dicatat pada format yang telah tersedia
• Standar keenam: Partisipasi klien
Partisipasi Klien Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama
partisipasi klien dan keluarga dalam rangka peningkatan pemeliharaan
dan pemulihan kesehatan. Definisi Operasional :
a. Klien/keluarga mendapatkan informasi tentang: 
1. Status kesehatan saat ini 
2. Rencana tindakan yang akan dilaksanakan 
3. Peranan klien/keluarga dalam tindakan kebidanan
4. Peranan petugas kesehatandalam tindakan kebidanan
5. Sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan 
b. Klien dan keluarga bersama-sama dengan petugas melaksanakan tindak kegiatan.
• Standar ketujuh : Pengawasan
Pengawasan Monitor atau pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara
terus menerus dan tujuan untuk mengetahui perkembangan klien. Difinisi
Operasional : a. Adanya format pengawasan klien
Pengawasan dilaksanakan secara terus menerus sistimatis untuk
mengetahui keadaan perkembangan klien. c) Pengawasan yang
dilaksanakan selalu dicatat pada catatan yang telah disediakan
• Standar kedelapan: Evaluasi
Evaluasi Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring
dengan tindak kebidanan yang dilaksanakan dan evaluasi dari rencana
yang telah dirumuskan. Difinisi Operasional :
a) Evaluasi dilaksanakan setelah dilaksanakannya tindakan kebidanan,
menyesuaikan dengan standar ukuran yang telah ditetapkan.
b) Evaluasi dilaksanakan untuk mengukur rencana yang telah
dirumuskan. 
c) Hasil evaluasi dicatat pada format yang telah disediakan.
 
 
• Standar Ke Sembilan : Dokumentasi
Dokumentasi Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar
dokumentasi asuh kebidanan yang diberikan. Difinisi Operasional:
a) Dokumentasi dilaksanakan untuk disetiap langkah manajemen
kebidanan. 
b) Dokumentasi dilaksanakan secara jujur sistimatis jelas dan ada yang
bertanggung jawab.
c) Dokumentasi merupakan bukti legal dari pelaksanaan asuhan
kebidanan.
 
Ruang lingkup praktik kebidanan menurut ICM dan IBIv Ruang Lingkup
Praktik Kebinanan meliputi asuhan: 
a. Asuhan Mandiri (Otonomi) Pada anak perempuan, remaja putri dan wanita
sebelum dewasa, selama kehamilan dan selanjutnnya.
b. Bidan menolong persalinan atas tanggung jawab sendiri dan merawat BBL 
c. Pengawasan pada kesmas di posyandu (Tindak Pencegahan),Penyuluhan dan
pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga dan masyarakat: (Persiapan menjadi
orang tua, menentukan KB, Medeteksi kondisi abnormal pada ibu dan Bayi) 
d. Konsultasi dan Rujukan 
e. Perlaksanaan pertolongan kegawatdaruratan primer dan sekunder pada saat
tidak ada pertolongan medis.
 
1. Lingkup Pelayanan Kebidanan kepada anak meliputi: 
a. Pemerikasaan bayi baru lahir 
b. Perawatan tali pusat c. Perawatan bayi 
d. Resusitasi pada bayi baru lahir
e. Pemantuan tumbuh kembang anak 
f. Pemberian Imunisasi g. Pemberian penyuluhan ( KEPMENKES RI NO 900
PASAL 18) 
2. Lingkup pelayanan kebidanan pada wanita hamil meliputi : 
a. Penyuluhan dan Konseling 
b. Pemeriksaan Fisik 
c. Pelayanan Antenatal pada kehamilan normal
d. Pertolongan ada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan
Abortus Imminens, hepertensi, gravidarum tingkat 1, preklamsi ringan dan
anemi ringan 
e. Pertolongan persalinan normal 
f.  Pertolongan persalinan normal yang mencakup, letak sungsang, partus
macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini tanpa infeksi, pendaran
post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri primer,
postterm dan preterm. 
g.  Pelayanan ibu nifas normal
h. Pelayanan ibu nifas abnormal yang meliputi retensio plasenta, renjatan an
infeksi ringan memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam pasal
16 berwenang untuk: 
1. Memberikan Imunisasi 
2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas 
3. Mengeluarkan plasenta secara normal 
4. Bimbingan senam hamil 
5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi 
6. Episiotomi 
7. Penjahitan luka episiotomidan luka jalan lahir sampai tingkat 2 
8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm 
9. Pemberian infus 
10. Pemberian suntikkan intamuskules uterotonika, antibioka dan
sendative 
11. Kompresi bimanual 
12. Versi ekstraksi gemeli pada kelahiran bayi ke 2 dan seterusnya 
13. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul 
14. Pengendalian anemia 
15. Meningkatan pemeliharaan dan pengeluaran ASI 
16. Resusitasi pada bayi baru alahir dangan asfiksia 
17. Penanganan hipotermi 
18. Pemberian minum dengan sonde atau pipet 
19. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran permintaan obat
sesuai dengan formulir VI terlampir 
20. Pemberian surat keterangan kelahiran dan kematian Ruang lingkup
berubah bila: Dalama keadaan darurat bidan berwenang melakukan
pelayanan kebidanan selain dalam wewenang yang bertujuan untuk
penyelamatan jiwa
 
3.  Pelayanan Keluarga Berencana Pelayanan keluarga berencana bertujuan
untuk mewujudkan keluarga berkualitas melalui pengaturan jumlah keluarga
secara terencana.Pelayanan keluarga berencana diarahkan kepada upaya
mewujudkan keluarga kecil. Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan
mempunyai tugas dalam pelayanan keluarga berencana.Bidan dalam
memberikan pelayanan keluarga berencana berwenang untuk: 
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi
dalam Rahim, bawah kulit dan kondom. 
b. Memberikan penyuluhan atau konseling pemakaian kontrasepsi. 
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit 
d. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam Rahim 
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana
dan kesehatan masyarakat.
 
4.    Lingkup Pelayanan Kesehatan Masyarakat Bidan dalam memberikan
pelayanan kesehatan masyarakat berwenang untuk: a. Pembinaan peran serta
masyarakat dibidang kesehatan ibu dan anak b. Memantau tumbuh kembang
anak c. Melaksanakan pelayanan bidan komunitas d. Melaksanakan deteksi
dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dn memberikan
penyuluhan infeksi menular seksual, penyalahgunaan NAPZA, serta penyakit
lainnya.  Ruang Lingkup 24 Standar Kebidananv Ruang lingkup standar
kebidanan meliputi 24 standar yang dikelompokan sebagi berikut:  
• Standar Pelayanan umur (2 Standar)  
• Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)
• Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)
• Standar pelayanan Nifas (3 Standar)  
• Standar penanganan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)
 
1. Standar Pelayanan Umum
• Standar 1 : Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat 
Tujuan : Memberikan penyuluhan kesehatan yang tepat untuk
mempersiapkan kahamilan yang sehat dan terencana serta menjadi
orang tua yang bertangung jawab.
• Standar 2 : Pencatatan dan pelaporan 
Tujuan : Mengumpulkan, mempelajari dan menggunakan data
untuk pelaksaan penyuluhan, kesinambungan pelayanan dan
penilaian kinerja.
 
2. Standar Pelayanan Antenatal
• Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil 
Tujuan : Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan
dan motivasi ibu, suami, dan anggota keluarganya, agar
mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilan sejak dini dan
secara teratur. 
• Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal 
Tujuan : Memberikan pelayanan antenatal berkualitas dan deteksi
dini komplikasi kehamilan 
• Standar 5 : Palpasi Abdominal 
Tujuan : Meperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan
janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin. 
• Standar 6 : Pengelolaan Anamia pada kehamilan 
Tujuan : Menemukan anemia pada kehamilan secara dini, dan
melakukan tindak lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia
sebelum persalinan berlangsung.
• Standar 7 : Pengelolaan dini Hipertensi pada kehamilan 
Tujuan : Mengenali dan menemukan secara dini hipertensi pada
kehamilan dan melakukan tindak yang diperlukan
• Standar 8 : Persiapan Persalinan Pernyataan Standar 
Bidan memberikan saran yang tepat pda ibu hamil, suami serta
keluarganya pada trimester ke-3, untuk memastikan bahwa
persiapan persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang
menyenangkan akan di rencanakan dengan baik. 
 
3. Standar Pertolongan Persalinan
• Standar 9 : Asuhan Persalinan kala 1 
Tujuan : Untuk memberikan pelayanan kebidanan yang memadai
dalam mendukung pertolongan persalinan yang bersih dan aman
untuk ibu dan bayi. 
• Standar 10 : Persalinan kala 2 yang aman 
Tujuan : Memastikan persalinan yang bersih dan aman untuk ibu
dan bayi. 
• Standar 11 : Penatalaksanaan aktif Persalinan Kala 3 
Tujuan : Membantu secara aktif mengeluaran plasenta dan selaput
ketuban secara lengkap untuk mengurangi kejadian pendarahan
paska persalinan, memperpendek kala 3, mencengah Atoni Uteri
dan Retensio Plasenta
• Standar 12 : Penanganan Kala 2 dengan Gawat Janin Melalui Episiotomy 
Tujuan : Mempercepat persalinan dengan melakukan Episiotomy
jika ada tanda- tanda gawat janin pada saat kepala janin
meregangkan perineum. 
 
4. Standar Pelayanan Masa Nifas
• Standar 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Tujuan : Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu di
mulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemia dan
infeksi 
• Standar 14 : Penanganan pada 2 jam Pertama Setelah Persalinan 
Tujuan : Mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersih dan
aman selama kala 4 untuk memulihkan kesehatan bayi,
meningkatkan asuhan sayang ibu dan sayang bayi memulai
pemberian IMD. 
• Standar 15 : Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas 
Tujuan : Memberikan pelayanan pada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan penyuluhan ASI Ekslusif 
 
5. Standar Penanganan Kegawatan obstetric dan Neonatal
• Standar 16 : Penanganan Pendarahan dalam kehamilan pada trimester 3 Tujuan :
Mengenali dan melakukan tindakan cepat dan tepat pendarahan dalam trimester 3
kehamilan. 
• Standar 17 : Penanganan Kegawatan dan Eklampsia 
Tujuan : mengenali secara dini tanda –tanda dan gejala
preeklamasi berat dan memberikan perawatan yang tepat dan
segera dalam penanganan kegawatdarutan bila ekslampsia terjadi. 
• Standar 18 : Penanganan Kegawatan pada Partus Lama 
Tujuan : Mengetahui dengan segera dan penanganan yang tepat
keadaan kegawatdarutan pada partus lama / macet. Tujuan :
Mempercepat persalinan pada keadaan tertentu dengan
menggunakan vakum Ekstraktor 
• Standar 19 : Persalinan dengan menggunaka vakum Ekstraktor 
• Standar 20 : Penanganan Retensio Plasenta 
Tujuan : Mengenali dan melakukan tindakan yang tepat ketika
terjadi Retensio Plasenta Total / Persial 
• Standar 21 : Penanganan Pendarahan Pospartum Primer 
Tujuan : Mengenali dan mengambil tindakan pertolongan
kegawatdaruratan yang tepatt pada ubu yang mengalami
pendarahn Porspartum Primer / atoni uteri. 
• Standar 22 : Penanganan Pendarahan Pospartum Sekunder 
Tujuan : Mengenali gejala dan tanda- tanda pendarahan
Pospartum Sekunder Serta melakukan Penanganan yang tepat
untuk menyelamatkan jiwa ibu
• Standar 23 : Penanganan Sepsis Puerperalis 
Tujuan : Mengenali tanda-tanda Sepsis puerperalis dan
mengambil tindakan yang tepat
• Standar 24 : Penanganan Asfiksia Neonaturum 
Tujuan : Mengenal dengan tepat bayi baru lahir dengan Asfiksia
Neonaturum, mengambil tindakan yang tepat dan melakukan
pertolongan yang tepat kegawatdaruratan bayi baru lahir yang
mengalami Asfiksia Neonaturum. 
 
 
Normal and Natural Childbirth
A. Pengertian Normal and Childbirth
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan
pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka
tanpa intervensi eksternal.Normal and Natural Childbirth adalah filosofi
melahirkan yang didasarkan pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan
mampu melahirkan anak mereka tanpa intervensi eksternal. Setiap individu
mempunyai hak untuk lahir sehat, maka setiap individu berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pada filosofi kebidanan, meyakini bahwa
peristiwa kelahiran mer upakan proses fisik dan psikis yang normal atau fisiologis. 
Natural Childbirth adalah cara persalinan dengan teknologi rendah dimana
persalinan dibiarkan berlangsung secara alami. Hal ini dapat termasuk per salinan
tanpa bantuan obat-obatan termasuk pengurang rasa nyeri seperti epidural,
menggunakan sedikit atau tanpa intervensi medis buatan seperti pemantauan janin
secara kontinu atau episiotomi, membiarkan ibu untuk menjadi pemimpin dalam
proses persalinannya dalam arti dengan caranya sendiri yang membuatnya nyaman.
Dilihat dari segi demografi, geografi, sosial ekonomi, dantingkat pengetahuan
tentang kesehatan masih banyak sekali masyarakat yang buta tentang masalah
kesehatan ibu dan anak. Sehingga untuk golongan masyarakat seperti itu tentunya
melahirkan ditempat pelayanan kesehatan sangat diharuskan. Hal ini menunjukkan
praktik pertolongan persalinan yang terjadi dalam masyarakat menyimpang dari
filosofi persalinan adalah proses alamiah.
Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan
meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan
kelompok yang lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993). 
Filosofi sering dianggap sesuatu yang :
a. Elit 
b. Sulit 
c. Obcure 
d. Abstrak
 
Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau Berdasarkan Filosofi
Bahwa Persalinan adalah Proses Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child
Birth)
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan persalinan
merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang normal dan bukan
penyakit. Proses childbirthmerupakan kejadian fisik, psikososial dan kultural. Seni
dalam asuhan kebidanan meliputi pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan
asuhan yang sesuai dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan
berjalan alamiah. Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus
berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga dalam
memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan intervensi yang
berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan mempunyai metode tersendiri
yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta budaya yang dianut oleh klien dan
keluarga.3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan dengan
filosofi Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan dan minum bagi
wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan lebih kepada historisitas
daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi kebijakan ini adalah bahwa jika
seorang wanita yang akan melahirkan harus menjalani operasi sesar dengan
penggunaan obat bius, kemungkinan dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa
makanan ke dalam paru-parunya ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek
obat bius tersebut. Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan
minum selama proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang
bisa dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk rumah sakit
tidak menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan, sistem pencernaan
bekerja lebih lambat dari biasanya sehingga makanan yang telah dimakan beberapa
jamsebelum tiba di rumah sakit, kemungkinan besar masih ada dalam perut. Selain
itu, bahkan jika perut sudah “kosong” selama beberapa jam, masih akan
mengeluarkan asam lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa dimuntahkan dan
kemungkinan akan terhirup ke dalam paru-paru, terutama pada klien yang tidak
sadar.
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan yang
dikonsumsi tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan melahirkan
untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus menjalani operasi. Dan dalam hal ini,
wanita-wanita tersebut dapat langsung merasakan manfaat dari makanan yang
dikonsumsinya. Kontraksi yang terjadi bertambah kuat dan dia mendapatkan
kekuatan baru untuk mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa
seolah-olah tidak akan mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita
yang akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat normal/fisiologis.
Muntah dengan normal dapat membantu terbukanya mulut rahim, sesuai dengan
Hukum Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap untuk
terbuka, ada kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali jika orang
tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut. Hal ini disebabkan
karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak mendukung (bahkan
terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan yang rileks dari mulut dan
rahang secara langsung berhubungan dengan kemampuan rahim,vagina dan anus
untuk terbuka.6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan
tenggorokan melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara sphincterpada
mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang ada pada rahim. Lemasnya otot
pada mulut berarti semakin elastisnya rahim. Wanita yang mulut dan
tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama proses melahirkan jarang sekali
membutuhkan obat-obatan medis. Selama mereka tidak terlalu terburu-buru
mendorong bayi keluar, mereka cenderung akan melahirkan tanpa rasa sakit.
Dengan kata lain, wanita-wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat
mendorong bayi keluar lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya
akan lebih kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama proses
melahirkan. Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan untuk buang air
kecil sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar kecil. Hal ini sangat
baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet, kemungkinan besar otot
pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan menambah tekanan pada rahim
pada waktu menunggu terbukanya mulut rahim dan membantu lahirnya bayi jika
proses melahirkan sudah sampai pada “fase mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi. Sebagian
besar wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya setelah menjalani
hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan dan membuat rileks. Air
dapat membantu seorang wanita menuju keadaan yang tenang sehingga proses
melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal ini menunjukkan bahwa, pemberian
makan dan minum dalam proses persalinan mendukung terjadinya proses
alamiah/fisiologisnya persalinan tersebut (Normal danNatural Childbirth).
B. Prinsip Dasar
a) Memahami bahwa kelahiran anak perempuan proses alamiah dan fisiologis
b) Menggunakan cara-cara sederhana tidak melakukan intervensi, tidak ada indikasi
sebelum ke tehnologi.
c) Aman, berdasarkan fakta dan beri kontribusi pada keselamatan jiwa ibu.
d) Terpusat pada ibu bukan pada pemberi asuhan kesehatan / Lembaga.
e) Menjaga privasi / kerahasiaan ibu.
f) Membantu ibu agar merasa aman, nyaman dan didukung emosionalnya.
g) Pastikan kaum ibu mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
h) Mendorong ibu dan keluarga agar menjadi peserta aktuf dalam
membuatkeputusan.
i) Menghormati praktek-praktek adat, keyakinan agama.
j) Memantau kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, social ibu atau keluar ga
selama kelahiran anak.
k) Memfokuskan perhatian pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
 
C. Program Pemerintah
➢ P4K 
Pelayanan bidan dalam kegiatan pelaksanaan P4K (ProgramPerencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) dalam menurunkanangka kematian
ibu antara lain seperti mendata ibu hamil, membantu ibuhamil dalam
menentukan tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transportasi, dan calon donor darah.Pelayanan yang
juga harus dilakukan oleh bidan adalah memastikan dan membantu semua ibu
hamil menempelkan stiker, persiapan KB pasca persalinan dan kunjungan
rumah. Adanya pelayanan dari bidan yangoptimal terkait pelaksanaan P4K
(Program Perencanaan Persalinan danPencegahan Komplikasi) yang
diberikan kepada ibu hamil bisameningkatkan kesehatan dan kesejahtraan
masyarakat, terutama ibu hamil dan bayi baru lahir serta terwujudnya manfaat
dari program ini yaitu dapatmenurunkan angka kematian ibu.
➢ Permenkes nomor 97 tahun 2014 pasal 14 ayat 1, berbunyi :
1. Persalinan harus dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan 
2. Persalinan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan kepada ibu bersalin dalam
bentuk 5 aspek dasar meliputi :
• Membuat keputusan klinik 
• Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
• Pencegahan infeksi
• Pencatatan rekam medis asuhan persalinan; dan
• Rujukan pda kasus komplikasi ibu dan bayi baru lahir c.Persalinan sebagaimana
dimasksud pada ayat 2 dilakukan sesuai standar asuhan persalinan normal
 
D. Bentuk persalinan normal dan alamiah (Komplementer)
 
1) Melakukan senam ibu hamil untuk melatih otot agar tidak merasakan nyer i yang
berlebih ketika prosesn melahirkan
➢ Pengertian Senam hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil secara fisik atau mental pada saat persalinan agar dapat berlangsung dengan
cepat, aman dan spontan(Sarwono, 2006). Senam hamil juga merupakan
suatu program bagiibu hamil sehat untuk menjaga kondisi fisik ibu dengan
menjaga otot-otot dan persendian. Misalnya di Amerika Serikat banyak
sekaliwanita hamil yang sudah mengerti dan mau melakukan senam hamil,salah
satu metode senam hamil yang saat ini sedang ramaidiperbincangkan adalah
metode philates yang ditemukan JosephPhilates (Brock, Katie, 2007) 
 
➢ Manfaat latihan fisik bagi ibu dan janin
1) Bagi Ibu
1. Mempertahankan kemampuan fisik sebelum kehamilan yangcenderung    turun
selama masa kehamilan
2. Memperkuat otot agar tubuh dapat menyesuaikan diri untukmenyangga beban
kehamilan dan memperbaiki postur tubuh 
3. Mengurangi keluhan nyeri pinggang:
4. Membantu melancarkan proses pencernaan dan mengurangikonstipas
5. Menambah rasa percaya diri terhadap timbuinya stres, depresi,kecemasan dan
membuat lebih rileks,
6. Mengurangi risiko terjadinya hipertensl dan diabetes melitus pada kehamilan
7. Mengurangi gelambir di perut setelah persalinan (Belly)
8. Meningkatkan kekuatan dan kelenturan otot panggul untukmemperlancar proses
persalinan.
9. Mempercepat proses pemulihan setelah melahirkan
2) Bagi Janin : Latihan fislk sejak awal kehamilan akanmeningkatkan pertumbuhan
plasenta, dan bayi dilahirkan dengan berat badan yang nomal.c.Kontra indikasi
latihanKontra Indikasi Absolut:
✓ Ketuban pecah
✓ Riwayat persalinan preterm (kurang bulan)
✓ kompetensia serviks
✓ Plasenta previa
✓ Hipertensi dalam kehamilan (pre eklampsia)
✓ Perdarahan per vaginam
✓ Kehamilan kembar (lebih dari satu)
✓ Anemia berat
✓ Penyakit jantungKontra indikasi Relatif: kontra indikasi dengan pertimbangan
medis yang cukup untuk melakukan latihan fisik, yaitu
1. Rasa lelah yang berlebihan
2. Nyeri perut, punggung dan suprasimfisis
3. Riwayat perdarahan per vaginam
4. Gangguan pada tungkai seperti inflamasi penyakit Gout(hiperunsemiapira)
rematoid arthritis
5. Palpitasi
6. Kontralksi rahim yang berlebihan
7. Berkurengnya gorak janin
8. Peningkatan berat bedan lbu yang tidak optimal
9. Letak sungsang timester terakhir 
10. Pertumbuhan Intra uterin yang terambatd.
 
Hal-hal yang diperhatikan
1. Perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal (medicalclearance) untuk
mengetahui ada-tidaknya kontra indikasi
2. Meminta persetujuan tertulis atas tindakan yang akan dilakukan(Informed
Consent) dari ibu hamil untuk mengikuti programlatihan fisik dengan memberikan
penjelasan yang sebaik- baiknya:
3. Melakukan pemeriksaan antenatal secara teratur untuk mengetahui ada-tidaknya
kontra indikasi untuk melakukan program latihan fisik.
4. Menggunakan alas/matras yang memenuhi syarat untuk ketebalan 5 cm sebagai
bantalan saat melakukan senam lantai.
5. Menggunaken tempat latihan dengan ventilasi dan cahaya yangcukup,permukaan
yang rata dan tidak licin
6. Hati-hati sast bangun dari posisi tidur:
7. Hindari perubahan poslsi/gerakan yang bersifat mendadak;
8. Menggunakan kaos kaki yang tidak terlalu ketat untuk menahankaki yang
bengkak;
9. Menggunakan pembalut wanita untuk menjaga bila terjadi air seni yang keluar
akibat melakukan gerakan-gerakan yangmermgakibatkan penekanan uterus
terhadap kandung kemih danlemahnya otot-otot dasar panggul.Persiapan
latihan1)Memakai BH/bra yang bertali lebar dan kuat untuk menyangga
payudara2)Memakai pakaian olahraga yang tidak tebal, dapat rmenyerapkeringat
elastis, dan nyaman agar gerak tubuh tidak terganggu(seperti: kaos, training pack
3)Memakai sepatu olahraga yang cukup dan sesuai dengan
jenislatihannya.4)Memakai kaos kaki olahraga dari bahan yang lembut dan
cukuptebal.
 
5) Pola makanan dan minuman yang dianjurkan menjelang latihanfisik:Minum air
secukupnya sebelum, selama, dan sesudah melakukanlatihan. Makan sebaiknya
dengan hidangan lengkap 3-4 jamsebelum latihan makanan kecil seperti biskuit
atau roti 2-3 jamsebelum latihan makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2
jamsebelum latihan 30 menit sebelum latihan dianjurkan minum air  putih saja
 
2.  Hypnobirthing  Hypno-Birthing 
adalah penggunaan hypnosis untuk proses persalinan yang alami, lancar alami.
Ibu hamil masuk dalam relaksasiyang dalam dan dilakukan dalam keadaan sadar.
Selain berguna untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan.
Hypno-Birthing atau penggunaan hypnosis selama masa kehamilan
bisamencegah gangguan emosional, baik saat sebelum persalinan dan setelah
persalinan. 
Hypno-Birthing  
merupakan suatu metode baru yang dikhususkanuntuk wanita hamil dengan
melakukan relaksasi mendalam, betujuanuntuk mempersiapkan proses kelahiran
normal yang lancar, nyaman dengan rasa sakit yang minimum, Karena mampu
memicu hormoneendorphin yang merupakan hormon penghilang rasa sakit alami
tubuh.
a. Pengertian Hypnotherapy
Menurut Aprillia (2010), hipnosis telah dipelajari secara ilmiahlebih dari
200 tahun, sehingga terdapat definisi hipnosis yang berbeda –  beda, seperti
berikut ini :
1)     Hipnosis adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lainuntuk
masuk ke dalam kondisi trance hypnosis
2)   Hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur, yang dapatsecara
sengaja dilakukan kepada seseorang. Seseorang yang dihipnotis
bidan menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerimasugesti tanpa
perlawanan.
3)      Hipnosis adalah penembusan faktor kritis pikiran sadar diikutidengan
diterimanya suatu pemikiran atau sugesti.
4)      Keadaan terfokusnya perhatian pada objek fisik atau gambaranmental
tertentu yang ditandai dengan meningkatnya sugestibilitassebagai efek sikap
kooperatif dengan orang lain.
5)      Hipnosis merupakan suatu keadaan seseorang berada dalam keadaanrileks
dengan menggunakan energi sendiri.
 
b.    Keuntungan dan Manfaat Hypnobirthing 
Dengan melakukan Hypno-Birthing,maka kita dapat merasakan manfaat
yang cukup berarti buat kehidupan kita. Adapun manfaat yang didapatkan
adalah sebagai berikut :
1) Untuk Ibu
Ibu hamil bisa memanage atau mengurangi kadar rasa sakitsaat melahirkan,
meminimalisir stress, depresi saat masamelahirkan, karena ibu jauh lebih
mudah mengontrol emosinya.Ibu mendapatkan rasa nyaman, ketenangan dan
kebahagiaan karena persalinan yang lebih lancar. Mencegah kelelahan yang
berlebihansaat proses persalainan, malah beberapa kasus meski habis
mengejan namun wajah menjadi jauh lebih segar serta dapat mengurangi
komplikasi medis dalam melahirkan.
2) Untuk Janin
  Janin merasa ada kedekatan emosi dan ikatan batin lebih kuat,karena saat
melakukan Hypno-Birthing ibu dan janin menjalin komunikasi bawah sadar,
bayi yang dilahirkan relatif tidak kekurangan oksigen. Janin juga merasa
damai dan mendapatkan getaran tenang serta pertumbuhan hormone melalui
plasenta lebih seimbang.
 
 
BAB III PENUTUP
 
Kesimpulan Standar praktik kebidanan adalah pelayanan kebidanan yang
diberikan oleh bidan yang telah terdaftar dan memperoleh surat izin praktik bidan
(SIPB) dan dari pemerintah (DIKES setempat) untuk melaksanakan praktik
pelayanan kebidanan secara mandiri, tetapi standar praktik mengacu kepada
kopetensi inti (Care Competency).Standar profesi bidan yang terbaru adalah aturan
dalam PERMENKES RI No. HK.02.02/MENKES/149/2010 tentang izin dan
penyelenggaraan praktik bidan. Lingkup praktik kebidanan yang digunakan
meliputi asuhan mandiri/otonomi pada anak-anak, remaja puteri dan wanita
sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya. Standar Praktik Kebidanan terdiri
atas: · 
Standar 1: Metode Asuhan · 
Standar 2 : Pengkajian ·
Standar 3: Diagnosis Kebidanan · 
Standar 4 : Rencana Asuhan · 
Standar 5 : Tindakan · 
Standar 6 : Partisipasi Klien · 
Standar 7: Pengawasan · 
Standar 8 : Evaluasi · 
Standar 9 : Dokumentasi  
 
Lingkup Praktik Kebidanan :
1. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada anak 
2. Lingkup pelayanan kebidanan Kebidanan pada wanita hamil 
3. Lingkup pelayanan Keluarga berencana
4. Lingkup pelayanan kesehatan masyarakat  Ruang Lingkup 24 Standar
Kebidanan Ruang lingkup standar kebidanan meliputi 24 standar yang
dikelompokan sebagi berikut:  
Standar Pelayanan umur (2 Standar)·  
Standar Pelayanan Antenatal (6 Standar)·  
Standar Pertolongan Persalinan (4 Standar)·  
Standar pelayanan Nifas (3 Standar)·  
Standar penanfanan Kegawatdaruratan Obstetri-neonatal (9 Standar)·
 
Saran Bagi Mahasiswa diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan
mahasiswa dalam memberikan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar
praktek bidan. Bagi Petugas – petugas Kesehatan diharapkan dengan makalah ini
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan
sehingga dapat memaksimalkan dalam memberikan health education dalam
perawatan pada klien sesuai dengan standar praktek bidan. Daftar Pustaka 
Pengertian Normal and Natural Childbirth
Normal and Natural Childbirth adalah filosofi melahirkan yang didasarkan
pada pendapat bahwa perempuan cukup siap dan mampu melahirkan anak mereka
tanpa intervensi eksternal.
Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan
meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan
kelompok yang lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993). 
Filosofi sering dianggap sesuatu yang :
a. Elit 
b. Sulit 
c. Obcure 
d. Abstrak
 
Pemberian Makan dan Minum dalam Persalinan ditinjau
Berdasarkan Filosofi Bahwa Persalinan adalah Proses
Alamiah/Fisiologis (Normal And Natural Child Birth)
Asuhan kebidanan didasari pada filosofi bahwa kehamilan dan
persalinan merupakan proses alamiah/fisiologis. Merupakan proses yang
normal dan bukan penyakit. Proses childbirthmerupakan kejadian fisik,
psikososial dan kultural. Seni dalam asuhan kebidanan meliputi
pengetahuan, kapan dan bagaimana memberikan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan, serta mempertahankan proses persalinan berjalan
alamiah. Setiap bidan dalam memberikan asuhan persalinan harus
berpandangan bahwa proses tersebut adalah alamiah dan normal sehingga
dalam memberikan asuhan seorang bidan tidak perlu memberikan
intervensi yang berlebihan. Dalam memberikan asuhan setiap bidan
mempunyai metode tersendiri yang disesuaikan dengan kondisi klien, serta
budaya yang dianut oleh klien dan keluarga.3,4
Terkait dengan hal nutrisi, aturan “medikalisasi” yang bertentangan
dengan filosofi Normal andNatural Childbirthseringkali melarang makan
dan minum bagi wanita yang akan melahirkan. Alasan yang digunakan
lebih kepada historisitas daripada medis. Ketakutan yang melatarbelakangi
kebijakan ini adalah bahwa jika seorang wanita yang akan melahirkan
harus menjalani operasi sesar dengan penggunaan obat bius, kemungkinan
dia akan muntah dan menghirup sisa-sisa makanan ke dalam paru-parunya
ketika dia dalam keadaan tidak sadar karena efek obat bius tersebut.
Pembuat kebijakan ini berharap agar larangan makan dan minum selama
proses melahirkan akan menjamin tidak adanya sisa makan yang bisa
dimuntahkan.
Secara fisiologis, larangan makan dan minum setelah klien masuk
rumah sakit tidak menjamin kosongnya perut. Ketika akan melahirkan,
sistem pencernaan bekerja lebih lambat dari biasanya sehingga makanan
yang telah dimakan beberapa jamsebelum tiba di rumah sakit,
kemungkinan besar masih ada dalam perut. Selain itu, bahkan jika perut
sudah “kosong” selama beberapa jam, masih akan mengeluarkan asam
lambung/”getah perut” dan cairan ini bisa dimuntahkan dan kemungkinan
akan terhirup ke dalam paru-paru, terutama pada klien yang tidak sadar.5
Pada proses persalinan, dapat diamati bahwa sedikit apapun makanan
yang dikonsumsi tetap dapat memberikan kekuatan bagi wanita yang akan
melahirkan untuk mendorong keluar bayinya tanpa harus menjalani
operasi. Dan dalam hal ini, wanita-wanita tersebut dapat langsung
merasakan manfaat dari makanan yang dikonsumsinya. Kontraksi yang
terjadi bertambah kuat dan dia mendapatkan kekuatan baru untuk
mendorong keluar bayinya padahal sebelumnya dia merasa seolah-olah
tidak akan mampu melakukannya. Terkadang setelah makan, wanita yang
akan melahirkan tersebut muntah akan tetapi hal ini sangat
normal/fisiologis. Muntah dengan normal dapat membantu terbukanya
mulut rahim, sesuai dengan Hukum Sphincter.6
Hukum ini menyatakan bahwa ketika sphincterseorang wanita siap
untuk terbuka, ada kemungkinan sphincter tersebut akan tertutup kembali
jika orang tersebut merasa lelah/kekurangan tenaga, bingung dan takut.
Hal ini disebabkan karena tingkat adrenalin yang tinggi dalam darah tidak
mendukung (bahkan terkadang merintangi) terbukanya sphincter.Keadaan
yang rileks dari mulut dan rahang secara langsung berhubungan dengan
kemampuan rahim,vagina dan anus untuk terbuka.6
Pada wanita yang makan atau muntah sekalipun, otot-otot mulut dan
tenggorokan melakukan pergerakan. Ada hubungan yang kuat antara
sphincterpada mulut/tenggorokan dengan sphincter-sphincteryang ada
pada rahim. Lemasnya otot pada mulut berarti semakin elastisnya rahim.
Wanita yang mulut dan tenggorokannya terbuka dan tidak tegang selama
proses melahirkan jarang sekali membutuhkan obat-obatan medis. Selama
mereka tidak terlalu terburu-buru mendorong bayi keluar, mereka
cenderung akan melahirkan tanpa rasa sakit. Dengan kata lain, wanita-
wanita yang mengatupkan rahangnya pada saat mendorong bayi keluar
lebih cenderung merasakan sakit, sebab jaringan ototnya akan lebih
kaku.6,7
Begitu pula dengan minum, minum akan mencegah dehidrasi selama
proses melahirkan. Cara ini juga akan merangsang wanita melahirkan
untuk buang air kecil sehingga wanita tersebut akan lebih sering ke kamar
kecil. Hal ini sangat baik, sebab ketika wanita duduk/jongkok di atas toilet,
kemungkinan besar otot pinggulnya akan mengendor. Cara ini juga akan
menambah tekanan pada rahim pada waktu menunggu terbukanya mulut
rahim dan membantu lahirnya bayi jika proses melahirkan sudah sampai
pada “fase mendorong”. 8,9
Disamping itu, minum air merupakan salah satu contoh hidroterapi.
Sebagian besar wanita dapat menghilangkan rasa sakit yang dialaminya
setelah menjalani hidroterapi.Bersentuhan dengan air dapat menenangkan
dan membuat rileks. Air dapat membantu seorang wanita menuju keadaan
yang tenang sehingga proses melahirkan akan berjalan dengan lancar.Hal
ini menunjukkan bahwa, pemberian makan dan minum dalam proses
persalinan mendukung terjadinya proses alamiah/fisiologisnya persalinan
tersebut (Normal danNatural Childbirth).8,9
DAFTAR PUSTAKA
 
 
 
JNPKKR. 2017. Asuhan PersalinanNormal. JNPKKR: Jakarta.
4.Depkes RI. 2001. Catatan PerkembanganDalam Praktik Kebidanan. Jakarta.
5.Ludka & Robert (Davies, L. & Deery), R. 2014. Nutrition in Pregnancy and
Childbirth: Food for Thought, Routledge, London and New York.
6.Scheepers, H.C. & Essed, G.G.M. Aspects of Food and Fluid Intake During
Labour. European J.Obgyn. 1998; 78(1):37-40
7.Speak, S. Food Intake in Labour: The Benefits And Drawbacks.J.Perinat Educ.
2002; 21:42
8.Arifia, M.I. 2010. Makan dan Minum MenjelangMelahirkan. Melalui
http://babyorchestra.wordpress.com/2010/10/22/makan-dan-minum-menjelang-
melahirkan/.Diakses pada tanggal 2 Maret 2018.
9.Beggs, J.A. Eat, Drink, and Be Laboring?.J.Perinat Educ. 2002 winter; 11(1):1-
13
Elisabeth Siwi Walyani,Amd.Keb dan Th. Endang Purwoastuti,Spd, APP. 2014.
Konsep kebidanan. Yogyakarta: PUSTAKABARUPRESS Depdikbud, 2010.
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA.Jakarta: BALAI PUSTAKA
Hj.Saminem,SKM. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
 

Anda mungkin juga menyukai