Anda di halaman 1dari 8

SOP BALUT BIDAI

Dosen : Ns. Ria Ika Imelda, M.kep

Disusun Oleh : Fakhiratunisa Putri Azzahraa Jatnika (19021)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Jl. Cumi No. 37, RT.8 Tj. Priok, Jakarta Utara

Tahun Ajaran 2020/2021


SOP PEMBALUTAN DAN PEMBIDAIAN

A. PEMBALUTAN

Pengertian
Balut bidai adalah penanganan umum trauma ekstremitas atau imobilisasi dari
lokasi trauma dengan menggunakan penyangga misalnya splinting (spalk). Balut bidai
adalah jalinan bilah (rotan, bambu) sebagai kerai (untuk tikar, tirai penutup pintu, belat,
dsb) atau jalinan bilah bambu (kulit kayu randu dsb) untuk membalut tangan patah dan
sebagainya.
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar
tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

Tujuan
1. Memperrtahankan posisi bagian tulang yang patah agar tidak bergerak
2. Memberikan tekanan
3. Melindungi bagian tubuh yang cedera
4. Memberikan penyokong pada bagian tubuh yang cedera.
5. Mencegah terjadinya pembengkakan
6. Mencegah terjadinya kontaminasi dan komplikasi
7. Memudahkan dalam transportasi penderita.

Alat dan bahan


1. Mitella Adalah Pembalut Berbentuk Segitiga
2. Dasi Adalah Mitella Yang Berlipat-Lipat Sehingga Berbentuk Seperti Dasi
3. Pita Adalat Pembalut Gulung
4. Plester Adalah Pembalut Berperekat
5. Pembalut Yang Spesifik
6. Kassa Steril

Prosedur pembalutan
1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan ini:
a. bagian dari tubuh yang mana?
b. Apakah ada luka terbuka atau tidak?
c. Bagaimnan luas luka tersebut?
d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak?
2. pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan dapat salah satu atau kombinasi
3. sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfeksi atau dibalut dengan
pembalut yang
mengandung desinfeksi atau dislokasi perlu direposisi.
4. tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan:
a) dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang perlu
difiksasi
b) sesedikit mungkin gerak bagian tubuh yang lain
c) usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok penderita
d) tidak menggangu peredaran darah, misalanya pada balutan berlapis-lapis yang
paling bawah
e) letaknya di sebelah distal
f) tidak mudah kendor atau lepas

Cara membalut:
1. Dengan mitella
a. salah satu sisi mitella dilkipat 3-4 cm sebanyak 1-3 kali
b. pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan di luar bagian yang akan
dibalut, lalu ditarik secukupnya dan kedua ujung sisi itu diikatkan
c. salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan pada ikatan
atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat dibiarkan bebas, hla ini
tergantung pada tempat dan kepentingannya.

2. Dengan dasi
a. Pembalut mitella dilipat-lipat dari salah satu sisi sehingga berbentuk pita
dengan masing-masing ujung lancip
b. Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat
diikatkan
c. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum diikat
arahnya saling menarik
d. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

3. Dengan pita
a. berdasar besar bagian tubuh yang akan dibalut maka dipilih pembalutan pita
ukuran lebar yang sesuai
b. balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang
diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh yang
akan dibalut kemudian dari distal ke proksimal dibebatkan dengan arah
bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan ynag satu dengan
bebatan berikutnya
c. kemudian ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya.

4. Dengan plester
a. jika ada luka terbuka
1) luka diberi obat antiseptic
2) tutup luka dengan kassa
3) baru lekatkan pembalut plester
b. jika untuk fiksasi
1) balutan plester dibuat “strapping” dengan membebat berlapis-lapis dari
distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan tertentu perlu kita
yang masing-masing ujungnya difiksasi dengan plester.
B. PEMBIDAIAN

Bidai atau splak adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang
patah tidak bergerak (immobilisasi) memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit.
Sedangkan prinsip pembidaian adalah:
a. lakukan pembidaian di tempat dimana anggota badan mengalami cidera (korban
dipindahkan)
b. lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tuklang jadi tidak perlu harus
dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang
c. melewati minimal dua sendi yang berbatasan

Jenis-Jenis Bidai 
1. Bidai keras : Merupakan bidai yang paling baik dan sempurna
dalam kesdaan darurat.kesulitannya adalah mendapatkan bahan yang mempunyai
syarat dilapangan. Contoh;bidai kayu
2. Bidai Traksi : Bidai bentuk jadi dan berfariasi tergantung dari
pembuatannya hanya dipergunakan oleh tenaga yang terlatih khusus umumnya
dipakai pada patah tulang paha.
Contoh : bidai traksi tulang paha. 
3. Bidai improvisasi : Bidai yang cukup dibut dengan bahan cukup kuat
dan ringan untuk menopang ,pembuatannya sangat tergantung dari bahan yang
tersedia dan kemampuan
improvisasi si penolong.
Contoh :majalah ;koran .karton. 
4. Gendongan /belat dan bebat : Pembidaian dengan menggunakan pembalut
umumnya dipakai misalnya dan memanfaatkan tubuh penderita ebagai sarana
untuk menghentikan pergerakan daerah cidera.

Syarat-syarat pembidaian
a. siapakan alat-alat selengkapnya
b. bidai harus meliputi dua sendi dari tulang yang patah. Sebelum dipasang diukur
lebih dulu pada anggota badann yang tidak sakit
c. ikatan jangan terlalu keras dan terlalu kendor
d. bidai dibalut dengan pembalut sebelum digunakan
e. ikatan harus cukup jumlahnya, dimulai dari sebelah atas dan bawah tempat yang
patah
f. kalau memungkinkan anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
g. sepatu, gelang, jam tangan dann alat pengilat perlu dilepas.
Standart Operating Procedure
Pembalutan dan Pembidaian

1. Tahap Pre-Interaksi
a. Mengecek dokumentasi/data klien
b. Mencuci tangan
c. menyiapkan alat

2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam kepada paien, siapa nama pasien dan memperkenalkan diri
b. Memberitahu klien tujuan dan prosedur tindakan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

3. Tahap Kerja
a. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
b. Menanyakan keluhan utama klien
c. Memeriksa bagian tubuh yang akan dibalut, cedera dengan inspeksi dan palpasi
gerakan
d. Melakukan tindakan pra-pembalutan (membersihkan luka, mencukur, memberi
desinfektan, kasa steril)
e. Memilih jenis pembalutan yang tepat
f. Cara pembalutan dilakukan dengan benar (posisi dan arah balutan)

4. Tahap terminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif), hasil
b. pembalutan : mudah lepas, menggangu peredaran darah, mengganggu gerakan
lain)
c. Berikan reinforcement positif pada klien
d. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, kegiatan, tampat)
e. Merapikan dan kembalikan alat
f. Mencuci tangan
g. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Tindakan Pelaksanaan Pembidaian 


1. Pembidaian meliputi 2 sendi, sendi yang masuk dalam pembidaian adalah sendi
dibawah dan diatas patah tulang .
2. Contoh : jika tungkai bawah mengalami fraktur maka bidai harus bisa
memobilisasi pergelangan kaki maupun lutut.
3. Luruskan posis anggota gerak yang mengalami fraktur secara hati-hati dan
jangan memaksa gerakan ,jika sulit diluruskan maka pembidaian dilakukan apa
adanya
4. Fraktur pada tulang panjang pada tungkai dan lengan dapat dilakukan traksi,tapi
jika pasien merasakan nyeri ,krepitasi sebaiknya jangan dilakukan traksi, jika
traksi berhasil segara fiksasi,agar tidak beresiko untuk menciderai saraf atau
pembuluh darah. 
5. Beri bantalan empuk pada anggota gerak yang dibidai. Ikatlah bidai diatas atau
dibawah daerah fraktur ,jangan mengikat tepat didaerah fraktur dan jangan
terlalu ketat.
DAFTAR PUSTAKA

Ely, A dkk 2006. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis III Untuk Mahasiswa D-3
Keperawatan. Jakarta: Salemba.
Mancini, Mary E. 2004. Prosedur Keperawatan Darurat. Jakarta : EKG.
Mohamad, Kartono. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Purwadianto, Agus. 2004. Kedaruratan medik. Jakarta : Binarupa Aksara.
Schaffer, dkk. 2010. Pencegahan Infeksi dan Praktek Yang Aman. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai