Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KEPERAWATAN JIWA PERILAKU

KEKERASAN

Dosen : Ns. Ragil Supriyono, M.kep

Disusun Oleh : Fakhiratunisa Putri Azzahraa Jatnika (19021)

AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA

Cumi No. 37, RT.8 Tj. Priok, Jakarta Utara

Tahun Ajaran 2020/2021


STRATEGI PELAKSANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

Masalah : Perilaku Kekerasan

Pertemuan Ke II (dua)

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.


b. Klien dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
c. Klien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.
d. Klien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya.
e. Klien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya.
f. Klien dapat mempraktekkan latihan fisik I cara mengontrol perilaku kekerasan.
g. Klien mau memasukkan kegiatan hari ini ke dalam jadwal harian.

Ds

1. Pasien mengatakan meminum obat sesuai anjuran dokter

2. Pasien mengatakan dapat membaca aturan sebelum meminum obat

Do :

1. Pasien terlihat meminum obat secara benar

2. Pasien terlihat dapat mengontrol marah setelah minum obat


Fase Orientasi

Salam Terapeutik

“Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya?  Sesuai janji saya kemarin saya
datang lagi”.

Validasi

“Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apakah ada yang menyebabkan ibu marah? Apakah ibu
sudah minum obat dengan teratur?”.

Kontrak

“Sesuai dengan kontrak kita kemarin, hari ini kita akan mempelajari cara mengontrol marah
dengan cara fisik. Kita akan mengobrol selama 15 menit, ya, bu”.

Fase Kerja

“Baiklah ibu, sesuai yang kita pelajari kemarin ada 4 cara mengontrol marah. Salah
satunya adalah dengan cara fisik. Jadi melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah. Ada
beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

“Begini Ibu, kalau tanda-tanda marah tadi sudah Ibu rasakan maka Ibu berdiri, lalu tarik
napas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan-lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui
mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, Ibu  sudah bisa melakukannya. Bagaimana
perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah itu muncul Ibu sudah terbiasa melakukannya. Coba Ibu lakukan kembali dan jangan lupa
memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang ini pada jadwal harian dengan memberi
tanda M (Mandiri) kalau Ibu melakukannya tanpa disuruh, tulis tanda B (Bantuan) jika
diingatkan bisa melakukan dan tanda T (Tidak) jika tidak melakukannya.”

Fase Terminasi

Evaluasi
Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berbincang-bincang tentang bagaimana mengontrol


kemarahan Ibu?”.

Evaluasi Objektif

“Sekarang coba Ibu yang jelaskan dan praktekkan kembali.”

“Bagus sekali, Ibu dapat menjelaskan serta mempraktekkan latihan fisik ini dengan baik”.

(Jika pasien sudah dapat menjelaskan namun tidak lengkap, jelaskan kembali yang lebih
lengkap).

Tindak Lanjut

“Selanjutnya Ibu dapat mengingat-ingat apa yang kita pelajari tadi selama saya tidak ada.
Sehingga Ibu lebih siap untuk melakukan latihan fisik bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul. Mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.”

Kontrak

“Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah, Ibu? Mau ngobrol dimana? Baiklah, disini saja. berapa lama bu?
15 menit?. Baiklah ibu, kita akan bertemu 2 jam lagi, saya permisi dulu. Wassalaamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai