PENGUKURAN PENYAKIT
DAN KEHILANGAN HASIL
1. Pendahuluan
12. Presentasi
2. Penyebab Penyakit Kelompok Tanaman
3. Gejala Penyakit Pangan
4. Diagnosis dan Identifikasi Patogen
5. Pengukuran Penyakit dan Kehilangan Hasil 13. Presentasi
Kelompok Tanaman
6. Fisiologi dan Genetika Penyakit Hortikultura
7. Epidemiologi dan Peranan Faktor Lingkungan
8. Pengendalian Penyakit: Aturan, Kultur Teknis, Mekanis, Fisik 14. Presentasi
9. Pengendalian Penyakit: Hayati dan Tanaman Tahan Kelompok Tanaman
Perkebunan
10. Pengendalian Penyakit: Kimia
11. Pengelolaan Penyakit Terpadu
• UTS : 25 %
• Tatap muka ke • Tatap Muka ke • Waktu dan • UAS : 30 %
1 sd ke 11 12 sd ke 14 Pelaksanaan • Tugas Mandiri: 15 %
diatur • Tugas Kelompok: 5 %
tersendiri • Praktikum : 25 %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kuliah
Presentasi Kelompok
Tugas Mandiri 2 Tugas Mandiri 3 dari Kompilasi Tugas Mandiri 3:
Tugas Mandiri 1
Telaah Pustaka: Tahapan Studi Kasus pada Petani (1 penyakit per mhs): 12: Kelompok Tanaman Pangan
Telaah Pustaka: Pentingnya
Diagnosis, Rumus Rumus Gejala, % kerugian, Langkah Diagnosis, Nama 13: Kelompok Tanaman Hortikultura
Penyakit dan upaya
Kerusakan dan kehilangan Penyakit, nama Penyebab, upaya pengendalian 14: Kelompok Tanaman Perkebunan
penanggulangannya
hasil oleh petani, pembahasan
Busuk buah Total Busuk buah sebagian Virus – gejala sistemik Yellowing Layu sebagian atau keseluruhan
Bercak pada buah Bgosong buah Gejala sistemik Kerusakan akar dan umbi Kerdil Rosette Kulai / damping-off
1. Penyakit yang menyebabkan tanaman mati, misalnya penyakit layu Fusarium, penyakit layu
bakteri, kulai (‘damping off’) pada bibit, dan akar gada pada kubis.
2. Penyakit yang menyebabkan kerusakan yang menyeluruh walaupun tidak membunuh, misalnya
karena serangan virus.
3. Penyakit yang menyebabkan kehilangan hasil keseluruhan, misalnya gosong pada tanaman
jagung, dan nematoda bengkak akar pada berbagai tanaman.
4. Penyakit pada bagian (organ) tanaman yang walaupun sedikit dapat menyebabkan kerugian
keseluruhan dari tanaman / organ tanaman, misalnya hawar tangkai pada seledri, tumor yang
disebabkan oleh Agrobacterium tumefaciens pada pangkal batang banyak tanaman, busuk tangkai
malai pada penyakit blas pada padi, antraknose pada buah cabai, buah tomat, buah melon, buah
semangka, buah buncis dsb.
Hawar daun Tepung pada daun Embun jelaga pada daun Bercak daun Karat daun
Bercak daun Cacar daun Hawar daun Busuk batang Hawar daun
• Pengukuran penyakit dengan menghitung intensitas serangan bilamana tingkat serangan berbeda pada
bagian tanaman tersebut, misalnya bercak daun, hawar daun, karat daun, pustul pada daun, tepung,
embun bulu, dan kapang (‘mold’) pada tomat.
• Dalam hal ini banyak variasi antar peneliti dalam menggunakan skala kerusakan, ada yang
menggunakan skala 0 – 4, 0 – 6, 0 – 12 tergantung pada keperluan apakah perlu lebih rinci (misalnya
untuk membedakan ketahanan tanaman) atau hanya untuk keperluan menilai kerusakan untuk
pengendalian di lapang.
• Perkecualian: untuk buah, layu, penyakit dengan penyebaran sistemik (virus dst), Pengukuran ini juga
dapat berlaku untuk tujuan:
• Uji ketahanan tanaman yang akan membedakan tanaman tahan atau tidak dengan tingkatan tahan, agak tahan,
agak rentan, sangat rentan dst.
• Uji kemempanan suatu cara pengendalian, misalnya untuk melihat pengaruh perlakuan pestisida, misalnya
dengan tingkatan persen tingkat kerusakan.
• Kehilangan hasil disebabkan oleh penyakit diukur pada stadia tertentu pertumbuhan tanaman, dengan cara
mengukur penyakit yang berurutan pada beberapa tahap pertumbuhan tanaman atau didasarkan pada laju
perkembangan penyakit dikaitkan dengan produksi / hasil panen.
• Kehilangan hasil selalu merupakan hasil kerugian ekonomi dari penyakit.
• Kerugian ekonomi terjadi bilamana pengembalian ekonomi dari penurunan tanaman karena pengurangan hasil atau
karena biaya aktivitas pertanian yang digunakan untuk mengurangi kerusakan tanaman, atau keduanya.
• Dalam pengelolaan penyakit tanaman, petani dapat menerapkan cara pengendalian hanya bilamana biaya
pengendalian lebih rendah dari pengembalian oleh tanaman.
• Bila biaya pengendalian pada sejumlah tanaman yang rusak hampir sama dengan pengembalian hasil tanaman
maka disebut ambang ekonomi penyakit.
• Ambang ekonomi bervariasi tergantung tingkat ketahanan inang, stadia pertumbuhan tanaman yang sakit, cara
kultur teknis dan pengelolaan tanaman oleh petani, lingkungan, perubahan dalam virulensi patogen, dan praktek
pengendalian.
• Ambang ekonomi juga bervariasi tergantung perubahan harga komoditas dan biaya pengendalian.
MK ILMU PENYAKIT TUMBUHAN – Jurusan HPT FP UB 2021 Halaman 21