Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim,
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan dan ketabahan bagi hamba-Nya. Serta memberi ilmu
pengetahuan yang banyak agar kita tidak merasa kesulitan. Shalawat serta salam
tidak lupa penulis sanjungkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah
menyampaikan wahyu kepada hamba-Nya yang setia sampai akhir zaman.
Makalah yang berjudul “Kemukjizatan Al Qur’an” ini, disusun sebagai
salah satu tugas mata pelajaran Ulumul Qur’an di Fakultas ilmu tarbiyah dan
keguruan IAIN Curup. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat
bantuan dan sumbangan pemikiran, serta dorongan dari berbagai pihak, tetapi
tidak luput dari kendala yang begitu banyak.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari pembaca untuk
memberi kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa yang akan datang.

Curup, 1 November 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Makalah...........................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Kemukjizatan Al-Qur’an...........................................................2
B. Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an.......................................................3
C. Contoh-contoh Kemukjizatan Al-Qur’an....................................................6
BAB III
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan.................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu objek penting lainya dalam kajian ‘Ulumul Qur’an’ adalah
perbincangan mengenai mukjizat. Persoalan mukjizat, terutama mukjizat Al-
Qur’an, sempat menyeret para teolog klasik dalam perdebatan yang
berkepenjangan, terutama antara teolog dari kalangan Mu’tazilah dan para
teolog dari kalangan Ahlussunnah mengenai konsep shirfah.

Dengan perantara mukjizat, Allah mengingatkan manusia bahwa para rasul


itu adalah utusan yang menerima dukungan dan bantuan dari langit. Mukjizat
yang telah diberikan kepada para nabi mempunyai fungsi yang sama, yaitu
memainkan perananya dan mengatasi kemampuan berfikir kaumnya disamping
menandakan bahwa kekuasaan Allah itu berada diatas segala-galanya.

Suatu umat yang tinggi pengetahuanya dalam ilmu kedokteran, misalnya


tidak wajar dituntun dengan mukjizat dalam ilmu tata bahasa, begitu juga
sebaliknya. Tuntunan dan pengarahan yang ditunjukan pada suatu umat harus
berkaitan dengan pengetahuan mereka karena Allah tidak akan mengarahkan
suatu umat pada hal-hal yang tidak mereka ketahui. Tujuanya supaya tuntunan
dan pengarahan Allah bermakna. Disitulah letak mukjizat yang telah diberikan
kepada para Nabi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kemukjizatan Al-Qur’an?


2. Apa saja aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an?
3. Sebutkan contoh-contoh dari kemukjizatan Al-Qur’an?

C. Tujuan Makalah

1. Dapat mengetahui tentang kemukjizatan Al-Qur’an


2. Dapat mengetahui aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an
3. Dapat mengetahui contoh-contoh kemukjizatan Al-Qur’an

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kemukjizatan Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an merupakan
mukjizat abadi yang membuktikan kebenaran risalah Nabi Muhammad SAW.
Secara etimologi mukjizat berasal dari kata a’jaza-yu’jizu-i’jaz yang berarti
melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau ism fa’il (yang
melemahkan) disebut mu’jiz. tambahan ta’ marbuthoh diakhir kata sehingga
menjadi mu’jizah menunjukkan mubalaghah (superlatif) artinya yang sangat
melemahkan. Secara terminologi yang dimaksud mukjizat atau i’jaz Al-Qur’an
adalah ketidak mampuan siapapun untuk menjawab tantangan Al-Qur’an sebagai
bukti kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an menantang siapa saja, baik manusia maupun jin, untuk


membuat kitab suci seperti Al-Qur’an. Tantangan Al-Qur’an tersebut disampaikan
dalam tiga tahapan :
1. Allah menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur’an secara utuh.
(QS. Al-Isra:88).

‫ت ااْل ِ ْنسُ َو ْال ِجنُّ َع ٰ ٓلى اَنْ يَّأْ ُت ْوا ِبم ِْث ِل ٰه َذا ْالقُرْ ٰا ِن اَل‬
ِ ‫ٕى ِن اجْ َت َم َع‬#ِِٕ َّ‫قُ ْل ل‬
‫ض َظ ِهيْرً ا‬ ٍ ْ‫ض ُه ْم لِ َبع‬ َ ‫َيأْ ُت ْو َن ِبم ِْثلِهٖ َو َل ْو َك‬
ُ ْ‫ان َبع‬
Artinya : Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk
membuat yang serupa (dengan) Al-Qur'an ini, mereka tidak akan dapat membuat
yang serupa dengannya, sekalipun mereka saling membantu satu sama lain.

2. Allah menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur’an 10 surat saja.
(QS. Hud: 13).

ٍ ‫اَ ْم يَقُ ْولُ ْو َن ا ْفتَ ٰرىهُ ۗقُلْ فَأْتُ ْوا بِ َع ْش ِر س َُو ٍر ِّم ْثلِ ٖه ُم ْفتَ َر ٰي‬
‫ َم ِن‬E‫ت َّوا ْد ُع ْوا‬
ٰ ‫ا ْستَطَ ْعتُ ْم ِّم ْن ُد ْو ِن هّٰللا ِ اِ ْن ُك ْنتُ ْم‬
‫ص ِدقِي َْن‬
Artinya : Bahkan mereka mengatakan, “Dia (Muhammad) telah membuat-buat
Al-Qur'an itu.” Katakanlah, “(Kalau demikian), datangkanlah sepuluh surah
semisal dengannya (Al-Qur'an) yang dibuat-buat, dan ajaklah siapa saja di antara
kamu yang sanggup selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.”

2
3. Allah menantang siapa saja untuk membuat seperti Al-Qur’an satu surat saja.

Tantangan tersebut tidak ada yang bisa menjawabnya pada masa Nabi
masih hidup, setelah Nabi meninggal, sampai saat sekarang ini pun, dan , menurut
Al-Qur’an sebagaimana dinyatakan didalam surat Al Baqarah:24, bahwa sampai
kapanpun tidak akan ada yang sanggup menandinginya.

Apabila tidak ada seorang pun yang mampu membuat satu surat saja
seperti Al-Qur’an, bagaimana mungkin Nabi Muhammad dapat membuatnya?
Bukankah beliau seorang yang ummiy (tidak bisa membaca dan tidak bisa
menulis).

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT, Nabi hanya berfungsi


menerima, kemudian menyampaikan kepada umat apa adanya, tanpa tambahan,
pengurangan atau editing sedikitpun.1 Berdasarkan kisah-kisah yang diangkat
Alquran,as-Suyuthi membagi mukjizat para nabi pada dua kelompok besar:
mukjizat hissiyah(sesuatu yang dapat ditangkap pancaindra), dan aqliyah(Sesuatu
yang hanya dapat ditangkap oleh manusia). Mukjizat hissiyah diperkenalkan oleh
Nabi yang berhadapan dengan umat terdahulu, seperti Nabi Musa dengan
tongkatnya yang dapat berubah menjadi ular dan Nabi Isa yang dapat
menghidupkan orang meninggal, menyembuhkan orang yang sakit buta dengan
izin Allah. Mukjizat ‘aqliyah diperkenalkan Nabi Muhammad Saw. karena
sifatnya adalah tantangan terhadap daya nalar,kemukjizatan Alqur'an tidak dapat
berakhir dengan wafatnya Nabi Muhammad Saw. Alquran tetap menantang Siapa
saja yang ingin dan berusaha untuk menyayangi nya termasuk generasi manusia
setelah Rasul bahkan umat manusia Hari Ini, Esok, dan terus sampai hari akhir.2

B. Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an

Al-Buthi juga mengapresiasi terhadap kemukjizatan al-Qur’an secara


umum, yang diringkas ke dalam tiga aspek saja, yakni:

Pertama: Kemukjizatan al-Qur’an yang berkenaan dengan hal-hal yang


gaib. Seperti informasi tentang kekalahan bangsa Romawi, peristiwa fathu
Makkah(pembebasan kota Makkah), kemenangan peperangan Badar, dan lain-lain
yang diinformasikan al-Qur’an jauh-jauh hari sebelum peristiwa itu sendiri benar-
benar terjadi.

1
Yunahar ilyas,kuliah ulumul quran,(Yogyakarta: Itqan,2017),hlm. 239-240
2
Mohammad Gufron, Ulumul Qur’an: Praktis dan Mudah, (Yogyakarta : Teras, 2013), hlm.140-141

3
Kedua: Kemukjizatan al-Qur’an yang berkenaan dengan informasi masa
lampau yang teramat jauh. al-Qur’an mengabarkan sejumlah informasi masa lalu
yang teramat panjang perjalanannya. Yakni, sejak zaman kejadian manusia
pertama Adam a.s. hingga Nabi Muhammad SAW. Yang tidak pernah diketahui
oleh siapapun dan dari kalangan mana pun kecuali melalui kitab-kitab samawi
yang terdahulu. Padahal, Nabi Muhammad SAW sendiri adalah seorang Nabi
yang ummi (tidak pandai baca tulis), lebih-lebih sebelum masa-masa kenabian dan
kersulannya. Semua informasi ini jelas-jelas termaktub dalam al-Qur'an.

Ketiga: Kemukjizatan al-Qur’an dari segi pensyariatan hukum. Al-Qur’an


mengandung aturan-aturan hukum (syariat) yang sangat dalam, universal, dan
lengkap dalam mengatur urusan-urusan hidup dan kehidupan umat manusia. Baik
yang berlingkup spesifik (khusus) maupun yang berskala umum dan universal.3

Sebagai penyelidik yang obyektif, hendaknya Ia membenarkan segala aspek


kemukjizatan pada al-Qur’an. Berikut ini akan dibahas tiga macam aspek
kemukjizatan al-Qur’an seperti; aspek bahasa, aspek ilmiah, dan aspek
tasyri’(hukum).

1. Kemukjizatan dalam Aspek Bahasa

Dalam susunan kata, al-Qur’an sungguh menakjubkan. Sekalipun tata


penyusunannya tidak dapat ditandingi oleh syair-syair arab yang dikarang oleh
pakar syair terbaikpun. Begitu rapi, indah, dan penuh dengan makna-makna yang
tak ada kontradiksi.
Rahasia-rahasia kemukjizatan Al-Qur’an dari segi bahasa dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
 Keteraturan bunyinya yang indah melalui nada huruf-hurufnya ketika ia
mendengar harakat dan sukun-nya, madd dan ghunnah-nya, fasilah dan
maqtha’-nya, sehingga telinga tidak pernah merasa bosan, bahkan ingin
senantiasa terus mendengarnya.
 Lafazh-lafazhnya yang memenuhi setiap makna pada tempatnya. Tidak satu
pun di antara lafazh-lafazh itu yang dikatakan sebagai kelebihan. Juga tak ada
seorang peneliti terhadap suatu tempat (dalam Al-Qur’an) menyatakan bahwa
pada tempat itu perlu tambahkan sesuatu lafazh karena ada kekurangan.
 Dalam macam-macam khithab di mana berbagai golongan manusia yang
berbeda tingkat intelektualitasnya dapat memahami khithab itu sesuai dengan
tingkatan akalnya, sehingga masing-masing dari mereka memandangnya
cocok dengan tingkatan akalnya dan sesuai dengan keperluannya, baik
mereka orang awam maupun kalangan ahli.
 Sifatnya yang dapat memuaskan akal dan menyenangkan perasaan. Al-Qur’an
dapat memenuhi jiwa manusia, pemikiran maupun perasaan, secara sama dan
imbang.
3
Dr. Naqiyah Mukhtar, M.Ag.,Ulumul Qur’an,(Purwokerto:STAIN Press,2003),hlm. 180.

4
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa semua aspek yang dikandungnya-
seperti telah kita sebutkan, berada dalam satu batas keindahan sistem dan
keelokan susunan tanpa adanya perbedaan dan penurunan derajat. Maka semakin
kita mengerti bahwa Al-Qur’an adalah menjadi sesuatu yang berada di luar batas
kemampuan manusia.

2. Kemukjizatan dalam Aspek Ilmiah

Kelebihan aspek :
Kemukjizatan ilmiah Al-Qur’an terletak dalam konteks akidah, sebagai berikut :
 Semangatnya(Al-Qur’an) dalam mendorong manusia untuk berpikir dan
menggunakan akal.
 Ilmu pengetahuan telah maju dan telah banyak pula masalah-masalahnya,
namun apa yang telah tetap dan mantap dari padanya tidak bertentangan
sedikitpun dengan salah satu ayat-ayat Al-Qur’an.
 Al-Qur’an menjadikan pemikiran yang lurus dan perhatian yang tepat
terhadap alam dan segala apa yang ada di dalamnya sebagai sarana terbesar
untuk beriman kepada Allah. Ia mendorong kaum muslimin agar memikirkan
makhluk-makhluk Allah yang ada di langit dan di bumi : dirinya sendiri,
bumi yang ditempatinya dan alam yang mengitarinya.
Kemukjizatan Al-Qur’an ilmiah dalam konteks hidayah :

 Perkawinan tumbuh-tumbuhan dzati ialah tumbuh-tumbuhan yang bunganya


telah mengandung organ jantan dan betina.
 Perkawinan tumbuh-tumbuhan khalti ialah tumbuh-tumbuhan yang organ
jantannya terpisah dari organ betina, seperti pohon kurma, sehingga
perkawinannya terjadi melalui perpindahan.

Kekurangan aspek :
1. kekalahan internal yang menyebabkan sebagian orang memandang ilmu
pengetahuan sebagai batu uji panutan, dan Al-Qur’an harus mengikuti. Oleh
karena itu mereka berusaha memantapkan Al-Qur’an dengan ilmu
pengetahuan atau membuktikan kebenarannya berdasarkan ilmu pengetahuan,
padahal Al-Qur’an adalah Kitab Suci yang sempurna isinya dan final hakikat-
hakikatnya. Sedang ilmu pengetahuan yang sekarang selalu membatalkan apa
yang telah ditetapkan kemarin. Segala apa yang dicapainya tidak mutlak dan
tidak final, karena ia terikat dengan sarana yang berupa manusia, akal dan
alatnya yang kesemuanya itu pada hakikatnya tidak memberikan hakikat yang
satu, final dan mutlak.
2. kesalahpahaman terhadap watak dan fungsi Al-Qur’an. Yaitu bahwa Al-
Qur’an adalah sebuah kebenaran yang final dan mutlak, menangani
pembangunan manusia dengan cara yang sesuai, menurut kadar tabiat
manusia yang nisbi, dengan tabiat alam dan hukum ilahinya, sehingga

5
manusia tidak akan berbenturan dengan alam sekelilingnya. Tetapi agar ia
sejalan dengan alam dan mengenali sebagian misterinya serta dapat
memanfaatkan beberapa hukumnya untuk kekhalifahannya. Hukum-hukum
yang disingkapnya melalui pengamatan, penyelidikan, percobaan dan
penerapan, sesuai dengan petunjuk akal yang dikaruniakan kepadanya untuk
bekerja, bukan hanya untuk menerima pengetahuan-pengetahuan material
yang telah siap.
3. penakwilan terus-menerus, dengan pemaksaan, terhadap nash-nash Al-Qur’an
agar dapat digiring dan diselaraskan dengan asumsi-asumsi, teori-teori yang
tidak tetap dan labil, padahal setiap hari selalu muncul teori baru.4

Jadi menurut uraian tersebut kebenaran Al-Qur’an adalah kebenaran final,


pasti dan mutlak. Sedang apa yang dicapai dalam penyelidikan manusia, betapa
pun canggih alat-alat yang dipergunakannya, adalah tetap saja kebenarannya tidak
final dan tidak pasti.

3. Kemukjizatan dalam Aspek Hukum

Kemukjizatan al-Qur’an ilmiah dalam konteks hukum dapat diklasifikasikan


sebagai berikut :
 Al-Qur’an memulai dengan pendidikan individu, karena individu merupakan
batu-bata sosial. Pendidikan individu itu ditegakkan di atas kemerdekaan
jiwanya dan rasa tanggung jawab.
 Al-Qur’an memerdekakan jiwa seorang Muslim dengan akidah tauhid. Dengan
akidah ini, ia dibebaskan dari kekuasaan khufarat dan kepalsuan, belenggu
hawa nafsu dan syahwat, agar ia menjadi hamba Allah yang ikhlas yang hanya
tunduk kepada-Nya, menanamkan rasa tinggi hati kepada selain Dia, sehingga
tidak membutuhkan makhluk. Yang ia butuhkan hanyalah Sang Khaliq yang
Maha Sempurna.
 Al-Qur’an Al-Karim memperkuat keesaan Allah dengan argumentasi pasti dan
tegas yang didasarkan pada logika akal sehat, sehingga tidak dapat dibantah
atau diragukan lagi.
 Al-Qur’an menganjurkan untuk memiliki sifat-sifat mitsali (ideal) yang dapat
melatih jiwa dan keberagaman, seperti sabar, jujur, adil, ihsan (kebajikan),
santun, pemaaf dan tawadhu’.
 Al-Qur’an menetapkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan Islam dalam bentuk
yang paling baik. Yaitu suatu pemerintahan yang didasarkan pada
musyawarah, persamaan, dan larangan berbuat diktator.
 Al-Qur’an juga telah menetapkan perlindungan terhadap adh-dharuriyah al-
khamsah (lima macam kebutuhan primer) bagi kehidupan manusia yaitu: jiwa,
agama, kehormatan, harta benda dan akal.

4
Ibid.,hlm. 183.

6
 Al-Qur’an juga menetapkan hukum tentang hubungan internasional,perang dan
damai, antara kaum Muslimin dengan negara tetangga atau dengan mereka
yang mengadakan perjanjian damai (mu’ahad).
Ringkasnya, al-Qur’an merupakan dustur tasyr’i (sistem, aturan perundang-
undangan) paripurna yang membangun kehidupan manusia di atas dasar konsep
yang paling tinggi dan mulia.5
C. Contoh-contoh Kemukjizatan Al-Qur’an
1. Terpelihara Keasliannya

Al Quran adalah satu-satunya kitab di dunia yang sempurna dan


terpelihara keasliannya, karena sendirilah yang memeliharnya, sebagaimana
firmanNya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (al-Hijr : 9)

Upaya-upaya untuk memalsukan Al Quran ataupun membuat yang semisal


dengan Al Quran telah dilakukan oleh orang-orang kafir sejak zaman dahulu,
namun usaha-usaha itu tak pernah berhasil.

2. Dihafalkan Banyak Manusia

Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang dihafalkan banyak manusia. Al-


Qur’an yang jumlah halamannya mencapai 600 halaman mampu dihafal dengan
tepat dan akurat, sampai huruf per huruf bahkan panjang pendeknya. Al-Qur’an
bisa dihafalkan oleh orang yang tidak mampu berbahasa arab sekalipun, sesuatu
yang tidak mungkin terjadi pada kitab-kitab lainnya.

Al-Qur’an mampu dihafalkan oleh anak-anak yang masih sangat belia,


Ibnu Sina Hafal Al-Qur’an umur 5 tahun, Ibnu Khaldun Hafal Al-Qur’an usia 7
tahun, Imam Syafi’I Hafal Al-Qur’an ketika usia 7 tahun, Imam Ath-Thabari hafal
Al-Qur’an pada usia 7 tahun, As-Suyuthi hafal al-Qur’an sebelum umur 8 tahun,
Ibnu Hajar al-Atsqalani hafal al-Qur’an usia 9 tahun, Ibnu Qudamah Hafal Al-
Qur’an usia 10 tahun.

3. Keseimbangan Redaksinya

Salah satu bentuk mukjizat al-Qur’an adalah keseimbangan redaksi al-


Qur’an, seperti pada contoh berikut :

a. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan antonimnya,


diantaranya :
- Ash-shalihat (kebajikan) dan as-sayyiat (keburukan) masing-masing
167 kali
- Al- hayah (kehidupan) dan al-maut (kematian) masing-masing 145 kali
- An-naf’u (manfaat) dan al-fasadu (kerusakan) masing-masing 50 kali
5
Ibid.,hlm.184-185

7
b. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan sinonim atau makna
yang dikandungnya, antara lain:
- Al-hartsu (sawah) dan az-ziraah (bertani) masing-masing 14 kali
- Al-quran, al-wahyu, dan al-islam masing-masing 70 kali
- Al-jahru (nyata) dan al-alaniyah (nyata) masing-masing 60 kali

c. Keseimbangan khusus, contoh antara lain :


Kata yaum (hari) dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak
jumlah hari dalam setahun. Sedangkan kata hari dalam bentuk jamak
(ayyam) dan mutsanna (yaumain) hanya 30 kali sama dengan jumlah hari
dalam sebulan. Sementara itu kata yang berarti bulan (syahrun-asyhurun)
hanya terdapat 12 kali, sama dengan jumlah bulan dalam setahun. 6

4. Banyak Ayat-ayatnya yang Berisi Isyarat-isyarat Ilmiyah

Mukjizat Al-Qur’an dapat juga dilihat dari banyaknya ayat-ayat al-Qur’an


berisi isyarat-isyarat ilmiyah, antara lain :

a. Tentang kejadian alam semesta


Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa langit dan bumi tadinya merupakan
satu gumpalan melalui firmannya :
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit
dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-
Anbiya:30)

Observasi Edwin P. Huble melalui teropong bintang raksasa pada tahun


1929 menunjukkan adanya pemuaian alam semesta. Ini berarti bahwa alam
semesta berekspansi, ekspansi itu melahirkan sekitar 100 milyar galaksi yang
masing-masing rata-rata memiliki 100 bintang. Tetapi sebelumnya, bila ditarik ke
belakang kesemuanya merupakan satu gumpalan yang terdiri dari neutron.
Gumpulan itulah yang meledak dan yang dikenal dengan istilah Big Bang. Inilah
agaknya yang diisyaratkan oleh Al-Qur’an pada ayat diatas. 7

b. Tentang gunung
“ Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya,
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (begitulah) perbuatan Allah
yang membuat denga kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(QS. An-Naml:88)

6
M. Quraish Shihab, mukjizat Al Quran,(Bandung:Mizan,1997),hlm.140-142
7
Ibid.,hlm.171-172

8
Dari hasil rekaman satelit diperoleh bukti bahwa Jazirah Arabia beserta
gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa sentimeter setiap tahunnya.
Sebelumnya sekitar 5 juta tahun yang lalu Jazirah Arabia bergerak memeisahkan
diri dari Afrika dan membentuk Lembah Belah yang membujur keselaan melalui
deretan danau Afrika. Itulah agaknya yang dimaksud oleh ayat-ayat diatas dengan
berjalannya gunung-gunung sebagaimana berjalannya awan.8

8
Ibid.,hlm.187-188

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologi mukjizat berasal dari kata a’jaza-yu’jizu-i’jaz yang


berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya atau ism fa’il (yang
melemahkan) disebut mu’jiz. tambahan ta’ marbuthoh diakhir kata sehingga
menjadi mu’jizah menunjukkan mubalaghah (superlatif) artinya yang sangat
melemahkan. Secara terminologi yang dimaksud mukjizat atau i’jaz Al-Qur’an
adalah ketidak mampuan siapapun untuk menjawab tantangan Al-Qur’an sebagai
bukti kebenaran Risalah Nabi Muhammad SAW.

Aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an, yaitu:

1. Kemukjizatan dalam aspek bahasa

Dalam susunan kata, al-Qur’an sungguh menakjubkan. Sekalipun tata


penyusunannya tidak dapat ditandingi oleh syair-syair arab yang dikarang oleh
pakar syair terbaikpun. Begitu rapi, indah, dan penuh dengan makna-makna yang
tak ada kontradiksi.

2. Kemukjizatan dalam aspek ilmiah

Kemukjizatan ilmiah Al-Qur’an terletak dalam konteks akidah, contohnya


adalah Semangatnya (Al-Qur’an) dalam mendorong manusia untuk berpikir dan
menggunakan akal. Ilmu pengetahuan telah maju dan telah banyak pula masalah-
masalahnya, namun apa yang telah tetap dan mantap dari padanya tidak
bertentangan sedikitpun dengan salah satu ayat-ayat Al-Qur’an.

3. Kemukjizatan dalam aspek hukum

Al-Qur’an merupakan dustur tasyr’i (sistem, aturan perundang-undangan)


paripurna yang membangun kehidupan manusia di atas dasar konsep yang paling
tinggi dan mulia.

B. Saran

Demikian makalah ini kami buat, kami berharap para pembaca berkenan
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis, khususnya juga bagi para
pembaca. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon
dimaafkan

10
DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai