SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen
Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Hasanuddin
E131 12 272
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
ii
iii
KATA PENGANTAR
Al-hamdu lillahi rabbil „alamin, Puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah S.W.T dan shalawat kepada junjungan Rasulullah Muhammad S.A.W yang
telah memberikan keberkahan dalam hidup hingga penulis bisa menyelesaikan
tugas akhir ini.
iv
7. Bapak Muh. Ashry Sallatu, M.Si, terima kasih sudah pernah mengajak
penulis untuk menginjakkan kaki di Eropa dan mengikuti kegiatan Paris
MUN serta membantu banyak dalam proses persiapannya. Selain itu,
penulis juga ingin berterima kasih karena telah diberi banyak kesempatan
untuk mengikuti banyak kegiatan selama penulis berkuliah.
8. Ibu Seniwati, Ph.D, terima kasih atas segala kebaikan dan dukungannya
selama penulis berkuliah serta terima kasih telah dilibatkan di kegiatan
UICOSP sehingga penulis bisa bertemu banyak orang baru yang sangat
inspiratif.
9. Bapak Agus Salim , S.IP, MIRAP, dan Ibu Nurjannah, SIP, MA yang
telah memberikan banyak masukan dalam skripsi penulis sehingga penulis
bisa memperbaiki kekurangan yang terdapat didalamnya.
10. Bapak dan Ibu dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional
Universitas Hasanuddin lainnya Drs. Patrice Lumumba, Drs. H.M.
Imran Hanafi, MA., M.Ec., Drs. Aspiannor Masrie, M.Si., Dr. H. Adi
Suryadi B, Drs. Munjin Syafik Asyari M.Si., Drs. H. Husain Abdullah,
M.Si., Burhanuddin S.IP., M.Si., Ishaq Rahman S.IP., M.Si., Nur
Isdah S.IP., MA, Aswin Baharuddin, S.IP., MA terima kasih atas ilmu
yang telah diberikan selama penulis berkuliah.
11. Terima kasih juga kepada kakak-kakak Hasanuddin English Debating
Society dan UNHAS MUN Community yaitu Bama Andhika Putra,
Muhammad Akbar Walenna, Andi Emiral Amal, Satkar Ulama,
Radillah Khaerany, Sri Rahayu Bon, Biondi Sanda Sima, Maman,
Mustaqim dan Framitha Rahman yang telah memberikan banyak
bimbingan serta pelajaran dan juga informasi bagi penulis selama penulis
beroraganisasi. Stay awesome Kak!
12. Terima kasih juga kepada rekan-rekan sejawat debaters dan MUN-ers di
Hasanuddin English Debating Society dan UNHAS MUN Community
yang turut memberi warna dalam kehidupan kampus penulis serta turut
mengembangkan kualitas pribadi penulis baik secara keilmuan dan
manajemen organisasi. Terima kasih kepada Andi Aumi Angreny Amin,
Sri Rahayu, Ayu Anastasya Rachman, Mutiah Wenda Juniar,
Nurhidayani Namiruddin, Rezky Ramadhani, Hasnawir, Andi
Rachmatullah, Ikhsan Chalik, Andriano Sumule, Ikhsanul Tajuddin,
M. Fajar Nur, Putri Winda Pakuan, Mashita Dewi Tidor, Andi Ayyub
Ansarullah, Muh. Alif Andyva, Chandra Setiabudi, Muh. Nur Setia
Budi, Khatibul Umam, Munirah, Titania Ishaq, Kevin Bonaparte,
Muh Firmansyah W., Alifah Ummu, Muh. Haykal, Galuh Natasja,
Akbar Rusdy dan lain lain yang penulis mungkin susah mengingatnya
karena penulis hanya manusia biasa yang bisa lupa dan khilaf. You guys
v
are one of the most colorful and diverse people I have ever met, embrace
it!
13. Teman-teman Un(deaf)eated yaitu Jalia Rahmadiana, Mustaqim,
Akbar Rusdy, Nurfadhilah Nuryanda Yasin, Nisria Nurul Maghfirah,
Andi Kasri Unru, dan teman-teman Tuli serta Dengar lainnya yang tidak
bisa saya sebutkan satu-satu. Semoga usaha dan perjuangan kita mencapai
kesetaraan aksesibilitas informasi bisa tercapai suatu saat nanti. Do not
GIVE UP! If God ask me what is the greatest thing that I am thankful for,
my answer will be “my Deaf and Hearing friends who never give up
fighting for equality”. You guys give color to my life and I thank you very
much for it.
14. Terima kasih juga kepada HIMAHI yang meberikan warna tersendiri bagi
kehidupan saya di kampus. Still, LOI and Golden Moment are the best
part of my college life.
15. Terima kasih kepada teman-teman Interupters (HI 2012) yang telah
memberikan pengalaman tersendiri selama penulis berkuliah. I would
rather not to write the stories we had here because it would take 50 pages
to write it all. I thank you very much and it is nice knowing you.
16. Terima kasih kepada sahabat yang tak lekang oleh waktu Adwiyati
Triputri, Muh. Fahmi Masda, Muh. Kharji Muhajir, Raditio,
Nurzaitun Zenita, Amalia Hasanah Ismail, Mufidhatul I., Dian
Fadilah L., Nurul Fitria Ramadhani, dan Rivaldi Lanti yang telah
dengan sabar berteman dengan penulis, mendengar keluh kesah,
membantu dalam kesulitan apapun itu, memberikan motivasi agar cepat
selesai kuliah, dan kebaikan-kebaikan kalian yang tidak bisa kusebutkan
satu persatu. Biarlah kebaikan-kebaikan tersebut menjadi cacatan amal
kebaikan kalian di akhirat nanti bukan di kata pengantar penulis sehingga
kita bisa menikmati indahnya surga bersama sebagai sahabat. I love you to
the moon and back. To be honest, there are lots nice words I’d like to
write, yet I just can’t handle the emotion and the feeling of every moment
we’ve had together! I just can’t!
17. Terima kasih juga kepada adik tingkat rasa teman angkatan Felix
Christian, Rafika Pratiwi, Nabila C., Indah Kurnia, Maharani Putri,
Andi Annisa Ramli, Hadi, Andi Reski Wardina, Tiara Safira.,
Qoanita dan Nirwana Gandhi yang telah membantu banyak dan
menemani penulis dalam mengurus berkas persiapan ujian proposal hingga
ujian skripsi penulis. Penulis berterima kasih banyak kepada kalian karena
telah menjadi substitute teman angkatan dalam dunia perkuliahan penulis.
I thank you very much for your time, your kindness, your laugh, and your
very kind attention. Certainly, I am happy knowing you adiks!
vi
18. Terima kasih juga kepada teman teman KKN Afrika Selatan Saifullah
Masdar, Akmal Yahya, Zulistianingsih M, Dwita Ratu Kusuma P.,
dan Abdul Hamid Zainal sudah menemani masa-masa lamanya
menunggu keberangkatan, masa-masa mencari informan dan sejarawan
baik di Gowa, Makassar, Banten, hingga Capetown. Waiting the tickets to
South Africa for a year wasn’t worthless simply because we spent the time
waiting for it together,
19. Terima kasih juga kepada teman-teman Kyoto Squad dan sensei Dr. Andi
Amri S.Pi., M.Sc., Dr. Muhammad Hasrul dan Prof Dr. Farida
Patittingi S.H., M.Hum. selaku supervisor selama program berlangsung.
The trip was one of the best trip I have ever had not because it was my
first overseas trip far from southeast Asian region, yet it was because of
you guys. Terima kasih kepada Arif Rachman Nur yang selalu
mengingatkan saya untuk cepat lulus. Terima kasih juga kepada Ilmi
Jaya, Nur Shaqylla Shyahnaz, Azhariah Nur B. Arafah yang sudah
menjadi teman trip GELISAH (Gerakan Lincah Salah) in most of my days
in Kyoto. I can’t never forget the silly things we did. I swear, never!
20. Last but not least, terima kasih juga untuk adik tingkat rasa kakak tingkat
yaitu Moch. Mihram yang selalu memberikan suasana baru di tiap
kehadirannya di kampus. You are the most cheerful person I have ever
met! Semoga bisa terus membawa keceriaan dimana pun kau berada.
Terima kasih juga untuk adik Dita Zhazha Paramita yang selalu ngotot
mau kasih hadiah kelulusan.
21. Juga kepada pihak-pihak lain yang sudah berkontribusi banyak selama
masa perkuliahan, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak.
vii
ABSTRAK
Kata Kunci : WTO, Anti Dumping, Lemak Alkohol, Indonesia, Uni Eropa
viii
ABSTRACT
This research aims to find out: firstly, how the Indonesian government responded
the EU anti-dumping measures on fatty alcohol from Indonesia and secondly, the
impact of EU anti-dumping measure. In answering the questions of the research,
the research method used is descriptive research method with data collection
technique through literature review from books, journals, articles, documents,
news, and electronic media (internet). To analyse the data, the authors use
qualitative analysis method with deductive writing style
The results of this research shows that Indonesia in settling the dispute of the
imposition of Anti Dumping Import Duty on fatty alcohol took the step bilaterally
through consultation with the European Union. After obtaining an unsatisfactory
verdict, Indonesia then took the case to the Dispute Settlement Body WTO.
During the process of dispute settlement, it was found that Indonesia had a very
huge interest in the interpretation of Anti Dumping Agreement article 2.4 and its
relation with Single Economic Entity because almost all palm oil derivative
products use selling company in its selling activities. In addition, the study also
shows that the imposition of Anti Dumping Import Duty has lowered the average
annual growth of the amount of fatty alcohol exports from the country of suppliers
of palm oil based fatty alcohol, particularly from Indonesia.
ix
DAFTAR ISI
x
BAB III PRODUK LEMAK ALKOHOL DAN TUDUHAN DUMPING UNI
EROPA.............................................................................................................. 37
A. Gambaran Objektif Industri Produk Lemak Alkohol Indonesia ........ 37
B. Gambaran Objektif Industri Lemak Alkohol Uni Eropa .................... 44
C. Kasus Dumping Serupa Dan Sentimen Terhadap Produk Turunan
Minyak Sawit Indonesia Oleh Uni Eropa ...................................................... 53
D. Tuduhan Dumping Uni Eropa Terhadap Produk Lemak Alkohol
Indonesia........................................................................................................ 56
BAB IV DAMPAK DAN STRATEGI INDONESIA MENGHADAPI
KEBIJAKAN ANTI DUMPING UNI EROPA (STUDI KASUS PRODUK
LEMAK ALKOHOL) ....................................................................................... 77
A. Dampak Kebijakan Anti Dumping Uni Eropa ................................... 77
B. Strategi Indonesia Menghadapi Kebijakan Anti Dumping Uni Eropa92
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 98
A. Kesimpulan ......................................................................................... 98
B. Saran ................................................................................................. 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.4 Nilai Ekspor Lemak Alkohol ke Uni Eropa Tahun 2010-2016 ….…..47
Tabel 3.5 Tabel Permintaan-Penawaran Minyak Nabati di Uni Eropa Tahun 2010-
xii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.2 Total Impor Lemak Alkohol Tahun 2010-2016 (Ton) ……………..45
Grafik 3.3 Total Produksi Lemak Alkohol Tahun 2010-2016 (Ton) …………..45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Nilai Ekspor Saturated Fatty Alcohol Indonesia ke Dunia (Juta Dollar
AS ...………………………………………………………………………….......42
Gambar 3.2 Jumlah Ekspor Produk Fatty Alkohol Indonesia ke Dunia .…..…....43
Gambar 3.3. Pola Produksi Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016 ….......50
Gambar 3.4 Pola Konsumsi Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016 ……..50
Gambar 3.5 Widening Gap Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016
Gambar 3.7 Penjualan dan Pangsa Pasar Lemak Alkohol Produksi UE …......…65
Gambar 3.8 Jumlah Pekerja, Gaji, dan Produktiftas Industri Lemak Alkohol
Gambar 3.9 Penetapan BMAD oleh Unie Eropa Terhadap Eksportir Lemak
Alkohol …………………………………………………………………………..67
xiv
DAFTAR SINGKATAN
AB : Appellate Body
AS : Amerika Serikat
EC : European Commission
UE : Uni Eropa
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
puluh tahun terakhir. Hal itu disebabkan karena semua negara telah sepakat untuk
interaksinya melewati batas-batas negara sehingga hal tersebut tidak akan lepas
dari sebuah aturan dan atau sistam. Sistem perdagangan internasional dirancang
terlibat dalam perdagangan tersebut. Selain itu prinsip dasar dari perdagangan
1
barang impor di pasar domestik, dan saling memberikan konsesi dan resiprokal
awal dari sebuah perjanjian liberalisasi dagang yang bertujuan pada pengurangan
hambatan tarif (tariff barrier), kuota, dan hambatan non tarif (non-tariff barrier)
Swiss. Hingga tahun 1994 semakin banyak negarao yang terlibat dalam GATT
trade barrier.
tersendiri bagi sebuah negara. Terlebih ketika industri dalam negeri yang lebih
efisien dibandingkan negara lain yang memproduksi produk yang sama. Hal
tersebut menjadikan sebuah negara memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan domestik dan ketika over production terjadi sebuah negara bisa
lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia per tahun 2016 diestimasikan mencapai
11.672.861 hektar dengan total produksi minyak kelapa sawit yang mencapai
memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena dapat diolah menjadi beberapa produk
turunan seperti yaitu minyak sawit kasar yang lebih dikenal dengan crude palm oil
(CPO) dan inti sawit yang akan menghasilkan minyak inti sawit kasar crude palm
2
kernel oil (CPKO). Kedua produk turunan kelapa sawit sawit tersebut merupakan
bahan dasar produk oleokimia dasar seperti asam lemak (fatty acid), lemak
salah satu bahan utama pembuatan produk surfaktan. Surfaktan merupakan bahan
baku untuk membuat beberapa produk pembersih sehari-hari seperti detergen cair,
sampo, serta bahan baku kosmetik, dan lain-lain. Hampir 75% dari total bahan
yang diekstraksi dari lemak nabati maupun hewani dan oleokimia buatan yang
Department of Agriculture, 1995, p. 16). Karena sifatnya yang mudah terurai (bio-
degradable), produk oleokimia alami lebih diminati pasar internasional. Selain itu
produk oleokimia alami menggunakan bahan baku kelapa sawit meningkat hampir
p. 6).
menjadikan Uni Eropa sebagai pasar utama oleokimia alami Indonesia. Uni Eropa
3
merupakan salah satu pasar sratetegis Indonesia. Berdasarkan data yang
Indonesia mengekspor 20 persen dari total kuantitas impor Uni Eropa sebanyak
produk lemak alkohol ke Uni Eropa dimana Malaysia menempati urutan pertama
tidak terjadinya injury. Perubahan kebijakan ini dimulai ketika perjanjian terkait
dihadapi oleh tiap negara yaitu dumping, subsidi yang dilarang, diskriminasi
1947, p. 10):
4
than the normal value of the products, is to be condemned if it causes or
threatens material injury to an established industry in the territory of a
contracting party or materially retards the establishment of a domestic
industry.”
Sebagai bentuk respon terhadap praktik dumping, WTO memberikan
negeri pada kondisi tertentu. Hambatan non-tarif merupakan suatu cara yang
Kebijakan non-tarif biasanya dibuat untuk melindungi industri yang masih baru di
penetapan kuota impor, embargo, sanctions, dan beberapa jenis hambatan lainnya.
ditujukan untuk mengatasi impor yang dianggap tidak sehat dari negara tertentu
yang masuk ke dalam pasar domestik yang menyebabkan kerugian bagi industri
tersebut didasarkan pada laporan dua perusahaan Uni Eropa yang memproduksi
lemak alkhol yaitu; Cognis GmbH dan Sasol Olefins & Surfactants GmbH. Kedua
perusahaan tersebut memproduksi 50 persen dari total produksi lemak alkohol Uni
5
material bagi perusahaan Uni Eropa tersebut. Terdapat dua perusahaan yang
diinvestigasi oleh Uni Eropa yaitu; PT. Ecogreen Oleochemicals dan PT. Musim
Mas. Pada tahun berikutnya Mei 2011, Uni Eropa menerapkan bea-masuk anti-
dituduhkan kepada Indonesia, Uni Eropa mengenakan BMAD yang berbeda pada
sebesar 6,3& dan PT. Musim Mas dikenakan BMAD sebesar 4,3% (Guzman,
2011).
dengan tujuan dibentuknya WTO. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
multilateral.
6
Eropa terhadap produk lemak alkohol Indonesia demi menjaga kestabilan volume
ekspor lemak alkohol Indonesia. Selain itu, juga akan dibahas terkait efektifitas
penyelesaian sengketa yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia. Maka dari itu,
penulis telah merumuskan pertanyaan sebagai batasa dalam penulisan skripsi ini
1. Tujuan Penelitian
untuk:
Uni Eropa.
2. Kegunaan Penelitian
7
perdagangan khususnya terhadap penyelesaian sengketa BMAD
D. Kerangka Konseptual
internasional yaitu hambatan non tarif. Meskipun pada dasarnya hambatan non
prinsip GATT yaitu most-favoured nation dan juga prinsip equal treatment
terhadap semua partner dagang. Pada kondisi tertentu, kebijakan terkait hambatan
non tarif diperbolehkan ketika salah satu atau lebih partner dagang sebuah negara
yaitu aktivitas dagang dimana harga barang yang diekspor dibawah nilai yang
wajar (normal value) atau dibawah harga barang tersebut di negerinya seniri, atau
dari harga jual kepada neda negara lain pada umumnya yang berimplikasi
8
Beberapa alasan suatu negara melakukan dumping diantaranya (Wilig, 1998, pp.
61 - 66) :
barang tersebut
rendah.
negara
barrier seperti kuota barang yang masuk dari negara pengimpor dan
kebijakan Trade Remedies sebagai respon terhadap unfair trade practices seperti
9
dumping antara sesama negara anggota WTO.1 Bentuk dari trade remedies
pengekspor. Kebijakan anti dumping hanya dterapkan ketika hasil dari investigasi
diwujudkan dalam bentuk pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yang
kembali dan atau mengurangi kerugian yang terus berlanjut pada industri
2. Organisasi Internasional
Argumen yang paling popular saat ini ketika berbicara tentang organisasi
Sebagai contoh kebijakan proteksi dagang dapat dievaluasi kembali melalui DSB
1
Istilah Trade Remedies digunakan oleh Uni Eropa sebagai Trade Deffence Instrument yang
terdiri dari Antidumping, Antisubsidy, dan Safeguard. Anti dumping dan Antisubsidy tergolong
dalam kategori unfair trade practices.
10
dengan melibatkan contracting parties dan third parties hanya jika negara-negara
sovereign states with the aim of pursuing the common interest of membership
dari aturan internasional dan aturan internasional merupakan hal yang paling
seperti WTO. Birbeck menyatakan bahwa sebagian besar kajian mengenai tata
pelanggaran dalam sebuah agreement. Negara anggota WTO telah sepakat bahwa
jika salah satu negara anggota melanggar aturan perdagangan, negara anggota
2
Contracting parties diartikan sebagai aktor negara yang sedang terlibat dalam sengketa
perdagangan sedangkan third parties diartikan sebagai pihak negara yang mempunyai interst
terhadap kasus yang sedang dihadapi contracting parties
11
yang telah disepakati bersama (World Trade Organization, 2015, p. 55). Selain itu
sengketa juga muncul ketika satu pihak tidak memenuhi kewajiban yang telah
disepakati sebelumnya. Selain itu, dalam penyelesaian sengketa, pihak ketiga bisa
terimplementasikan, dan juga banyak kasus yang tidak terselesaikan dalam waktu
proses penyelesaian yang lebih terstruktur dan juga tahap-tahap penyelesaian yang
lebih jelas.
sedang bersengketa. Penyelesaian pada tahap ini selalu dimulai dengan melakukan
menjadi preferensi paling utama dan menjadi langkah awal dalam penyelesaian
12
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal,
dokumen, artikel dalam berbagai media, baik internet maupun surat kabar
3. Jenis Data
13
buku, jurnal, artikel, majalah, handbook, situs internet, institut dan
lembaga terkait. Adapun, data yang dibutuhkan adalah data yang berkaitan
5. Metode Penulisan
14
BAB III
olekimia memberikan nilai tambah bagi produk itu sendiri. Beberapa jenis
oleokimia diantara yaitu asam lemak (ftty acid), lemak alkohol (fatty alcohol), dan
gliserin. Pada tahun 2006, hasil olahan minyak nabati menjadi produk oleokimia
yaitu 16% dari total produksi minyak nabati dunia (Rupilius & Ahmad, 2006, p.
15). Penggunaan produk oleokimia digunakan pada industri kimia dan industri
makanan (Rupilius & Ahmad, 2006, p. 15). Beberapa bahan baku pembuatan
lemak alkohol berasal dari lemak hewani, serabut kelapa sawit, kedelai, kanola,
Salah satu bahan baku penghasil produk oleokimia Indonesia yaitu minyak
nabati kelapa sawit. Menurut Arianto, industri kelapa sawit Indonesia memiliki
prospek yang cerah karena alasan-alasan berikut (Yoyo, 2014, pp. 1-2):
populasi penduduk
37
c. Keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia antara lain masih
kelapa sawit.
Total perkiraan produksi kelapa sawit Indonesia di tahun 2017 yaitu 35.359.384
Ton. Total produksi tersebut naik kurang lebih 100% dalam 10 tahun terakhir.
40
35
30
Produksi (Juta Ton)
25
20
15
10
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
38
Indonesia saat ini mengekspor kurang lebih 40an jenis produk berbasis
masih menjadi negara pengekspor produk berbasis kelapa sawit terbanyak dengan
jumlah kira-kira melebihi 100 jenis produk (Yoyo, 2014, p. 2). Mengolah sawit
mentah memberikan nilai tambah jual yang tinggi bagi produk olahan kelapa
berbagai negara (Yoyo, 2014, p. 6). Peningkatan permintaan lemak alkohol nabati
harga yang relative lebih murah, sumber minyak nabati yang dapat diperbaharui,
CPKO).
39
ketersediaan bahan baku yang lebih banyak, industri di kawasan
f. Biaya pengiriman melalui jalur laut yang lebih efisien dari Asia
dibandingkan dengan Malaysia dari hal ekspor produk mentah CPO dan CPKO
(Yoyo, 2014, p. 7). Hingga tahun 2011, Indonesia mengekspor hasil perkebunana
kelapa sawitnya dalam bentuk mentah (raw material) sekitar 60%, sisanya
kemudian diekspor dalam bentuk produk olahan dan ditahun setelahnya Indonesia
mentah CPO dan CPKO (termasuk didalamya produk lemak alkohol) (Yoyo,
2014, p. 7). Produk olahan kelapa sawit punya nilai tambah lebih di bandingkan
menjelaskan bahwa produk hilir kelapa sawit seperti lemak alkohol memiliki nilai
40
Tabel 3.1 Nilai Tambah Produk Hilir Kelapa Sawit
Ekspor saturated fatty alcohol Indonesia ke dunia pada tahun 2014 bernilai
USD 495,8 juta dengan tiga negara tujuan utama yaitu Republik Rakyat
Tiongkok/RRT (USD 147,3 juta), Belanda (USD 83,3 juta), dan Amerika
Serikat/AS (USD 76,4 juta). Selama periode 2010-2014, trend ekspor produk
saturated fatty alcohol Indonesia ke dunia tumbuh 8,6% per tahun Namun
demikian, pada Januari-Juli 2015 nilai ekspor saturated fatty alcohol Indonesia ke
41
Tabel 3.2 Ekspor Fatty Alcohol Indonesia ke Dunia (Ton)
2010 156.128.703
2011 188.129.846
2012 183.412.842
2013 259.780.184
2014 323.860.660
2015 272.412.360
2016 250.818.590
Sumber : Badan Pusat Statistik (data diolah)
Sumber: (Pusat Kebijkan Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Perdagangan, 2015, p. 34)
Belanda merupakan salah satu negara di Uni Eropa dengan tujuan ekspor
ke-2 produk saturated fatty alcohol Indonesia pada tahun 2014 dengan nilai ekspor
mencapai USD 83,3 juta atau 16% dari total nilai ekspor saturated fatty alcohol
Indonesia ke dunia . Jika dibanding kan dengan total ekspor non migas Indonesia
ke Uni Eropa yang mencapai 16,8 miliar (Bank Indonesia, 2016, p. 160), pangsa
ekspor saturated fatty alcohol Indonesia hanya sebesar 0,49%. Namun demikian,
pasar Belanda dan Uni Eropa merupakan pasar yang potensial untuk terus
42
dikembangkan bagi ekspor produk saturated fatty alcohol Indonesia karena selama
dunia.
Dunia
Sumber: (Pusat Kebijkan Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Perdagangan, 2015, p. 35)
ke dunia pada tahun 2014 berjumlah 353,8 ribu ton dengan tiga negara tujuan
terbesar meliputi RRT (110,9 ribu ton), Belanda (61,1 ribu ton), dan AS (51,4ribu
ton). Selama periode 2010-2014, volume ekspor produk saturated fatty alcohol
Indonesia ke dunia tumbuh 18,5% per tahun. Namun demikian, pada Januari-Juli
mengalami penurunan yang signifikan. Dari sisi volume, pangsa ekspor produk
43
saturated fatty alcohol Indonesia ke Belanda tahun 2014 mencapai 17% dari total
ekspor produk tersebut ke dunia. Volume ekspor ke India pada Januari-Juli 2015
Uni Eropa telah menjadi salah satu mitra dagang strategis Indonesia. Nilai
Kanada dan Amerika Serikat. Nilai ekspor non migas Indonesia ke Uni Eropa per
tahum 2015 mencapai 14.7 Miliar Dollar AS (Bank Indonesia, 2016) dan lemak
alkohol menyumbang sekita 0.36% dari total nilai ekspor ke Uni Eropa.
terhadap beberapa negara di kawasan Asia. Salah satu negara pengekspor lemak
alkohol terbesar ke Uni Eropa yaitu Indonesia dan Malaysia. Hal tersebut
44
Grafik 3.2 Total Impor Lemak Alkohol Tahun 2010-2016 (Ton)
300,000
250,000
200,000
Total Impor Lemak
150,000
Alkohol Uni Eropa
100,000 (Ton)
50,000
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
70,000
60,000
50,000
40,000
Total Produksi Lemak
30,000 Alkohol Uni Eropa (Ton)
20,000
10,000
0
2010 2011 2012 2013 2015 2016
Data diatas menunjukkan bahwa kebutuhan lemak alkhol Uni Eropa diatas
150.000 ton per tahunnya. Total impor lemak alkohol pertahunnya bahkan
melebihi jauh dari total produksi Uni Eropa pertahunnya. Kebutuhan Uni Eropa
terhadap impor lemak alkohol berbanding terbalik dengan total produksinya. Hal
tersebut dapat dilihat dari grafik 3.2 dan 3.3, dijelaskan bahwa rat-rata total
produksi kecuali pada tahun 2013 yaitu diatas 55.000 ton per tahun sedangkan
45
yang terjadi di tahun 2013 produksi menurun dibawah 40.000 ton diikuti dengan
1 India 19718 23525 19364 28491 19746 18839 16776 5982 1737 2621
2 Indonesia 17335 33507 38128 48351 34367 47017 75523 38062 31875 36848
3 Malaysia 63305 103472 93096 97057 45933 31657 55061 38005 50311 49889
4 Amerika 10115 8879 26354 19900 29614 36332 32827 29798 35085 40132
Serikat
Sumber : Market Access Database European Commission (data diolah)
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa Indonesia dan Malaysia masih menjadi
hal industri kelapa sawit dan inti sawit dari segi luas lahan dan total produksi
sama halnya dengan Malaysia. Indonesia pada tahun 2016 sendiri memasok 20%
dari total impor lemak alkohol UE dan Malaysia memasok sekitar 27% serta
Amerika Serikat sebanyak 21.7%. Nilai ekspor ke UE pada tahun 2016 Indonesia
berada di peringkat krtiga setelah Malaysia dan Amerika Serikat dengan total
46
Tabel 3.4 Nilai Ekspor Lemak Alkohol ke Uni Eropa Tahun 2010-2016
Alkohol
UE meningkat hampir dua kali lipat dari 12,6 juta ton menjadi 24.3 juta ton.. Pada
namun pada tahun 2016, dengan konsumsi minyak nabati sebanyak 22.7 juta ton,
kesediaan domestik hanya mencapai 15.36 juta ton. Gap pada tahun 2016 kurang
lebih sekitar 30 persen. Pada tahun 2016, impor minyak nabati berupa Crude
Palm Oil, Sun Flower Oil, Rapessed Oil, dan Soybean Oil masing masing
sebanyak 7,2 juta ton, 1,3 juta ton, 300 ribu ton, dan 250 ribu ton (Gabungan
(sunflower oil), dan minyak rapa (rapessed oil). Selain itu 60% dari total impor
kelapa sawit UE merupakan pasokan dari Indonesia. Hal tersebut memberi pesan
yang kuat bahwa komoditas produk kelapa sawit dan turunannya memiliki peran
47
Minyak nabati Uni Eropa umumnya menghasilkan dua jenis minyak nabati
yaitu minyak bunga matahari dan minyak rapa. Kedua komoditas tersebut menjadi
tekanan dari petani minyak rapa dan minyak bunga matahari UE yang kemudian
substitusi dimana minyak sawit memiliki harga yang relative lebih rendah
dibandingkan dengan minyak bunga matahari dan minyak rapa. Pada tahun 2015,
rasio perbandingan minyak sawit dan minyak rapa yaitu 0.67 dimana harga
minyak rapa sebanyak dua ton setara dengan harga minyak sawit. Dengan rasio
harga 0.67 Uni Eropa diuntungkan sebesar 1 ton minyak sawit dengan jumlah
uang yang sama. Bahkan ketika rasio haraga minyak sawit dan minyak rapa
diakarenakan demand Uni Eropa yang besar dan produksi domestiknya yang tidak
48
Tabel 3.5 Permintaan-Penawaran Minyak Nabati di Uni Eropa Tahun 2010-
2016 berdasarkan US Department of Agriculture
Supply Demand
Tahun
Produksi Impor Stok Awal Jumlah Konsumsi Ekspor Stok Akhir Jumlah
2010 13760 7712 -143 21329 20759 841 -271 21329
2011 14199 8272 -271 22200 20709 1179 312 22000
2012 14465 8983 312 23760 22108 1713 -61 23760
2013 15753 9263 -61 24955 22964 1449 542 24955
2014 16419 8665 542 25626 23924 1785 -83 25626
2015 15775 8947 -83 24639 23019 1694 -74 24639
2016 15364 9050 -74 24340 22736 1550 54 24340
Sumber : (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, 2017) (data diolah)
Produksi minyak nabati Uni Eropa meliputi tiga komoditas yaitu minyak
kedelai, minyak rapa, dan minyak bunga matahari. Minyak sawit tidak tumbuh di
yang hanya tumbuh di daerah tropis. Pada tahun 2000. UE masih bisa memenuhi
Indonesia, 2017). Hingga pada tahun 2010, UE hanya mampu memenuhi 66%
kebutuhan domestiknya dan pada tahun 2016 produksi minyak nabatinya hanya
49
Gambar 3.3 Pola Produksi Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016
Gambar 3.4 Pola Konsumsi Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016
50
Pada tahun 1999 hingga 2016, pola konsumsi dan produksi minyak rapa
berada pada urutan pertama dikarenakan hingga pada tahun 2008 produksi minyak
rapa mengalami trend yang positif sebesar 7,8% pertahunnya, dimana produksinya
bertambah sekitar 449 ribu ton pertahunnya. Sedangkan minyak kedelai dan
matahari dengan rata- rata penurunan 24 ribu ton per tahun sedangakan minyak
bunga matahari berkurang sebanyak 23.56 ribu ton per tahunnya sejak 2008.
dengan pola produksi yang meningkat pula, maka alternatif yang dipilih Uni
Eropa yaitu dengan memasok minyak sawit sebanyak 31% dari total
peningkatan sejak tahun 1999. RPO dan CPO turut menyumbang masing-masing
33% dan 27% dan terus meningkat hingga 42% dan 31% di tahun 2016. Saat ini
51
Gambar 3.5 Widening Gap Minyak Nabati Uni Eropa Tahun 1999-2016
Berdasarkan United States Department of Agriculture
Jika dilihat trend produksi dan konsumsi minyak nabati Uni Eropa dari
tahun 1999 hingga 2016. Jumlah total produksi minyak rapa masih belum bisa
memenuhi konsumsi domestik UE. Hal yang sama juga terjadi dengan minyak
bunga matahari. Minyak kedelai yang kurang lebih produksinya sebanyak 13%
dari produksi total habis digunakan untuk konsumsi domestik. Dalam kurun
bahan baku yang dapat diolah menjadi berbagai produk hilir yang bernilai jual
mengambil tindakan yaitu mengimpor minyak nabati dengan jenis lain dalam
jumlah yang lebih besar. Uni Eropa tidak bisa mengandalkan bahan baku minyak
nabati seperti minyak bunga matahari, minyak kedelai dan minyak rapa
52
merupakan komoditas thin market di pasar dunia karena volume yang bisa
berbasis minyak sawit. Kemajuan produksi biodiesel pun didukung oleh kebijakan
dengan pengenaan pajak impor yang tinggi dengan tuduhan adanya praktik
dumping yang dilakukan Indonesia. Bea Masuk Anti Dumping yang diberlakukan
UE cukup besar yaitu di kisaran 8.8% - 23.3% (76.94 euro hingga 178.85 euro)
per ton .
komoditas bioedisel ke UE turun dari total nilai 635 juta Dollar AS pada tahun
2013 menjadi 150 juta Dollar AS pada 2016 (Gumetar, 2018). Hal tersebut
53
dianggap merugikan industri biodiesel Indonesia dan dianggap tidak mematuhi
aturan WTO dalam Anti Dumping Agreement (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia, 2017).
bawah biaya produksi. Pada tahun 2014, Indonesia mengambil pansa pasar
dengan memberlakukan pajak tambahan 24.6% dan 23.3% yang didasarkan pada
bulan yang dilakukan sejak 2012. Dampak yang ditimbulkan oleh pengenaan
BMAD yaitu melambung tingginya harga impor melebihi harga biodiesel yang
diproduksi di UE. Selain itu, pengenaan BMAD juga telah membuat ekspor diesel
54
Setelah melalui beberapa proses penyelesaian sengketa perdagangan di
WTO. Indonesia memenangkan gugatan yang diajukan terhadap Uni Eropa atas
pengenaan BMAD pada produk biodiesel Indonesia. Hasil akhir DSB WTO
memenangkan enam gugatan Indonesia atas Uni Eropa. Hal tersebut memberikan
mengalami penurunan nilai ekspor sebesar 42.84% antara tahun 2013 hingga
2016. Catatan terburuk jatuhnya nilai ekspor biodiesel Indonesia yaitu pada tahun
yang dilakukan Uni Eropa terhadap perjanjian Anti Dumping WTO selama proses
Indonesia dalam menghitung biaya produksi dan normal value. UE juga tidak
Selain itu, Uni Eropa juga dianggap menetapkan batas keuntungan yang
BMAD yang lebih tinggi dari margin dumping. Selain itu UE juga tidak dapat
55
D. Tuduhan Dumping Uni Eropa Terhadap Produk Lemak Alkohol
Indonesia
a. Konsultasi (Consultation)
permohonan.
penyelesaian sengketa.
56
b. Pembentukan Panels (Establishment of Panels)
57
c. Prosedur-Prosedur Panel (Panels Procedures)
laporan kepada para pihak yang bersengketa tidak boleh lebih dari
bulan.
laporan panel lebih cepat dari dua puluh hari setelah laporan
dipertimbangkan.
58
e. Penijauan kembali (Appelate Review)
Body) yang dibentuk oleh DSB. Badan ini terdiri dari tujuh orang
59
f. Implementasi (Implementation)
60
suspensi, hal tersebut diteruskan pada arbitrase. Hal ini
Regulation (EC) No. 1225/2009 tentang kebijakan proteksi terhadap produk impor
dumping yang berasal dari negara-negara yang bukan merupakan anggota Uni
Eropa. Tuduhan tersebut berupa praktik dumping yang ditujukan ke produk lemak
alkohol asal India, Indonesia dan Malaysia dan menyebabkan material ijury
terhadap industry UE. Komplain diserahkan pada tanggal 30 Juni 2010 oleh dua
produsen UE yaitu Cognis GmbH dan Olefins & Surfactants GmbH. Kedua
61
Dalam proses investigasi yang dilakukan Uni Eropa, dikarenakan
ketiadaan data terkait harga domestik dalam negara peng-impor lemak alkohol
normal value dan harga ekspor ketika dijual di UE. Constructed normal value
terkait praktik dumpig yang dilakukan oleh eksportir lemak alkohol. Dalam
klaimnya pihak UE menyatakan bahwa baik volume maupun harga produk impor
kuantitas atau jumlah penjualan serta market share yang dialami industri UE. Hal
tersebut juga dianggap berdampak pada performa, kondisi keuangan, dan kondisi
tindakan terkait tuduhan dumping pada eksportir lemak alkohol ke Uni Eropa.
Investigasi tersebut didasarkan pada komplain dari dua perusahaan lemak alkohol
UE yang memproduksi 50% dari total produksi lemak alkohol UE. Cognis GmbH
dan Olefins & Surfactants GmbH berada dalam wilayah hokum Jerman dan
berproduksi di beberapa negara UE yaitu Jerman, Perancis, dan Itali. Selain itu,
dalam proses investigasi, juga dilibatkan importir UE yaitu Oleo Solutions Ltd.
yang berbasis di Inggris, serta pengguna lemak alkohol asal negara tertuduh
62
diantaranya Unilever yang berbasis di Belanda, Henkel AG & Co., yang berbasis
di Jerman, dll. Eksportir Indonesia yang dilibatkan dalam proses investigasi yaitu
PT. Ecogreen Oleochemical dan related trading company yang berbasis di Batam,
Musim Mas dan related trading company yang berbasis di Medan Singapura, da
Hamburg.
Eropa baik dijual secara langsung ke konsumen maupun melalui related trading
Selain itu harga barang ekspor ditetapkan berdasarkan harga yang dibayarkan oleh
lemak alkohol yang dijual ke Uni Eropa berupa wujud padat dengan harga yang
perbedaan wujud produk tidak bisa menjadi dasar penyesuaian harga ekspor.
Selain itu permohonan penyesuaian harga juga diajukan oleh pihak yang
3
Ex-works digambarkan sebagai aktifitas perdagangan dimana pembeli meng-cover seluruh biaya
transportasi barang yang akan dibeli. Sebagai contoh, pembeli bertempat tinggal di New York dan
ingin membeli produk kosmetik yang basisnya di Korea Selatan, maka seluruh biaya transportasi
dari Korea Selatan ke New York ditanggung sepenuhnya oleh pembeli.
63
mengkomplain bahwa tarif energi di Indonesia sangat murah dan mendapatkan
berikut :
BMAD dan investigasi dilakukan. Pada tahun 2007 hingga 2009, total kenaikan
ekspor sebesar 57%. Kenaikan terbesar terjadi antara tahun 2007 hingga 2008
yaitu sebesar 58%. Kemudian mengalami penurunan di tahun 2009 dan kenaikan
yang tidak signifikan di periode investigasi. Selain itu, selama periode sebelum
investigasi, produksi lemak alkohol Uni Eropa menurun sebesar 23% mulai dari
2007 hingga 2009. Penjualan produk domestik juga ikut menurun sebanyak 15%
serta kehilangan 12% pangsa pasar. Selain itu, akibat dari menurunnya aktifitas
9% dan penurunan produktifitas hingga 15% mulai dari tahun 2007 hingga 2009.
Hasil data tersebut merupakan respon kuesioner yang dikirimkan baik kepada
64
Gambar 3.6 Produksi, Kapasitas Produksi,dan Capacity Utilization Lemak
Alkohol Uni Eropa
65
Gambar 3.8 Jumlah Pekerja, Gaji, dan Produktiftas Industri Lemak Alkohol
Uni Eropa
untuk menghitung seberapa besar pajak yang perlu dikenakan kepada eksportir
untuk menutupi kerugan yang dialami industri UE. Ketika menghitung jumlah bea
masuk yang akan dikenakan, industri domestik harus mengajukan perkiraan harga
yang rasional dengan menghitung biaya produksi serta keuntungan yang akan
perspektif industri domestik UE. Oleh karena itu, tingkat eliminasi material injury
dihitung berdasarkan perbandingan harga rata-rata produk impor dan harga target
industri UE. Harga target ditetapkan dengan menghitung harga impas penjualan
66
industri UE, (karena mereka mengalami kerugian selama IP) dan menambah harga
jual ini menjadi margin keuntungan yang ditarget UE. Sebagai hasil ditetapkan
Gambar 3.9 Penetapan BMAD oleh Unie Eropa Terhadap Eksportir Lemak
Alkohol
67
3. Konsultasi Antara Pihak Pemerintah Indonesia dan Uni Eropa
Salah satu tujuan utama dari DSU yaitu memberikan kesempatan bagi para
penyelesain sengketa perdagangan secara formal yang dilakukan antara dua pihak
yang sedang bersengketa. Melalui konsultasi, kedua belah pihak yang tengah
saling memuaskan bagi kedua pihak tanpa harus berlanjut ke jalur litigasi.
pertama, kedua belah pihak telah menemukan solusi yang saling menguntungkan;
Sama halnya dengan kasus tuduhan dumping Uni Eropa terhadap produk
lemak alkohol telah memasuki tahap konsultasi terhitung tanggal 27 Juli 2012.
entitas yang berbeda dan menjalankan fungsi yang berbeda dalam melakukan
68
kegiatan ekspor lema alkohol. Hal tersebut berdampak pada tidak tepatnya
dilakukan dengan menghitung nilai transaksi antara produsen dan related trading
kedua entitas tersebut tidak memiliki keterkaitan. Komisi Eropa dalam laporannya
mereka yaitu ICOF-S untuk PT Musim Mas dan EOS untuk PT Ecogreen
dua faktur. Dari total harga yang dinegosiasikan oleh perusahaan penjualan di
pertama diberikan ke pihak produsen asal Indonesia sebanyak 95% dari nilai jual
100% dari nilai yang telah dinegosiasikan. Hal tersebut dianggap sebagai mark up
69
harga dari entitas satu ke entitas lainnya yang kemudian mempengaruhi nilai jual
produk tersebut.
berada di bawah naungan pemegang saham yang sama dengan produsen lemak
alkohol Indonesia. Uni Eropa berpendapat lain bahwa perusahaan penjualan yang
berada di Singapura merupakan entitas yang independen. Selain itu Indonesia juga
alkohol ketika berada di Indonesia yatiu 95% dari harga yang dinegosiasikan oleh
praktik dumping yang dilakukan Indonesia nyata . Selain itu pengambilan harga
Selain itu, Uni Eropa dianggap tidak tepat dalam mendefinisikan produk
laporannya mengambil tiga jenis produk selain produk lemak alkohol dengan
kode produk yaitu 2905 16 85, 2905 17 00, dan 2905 19 00. Salah satu dari
70
berlangsung. Selain itu, dua produk yang dimasukkan dalam perbandingan
BMAD yang identic pada dua produsen/eksportir lemak alkohol asal Indonesia
presentase BMAD pada PT Musim Mas. Hal tersebut kemudian dianggap sebagai
pajak BMAD sesuai dengan ketetapan Uni Eropa terhitung sejak tanggal 11
November 2011. Setelah menerima hasil dari konsultasi antara pihak Indonesia
dan Uni Eropa, PT Musim Mas mendapatkan tawaran berupa kebijakan price
71
Lanjut ke WTO, 2013). Kebijakan price undertaking mengharuskan PT Musim
Mas menerima batas harga terendah dengan nominal yang ditetapkan oleh UE.
harga dibawah harga yang telah ditetapkan UE. PT Musim Mas menolak tawaran
sangatlah fluktuatif. Resiko lainnya itu yaitu sulitnya bersaing produk lemak
alkohol Indonesia di pasar internasional jika suatu waktu harga lemak alkohol
eksportir lemak alkohol yang secara struktur identic. Kedua eksportir tersebut
company.
72
Uni Eropa kemudian menmbuat penyesuaian pada harga ekspor lemak
alkohol dengan menghitung harga mark up yang diterima oleh selling company di
entitas tunggal yang saling berkaitan sehingga penguragan terhadap harga ekspor
bagian dari pembayaran sevice bukan merupakan bagian dari harga produk lemak
alkohol. Selain itu panel juga membenarkan klaim EU bahwa ICOF-S lebih
memiliki fungsi seperti agen dan tidak memiliki kaitan dengan PT Musim Mas.
Terlepas dari klaim UE tentang dua entitas yang berbeda antara produsen dengan
selling company, panel juga menganggap bahwa tidak ada landasan yang kuat
untuk tidak mengurangi biaya yang dikenakan dalam suatu SEE dalam proses
panel juga menganggap bahwa Uni Eropa tidak mematuhi ketentuan ADA pasal
6.7 yang mewajibkan bagi pihak yang melakukan investigasi untuk membuat hasil
73
guna untuk melakukan verifikasi informasi yang didapatkan oleh pihak penyidik.
sebaiknya membuat semua hasil verifikasi tersedia bagi ekportir terkait atau
esensial selama persidangan sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6.9 ADA.
Lebih penting lagi, panel juga menetapkan bahwa pentingnya hasil investigasi
dibuat tersedia dan diungkap agar pihak yang berkepentingan dalam sengketa
itu, diungkapnya hasil investigasi memberikan ruang bagi semua pihak dalam
yang diberikan perusahan ke pihak penyidik. Dalam kasus tuduhan dumping atas
Indonesia leh UE, panel menganggap bahwa UE tidak bisa mengungkap dokumen
hasil kunjungan investigasinya, serta informasi apa yang diberikan oleh pihak PT
Musim Mas kepada otoritas yang melakukan investigasi, serta apakah UE dapat
panel menolak klaim Indonesia terkait SEE. Selain itu, Indonesia juga tidak
74
dengan krisis finasial. WTO menilai bahwa Uni Eropa masih memiliki hak untuk
5. Tahap Banding
fakta yang telah dibahas sebelumnya. Banding dilakukan untuk meninjau kembali
telah dibahas selama panel berlangsung. Fungsi lainnya yaitu untuk meneliti
tangal 10 Februari 2017. Lima hari setelahnya tepatnya pada tanggal 15 Februari
2017, Uni Eropa juga mengajukan banding. Banding tersebut kembali membahas
interpretasi panel terhadap eksportir lemak alkohol Indonesia PT Musim Mas dan
ICOF-S sebagai SEE. Selain itu juga dibahas terkait, ketersedian hasil investigasi
company dalam melakukan aktiftas ekspornya. Selain itu, jika isu SEE
75
6. Pihak Ketiga (Third Parties) Dalam DSB WTO
kebijakan anti dumping terhadap produk lemak alkohol, pihak ketiga yang terlibat
yaitu, India, Korea, Turki, Amerika Serikat, Malaysia, dan Thailand. Diantara
pihak ketiga yang terlibat, hanya Turki dan Amerika Serikat yang memasukkan
Indonesia dan UE. Turki dan Amerika Serikat sepakat akan berpartisipasi dalam
terkait interpretasi SEE. Kedua negara memberikan pandangan yang sama dengan
Uni Eropa terkait adanya dua entitas berbeda dalam proses ekspor lemak alkohol
oleh Indonesia terkait SEE tidak dijelaskan dalam aturan ADA pasar 2.4. Maka
dari itu Amerika Serikat setuju terhadap penyesuaian harga yang dilakukan oleh
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kebijakan anti dumping Uni Eropa atas produk lemak alkohol berdampak
ekspor lemak alkohol sebesar 45% per tahun mulai dari tahun 2007 hingga
rata pertumbuhan ekspor lemak alkohol juga terjadi pada dua eksportir
mencapai 53% dari tahun 2007 hingga 2010. Pada tahun setelahnya hingga
demikian, dilihat dari segi jumlah ekspor yang ditunjukkan tabel 3.5,
sebelum BMAD dikenakan jumlah impor tertinggi AS pada saat itu 26.354
ton. Pada tahun setelah dikenakan BMAD pada eksportir asal Indonesia,
98
tahunnya. Bahkan jumlah ekspor AS pada tahun 2016 melebihi 40.000
ton.
kelapa sawit Indonesia terhadap Uni Eropa. Uni Eropa dalam menentukan
dengan UE.
dilemma atas dampak dari mahalnya bahan baku lemak alkohol bagi
99
proses penyelesaian sengketanya. Beberapa kejelasan proses tersebut
prediktabilitas pasar dan pelakunya, dalam hal ini yaitu pembuat kebijakan
dan pelaku usaha itu sendiri, negara dapat memprediksi arah kebijakan dan
100
B. Saran
UE.
101
DAFTAR PUSTAKA
Buku
102
Kartika, I. T. (2016). Interaksi Kebijakan Renewable Energy Directive Dan
Kebijakan Indonesian Sustainable Palm Oil Terhadap Ekspor Kelapa
Sawit Indonesia Ke Uni Eropa. Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia:
Universitas Hasanuddin.
Yoyo, T. (2014). Strategi Pengembangan Daya Saing Industri Asam Lemak dan
Alkohol Lemak Berbasis Minyak Kelapa Sawit di Indonesia. Bogor, Jawa
Barat, Indonesia: Institut Pertanian Bogor.
Dokumen
Eurostat. Data Statistik Produksi Lemak Alkohol Uni Eropa (data diolah)
Fradejas, A. A., & dkk. (2015, Mei 5). The Political Economy of Oil Palm As A
Flex Crop And Its Implications For Transnational Advocacy and
Campaigns. Retrieved Januari 21, 2018, from Transnational Agrarian
103
Justice Program:
https://www.tni.org/files/download/political_economy_of_oil_palm_as_a_
flex_crop.pdf
Rupilius, W., & Ahmad, S. (2006, Juni). The Changing World of Oleochemical.
Retrieved Desember 15, 2017, from Malaysian Palm Oil Board:
http://palmoilis.mpob.gov.my/publications/POD/pod44-wolfgang.pdf
UNCTAD. (2013, Agustus). Non Tariff Measures To Trade, Economic and Policy
Issues for Developing Countries. Retrieved November 3, 2017, from
UNCTAD: http://unctad.org/en/PublicationsLibrary/ditctab20121_en.pdf
World Trade Organization. (2007). WTO Analitycal Index, Guide to WTO Law
and Practices (II ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
Website
European External Action Service. (2018, Januari 18). Retrieved Februari 23,
2018, from Arahan Energi Terbarukan Uni Eropa dan dampaknya terhadap
Minyak Sawit: https://eeas.europa.eu/headquarters/headquarters-
104
homepage/38780/arahan-energi-terbarukan-uni-eropa-dan-dampaknya-
terhadap-minyak-sawit_id
Gumetar, G. (2018, Januari 26). RI Menangkan Gugatan WTO Atas Bea Masuk
Biodiesel Uni Eropa. Retrieved Februari 10, 2018, from CNN Indonesia:
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180126103715-92-271717/ri-
memenangkan-gugatan-wto-atas-bea-masuk-biodiesel-uni-eropa
Investopedia. (2017). Non Tariff Barrier. Retrieved Oktober 16, 2017, from
http://www.investopedia.com/terms/n/nontariff-barrier.asp
Pradana, R. S. (2013, Juli 3). Kasus Dumping, PT Musim Mas Tolak Tawaran Uni
Eropa. Retrieved Desember 16, 2017, from Koran Bisnis:
www.bisnis.com/industri/read/20130703/12/148648/kasus-dumping-pt-
musim-mas-tolak-tawaran-uni-eropa
Pradana, R. S. (2013, Juli 2). Kasus Dumping, Pemerintah Dukung Musim Mas
Lanjut ke WTO. Retrieved Desember 16, 2017, from Koran Bisnis:
www.bisnis.com/industri/read/20130703/12/148649/kasus-dumping-
pemerintah-dukung-musim-mas-lanjut-ke-wto
Radcliffe, B. (2017, April 18). The Basics of Tarifss and Trade Barrier. Retrieved
Oktober 18, 2017, from Investopedia:
105
http://www.investopedia.com/articles/economics/08/tariff-trade-barrier-
basics.asp
Jurnal
Reindhart, E., & Busch, M. L. (2006). Three's a Crowd: Third Parties and WTO
Dispute Settlement. World Politics, Cambridge University Press, 58(3),
446-477.
Kirchmaier, I., Lindenblatt, A., & D. Pohl, The Political Economy of Anti
Dumping, University of Heidelberg, Economics Department, 1 – 9
Laporan
European Comission. (2010, Agustus 13). Case history fatty alcohols and their
blends - Trade - European Commission. Retrieved Maret 16, 2016, from
Euroopean Comission: http://eur-
lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=OJ:C:2010:219:0012:0016:
EN:PDF
106
107