Ahmad Maulana
(Pendidikan IPS Universitas Lambung Mangkurat)
Email : 1910128210013@mhs.ulm.ac.id
ABSTRAK
Terjadinya perubahan budaya membutuhkan waktu yang sangat lama yang diikuti
rentetan-rentetan perubahan kecil yang berjalan dengan lambat dinamakan evolusi.
Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha-usaha dari masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi yang baru, yang muncul
sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Kebijakan dari pemerintah untuk melakukan
semua aktivitas di rumah saja dalam memutus rantai penyebaran pandemi covid-19.
Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan perubahan sosial budaya masyarakat
pada masa pandemi Covid-19. Penulisan artikel ini menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan studi literatur. Teknik pengumpulan data di lakukan
dengan data sekunder yakni dengan mengumpulkan studi literatur data dari berbagai
referensi dan berbagai sumber yang relavan yaitu dengan mengambil data primer dari
hasil observasi dan wawancara informan secara langsung y a n g dijumpai di lokasi
penelitian, serta dengan menggunakan data sekunder yang diakses di berbagai
informasi terkait penanganan covid-19. Hasil dari penulisan artikel ini mendeskripsikan
bahwa perubahan perilaku masyarakat yang terjadi karena usaha adaptasi masyarakat
dengan pandemi Covid-19. Hal ini akibat dari inisiatif masyarakat sendiri maupun
himbauanatau perintah dari otoritas yang berwenang. Seperti saat ini ada kebijakan
untuk jaga jarak ketika berinteraksi, dan peningkatan solidaritas masyarakat dalam
bentuk kepeduliaaan pada masa pandemi.
PENDAHULUAN
METODE
Data-data yang dipergunakan dalam penulisan artikel ini berasal dari berbagai
literature kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Beberapa
jenis referensi yang dipergunakan adalah buku, ebooks , dan jurnal ilmiah. Jenis data
yang diperoleh variatif, bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu juga dengan
mengambil data primer dari hasil observasi dan wawancara informan secara langsung.
Adapun teknik analisis data pada penelitian pustaka yaitu dilakukan analisis isi, artinya
dalam menganalisis sebuah isi informasi dilakukan dengan membuat pembahasan secara
mendalam. Data atau informasi yang sudah di peroleh selanjutnya akan di susun dan di
sajikan dalam bentuk pembahasan yang akurat.
PEMBAHASAN
Perubahan Sosial Akibat Pandemi Covid-19
Para sosiolog maupun antropolog telah banyak mempersoalkan mengenai
pembatasan pengertian perubahan-perubahan sosial dan kebudayaan. Maclver (dalam
Sosiologi Suatu Pengantar. 2012) ia lebih suka membedakan antara utilitarian elements
dengan cultural elements yang didasarkan pada kepentingan-kepentingan manusia yang
primer dan sekunder. Culture menurut Maclver adalah ekspresi jiwa yang terwujud
dalam cara-cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi
dan hiburan. Segala sesuatu yang memenuhi kebutuhan manusia disebut culture.
Perubahan sosial pada dasarnya dapat terjadi apabila adanya perubahan dalam unsur-
unsur yang terdapat di masyarakat seperti unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis,
atau kebudayaan. Dimana semua unsur-unsur tersebut yang dapat mempertahankan
keseimbangan kehidupan di masyarakat. Perubahan-perubahan sosial yang terjadi ada
yang bersifat periodik dan non periodik.
COVID-19 telah mengubah secara signifikan tata kehidupan manusia dalam
waktu yang singkat. Hal ini dapat dilihat dari adanya perubahan dratis perilaku sosial
manusia akibat penyesuaian terhadap pandemi Covid-19. Perubahan ini tidak terjadi
hanya pada pada individu tetapi juga berbagai kelompok, organisasi, instansi dan
perusahaan. Hampir seluruh aspek terkena dampak perubahan tersebut, mulai dari
pendidikan, sosial, ekonomi, politik dan agama. Perubahan itu menimbulkan gejolak
sosial di masyarakat. Covid-19 telah mengubah kebudayaan masyarakat seperti acara-
acara yang sakral dan religius yakni pernikahan dan kegiatan keagamaan. Banyak acara
resepsi yang ditunda atau dibubarkan dan kegiatan agama seperti sholat jumat di masjid
ditiadakan. Covid-19 ini telah membawa dampak yang besar bagi kegiatan sosial dan
keagamaan masyarakat yang ada di Indonesia.
Secara umum terdapat tiga rumusan wujud kebudayaan yang dikemukan oleh
beberapa ahli, diantaranya pertama, wujud kebudayaan merupakan sebuah kompleks
yang terbentuk dari ide maupun gagasan, nilai dan norma, serta peraturan dan lain
sebagainya. Kedua, wujud kebudayaan juga berupa aktivitas yang terbentuk darin
tindakan manusia ataupun masyarakat yang berpola. Ketiga, wujud kebudayaan dapat
berupa benda yang merupakan hasil buah karya manusia (Koentjaranigrat, 2009:186).
Ruang lingkup kebudayaan terjadi perubahan yang lebih luas. Hal ini karena ada unsur-
unsur kebudayaan yang dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan-perubahan
tersebut tidak memengaruhi sistem sosial. Seorang sosiolog akan lebih terfokus
memerhatikan perubahan kebudayaan yang timbul dari organisasi sosial, serta
memengaruhinya. Pendapat tersebut dikembalikan ke pengertian sosiolog tentang
masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat, menurut Kingsley Davis, adalah sistem
hubungan dalam arti hubungan antara organisasi-organisasi, dan bukan hubungan antara
sel-sel. Dikatakannya bahwa kebudayaan mencakup seluruh cara berpikir dan
bertingkah laku, yang timbul akibat reaksi interaksi yang bersifat komunikatif seperti
menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang
berdasarkan keturunan. Apabila diambil definisi kebudayaan dari Taylor yang
mengatakan bahwa kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat istiadat, dan setiap kemampuan serta
kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, perubahan-perubahan kebudayaan
merupakan setiap perubahan dari unsur-unsur tersebut. (Soekanto Soerjono, 2012)
2. Penemuan-penemuan Baru
Inovasi atau inovation merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar tetapi
yang terjadi dalam jangka waktu yang singkat. Proses tersebut meliputi suatu penemuan
baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang akan tersebar ke berbagai masyarakat, dan
cara-cara unsur kebudayaan baru tadi diterima, dipelajari, dan akhirnya
diimplementasikan dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan-penemuan baru ini
merupakan sebab terjadinya perubahan-perubahan dapat dibedakan dalam pengertian-
pengertian discovery dan invention. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan
yang baru, baik berupa alat, ataupun yang berupa gagasan yang diciptakan oleh seorang
individu atau serangkaian ciptaan para individu.
Discovery baru menjadi invention jika masyarakat sudah mau menerima serta
menerapkan penemuan baru tersebut . Sering kali proses dari discovery sampai ke
invention yaitu membutuhkan suatu rangkaian pencipta-pencipta. Misalnya, penemuan
mobil, dimana penemuan mobil ini dimulai dari usaha seorang Austria, yaitu S. Marcus
(1875) yang membuat motor gas yang pertama. Sebenarnya sistem motor gas tersebut
merupakan sebuah hasil dari rangkaian ide yang telah dikembangkan oleh Marcus
sebelumnya. Marcus lah yang telah menemukan penemuan tersebut dan untuk pertama
kalinyab dia menghubungkan motor gas dengan sebuah kereta sehingga dapat berjalan
tanpa ditarik seekor kuda. Itulah saatnya mobil menjadi suatu discovery. Jadi, setelah 30
tahun kemudian banyak pencipta lain yang meinovasi mobil tersebut, barulah mobil
dapat mencapai suatu bentuk yang lebih baik seperti saat ini sehingga dapat dipakai
sebagai alat transportasi oleh manusia dengan cukup praktis dan aman. Bentuk mobil
semacam itu yang mendapat paten di Amerika Serikat 1911 dapat disebut sebagai
permulaan dari kendaraan mobil yang pada masa sekarang. Dan saat ini mobil menjadi
salah satu alat yang amat penting dalam kehidupan masyarakat manusia. Dengan
tercapainya bentuk tersebut, kendaraan mobil menjadi suatu invention. Pada saat
penemuan menjadi invention, proses inovasi belum selesai sampai ini. Meskipun kira-
kira sesudah 1911 produksi mobil dimulai, mobil masih belum dikenal oleh seluruh
masyarakat.
3. Pertentangan (conflict)
Salah satu sebab perubahan sosial dan kebudayaan yaitu pertentangan masyarakat. Saat
ini masih banyak terjadi pertentangan-pertentangan antara individu dengan kelompok
atau kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional sendiri yang ada di
Indonesia bersifat kolektif. Semua kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat.
Meskipun kepentingan individu diakui, tetapi tetap ada yang namanya kepentingan
sosial. Tidak jarang terjadi pertentangan antara kepentingan individu dengan
kepentingan kelompokn, yang dalam hal-hal tertentu mereka dapat menimbulkan
sebuah perubahan. Pertentangan kelompok ini bisa terjadi di kalangan generasi tua
dengan generasi muda. Pertentangan-pertentangan seperti itu seringkali terjadi, apalagi
pada masyarakat yang sedang berkembang dari tahap tradisional ke tahap modern.
Generasi muda yang kepribadiannya belum terbentuk lebih mudah menerima unsur-
unsur kebudayaan asing yang dalam dan mudah terpengaruhi oleh sesuatu yang tren
saat ini sehingga mereka lupa dengan budaya mereka sendiri.
Keadaan demikian secara tidak lansung akan menimbulkan sebuah perubahan dalam
masyarakat, misalnya pergaulan bebas antara wanita dengan pria atau kedudukan antara
laki-laki dan perempuan yang kian sederajat di dalam masyarakat dan lainnya.
SIMPULAN
Harahap, S. R. (2020). Proses Interaksi Sosial Di Tengah Pandemi Virus Covid 19. AL-
HIKMAH: Media Dakwah, Komunikasi, Sosial Dan Budaya, 11(1), 45-53.
Handy, M. R. N., Mutiani, M., Putra, M. A. H., & Jumriani, J. (2020). The Religious
Values in Tradition of Batahlil in Banjar Pahuluan Community. The Kalimantan Social
Studies Journal, 2(1), 39-47.
Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H. (2019). Nilai Budaya
Manyambang Masyarakat Desa Lok Baintan Dalam Sebagai Sumber Belajar IPS.
Soekanto, Soerjono (2012). Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:
Jakarta