Anda di halaman 1dari 7

Analisis Fungsional dan Cara Kerja

1.1 Analisis Fungsional Aplikasi


a. Rancangan desain aplikasi diawali dengan pembuatan story board sebagai
gambaran umum aplikasi (lihat lampiran 3).
b. Penggambaran umum story board didesain ualng secara digital untuk
membuat aset 2D menggunakan Adobe Ilustrator.

Gambar 2. Pembuatan Aset 2D


c. Aset 2D digunakan untuk pengembangan game dalam proses praktikum
menggunakan aplikasi Construct 2. Hasil akhirnya berupa HTML 5 yang
dapat di ekspor dalam bentuk file .apk yang dapat di instal pada minimal
android 4.1.
d. Prototype dibuat menggunakan Adobe XD untuk menampilkan UI
dengan baik sesuai dengan alur aplikasi.
Gambar 3. Penyusunan Aplikasi
1.2 Cara Kerja Aplikasi
1. Pengguna login/masuk ke aplikasi B-Lab sebagai dosen atau mahasiswa.

Gambar 4. Tampilan Awal Aplikasi


2. Pengguna memilih menu yang diinginkan.

Gambar 5. Tampilan menu dosen Gambar 6. Tampilan menu mahasiswa


3. Pada menu dosen terdapat pilihan “upload materi” dan “upload petunjuk
praktikum”, sehingga dosen dapat menyesuaikan RPS masing-masing
universitas. Terdapat juga pilihan “Laporan Praktikum” yang mengfasilitasi
dosen untuk membuat loker pengumpulan laporan praktikum untuk
mahasiswa. Pada menu mahasiwa ditampilkan pilihan “Vitual Laboratory”,
“Materi Praktikum”, “Pustaka Ilmu”, dan “Laporan Praktikum”. Disarankan
untuk melihat menu “materi” sebelum melakukan praktikum, supaya
mendapat materi pengantar.
Gambar 7. Tampilan “Laporan Praktikum” Dosen Gambar 8. Tampilan “Materi Prakikum”
4. Pada menu mahasiswa terdapat pilihan menu “virtual laboratory”.
Pengguna dapat memilih pengujian yang akan dilakukan. Terbagi menjadi
empat kelompok utama yaitu : uji karbohidrat, uji gula, uji protein, dan uji
lemak. Selanjutnya, pengguna akan memilih uji spesifik dari kelompok uji
utama.

Gambar 9. Tampilan “Virtual Laboratory” Gambar 10. Tampilan Uji Spesifik


5. Pengguna akan diberi tampilan prosedur praktikum sebelum melakukan uji.
Selanjutnya pengguna akan diberi soal pre test untuk melihat kesiapan
pengguna dalam memulai praktikum.
Gambar 11. Tampilan Prosedur Praktikum Gambar 12. Tampilan Pre Test
6. Barulah pengguna akan melakukan praktikum pada virtual laboratory.

Tingkat Simbolik

Tingkat Makroskopik (proses praktikum)

Gambar 13. Ruang Praktikum


7. Setelah praktikum selesai, pengguna mengerjakan soal post test untuk
mengevaluasi pemahaman selama praktikum. Tahap terakhir, pengguna
diberikan pembahasan dari praktikum yang sudah dilakukan. Sehingga
pengguna dapat melakukan review materi dan menyimpulkan praktikum
yang dilakukan.
Dilakukan pembahasan asal
persamaan reaksi dengan
perincian setiap rumus
senyawa. Hal ini merupakan
penerapan tingkat
mikroskopik.

Gambar 14. Tampilan Post Test Gambar 15. Tampilan Pembahasan


8. Menu terakhir adalah “Laporan Praktikum” merupakan loker tempat
mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada dosen masing-masing.
Mahasiswa dapat mengumpulkan
laporan praktikum yang telah
dilakukan dalam format .pdf atau .doc

Gambar 16. Tampilan “Laporan Praktikum” Mahasiswa


8. Rencana Implementasi
Proses implementasi B-Lab dilakukan pada area yang ditentukan dengan
menggunakan waktu percobaan selama 1 tahun dengan menggunakan strategi
ASTERA (Action, Socialisation, Trial, Evaluation, Replication, and
Advocation).

Pada tiga bulan pertama, tim B-Lab akan melakukan Action (pelaksanaan),
yang berfokus pada pembangunan internal team untuk membuat versi closed-
beta dari B-Lab. Tim mengumpulkan data analisis permasalahan lewat survei
dan tanya jawab dengan target pengguna. Selain itu, dalam langkah ini internal
team melakukan rekruitmen anggota dari lintas disiplin ilmu yang mendukung
pengembangan B-Lab.
Langkah selanjutnya adalah Socialisation (sosialisasi), yang akan dilakukan
oleh tim B-Lab yang akan mengedukasi versi closed-beta dari B-Lab kepada
beberapa mahasiswa. Langkah terakhir adalah Trial (eksperimen), yang akan
lakukan pada beberapa mahasiswa, bertujuan untuk memahami perilaku user,
mengvalidasi mobile-app B-Lab, dan mendapatkan database sebagai kebutuhan
pokok untuk membuat versi open-beta dari B-Lab.
Pada bulan keempat hingga keduabelas, B-Lab akan berkonsentrasi pada
Evaluation (evaluasi), merupakan aktifitas mentoring yang melibatkan beberapa
mahasiswa melalui penyusunan sosialisasi penggunaan terkait bagaimana
mengoperasikan B-Lab dengan maksimal. Pengembangan B-Lab juga didukung
dengan proses pembuatan legalitas sebagai bukti kepemilikan aplikasi berupa
pembuatan hak cipta. Selain itu, luaran lain yang diharapkan berupa artikel/jurnal
ilmiah. Manfaat B-Lab akan dapat dirasakan oleh mahasiswa di kampus lain
melalui langkah Replication (replikasi), yang dijadikan sebagai tindak lanjut dan
pengembangan B-Lab di masa depan saat aplikasi sudah tervalidasi oleh ahli dan
sudah terdapat hak cipta, sehingga B-Lab juga dapat digunakan oleh user yang
ada di luar kampus Universitas Negeri Malang. Replikasi ini juga sejalan dengan
rencana B-Lab ini dapat diunduh secara bebas di google playstore nantinya agar
dapat diperbarui sistemnya secara berkala. Langkah terakhir yang dilakukan untuk
mencapai keberlanjutan adalah Advocation (advokasi), yang menunjukkan
dampak atau impact assesment dari B-Lab kepada pemerintah terkait yaitu
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, meminta untuk membuat kebijakan
yang menginstruksikan kampus yang membutuhkan praktikum Biokimia yang ada
di Indonesia untuk menggunakan mobile-app B-Lab sebagai pengembangan
sektor pendidikan. Melalui strategi ASTERA ini, akhirnya kita dapat melihat
output untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
pendidikan, menjadi terobosan alternatif media virtual laboratory untuk
menunjang materi praktikum pada perguruan tinggi di tengah dan pasca pandemi
yang berkelanjutan sebagai upaya dalam meningkatkan kecerdasan bangsa lewat
program kampus merdeka belajar.

Anda mungkin juga menyukai