Anda di halaman 1dari 4

ESAI BIOEXPO 2021-2022

“B-Lab: Biochemistry Virtual and Multiple Representative Laboratory sebagai Praktikum


Online Materi Uji Bahan Makanan dalam mewujudkan pendidikan berkualitas SDGS
2030 “
Karya: Dania Purnama

Indonesia telah menyepakati komitmen global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


atau Sustainable Development Goals 2015-2030 dan salah satu target pentingnya yaitu
Quality Education atau Kualitas Pendidikan. SDG-4 atau tujuan pada pendidikan berkualitas
meliputi berbagai aspek pendidikan, termasuk partisipasi; kualitas dan hasil pembelajaran;
infrastruktur sekolah; kualitas guru; keselamatan dan kebersihan di sekolah; dan komitmen
terhadap nilai-nilai kewarganegaraan global dalam pendidikan. Dalam pencapaian target
SDGs ke-4 terkait pendidikan, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana menjamin
pendidikan yang berkualitas secara inklusif dan merata.
Dalam konteks pencapaian SDG-4, urgensi ada pada aspek kualitas dan kesenjangan.
Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia boleh dikatakan masih rendah. Rendahnya kualitas
pendidikan Indonesia misalnya dapat dilihat dari peringkat PISA (Programme for
International Student Assessment) Indonesia. PISA adalah pengujian kemampuan dasar
pengetahuan anak-anak sekolah berusia 15 tahun di berbagai negara. Sejak empat tahun
terakhir posisi Indonesia menurun di semua bidang yang diujikan, yaitu membaca,
matematika, dan sains. Transisi tiba-tiba ke pembelajaran daring sebagai imbas dari pandemi
Covid-19 sangat mungkin berpotensi memperparah rendahnya pencapaian kualitas
pembelajaran itu.
Peningkatan kompetensi akademik perguruan tinggi yang mewajibkan mahasiswa
menempuh mata kuliah dengan praktikum untuk mengasah hard skills, menemui kendala
akibat keterbatasan ruang dan fasilitas. Praktikum adalah kegiatan yang sangat penting
diterapkan karena mampu memberikan pengalaman dan pengembangan keterampilan proses
dan sikap ilmiah. Covid-19 menjadi koreksi penting yang menunjukkan kelemahan utama
sistem digitalisasi kampus sebab belum mampu mengcover pelaksanaan praktikum online
(Karim, 2020). Masalah pembelajaran daring yang membatasi praktikum karena tidak dapat
dilangsungkan di laboratorium harus menemukan titik terang agar tetap efektif, efisien, dan
materi dapat diterima dengan baik dan benar. Berdasarkan masalah dan peluang yang ada
serta sejalan dengan agenda pembelajaran dalam Kampus Merdeka berdasarkan Kemdikbud
(2020) yang memberikan tantangan dan kesempatan untuk pengembangan kreativitas,
kapasitas, kepribadian, dan kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian,
penulis menciptakan B-Lab: Biochemistry Virtual and Multiple Representative Laboratory
sebagai Praktikum Online Materi Uji Bahan Makanan dalam mewujudkan pendidikan
berkualitas SDGS 2030.
Laboratorium virtual merupakan serangkaian perangkat pembelajaran praktikum
dalam laboratorium yang berbentuk software. Software ini dapat dikembangkan agar dapat
digunakan secara fleksibel dan efektif pada handphone android (Salempa, 2018). Pemanfaatan
virtual laboratory terbukti dapat meningkatkan pemahaman peserta didik (Darby-white, dkk.,
2019). Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam B-Lab adalah student center learning
yang berorientasi atau berpusat pada siswa. Pendekatan ini memberikan kebebasan kepada
mahasiswa untuk mengeksplorasi ilmu pengetahuan secara mandiri sehingga akan didapatkan
pengetahuan mendalam yang dapat meningkatkan kualitas siswa (Lubis & Ginting, 2017). Hal
ini diwujudkan pada penggunaaan B-Lab, dimana pengguna dapat melakukan eksperimennya
sendiri pada ruang praktikum virtual dan melihat reaksi yang divisualkan. Keunggulan yang
ditawarkan oleh aplikasi B-Lab, dalam menggunakan aplikasi B-Lab pengguna mendapatkan
pilihan pembelajaran berupa virtual laboratory untuk materi praktikum, modul/materi
pembelajaran pada setiap materi praktikum, modul langkah kerja atau diagram alir pada setiap
praktikum, evaluasi atau pre test sebelum praktikum, serta pembahasan setelah
praktikum.Media pembelajaran berbasis multiple representatif diharap mampu menjembatani
proses pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam praktikum biokimia. Representasi
pada biokimia dikembangkan berdasarkan urutan dari fenomena yang terlihat, persamaan
reaksi, pemodelan atom, dan simbol. Tingkat makroskopis yang bersifat nyata dan
mengandung bahan dalam praktikum biokimia yang kasat mata dan nyata.
Metode yang digunakan dalam mengembangkan B-Lab yaitu literature saintek dimana
dalam beberapa jurnal dapat diimplementasi secara riil dengan mengikuti model Lee dan
Owens (2004), meliputi: 1). Assessment/analysis, melakukan analisis kebutuhan di lapangan
berdasarkan fakta dan permasalahan yang dihadapi. 2). Design, melakukan proses design yang
sesuaikan degan kebutuhan dan target pemakai. 3). Development, mengembangkan aplikasi
dari versi prototype menggunakan Adobe illustrator untuk design, Adobe XD untuk
pembuatan prototype UI, selanjutnya dikembangkan menggunakan Construct 2 dalam bentuk
HTML 5 berbasis flash, membuat versi close beta untuk selanjutnya open beta dan dilakukan
ekspor ke android. 4). Implementation, pengimplementasian menggunakan strategi ASTERA
(Action, Socialisation, Trial, Evaluation, Replication, and Advocation).

Nama Branding aplikasi B-Lab: Virtual and Multiple Representative


Biochemistry Laboratory. Desain model pengembangan materi menggunakan Teknik
R&D (Research & Development). Desain model pengembangan materi ini terdiri dari
tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop), dan tahap
pendesiminasian (disseminate) (Thiagarajan, 1974:5), namun
tahap yang ditargetkan tercapai adalah pengembangan. Penelitian dan perancangan dilakukan di
secara daring.

Keunggulan yang ditawarkan oleh aplikasi B-Lab, dalam menggunakan aplikasi B-


Lab pengguna mendapatkan pilihan pembelajaran berupa virtual laboratory untuk materi
praktikum, modul/materi pembelajaran pada setiap materi praktikum, modul langkah kerja
atau diagram alir pada setiap praktikum, evaluasi atau pre test sebelum praktikum, serta
pembahasan setelah praktikum.

Media pembelajaran berbasis multiple representatif diharap mampu menjembatani


proses pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dalam praktikum biokimia. Aplikasi B-
Lab virtual laboratory ini perlu implementasi khusu dan ahli animasi creator untuk
merancang penampilan aplikasi tersebut. Namun, rancangan penelitian tersebut dapat
menjadi solusi untuk para tenaga pendidik agar dapat menggunakan praktikum online tidak
hanya saat dimasa pandemik namun untuk layanan inklusi dan siswa yang tidak
memungkinkan untuk melakukan praktikum secara langsung.
Daftar Pustaka

Darby-white, T., Wicker, S., & Diack, M. (2019). Evaluating the Effectiveness of
Virtual Chemistry Laboratory (VCL) in Enhancing Conceptual Understanding:
Using VCL as Pre-Laboratory Assignment. Journal of Computers in
Mathematics and Science Teaching, 38(1), 31–48.
Karim, B. A. (2020). Pendidikan Perguruan Tinggi Era 4.0 Dalam Pandemi Covid-
19 (Refleksi Sosiologis). Education and Learning Journal, 1(2), 102-112.
Lubis, J. A., & Ginting, N. (2017). Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan
Student Centered Learning (SCL) pada Materi Kultur Jaringan. Jurnal
Pendidikan Biologi, 6(3), 371-375.
Salempa, P. (2018). Pengembangan Laboratorium Virtual Berbasis Multimedia
Interaktif Pada Praktikum Titrasi Asam Basa. Chemistry Education Review
(CER), 32-41.
Thiagarajan, S., Semmel, D. S., & Semmel, M. . (1974). Instructional Development
for Training Teacher of Exceptional Children. Indiana University.

Anda mungkin juga menyukai