Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pelatihan Reference Manager, Turnitin, dan Kebaharuan

Nama : Marlia Arry Yunanti


NPM : 2284105011
Prodi : Magister Pendidikan Biologi

MENENTUKAN NOVELTY

No Pendahuluan Metode Hasil


.
1  Pengembangan Multimedia Pembelajaran  Penelitian ini merupakan penelitian  Penelitian ini merupakan pengembangan
Interaktif Ipa Untuk Meningkatkan pengembangan atau Education multimedia pembelajaran interaktif IPA untuk
Pemahaman Siswa Pada Materi Research and Development (R&D). siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wates.
Mikroorganisme Smp Model pengembangan yang digunakan  Secara keseluruhan, penelitian ini
dalam mengembangkan multimedia menghasilkan pengembangan multimedia
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pembelajaran interaktif adalah model pembelajaran interaktif IPA yang layak
multimedia pembelajaran interaktif sebagai media pengembangan Alessi & Trollip. digunakan untuk siswa kelas VII SMP Negeri
pembelajaran IPA untuk materi Mikroorganisme Langkah-langkah pengembangan terdiri 1 Wates.
dan mengevaluasi kelayakan produk serta dari 3 tahapan yaitu perencanaan
dampaknya terhadap pemahaman siswa. (planning), desain (design), dan
penngembangan (development).
Dalam penelitian ini, dikemukakan bahwa
pembelajaran IPA yang konvensional masih  Berikut adalah responden dan
menggunakan metode yang berpusat pada guru kontribusi dari setiap tahapan dalam
(teacher-centered teaching) dan kurang penelitian ini:
mengintegrasikan eksperimen atau observasi di
lingkungan sekitar siswa. Siswa menganggap Tahap Perencanaan:
pembelajaran IPA sulit dan kurang menarik,
terutama karena harus memahami istilah-istilah Responden: Guru mata pelajaran IPA di
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Latin, serta SMP Negeri 1 Wates, siswa, teman
cakupan materi yang luas dalam waktu yang sejawat, dosen ahli materi, dan dosen
terbatas. Selain itu, penggunaan media ahli media.
pembelajaran seperti power point seringkali Kontribusi: Penentuan ruang lingkup
membuat siswa merasa bosan dan tidak aktif. materi pembelajaran, identifikasi
karakteristik siswa melalui wawancara
Selain itu, dalam pembelajaran IPA, terdapat dengan guru dan siswa, pengumpulan
materi-materi yang sulit dipelajari secara langsung sumber yang mendukung
karena terkendala waktu, peralatan, tenaga, dan pengembangan multimedia
tempat. Misalnya, materi Sistem Pencernaan pembelajaran, brainstorming dengan
Makanan, Sistem Pernafasan, Sistem Peredaran guru dan ahli, serta pembuatan
Darah, Klasifikasi Makhluk Hidup, dan lain-lain. dokumen perencanaan seperti tampilan
Dalam mengajar materi Klasifikasi Makhluk produk dan rencana pelaksanaan
Hidup, guru cenderung menggunakan metode pembelajaran (RPP).
penugasan seperti pengerjaan soal atau
rangkuman, namun hal ini tidak efektif dalam Tahap Desain:
meningkatkan pemahaman siswa.  Responden: Tidak disebutkan secara
spesifik.
Selain itu, terdapat kendala dalam pemanfaatan  Kontribusi: Pembuatan flowchart,
fasilitas sekolah sebagai media pembelajaran. storyboard, dan naskah materi.
Laboratorium komputer yang seharusnya dapat
digunakan sebagai tempat pembelajaran interaktif Tahap Pengembangan:
belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga  Responden:
pembelajaran dengan bantuan komputer belum a. Uji Alfa: Dua ahli media dan dua ahli
banyak dilakukan. Padahal, minat belajar materi.
menggunakan komputer siswa cukup tinggi. b. Uji Beta: Enam siswa SMP Kelas
VII, terdiri dari dua siswa
menyajikan materi dalam tampilan animasi dan berkemampuan tinggi, dua siswa
video untuk meningkatkan pemahaman siswa. berkemampuan sedang, dan dua siswa
Penelitian ini mengevaluasi kelayakan produk
multimedia pembelajaran interaktif tersebut berkemampuan rendah.
sebagai media pembelajaran c. Uji Lapangan: Kelas VII F dengan
jumlah siswa 30 orang.
 Kontribusi:
a. Uji Alfa: Validasi produk oleh ahli
media dan ahli materi.
b. Uji Beta: Mendapatkan tanggapan
kualitatif awal dari pengguna mengenai
kenyamanan pemakaian, ketersampaian
pesan pembelajaran, dan kelengkapan
produk.
c. Uji Lapangan: Mengetahui apakah
produk dapat diterapkan dalam situasi
pembelajaran kelas dengan siswa
beragam kecepatan belajar.

 Dalam tahap pengembangan, juga


terdapat pembuatan produk multimedia
pembelajaran interaktif berdasarkan
elemen-elemen seperti gambar,
animasi, audio, dan video. Software
yang digunakan adalah Adobe
Photoshop CS2, Adobe Flash CS5,
Audacity, dan Adobe After Effect.
Selain itu, dilakukan pengemasan
produk dalam bentuk CD dengan
desain sampul kemasan luar dan dalam
menggunakan aplikasi Corel Draw X7.

 Setelah tahap pengembangan,


dilakukan uji coba lapangan (validasi
produk) dengan menguji tanggapan
siswa dan menguji kebermanfaatan
produk melalui tes capaian hasil belajar.
2  Pengembangan E-Modul Biologi Dilengkapi  Penelitian ini merupakan jenis  Penelitian ini menghasilkan e-modul biologi
penelitian dan pengembangan dilengkapi dengan tokoh kartun.
Tokoh Kartun Materi Sistem Gerak Siswa Kelas
menggunakan model ADDIE yang E-modul ini dikembangkan untuk materi sistem
Xi Mipa Sma dimodifikasi mengacu teori Robert gerak manusia.
Maribe Branch dalam Sugiyono (2015).
 Tujuan artikel ini adalah sebagai berikut: Tahapan yang digunakan meliputi  Temuan:
analisis (analysis), perancangan
Mendeskripsikan validitas e-modul yang (design), dan pengembangan. Wawancara dengan guru dan siswa
dikembangkan ditinjau dari aspek validasi materi. mengungkapkan beberapa permasalahan dalam
Mendeskripsikan validitas e-modul yang  Responden: pembelajaran biologi, seperti bahan ajar yang
dikembangkan ditinjau dari aspek validasi media. monoton dan kurang menarik perhatian siswa.
Mendeskripsikan respon siswa terhadap e-modul 15 siswa kelas XI MIPA SMAN Siswa menganggap sistem gerak sebagai materi
biologi yang dikembangkan. Ambulu. Mereka merupakan subjek yang sulit dipahami karena banyaknya nama
penelitian yang terlibat dalam ilmiah struktur tulang.
Pro kontra dalam artikel ini dapat diidentifikasi pengembangan e-modul biologi. Siswa membutuhkan bahan ajar yang lebih
sebagai berikut:
menarik dan dilengkapi dengan gambar tokoh
Pro:  Kontribusi: kartun.
Aksesibilitas bahan ajar sangat penting dalam a. Tahap Analisis: Penggunaan tokoh kartun dalam e-modul dapat
sistem pembelajaran. meningkatkan minat siswa dalam mempelajari
Penggunaan e-modul sebagai bahan ajar dapat Responden: Responden yang materi yang sulit.
memfasilitasi pembelajaran mandiri. memberikan informasi terkait Teori dan Kontribusi:
E-modul dilengkapi dengan gambar tokoh kartun dengan penyebab masalah belajar
yang menarik dapat meningkatkan minat dan siswa dan jenis bahan ajar yang Penelitian ini didasarkan pada model ADDIE
motivasi siswa dalam mempelajari materi. paling tepat. Mereka dapat berupa yang dimodifikasi (analysis, design, dan
Modul elektronik menarik dan dapat guru, siswa, atau pihak terkait development) dalam pengembangan e-modul
meningkatkan interaksi siswa dengan media ajar. lainnya. biologi.
E-modul ini memberikan kontribusi dalam
Kontra: meningkatkan minat dan pemahaman siswa
Tidak semua siswa memiliki akses yang memadai Kontribusi: Memberikan informasi terhadap materi sistem gerak manusia.
terhadap teknologi yang diperlukan untuk untuk menganalisis kebutuhan, Penelitian ini juga mencantumkan kompetensi
menggunakan e-modul. siswa, dan kurikulum dalam dasar dan indikator pencapaian yang relevan
E-modul mungkin tidak cocok atau efektif bagi merancang dan mengembangkan e- dengan materi, sehingga memudahkan siswa
semua jenis pembelajaran atau materi. modul biologi dalam memahami konteks pembelajaran.
Penggunaan tokoh kartun dalam e-modul dapat
mengurangi tingkat keakuratan visualisasi materi. b. Tahap Design:  Keterbatasan dan Hambatan:
Teori yang dapat diidentifikasi dalam artikel ini Artikel tidak menyebutkan keterbatasan dan
adalah: Responden: Tidak disebutkan secara hambatan yang spesifik terkait dengan
spesifik dalam artikel. penelitian ini.
Teori pembelajaran:
Artikel ini mencakup berbagai aspek pembelajaran, Informasi lebih lanjut tentang validitas dan
termasuk aksesibilitas bahan ajar, interaksi siswa Kontribusi: Desain e-modul biologi reliabilitas instrumen penelitian serta faktor-
dengan guru dan sumber belajar, serta tujuan dilakukan oleh peneliti, termasuk faktor lain yang mempengaruhi hasil penelitian
pembelajaran. menyusun kerangka isi modul dan dapat menjadi tambahan yang berguna
Teori pengembangan bahan ajar: Artikel ini membahas mendesain gambar tokoh kartun
pengembangan e-modul sebagai bahan ajar yang Nobita Nobi yang sesuai dengan
disusun secara rinci, sistematis, dan mudah dipahami.
Teori penggunaan media dalam pembelajaran: Artikel materi menggunakan aplikasi
ini membahas penggunaan tokoh kartun dalam e- CorelDRAW.
modul sebagai media pembelajaran yang menarik dan c. Tahap Development:
dapat meningkatkan motivasi serta pemahaman siswa.
Responden: Para ahli (ahli materi
dan ahli media) serta 15 siswa kelas
XI MIPA SMAN Ambulu.

Kontribusi:
Para ahli: Merevisi dan memberikan
penilaian terhadap tahap
pengembangan e-modul biologi.
Siswa: Memberikan tanggapan dan
uji respon terhadap e-modul biologi
yang telah dikembangkan.

 Dalam keseluruhan penelitian,


responden yang paling signifikan adalah
15 siswa kelas XI MIPA SMAN
Ambulu

3 Pengembangan Modul Biologi Problem Based Metode Penelitian: Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Penelitian ini menggunakan metode perbedaan yang signifikan antara kelas
Berpikir Kritis Peserta Didik SMA Research and Development (R&D) yang eksperimen yang menggunakan modul biologi
mengacu pada desain R&D model 4-D PBL dan kelas kontrol yang tidak
(Define, Design, Develop, Disseminate). menggunakan modul. Kelas eksperimen
Tujuan: menghasilkan peningkatan yang lebih tinggi
Responden: dalam kemampuan berpikir kritis
 Mengembangkan modul biologi berbasis problem Responden dalam penelitian ini adalah dibandingkan dengan kelas kontrol.
based learning (PBL) pada materi sistem peserta didik dari SMA N 1 Bandar Berdasarkan analisis deskriptif dan uji
pernapasan. Lampung Provinsi Lampung. Jumlah hipotesis, dapat disimpulkan bahwa modul
 Mengetahui efektivitas modul biologi berbasis peserta didik secara keseluruhan adalah 68 biologi PBL yang dikembangkan memiliki
PBL pada materi sistem pernapasan terhadap
peserta didik. Subjek penelitian pengaruh positif terhadap peningkatan
kemampuan berpikir kritis.
adalahKontribusi dari metode R&D dalam kemampuan berpikir kritis peserta didik.
 Mengetahui perbedaan prestasi peserta didik yang
menggunakan modul biologi berbasis PBL dengan penelitian ini adalah: Modul tersebut memberikan dukungan dalam
peserta didik yang hanya menggunakan model pembelajaran mandiri, mengembangkan
problem based learning tanpa modul biologi Kontribusi : kemampuan berpikir kritis, dan membantu
berbasis PBL. R&D digunakan untuk mengembangkan peserta didik dalam memahami materi
modul biologi Problem Based Learning pelajaran jadi sesuai dengan tujuan penelitian.
Pro: (PBL) dalam bentuk media cetak. Melalui
 Media pembelajaran berupa modul memiliki
tahap pengembangan (develop), modul Temuan:
karakteristik tersendiri, seperti self-instructional,
pengakuan atas perbedaan individual, penggunaan tersebut dapat dikembangkan secara Berdasarkan hasil penelitian, temuan utama
berbagai macam media pembelajaran, dan evaluasi sistematis dan terstruktur. adalah sebagai berikut:
kontinyu. Modul dapat memfasilitasi pembaca
untuk menyerap materi pelajaran dengan baik. Validasi produk: Metode R&D Modul biologi PBL yang dikembangkan
 Model pembelajaran problem based learning (PBL) memungkinkan peneliti untuk melakukan memperoleh penilaian yang baik dari ahli
memiliki karakteristik yang dapat membantu validasi terhadap modul yang materi, ahli pembelajaran, guru biologi, dan
meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta dikembangkan. Dengan mengikuti langkah- peer reviewer. Modul ini dapat digunakan
didik. Dalam PBL, peserta didik melakukan langkah dalam model 4-D, peneliti dapat sebagai media pembelajaran yang efektif
pengamatan, pengumpulan data, dan melibatkan
memastikan bahwa modul tersebut sesuai dalam meningkatkan kemampuan berpikir
diri secara aktif dalam proses pembelajaran.
dengan tujuan yang ditetapkan dan efektif kritis siswa.
Kontra: dalam meningkatkan kemampuan berpikir
Tidak disebutkan adanya argumen kontra dalam artikel kritis peserta didik. Hasil uji kemampuan berpikir kritis menunjukkan
tersebut. Namun, beberapa kontra yang mungkin bahwa kelas eksperimen yang menggunakan
muncul terkait penggunaan modul sebagai media Desain eksperimen: Dalam penelitian ini, modul biologi PBL memiliki peningkatan
pembelajaran adalah keterbatasan interaktivitas dan metode R&D digabungkan dengan desain yang signifikan dalam kemampuan berpikir
kemungkinan kurangnya penggunaan media audio-
kuasi eksperimen nonequivalent control kritis dibandingkan dengan kelas kontrol yang
visual yang dapat membantu visualisasi konsep.
group pretest-posttest design. Dengan hanya menggunakan model PBL tanpa modul.
Teori: demikian, peneliti dapat menganalisis
efektivitas modul PBL dalam meningkatkan Teori dan Kontribusi:
 Modul pembelajaran adalah materi pelajaran yang kemampuan berpikir kritis peserta didik Berdasarkan temuan tersebut, beberapa yeori dan
disusun secara tertulis untuk memfasilitasi dengan membandingkan hasil pretest dan kontribusi yang dapat diidentifikasi adalah
pembaca agar dapat menyerap materi tersebut posttest antara kelompok eksperimen dan sebagai berikut:
dengan baik. Modul memiliki karakteristik seperti
kelompok kontrol.
self-instructional, penggunaan berbagai macam
media pembelajaran, dan evaluasi kontinyu  Pengembangan modul biologi PBL
(Vembriarto, 1974). Analisis data: Metode R&D memungkinkan berdasarkan desain R&D dengan model 4-D
 Problem based learning (PBL) adalah model penggunaan analisis data kualitatif dan (Four-D) dapat memberikan hasil yang baik
pembelajaran yang memfokuskan pada pemecahan kuantitatif. Analisis data kualitatif dalam hal validasi produk dan peningkatan
masalah dan melibatkan peserta didik dalam digunakan untuk mengumpulkan kritik dan kemampuan berpikir kritis siswa. Ini
aktivitas pengamatan, pengumpulan data, serta saran dari dosen ahli, guru, teman sejawat, menunjukkan bahwa pendekatan R&D dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis (Yarid
dan peserta didik untuk perbaikan modul. digunakan secara efektif dalam pengembangan
& Ariswan, 2016).
Sementara itu, analisis data kuantitatif materi pembelajaran.
dilakukan menggunakan analisis statistik
deskriptif dan inferensial untuk  Penggunaan modul biologi PBL dalam
menganalisis data skor dari validator dan pembelajaran dapat meningkatkan kualitas
hasil tes, serta untuk menguji hipotesis pembelajaran dengan memperhatikan aspek
terkait efektivitas modul PBL substansi (materi), aspek konstruksi
kelasXI MIPA 1 sebagai kelas eksperimen (komponen modul), dan bahasa yang
digunakan dalam modul.

 Modul biologi PBL memberikan keunggulan


sebagai bahan ajar yang pelengkap dengan
ilustrasi dan foto yang komunikatif. Modul ini
juga memberikan siswa kesempatan untuk
belajar mandiri dan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dalam
memecahkan masalah.

Keterbatasan dan Hambatan:


Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dan
hambatan yang perlu diperhatikan:

 Penelitian ini hanya dilakukan pada tahap


pengembangan (develop) modul biologi PBL.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menguji efektivitas modul ini dalam skala
yang lebih luas dan pada berbagai konteks
pembelajaran.

 Penelitian ini dilakukan dalam satu lingkungan


atau sekolah tertentu. Hasil dan temuan
penelitian ini mungkin tidak secara langsung
dapat diterapkan di lingkungan atau sekolah
lain yang memiliki karakteristik yang berbeda.

 Uji hipotesis dalam penelitian ini


menggunakan metode non-parametrik karena
data tidak memenuhi syarat analisis
parametrik. Penggunaan metode non-
parametrik mungkin memiliki keterbatasan
dalam memberikan informasi yang lebih
mendalam tentang perbedaan antara kelas
eksperimen dan control

4  Pengembangan E-modul Sistem Pencernaan  metode yang digunakan adalah  E-modul sistem pencernaan berbasis
penelitian dan pengembangan discovery learning telah melewati proses
Berbasis Discovery Learning Peserta didik
(Research and Development) validasi dan dinyatakan "Sangat Valid"
Kelas VIII di SMPN 05 Makassar dengan menggunakan model 4-D berdasarkan penilaian dari para ahli tetapi
atau 4-P. tidak sesuai dengan tujuan penelitian yang
Tujuan Penelitian  Responden penelitian ini adalah ingin menguji efektifitas E-modul
siswa kelas VIII semester ganjil di dibandingkan dengan bahan ajar
Tujuan penelitian ini adalah
SMPN 05 Makassar, dengan dua konvensional.
 mengembangkan E-modul berbasis Discovery kelas yang terbagi menjadi  Temuan:
Learning sebagai bahan ajar interaktif untuk kelompok eksperimen (kelas Berdasarkan hasil analisis kevalidan,
VIII.A) dan kelompok kontrol semua perangkat pembelajaran yang
peserta didik kelas VIII di SMPN 05 Makassar,
(kelas VIII.B). digunakan dalam penelitian, yaitu RPP, E-
khususnya pada materi sistem pencernaan.  Kontribusi penelitian ini adalah modul Sistem Pencernaan Berbasis
 menguji apakah penggunaan E-modul lebih efektif pengembangan bahan ajar berupa Discovery Learning, tes hasil belajar,
E-modul materi sistem pencernaan angket respon peserta didik, dan angket
dibandingkan dengan bahan ajar konvensional
makanan yang bertujuan untuk respon pendidik, dinyatakan "Sangat
yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran. meningkatkan hasil belajar siswa Valid" dengan nilai kevalidan yang tinggi
kelas VIII.A di SMPN 05 Makassar (Va > 4,5). Hal ini menunjukkan bahwa
perangkat pembelajaran tersebut telah
Pro Kontra:
memenuhi kriteria kevalidan dan layak
Pro: digunakan dalam proses pembelajaran.
 Kemudahan dan kenyamanan akses: E-modul  Teori dan Kontribusi:
Penelitian ini memberikan kontribusi
dapat diakses melalui perangkat elektronik
dalam pengembangan perangkat
seperti handphone dan komputer, sehingga pembelajaran, khususnya E-modul Sistem
siswa dapat mempelajari materi kapan saja dan Pencernaan Berbasis Discovery Learning,
yang dapat digunakan untuk mendukung
di mana saja.
pembelajaran biologi. E-modul ini
 Interaktivitas: E-modul dapat menyajikan dikembangkan dengan memperhatikan
konten berupa teks, gambar, video, dan audio aspek kevalidan, seperti perumusan
indikator, pencapaian kompetensi, isi,
yang dapat memperkaya pengalaman belajar
bahasa, dan waktu. Dengan hasil analisis
siswa dan membuat mereka lebih tertarik yang menunjukkan tingkat kevalidan yang
terhadap materi biologi, terutama pada materi tinggi, E-modul ini diharapkan dapat
memberikan pengalaman belajar yang
yang sulit untuk diamati langsung seperti
efektif dan efisien bagi siswa.
sistem pencernaan.
 Kolaborasi: E-modul memungkinkan siswa  Keterbatasan:
dan guru berkomunikasi dan berkolaborasi Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan, seperti fokus pada
secara online, sehingga memfasilitasi diskusi, pengembangan perangkat pembelajaran
pertanyaan, dan jawaban antara siswa dan hanya pada satu topik, yaitu sistem
guru. pencernaan. Selain itu, kevalidan
perangkat pembelajaran hanya dievaluasi
oleh para ahli, sehingga mungkin
Kontra: diperlukan validasi lebih lanjut melalui uji
 Keterbatasan akses teknologi: Tidak semua coba lapangan dengan melibatkan peserta
didik dan pendidik.
siswa memiliki akses ke perangkat elektronik
yang dibutuhkan untuk mengakses E-modul.  Hambatan:
Hal ini dapat menjadi kendala bagi siswa yang Beberapa hambatan yang dihadapi dalam
tidak memiliki akses internet atau perangkat penelitian ini adalah kesulitan dalam
menyusun materi yang sesuai dengan
yang memadai.
pendekatan discovery learning, mencari
 Ketergantungan terhadap teknologi: sumber materi yang tepat, memilih dan
Penggunaan E-modul dapat membuat siswa mencari gambar yang relevan, serta
menyusun konsep logika yang dapat
terlalu bergantung pada teknologi, sehingga
dipahami oleh siswa.
mereka mungkin mengalami kesulitan dalam
belajar menggunakan bahan ajar konvensional
atau saat teknologi mengalami gangguan.
 Kurangnya pengawasan: Dalam penggunaan
E-modul, pengawasan langsung guru terhadap
siswa dapat berkurang, sehingga siswa dapat
tergoda untuk melakukan kegiatan yang tidak
terkait dengan pembelajaran.

Teori yang Mendukung


 Discovery Learning: Pendekatan Discovery
Learning berfokus pada pembelajaran aktif
dan eksplorasi, di mana siswa secara aktif
terlibat dalam menemukan dan memahami
konsep-konsep baru. E-modul berbasis
Discovery Learning dapat membantu siswa
membangun pemahaman mereka sendiri
melalui eksplorasi dan interaksi dengan konten
yang disajikan.
 Pembelajaran Berbasis Teknologi: Teori ini
berfokus pada penggunaan teknologi dalam
pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan
efektivitas pembelajaran. Penggunaan E-
modul sebagai bahan ajar interaktif merupakan
penerapan dari pendekatan ini, yang bertujuan
untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.

5  Pengembangan E-Modul Sistem Pencernaan  Metode: Penelitian dan Hasil penelitian


Berbasis Inkuiri Untuk Peserta Didik Kelas Viii pengembangan (Research and Hasil penelitian sesuai dengan tujuan
Di Smpn 01 Jeneponto. Development). Desain model 4D penelitian yaitu E-modul dapat meningkatkan
(Define, Desain, Development, hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi
Tujuan dari pengembangan E-Modul Disseminate) terutama untuk materi system pencernaan.
Sistem Pencernaan Berbasis Inkuiri untuk Peserta
Didik Kelas VIII di SMPN 01 Jeneponto adalah  Responden: Peserta didik yang Temuan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran menggunakan E-modul dalam Analisis Kevalidan:
biologi, khususnya pada materi sistem pencernaan. pembelajaran sistem pencernaan  Validasi ahli dilakukan terhadap beberapa
E-Modul ini dirancang sebagai bahan ajar  Kontribusi: Penelitian ini bertujuan fitur pendidikan, seperti E-modul sistem
interaktif elektronik yang dapat memfasilitasi untuk mengembangkan E-modul pencernaan berbasis inkuiri, uji hasil
siswa dalam memahami konsep-konsep biologi yang efektif dan praktis dalam belajar, angket reaksi, rancangan
dengan lebih baik. meningkatkan prestasi belajar siswa pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan
pada pelajaran sistem pencernaan. angket perilaku siswa.
Pro kontra yang terkait dengan pengembangan  Hasil validasi menunjukkan bahwa
E-Modul ini dapat meliputi: beberapa bagian E-modul perlu direvisi,
Pro: seperti penempatan gambar, tabel yang
 Meningkatkan minat belajar siswa: Dengan tidak jelas, dan kata-kata tidak baku.
menggunakan E-Modul yang interaktif dan  Analisis kevalidan modul menunjukkan
menarik, diharapkan siswa akan lebih tertarik rata-rata skor validitas yang tinggi,
dan termotivasi dalam belajar materi biologi, dengan kategori "Sangat Valid" untuk
khususnya tentang sistem pencernaan. semua aspek yang dinilai.
 Peningkatan pemahaman konsep: E-Modul  Analisis kevalidan RPP juga
dapat menyajikan informasi dalam berbagai menunjukkan rata-rata skor validitas yang
bentuk multimedia seperti teks, gambar, audio, tinggi, dengan kategori "Sangat Valid"
video, dan animasi. Hal ini dapat membantu untuk semua aspek yang dinilai.
siswa dalam memahami konsep-konsep  Analisis kevalidan tes hasil belajar
biologi dengan lebih jelas dan mendalam. menunjukkan rata-rata skor validitas yang
 Kemudahan akses dan fleksibilitas: E-Modul tinggi, dengan kategori "Sangat Valid"
dapat diakses secara elektronik melalui untuk semua aspek yang dinilai.
perangkat seperti telepon genggam atau  Analisis kevalidan angket respon peserta
komputer. Siswa dapat mengaksesnya kapan didik menunjukkan rata-rata skor validitas
saja dan di mana saja, sehingga memberikan yang tinggi, dengan kategori "Sangat
fleksibilitas dalam pembelajaran. Valid" untuk semua aspek yang dinilai.
 Interaktivitas dan umpan balik: E-Modul dapat
dirancang dengan fitur-fitur interaktif seperti Kepraktisan:
pertanyaan, latihan, atau kuis yang Respon siswa terhadap E-modul
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi menunjukkan bahwa siswa menganggap
secara aktif dalam proses pembelajaran. Selain E-modul ini sangat praktis dalam
itu, umpan balik langsung dapat diberikan memahami isi, tampilan, dan penyajian
kepada siswa, sehingga mereka dapat pembelajaran.
memperbaiki pemahaman mereka dengan  Respon guru terhadap E-modul juga
cepat. menunjukkan bahwa guru menganggap E-
Kontra: modul ini sangat praktis dalam
 Keterbatasan akses teknologi: Penggunaan E- mendukung proses pembelajaran.
Modul membutuhkan akses ke perangkat Keefektifan:
elektronik dan konektivitas internet. Jika siswa
tidak memiliki akses yang memadai, mereka  Analisis keefektifan E-modul dilakukan
mungkin tidak dapat mengakses E-Modul dengan menggunakan teknik data skor
dengan baik. gain ternormalisasi.
 Kurangnya keterlibatan sosial: Pembelajaran  Hasil analisis menunjukkan bahwa rata-
dengan menggunakan E-Modul mungkin rata N-gain hasil belajar peserta didik
mengurangi interaksi sosial antara siswa dan berada pada kategori "sedang", sehingga
guru atau antara siswa satu sama lain. Hal ini E-modul ini memenuhi kriteria
dapat mempengaruhi aspek sosial dan efektif.tama pada materi sisttem
kolaboratif dalam pembelajaran. pencernaan.
 Keterampilan menggunakan produk digital:
Penggunaan E-Modul mungkin membutuhkan Teori
waktu bagi siswa dan guru untuk terbiasa  Pendekatan inkuiri merupakan
dengan tata cara penggunaannya. Jika tidak pendekatan pembelajaran yang
ada pelatihan yang memadai, proses mendorong siswa untuk aktif
pembelajaran awal mungkin akan mengalami berpartisipasi dalam proses pembelajaran,
hambatan mengeksplorasi konsep-konsep,
mengajukan pertanyaan, mengumpulkan
Teori data, dan membuat kesimpulan
Teori yang dapat mendukung pengembangan E-Modul berdasarkan penemuan mereka sendiri.
ini adalah teori konstruktivisme. Teori ini menyatakan
bahwa pembelajaran efektif terjadi ketika siswa secara Kontribusi
aktif membangun pemahaman mereka sendiri melalui  Meningkatkan keterlibatan siswa:
interaksi dengan lingkungan belajar. Dengan Pendekatan inkuiri memberikan
menggunakan E-Modul berbasis inkuiri, siswa kesempatan bagi siswa untuk aktif terlibat
diberikan kesempatan untuk memecahkan masalah dan
merumuskan kesimpulan sendiri, sehingga mereka dalam proses pembelajaran. Dengan
dapat membangun pemahaman yang lebih baik terkait menggunakan E-modul berbasis inkuiri,
materi sistem pencernaan dalam biologi. siswa dapat secara mandiri menjelajahi
materi pembelajaran, melakukan
percobaan atau penelitian kecil, dan
mengembangkan pemahaman mereka
sendiri tentang sistem pencernaan.
 Peningkatan pemahaman konsep: Dengan
melibatkan siswa dalam proses eksplorasi
dan penemuan, E-modul berbasis inkuiri
dapat membantu siswa memahami
konsep-konsep sistem pencernaan dengan
lebih mendalam. Siswa dapat melihat
hubungan antara bagian-bagian sistem
pencernaan, proses pencernaan, dan
fungsi-fungsi organ-organ terkait.

Keterbatasan dan Hambatan

 Keterbatasan pengetahuan dan keahlian:


Pengembangan modul yang melibatkan
konsep-konsep ilmiah kompleks seperti
sistem pencernaan membutuhkan
pengetahuan dan keahlian yang memadai
dari pengembang. Jika tim pengembang
tidak memiliki pengetahuan atau keahlian
yang cukup dalam bidang tersebut, maka
modul yang dihasilkan mungkin kurang
akurat, jelas, atau terstruktur dengan baik.
 Keterbatasan waktu: Pengembangan
modul yang berkualitas membutuhkan
waktu yang cukup untuk melakukan
penelitian, perancangan, pengujian, dan
revisi. Keterbatasan waktu yang ketat
dapat menjadi hambatan dalam
menghasilkan modul yang mendalam,
terperinci, dan teruji dengan baik.
 Keterbatasan penggunaan teknologi: Jika
modul ini melibatkan penggunaan
teknologi, seperti aplikasi berbasis
komputer atau perangkat lunak khusus,
maka keterbatasan aksesibilitas atau
pemahaman teknologi pada peserta didik
atau guru dapat menjadi hambatan dalam
penggunaan modul.
 Keterbatasan evaluasi dan umpan balik:
Modul yang dikembangkan perlu
dievaluasi secara menyeluruh untuk
memastikan keefektifannya.

Anda mungkin juga menyukai