Anda di halaman 1dari 3

Propability Sampling

C. Cluster Sampling (Area Sampling)


Teknik ini disebut juga cluster random sampling. Menurut Margono (2004: 127),
teknik ini digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri
dari kelompok-kelompok individu atau Populasi homogen Sampel yang representatif Diambil
secara random cluster. Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila
objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber
data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Sugiyono (2016: 83) memberikan contoh, di Indonesia terdapat 30 propinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 propinsi, maka pengambilan 15 propinsi itu dilakukan
secara random. Tetapi perlu diingat, karena propinsi-propinsi di Indonesia itu berstrata (tidak
sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling.
Propinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat, ada yang tidak; ada yang mempunyai
hutan banyak ada yang tidak ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakteristik
semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu
dapat ditetapkan
Contoh lainnya dikemukakan oleh Margono (2004: 127). Ia mencotohkan bila
penelitian dilakukan terhadap populai pelajar SMU di suatu kota. Untuk random tidak
dilakukan langsung pada semua pelajar-pelajar, tetapi pada sekolah/kelas sebagai kelompok
atau cluster. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada
pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat digambarkan di bawah ini.

Gambar Teknik Cluster Random Sampling (Sugiyono, 2016: 84)

D. Systematic Sampling
Pengertian teknik systematic random sampling menurut Sugiyono (2016:84) adalah
teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah di beri
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan
dengan nomor ganjil saja, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya
kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5,
10, 15, 20 dan seterusnya sampai 100.
Langkah- langkah Pengambilan Sampel Secara systematic sampling menurut sugiyono
(2012:121):
1. Melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi)
2. Menetapkan jarak/interval
N
I=
n
I = Interval
N = Jumlah anggota populasi
n = Jumlah anggota sampel
3. Menetapkan nomor (penetapan momor pertama ini dilakukan secara acak/random) 1, 2,
3, 4 dan 5
4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval pada nomor
pertama dan seterusnya
Contoh : Populasi yang terdiri dari 40 tanaman, dari semua anggota populasi itu diberi
nomor urut 1 sampai 40. Menjadi kelipatan tiga. Untuk itu maka yang diambil sebagai sampel
adalah nomor urut 3,6,9,12,15 dan seterusnya sampai 40 populasi.

POPULASI
1 11 21 31 SAMPEL
2 12 22 32 3 24
3 13 23 33 6 27
4 14 24 34 9 30
5 15 25 35 12 33
6 16 26 36 15 36
7 17 27 37 18 39
8 18 28 38 Diambil secara 21
9 19 29 39 sistematis
10 20 30 40
Systematic sampling. No populasi kelipatan tiga yang diambil 3, 6, 9, dan seterusnya
DAFTAR PUSTAKA
Margono, 2004, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono, 2016, Metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai