Anda di halaman 1dari 11

Nama : Annisa Rizqi Ramadhani Sitio

NIM: 213308010009

Belajar Mandiri Topik 12


Batu dan Keganasan
Batu Kandung Kemih, Kanker Kandung kemih, Kanker Testis – Patologi

Batu Kandung Kemih


Bladder calculi adalah batu yang terbentuk dari endapan mineral di dalam kandung
kemih. Saat batu kandung kemih menyumbat saluran kemih, akan timbul keluhan berupa sulit
dan nyeri saat buang air kecil, bahkan kencing berdarah (hematuria).
Batu kandung kemih umum terjadi pada pria, terutama pada mereka yang berusia di
atas 45 tahun. Mereka dapat terbentuk pada individu yang sehat tanpa alasan yang jelas. Batu
kandung kemih juga dapat berkembang pada gout atau infeksi saluran kemih, atau jika urin
stagnan di kandung kemih seperti pada hipertrofi prostat. Sebagian besar terbentuk dari
kalsium, dari kelebihan garam dalam urin (atau terlalu sedikit air). Sebagian besar batu
kandung kemih terbentuk di dalam kandung kemih, tetapi beberapa bentuk di ginjal dan
kemudian melakukan perjalanan ke kandung kemih menyebabkan rasa sakit akut atau kolik
dalam perjalanan di ureter.
Gejala
Batu kandung kemih mungkin tanpa gejala, atau menyebabkan frekuensi dan urgensi
micturition, rasa sakit saat buang air kecil atau darah dalam urin (hematuria). Masalah
muncul ketika batu menjadi terlalu besar untuk disiram selama buang air kecil, terutama jika
mereka menjebak di uretra ketika mereka menyebabkan rasa sakit (dysuria) dan kesulitan
buang air kecil.
Komplikasi Batu Kandung Kemih
Jika tidak diobati, batu kandung kemih dapat mengiritasi otot-otot dinding kandung
kemih dan menyebabkan inkontinensia. Tersumbatnya aliran urine akibat batu kandung
kemih tersangkut di saluran kencing (uretra) dan Infeksi saluran kemih.
Penyebab Batu Kandung Kemih
Batu kandung kemih terjadi saat kandung kemih tidak bisa mengeluarkan semua urine
yang tertampung di dalamnya. Hal ini menyebabkan mineral dalam urine akan mengendap,
mengeras, mengkristal, dan menjadi batu di kandung kemih.
Kondisi-kondisi yang dapat memicu terbentuknya batu kandung kemih adalah:
 Peradangan akibat infeksi kandung kemih
 Peradangan akibat terapi radiasi (radioterapi) di area panggul
 Pembesaran prostat
 Penggunaan kateter (selang kencing)
 Riwayat batu ginjal atau operasi pada kandung kemih
 Divertikel (kantong yang terbentuk di dinding kandung kemih)
 Sistokel (kandung kemih turun)
 Penyakit yang memengaruhi persarafan kandung kemih, seperti diabetes, cedera
tulang belakang, dan stroke
Selain kondisi di atas, sering makan makanan berlemak, manis, atau tinggi
garam, dehidrasi yang berkepanjangan, dan kekurangan vitamin A atau B juga bisa memicu
batu kandung kemih.
Diagnosa Kandung Kemih
Diagnosis dikonfirmasi oleh ultrasound, intravena urogra-phy atau cystoscopy. Batu
kandung kemih biasanya perlu dipecah selama cystoscopy, atau dengan lithotripsy untuk
menyiramnya. Diantaranya adalah:
 Foto Rontgen
 USG
 Ultrasonography (USG) juga dapat membantu untuk menemukan letak
beradanya batu di dalam kandung kemih.
 Pemeriksaan Urine Dengan mengambil sample urin, dokter dapat mengetahui
penyebab batu kandung kemih, kandungan darah, jenis mineral yang
mengkristal dan infeksi yang sudah terjadi dalam kandung kemih.
 Spiral CT Scan, Jenis pemeriksaan ini walaupun lebih mahal daripada lainnya,
namun memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Walaupun ukuran diameter
batu sangat kecil, namun melalui scan ini akan terdeteksi letak batu dalam
kandung kemih.

Pengobatan Batu Kandung Kemih


Untuk penanganan batu kandung kemih, ada dua jenis pengobatan yang bisa dilakukan, yaitu:
 Cystolitholapaxy
Pada prosedur ini, sistoskop akan dimasukkan ke dalam
kandung kemih pasien. Sistoskop tersebut sudah disambungkan dengan
alat khusus yang dapat mengeluarkan sinar laser atau gelombang suara
untuk menghancurkan batu hingga menjadi kepingan kecil.
 Farmakologis
Pemberian obat (potassium sitrat) bertujuan untuk membuat urine lebih
basa agar dapat melarutkan batu yang bersifat asam (digunakan pada kasus
terbentuk batu asam urat) target pH urine adalah 6.5 atau lebih, namun perlu
diingat terdapat resiko terjadi deposit kalsium fosfat pada permukaan batu
sehingga membuat terapi tidak efektif
 Bedah
Terdapat beberapa pendekatan pembedahan yang dapat
dipertimbangkan untuk menangani batu kandung kemih. Penggunaan
endoskopi bertujuan untuk menghancurkan batu menjadi lebih kecil, sehingga
dapat keluar melalui saluran kemih. Namun, pada kasus batu yang terlalu
besar, terlalu keras, ataupun saluran kemih yang kecil (misalkan pada anak-
anak), umumnya operasi terbuka lebih dianjurkan untuk dilakukan.

Pencegahan Batu Kandung Kemih


Untuk mencegah terbentuknya batu kandung kemih, ada beberapa tindakan yang bisa
dilakukan, antara lain:
 penanganan keadaan medis yang meningkatkan faktor resiko pembentukan
batu kandung kemih
 meningkatkan asupan cairan untuk mengurangi kepekatan urine
 berkemih secara teratur, jangan menahan buang air kecil
 jika berkemih terasa tidak tuntas, jangan ragu untuk kembali mencoba buang
air kecil 10–20 detik setelah usaha berkemih yang pertama hindari sembelit/
konstipasi

Kanker Kantung Kemih


Kanker kandung kemih adalah kanker keempat yang paling umum pada pria: 90%
adalah sel transisi dan 8% adalah karsinoma sel skuamosa. Insiden meningkat. Faktor risiko
untuk kanker kandung kemih termasuk usia yang lebih tua, jenis kelamin laki-laki (pria 2-3
kali lebih cenderung daripada wanita), riwayat keluarga positif, dan ras (Kaukasia dua kali
lebih sering terkena dampak daripada orang Afrika, dengan tingkat terendah di Asia).
Kanker kandung kemih dibagi menjadi 5 stadium, dari stadium 0 hingga stadium 4.
Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Stadium 0
Kanker belum menyebar melewati lapisan kandung kemih
2. Stadium I
Kanker telah melewati lapisan kandung kemih, tetapi belum mencapai lapisan
otot di kandung kemih
3. Stadium II
Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot di kandung kemih
4. Stadium III
Kanker telah menyebar ke jaringan di sekitar kandung kemih
5. Stadium IV
Kanker telah menyebar ke organ lain di sekitar kandung kemih
Jenis Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan lokasi sel kanker
tumbuh, yaitu:
 Urothelial carcinoma
Urothelial carcinoma adalah jenis kanker kandung kemih yang paling sering
terjadi. Urothelial carcinoma bermula di sel urothelial, yaitu sel yang melapisi bagian
dalam kandung kemih.
 Squamous cell carcinoma
Squamous cell carcinoma atau karsinoma sel skuamosa adalah jenis
kanker kandung kemih yang bermula dari sel-sel skuamosa berbentuk pipih dan
tipis yang tumbuh di lapisan kandung kemih, Kanker kandung kemih jenis ini
terjadi ketika kandung kemih mengalami iritasi berkelanjutan, misalnya akibat
penggunaan kateter urine dalam jangka panjang atau infeksi kandung
kemih berulang.
 Adenocarcinoma
Adenocarcinoma tumbuh di sel glandular, yaitu sel di dalam kelenjar
penghasil lendir di kandung kemih. Adenocarcinoma terjadi ketika kandung
kemih mengalami peradangan dalam jangka panjang.

Penyebab
Penyebab penting adalah karsinogen terkonsentrasi di kandung kemih - dari merokok
(meningkatkan risiko sebesar 2-3 kali) atau pekerjaan (misalnya pekerja di industri karet,
kimia, kulit, logam, cetak, dan tekstil, atau penata rambut, masinis, cat-ers, atau sopir truk),
atau pengobatan dengan cyclophosphamide atau arsenik. Infeksi – terutama schistosomiasis –
dapat secara occa-sionally terlibat . Faktor-faktor yang tidak terbukti dalam aetiol-ogy
termasuk kopi, klorin dalam air minum, atau sakarin, pemanis yang, dalam dosis besar,
menyebabkan kanker kandung kemih pada hewan.
Gejala
Presentasi yang paling umum adalah hematuria tanpa rasa sakit tetapi dis-uria,
urgensi, poliuria dan / atau obstruksi urin dapat dilihat. Gejala seperti itu juga umum terjadi
pada hiperplasia prostat dan karsinoma. Kanker kandung kemih dapat menyerang untuk
melibatkan organ-organ terdekat seperti prostat (atau rahim / vagina) dan dapat bermetastasis
ke kelenjar getah bening regional dan paru-paru, hati atau tulang.
Diagnosis Kanker Kandung Kemih
 Pemeriksaan sitologi urine: pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel air seni
pasien untuk diperiksa kemungkinan adanya sel ganas di dalam air seni. Sayangnya, pada
pemeriksaan ini banyak penderita kanker kandung kemih yang menunjukkan hasil
negatif.
 CT scan: dilakukan untuk melihat adanya tumor di kandung kemih. Pemeriksaan CT scan
umumnya dilakukan dengan menggunakan zat kontras untuk mewarnai sel tumor ganas.
 Sistoskopi dan biopsi: Bila terlihat adanya kemungkinan kanker melalui CT scan atau
pemeriksaan sitologi urine, akan dilakukan pemeriksaan sistoskopi untuk memastikannya.
Caranya adalah dengan memasukkan semacam kamera melalui saluran kencing hingga ke
kandung kemih. Bila ditemukan adanya kecurigaan kanker, akan diambil sedikit jaringan
kandung kemih (biopsi) untuk diperiksa di laboratorium.
Manajemen umum
Sel-sel ganas dapat dilihat pada sitologi urin; Urografi intravena dapat menunjukkan
cacat pengisian, tetapi cystoscopy dan biopsi memberikan diagnosis definitif. Pembedahan
adalah pengobatan umum; Perawatan lain termasuk transurethral resection (TUR) untuk
kanker superfisial, cystectomy segmental untuk kanker lokal dan sistektomi radikal untuk
radiasi penyakit yang lebih luas, kemoterapi intravesical atau imunoterapi menggunakan
BCG intravesical juga dapat digunakan.

Aspek gigi
Metastasis mungkin melibatkan rahang; Kemoterapi dapat menyebabkan
mucositis.

Pengobatan Kanker Kandung Kemih


Pengobatan kanker kandung kemih tergantung pada jenis kanker, stadium, usia, dan
kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Beberapa metode yang dapat dilakukan oleh
dokter adalah:
1. Imunoterapi
Pemberian obat atau vaksin untuk membantu sistem kekebalan tubuh
melawan sel kanker. Imunoterapi bisa dilakukan dengan menyuntikkan vaksin
melalui pembuluh darah vena atau langsung ke kandung kemih (intravesikal).
Vaksin yang digunakan pada imunoterapi kanker kandung kemih adalah
vaksin BCG, yang digunakan untuk mencegah tuberkulosis (TB). Vaksin ini
akan menarik sel-sel kekebalan tubuh ke kandung kemih untuk melawan sel
kanker.

2. Kemoterapi
pemberian dua atau lebih obat untuk membunuh sel kanker. Sama seperti
imunoterapi, obat kemoterapi bisa disuntikkan langsung ke kandung kemih
atau disuntikkan melalui pembuluh darah vena
Obat yang sering digunakan dalam kemoterapi kanker kandung kemih adalah
kombinasi antara cisplatin dengan methotrexate atau vinblastin.
3. Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker dengan
bantuan sinar radiasi tingkat tinggi, seperti sinar-X dan proton. Pada beberapa
kasus, radioterapi bisa dikombinasikan dengan kemoterapi atau dilakukan setelah
operasi pengangkatan sel kanker.
4. Operasi
Jenis operasi yang dapat dilakukan untuk mengatasi kanker kandung kemih
antara lain:

 Transurethral resection of bladder tumor (TURBT), yaitu pengangkatan


kanker menggunakan kawat khusus atau resectoscope
 Kistektomi parsial, yaitu pengangkatan sebagian kandung kemih yang terkena
sel kanker
 Kistektomi radikal, yaitu pengangkatan seluruh kandung kemih dan sebagian
organ di sekitarnya
Komplikasi Kanker Kandung Kemih
Kanker kandung kemih dapat menyebar ke organ lain di sekitarnya, seperti kelenjar
getah bening di panggul, hati, paru-paru dan tulang. Komplikasi lain yang mungkin terjadi
adalah Kurang darah atau anemia, Disfungsi ereksi pada pria, Disfungsi seksual pada wanita,
Buang air kecil tidak terkontrol (inkontinensia urine), Pembengkakan ureter (hidronefrosis)
dan Penyempitan uretra (striktur uretra).
Pencegahan kanker kantung kemih
Berhenti merokok, Batasi paparan bahan kimia tertentu. Hindari paparan yang biasanya
digunakan dalam industri karet, kulit, bahan percetakan, tekstil, dan car serta asap solar,
Cukup minum air putih. Memperbanyak minum air putih dapat menjaga kandung kemih tetap
sehat. Setidaknya minum 8 gelas air per hari, Jaga pola makan dan pola hidup sehat.

Kanker Testis
Kanker testis adalah tumor atau pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum.
Sebagian besar tumor testis primer berasal dari sel germinal sedangkan sisanya berasal dari
non-germinal. Tumor germinal testis terdiri atas seminoma dan non seminoma. Kanker testis
biasanya ditandai dengan benjolan yang disertai nyeri pada salah satu testis.
Kanker testis dapat dibagi dalam beberapa jenis berdasarkan asal selnya, yaitu:
1. Kanker testis asal sel germinal (germ cell). Kanker testis jenis ini merupakan kanker
testis yang paling sering ditemui. Kanker testis asal sel germinal dibedakan menjadi
dua, yaitu:
 Seminoma. Seminoma cenderung tumbuh dan menyebar lebih lambat daripada
nonseminoma, meskipun beberapa seminoma dapat tumbuh sangat cepat.
Seminoma dapat mengeluarkan hormon human chorionic gonadotropin (HCG)
sebagai penanda tumor. Seminoma dibedakan menjadi 2 subtipe, yaitu:
o Seminoma klasik, 95 persen seminoma adalah tipe klasik

o Spermatositik seminoma, sering terjadi pada pria usia tua dan memiliki
prognosis yang sangat baik
o Nonseminoma. Nonseminoma sangat bervariasi dalam jenis sel,
perkembangan, dan prognosis. Ada empat jenis utama Nonseminoma yang
dapat muncul dari satu jenis sel, tetapi paling sering muncul sebagai
Nonseminoma tipe campuran, dengan lebih dari satu jenis sel:
 Karsinoma embrional, sekitar 40 % kanker testis dan jenis ini
merupakan jenis yang paling cepat berkembang dan agresif.
Karsinoma embrional dapat mengeluarkan hormon HCG atau
alfa fetoprotein (AFP) sebagai petanda tumor.
 Karsinoma kantung kuning telur (yolk sac carcinoma), jenis
kanker yang paling umum pada anak-anak. Kanker ini hampir
selalu mengeluarkan hormon AFP yang dapat dideteksi dalam
darah.
 Koriokarsinoma, merupakan bentuk kanker testis yang sangat
jarang, tetapi sangat agresif. Kanker ini dapat mengeluarkan
hormon HCG.
 Teratoma, kanker ini paling sering muncul sebagai jenis
Nonseminoma campuran. Biasanya tumbuh lokal, tetapi dapat
menyebar pada kelenjar getah bening yang berdekatan.
Teratoma adalah jenis kanker yang resisten terhadap obat-
obatan kemoterapi dan sinar radiasi. Jenis ini paling baik
diobati dengan pengangkatan testis dengan prosedur
pembedahan.
2. Tumor Stroma. Sel asal dari jenis ini berkembang dari jaringan pendukung di sekitar
sel germinal testis. Tumor ini sangat jarang, kurang dari 5 persen kanker testis,
bersifat jinak, dan memiliki prognosis yang sangat baik. Ada dua jenis tumor stroma,
yakni:
 Tumor sel Leydig, Sel-sel Leydig berfungsi sebagai produksi hormon
testosteron pria.
 Tumor sel Sertoli, Sel Sertoli berfungsi untuk mendukung dan
memelihara sperma didalam testis.
 Epidemiologi
Insiden kanker testis di Eropa meningkat, dengan dua kali lipat setiap 20 tahun.
Insiden saat ini adalah 63/100 000/tahun, dengan tingkat tertinggi di negara-negara Eropa
Utara (68/100 000/tahun). Angka kematian sangat rendah (3,8 cases/100 000/tahun). Tumor
testis, 40% adalah seminoma dan 60% non-seminoma. Tumor testis merupakan keganasan
terbanyak pada pria yang berusia diantara 15-35 tahun, dan merupakan 1-2% semua
neplasma pada pria. Akhir-akhir ini terdapat perbaikan usia harapan hidup pasien yang
mendapatkan terapi jika dibandingkan 30 tahun yang lalu, karena sarana diagnose yang lebih
baik, adanya penanda tumor, ditemukannya regimen kemoterapi dan radiasi, serta teknik
pembedahan yang lebih baik. Angka mortalitas menuru dari 50% menjadi 5%.

Komplikasi Kanker Testis


Jika tidak segera ditangani, kanker testis bisa menyebar (metastasis) ke bagian tubuh
lainnya. Pada sebagian besar kasus, kanker testis menyebar ke kelenjar getah bening, perut,
atau paru-paru. Meskipun jarang terjadi, kanker testis juga bisa menyebar ke organ hati,
tulang, dan otak.
Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah kemandulan setelah prosedur orkiektomi,
tetapi hal tersebut biasanya hanya terjadi bila kedua testis diangkat. Jika hanya satu testis
yang diangkat, fungsi seksual dan kemampuan pasien untuk memiliki anak tidak akan
terganggu.

Penyebab Kanker Testis


Kanker testis terjadi ketika sel-sel di dalam testis tumbuh tidak normal dan tidak
terkendali. Tidak diketahui penyebab pasti kondisi ini, tetapi ada beberapa faktor yang diduga
dapat meningkatkan risiko seseorang terserang kanker testis, yaitu:
 Menderita kriptorkismus, yaitu kondisi testis yang tidak turun
 Menderita kelainan perkembangan testis, misalnya akibat sindrom Klinefelter
 Pernah menderita kanker testis sebelumnya
 Memiliki keluarga dengan riwayat kanker testis
 Menderita HIV/AIDS
 Berusia 15–49 tahun

Gejala Kanker Testis


Kanker testis biasanya hanya tumbuh di satu testis. Gejala yang paling sering terjadi
adalah munculnya benjolan atau pembengkakan di testis. Benjolan tersebut bisa sebesar
kacang atau lebih besar.
Selain itu, ada beberapa gejala lain yang muncul akibat kanker testis, di antaranya:
 Nyeri di testis atau skrotum
 Penimbunan cairan di skrotum
 Rasa berat atau tidak nyaman di skrotum
 Sakit atau pegal di area perut dan selangkangan
 Perbedaan ukuran dan bentuk dari kedua sisi kantong skrotum
Jika tidak segera ditangani, kanker testis bisa menyebar (metastasis) ke organ tubuh
lain. Kondisi tersebut dapat memunculkan sejumlah gejala sesuai dengan tempat penyebaran
sel-sel kanker, seperti, Batuk terus-menerus, Batuk berdarah, Muncul benjolan atau
pembengkakan di leher, Sakit punggung bawah, Sesak napas dan Pembengkakan dan
pembesaran payudara.
Diagnosis Kanker Testis
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, lalu melakukan pemeriksaan
fisik untuk melihat benjolan pada testis pasien. Setelah itu, guna memastikan apakah benjolan
tersebut kanker atau bukan, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini:
 USG skrotum, untuk melihat apakah jenis benjolan yang ada di testis
 Tes darah, untuk mengukur kadar tumor marker (penanda tumor) yang ada di dalam
darah, seperti hormon AFP (alpha feto-protein), HCG (human chorionic
gonadotrophin), dan LDH (lactate dehydrogenate)
Jika benjolan yang muncul diduga bersifat kanker, akan dilakukan biopsi. Berbeda
dengan biopsi pada kanker lain, biopsi kanker testis biasanya dilakukan bersamaan dengan
operasi pengangkatan seluruh bagian testis yang terserang kanker. Tindakan ini disebut
orkiektomi untuk mencegah penyebaran sel kanker.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemindaian dengan Rontgen, CT Scan, atau MRI
untuk menentukan stadium atau tingkat penyebaran kanker.
Berikut adalah penjelasan mengenai stadium kanker testis:
 Stadium 1: kanker hanya terdapat di saluran testis (seminiferous tubules)
 Stadium 2: kanker sudah menyebar ke jaringan lain di sekitar testis
 Stadium 3: kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
 Stadium 4: kanker sudah menyebar ke organ lain, seperti paru, hati, atau otak

Pengobatan Kanker Testis


Pengobatan kanker testis tergantung pada jenis dan stadium kanker yang dialami
pasien. Metode pengobatannya meliputi:
1. Orkiektomi
Orkiektomi adalah operasi pengangkatan testis yang terkena kanker.
Operasi ini adalah pilihan pertama untuk mengatasi semua jenis dan stadium
kanker testis.
2. Pengangkatan kelenjar getah bening
Pengangkatan kelenjar getah bening dilakukan pada kanker testis yang
sudah menyebar ke kelenjar getah bening di area perut.
3. Radioterapi
Terapi radiasi bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker dengan
menggunakan sinar radiasi tinggi. Radioterapi biasanya dilakukan setelah
orkiektomi pada kanker testis jenis seminoma, terutama yang telah menyebar
ke kelenjar getah bening.
4. Kemoterapi
Pada kemoterapi, dokter akan memberikan obat antikanker untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi bisa dilakukan sebagai terapi untuk
menghentikan pertumbuhan sel kanker, juga sebagai terapi sebelum dan
setelah dilakukan operasi pengangkatan benjolan dan kelenjar getah bening.
5. Terapi pengganti hormon testosteron
Pengangkatan testis dapat memengaruhi produksi hormon testosteron.
Untuk mengatasinya, pasien akan diberikan terapi pengganti hormon
berupa hormon testosteron sintetis.

Pencegahan Kanker Testis


Kanker testis tidak dapat dicegah, tetapi Anda bisa mendeteksinya secara dini dengan
melakukan pemeriksaan mandiri pada testis. Pemeriksaan testis secara mandiri sebaiknya
dilakukan setelah mandi saat kondisi testis sedang rileks. Caranya adalah dengan
menempatkan testis di antara ibu jari dan telunjuk dalam posisi berdiri. Setelah itu, raba
seluruh bagian testis secara perlahan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan paling tidak sekali
dalam sebulan.
Referensi

WebMD (2016). What Are Bladder Stones? (https://www.webmd.com/kidney-stones/what-


are-bladder-stones)
Mayo Clinic (2016). Diseases and Conditions. Bladder Stones.
(https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bladder-stones/symptoms-causes/syc-
20354339)
https://www.klikdokter.com/penyakit/batu-kandung-kemih
https://www.alodokter.com/batu-kandung-kemih
https://www.honestdocs.id/batu-kandung-kemih
Kanker Kandung Kemih - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter
Penyakit Kanker Kandung Kemih - Gejala, Penyebab, Pengobatan - Klikdokter.com
https://hellosehat.com/kanker/kanker-kandung-kemih/penyakit-kanker-kandung-kemih/
Arnold P. 2017. Testicular Tumor. New York: Medscape
https://www.halodoc.com/kesehatan/kanker-testis
https://www.alodokter.com/kanker-testis
perpustakaan.poltekkesmalang.ac.id/assets/file/kti/1503000045/13._BAB_II_TINJAUAN_P
USTAKA_.pdf

Anda mungkin juga menyukai