Anda di halaman 1dari 5

Ukuran perusahaan, yaitu: skala yang menunjukkan besar kecilnya suatuperusahaan.

Perusahaan
besar merupakan emiten yang banyak disoroti, pengungkapan yang lebih besar merupakan
pengurangan biaya politis sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan. Menurut pernyataan
yang dilakukanoleh Sembiring (2005), secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari
tekanan, dan perusahaan yang lebih besar dengan aktivitas operasi dan pengaruh yang lebih besar
terhadap masyarakat mungkin akan memiliki pemegang saham yang memperhatikan program
sosial yang dibuat perusahaan sehingga pengungkapan Sustainability report perusahaan akan
semakin luas.
Menurut Bambang (2001) dalam Ahmad (2014:7) ukuran perusahaan dapat digunakan untuk
mewakili karakteristik keuangan perusahaan. Ukuran perusahaan (firm size) dapat diartikan
sebagai besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari nilai equity, nilai perusahaan ataupun hasil
nilai aktiva dari suatu perusahaan. Perusahaan dengan aset yang besar lebih banyak mendapat
sorotan dari publik. Maka dari itu, perusahaan yang besar cenderung lebih banyak mengeluarkan
biaya untuk mengungkapkan informasi yang lebih luas sebagai upaya untuk menjaga legitimasi
perusahaan. Legitimasi perusahaan dapat diwujudkan melalui pengungkapan sustainability
report. Sustainability report akan mengungkapkan bagaimana tanggung jawab perusahaan atas
aktivitas yang telah dilakukan. Menurut Mas’ud (1998) ukuran perusahaan merupakan suatu
skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara antara lain
total aktiva, long size, nilai pasar saham, dan lain-lain.
Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan kecil (small firm). Menurut
Bapepam No. 9 tahun 1995 berdasarkan ukuran, perusahaan dapat digolongkan atas 2 kelompok
sebagai berikut:
1. Perusahaan Kecil
Perusahaan kecil merupakan badan hukum yang didirikan di Indonesia yang: (1) memiliki
sejumlah kekayaan (total asset) tidak lebih dari Rp 20 miliar; (2) bukan merupakan afiliasi dan
dikendalikan oleh suatu perusahaan yang bukan perusahaan menengah/kecil; (3) bukan
merupakan
reksadana
2. Perusahaan Menengah/Besar
Perusahaan menengah/besar merupakan kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan
bersih atau hasil penjualan tahunan usaha. Usaha ini meliputi usaha nasional (milik negara atau
swasta) dan usaha asing yang melakukan kegiatan di Indonesia.
Investor akan lebih meyakini perusahaan yang berukuran besar untuk menanamkan kelebihan
dananya, karena dengan perusahaan yang berukuran besar membuat investor lebih yakin untuk
mempercayakan tingkat kelangsungan usahanya agar lebih terjamin dan sangat kecil
kemungkinan akan terjadi kebangkrutan daripada menanamkan modalnya pada perusahaan kecil.
Hal tersebut menunjukkan semakin banyak investor yang berniat membeli saham perusahaan
yang berukuran besar maka harga saham perusahaan tersebut menjadi naik dan tingkat return
saham juga meningkat (Martani dalam Ika Ayu Martani, 2018).
Menurut Departement Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia ukuran perusahaan
terbagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan perusahaan kecil.
Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki aktivitas yang lebih besar dan memiliki
risiko atau tanggung jawab yangbesar pula sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Menurut
Brigham & Houston, diterjemahkan oleh Ali Akbar (2010:4) ukuran perusahaan adalah sebagai
berikut :
“Ukuran perusahaan merupakan ukuran besar kecilnya sebuah perusahaan yang ditunjukan atau
dinilai oleh total asset, total penjualan, jumlah laba, beban pajak dan lain-lain”.

Menurut Hartono (2008:14) ukuran perusahaan (firm size) adalah sebagai berikut : “Besar
kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/ besar harta perusahaan dengan
menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva”. Sedangkan menurut Abdul Halim (2000 :
93), menjelaskan bahwa: “Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kecenderungan
menggunkan modal asing juga akan semakin besar. Hal ini disebabkan karena perusahaan besar
membutuhkan dana yang besar pula untuk menunjak operasionalnya dan salah satu alternatif
pemenuhannya adalah dengan modal asing apabila modal sendiri tidak mencukupi”.

Dari referensi-referensi diatas, dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan merupakan


penentuan pengelompokkan perusahaan dilihat dari total aktiva perusahaan pada akhir tahun.
Semakin rendah total asset mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut tergolong perusahaan
kecil. Semakin besar total asset menunjukkan semakin besar pula harta yang dimiliki perusahaan
sehingga
investor akan semakin aman dalam berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Pengukuran Firm Size Jogiyanto (2007 : 282) menyatakan bahwa : “Ukuran aktiva digunakan
untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total
aktiva”. Menurut Werner R. Murhadi (2013:215) Firm Size diukur dengan mentransformasikan
total aset yang dimiliki perusahaan ke dalam bentuk logaritma natural. Ukuran perusahaan
diproksikan dengan menggunakan Log Natural Total Aset dengan tujuan agar mengurangi
fluktuasi data yang berlebih. Dengan menggunakan log natural, jumlah aset dengan nilai ratusan
miliar bahkan triliun akan disederhanakan, tanpa mengubah proporsi dari jumlah aset yang
sesungguhnya. Ukuran perusahaan = Ln (Total Aset)

Menurut Jogiyanto (2007:282) menyatakan ukuran aktiva digunakan untuk mengukur besarnya
perusahaan, ukuran aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Nilai total asset
biasanya bernilai sangat besar dibandingkan dengan variable keuangan lainya, untuk itu variable
asset diperhalus menjadi Log Asset atau Ln Total Asset.
Ukuran Perusahaan = Ln (Total Asset) Vintila et al (2013) menjelaskan bahwa total aset dipilih
sebagai proksi dari variabel firm size karena lebih stabil dan representatif dalam menunjukkan
ukuran perusahaan dibandingkan kapitalisasi pasar yang sangat dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan.
Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil oprasi akan semakin menambah kepercayaan
dari pihak luar terhadap perusahaan dan memungkinkan pihak kreditor tertarik menanamkan
dananya kepada perusahaan.

Perbedaaan Ukuran Perusahaan Manufaktur dan Perusahaan jasa


Menurut Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo. (2002:2), terdapat tiga jenis perusahaan berdasarkan
kegiatan operasinya atau yang beroperasi menghasilkan laba, yaitu : Perusahaan manufaktur
(manufacturing), perusahaan dagang (merchandising), dan perusahaan jasa (service). Setiap jenis
perusahaan mempunyai karakteristik masing-masing.
Perusahaan manufaktur (manufacturing business) mengubah input dasar mmenjadi produk yang
dijual kepada masing-masing pelanggan, atau perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah
bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual hasil pengolahan tersebut. Contohnya pabrik
sepatu, pabrik roti dan lain- lain.

Perusahaan jasa (servise business) menghasilkan jasa bukan produk atau barang pelanggan.
Perusahaan ini bergerak dalam bidang pelayanan jasa atau menjual jasa seperti hotel, perusahaan
pengiriman barang, dan tempat hiburan.

Perusahaan jasa merupakan perusahaan yang dalam aktivitasnya memberikan manfaat atau
kepuasan dan menghasilkan produk dalam bentuk fisik. Ahli ekonomi mendefinisikan
perusahaan jasa adalah perusahaan yang dalam proses produksinya atau manfaat yang
ditawarkan ke pihak yang lain pada dasarnya tidak berwujud fisik serta tidak menghasilkan
kepemilikan sesuatu.1
Pengertian lain menyebutkan bahwa, perusahaan jasa yaitu perusahaan yang dalam seluruh
aktivitas ekonomi menghasilkan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan
diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud
(intangible) bagi pembelinya.

Berdasarkan pendapat para ahli ekonomi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan jasa
merupakan perusahaan yang dalam aktivitas ekonominya memproduksi atau menghasilkan
output yang ditawarkan pada pihak lain yang tidak berbentuk fisik, dikonsumsi dan diproduksi
pada saat bersamaan, serta memberikan nilai tambah bagi pembelinya.

Perusahaan jasa

Dalam perusahaan ini, disediakan produk jasa kepada konsumen untuk mendapatkan laba.
Tentunya, perusahaan jasa tidak memiliki produk persediaan. Contoh perusahaan yang
menyediakan jasa adalah perusahaan transportasi, komunikasi, pengiriman, infrastruktur, dan
lain sebagainya.
Karakteristik dari perusahaan jasa ini adalah dalam kegiatan usahanya mereka menjual jasa
sehingga tidak menyediakan produk dalam bentuk fisik. Jasa yang diberikan juga tidak sama
sehingga setiap konsumen bisa mendapatkan jenis layanan yang berbeda tergantung kebutuhan
Jadi, perusahaan jasa merupakan perusahaan yang memiliki kegiatan memproduksi dan
menyediakan berbagai macam layanan seperti keamanan, kenyamanan dan semacamnya kepada
konsumen yang membutuhkan pelayanan jasa.

Perusahaan manufaktur

Perusahaan terakhir dalam dunia bisnis, merupakan perusahaan yang membeli bahan mentah lalu
diubah menjadi produk akhir untuk kemudian dijual sehingga menghasilkan laba.
Jadi, dalam sistem kerjanya perusahaan manufaktur dikenal juga sebagai pabrik karena
memproduksi sendiri bahan baku mentah menjadi produk setengah jadi maupun produk jadi.
Contoh perusahaan manufaktur yaitu pabrik tekstil, elektronik, otomatif, makanan dan minuman,
serta pabrik-pabrik lain.

Karakteristik dari perusahaan manufaktur adalah adanya proses produksi atau proses pengolahan
dari bahan baku mentah hingga menghasilkan produk setengah jadi maupun produk siap pakai.
Selain itu, perusahaan manufaktur juga memiliki persediaan berupa persediaan bahan mentah,
bahan pembantu, barang dalam proses produksi, dan persediaan barang jadi
Hasil dari produksi perusahaan manufaktur berupa produk jadi yang artinya produk tersebut
sudah berwujud dan nampak dengan jelas. Oleh sebab itu, perusahaan manufaktur akan
menghasilkan produk sesuai permintaan pasar. 

Anda mungkin juga menyukai