Tiap kegiatan yang dicoba oleh manusia sangat erat interaksinya dengan tempat-tempat universal,
baik buat pekerja, melaksanakan interaksi sosial, belajar ataupun melaksanakan kegiatan yang lain.
Bagi Chandra ( 2006), tempat – tempat universal mempunyai kemampuan selaku tempat
terbentuknya penularan penyskit, pencemaran area maupun kendala kesehatan yang lain. Keadaan
area tempat-tempat umum yang tidak terpelihara hendak menaikkan besarnya efek penyebaran
penyakit dan pencemaran area sehingga butuh dicoba upaya penangkalan dengan mepraktikkan
sanitasi area yang baik. Tempat-tempat universal butuh dijaga sanitasinya, semacam halnya
transportasi baik darat, air serta hawa. Alasannya, tempat-tempat universal itu jadi semacam
penanda bermacam bidang, paling utama sosial serta ekonomi ( Rosyadi,2002).
Tempat-tempa umum mempunyai bermacam aktivitas yang sangat berarti. Salah satu perihal utama
dalam bidang sosial, tempat-tempat universal misalnya transportasi air ( pelabuhan ) dapat
dimanfaatkan selaku tempat buat mendapatkan akses jalan transportasi dari satu pulau ke pulau
yang lain ataupun dari satu negeri ke negeri yang lain. Bisa dimungkinkan dari aktivitas tersebut,
area pelabuhan hendak tercemar dengan gampang baik sebab kegiatan manusia ataupun sebab
aspek alam ataupun dari area itu sendiri. Keadaan area yang sudah tercemar bisa memunculkan
bermacam kendala kesehatan paling utama kepada warga yang kerap mengakses pelabuhan.
Apabila perihal ini dibiarkan terus menerus hingga hendak terjalin kasus kesehatan yang lumayan
sungguh-sungguh. Standar sanitasi tempat-tempat umum dengan standar internasional harusnya
lebih baik dari manajemen sanitasi tempat-tempat universal pada biasanya guna mengestimasi
kasus kesehatan area di tempat-tempat umum. Jadi sanitasi tempat-tempat umum sangatlah berarti
dilindungi sanitasinya supaya tidak memunculkan bermacam permasalahan kesehatan, misalnya
memunculkan penyakit berbasis area, buat melaksanakan penyusunan menimpa surveilans
epidemiologi supaya mengganti pemikiran warga hendak makna serta khasiat dari surveilans
epidemiologi. Adapun syarat- syarat sanitasi tempat umum yaitu :
Persyaratan kesehatan perumahan merupakan syarat teknis kesehatan yang harus dipadati dalam
rangka melindungi penunggu serta warga yang tinggal diperumahan serta warga dekat dari bahaya
ataupun kendala kesehatan. Persyaratan kesehatan perumahan meliputi persyaratan kawasan
perumahan dan kawasan hunian, serta persyaratan perumahan itu sendiri, karena pembangunan
perumahan berdampak sangat besar terhadap peningkatan kesehatan masyarakat, keluarga, dan
penghuni. Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang
Persyaratan Kesehatan Perumahan dan Permukiman meliputi parameter sebagai berikut:
1. Lokasi
a) Tidak terletak pada wilayah rawan musibah alam semacam bantaran sungai, tanah
longsor,aliran lahar, wilayah gempa, gelombang tsunami serta sebagainya.
b) Bukan tempat pengolahan akhir (TPA) limbah atau sisa tambang.
c) Tempat yang tidak rawan bencana alam dan kebakaran, seperti landasan terbang.
2. Kualitas udara
Mutu hawa di area perumahan wajib leluasa dari kendala gas beracun serta penuhi ketentuan baik
kualitas area selaku berikut :
5. Penghijauan
Pepohonan buat penghijauan area pemukiman merupakan pelindung serta pula berperan buat
kesegaran, keelokan serta kelestarian alam
6. Bahan bangunan
a) Tidak terdapat dari bahan yang dapat melepaskan zat berbahaya : asbes kurang dari
0,5 serat / meter 3 per 24 jam. Timbal (Pb) kurang dari 1 kilogram/ kilogram bahan ,
total debu kurang dari 150 g/m2
b) Pedang terbuat dari bahan yang menghasilkan dan menghasilkan mikroorgsnisme
patogen.
c) Komponen serta penyusunan ruangan
d) Lantai kedap air serta gampang dibersihkan
e) Kabin rumah berventilasi dan kamar mandi serta kamar kecil kedap air dan mudah
dibersihkan
f) Langit-langit rumah gampang dibersihkan serta tidak rawan musibah.
g) Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir.
h) Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
i) Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
7. Pencahayaann
8. Kualitas udara
a) Suhu udara nyaman antara 18 – 30 oC;
b) Kelembaban udara 40 – 70 %;
c) Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam;
d) Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni;
e) Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam;
f) Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3.
9. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimum 10% luas lantai. Terdapat dua berbagai
ventilasi, ialah :
a) Guma kedua dari pada ventilasi merupakan buat melepaskan hawa ruangan dari
bakteri-bakteri, paling utama kuman patoge, sebab disitu selalu terjalin aliran hawa
serta sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, sebab
ialah jalur masuknya nyamuk serta serangga lainnya ke dalam rumah. Buat itu wajib
terdapat usaha- usaha lain bua melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
b) Ventilasi buatan, ialah dengan mempergunakan alat-alat spesial buat mengalirkan
hawa tersebutz misalnya mesin penghisap hawa serta kipas angin. Namun jelas
perlengkapan ini tidak sesuai dengan keadaan rumah di pedesaan. Butuh di
perhatikan disini kalau sistem pembuatan ventilasi wajib dilindungi supaya hawa
tidak menyudahi ataupun membalik lagi, wajib mengalir. Maksudnya di dalam
ruangan rumah wajib terdapat jalur masuk serta keluarnya udara.
10. Vektor penyakit
Tidak terdapat nyamuk, lalat maupun tikus yang bersarang di dalam rumah.
Ada fasilitas penyediaan air bersih dengan kapasitas minimum 60 liter/ hari / orang. Mutu air wajib
dipenuhi persyaratan kesehatan air bersih serta air minum bagi kemenkes 907 tahun 2002 serta
permenkes 416 tahun 1990.
b. Jendela
Kebutuhan psikologis berperan buat menjaimin “ privacy” untuk penunggu perumahan. Butuh
terdapatnya kebebasan buat kehidupan keluarga yang tinggal dirumah tersebut secara wajar.
Kondisi rumah serta sekitarnya diatur supaya penuhi rada keelokan sehingga rumah tersebut jadi
pusat kesenangan rumah tangga serta membolehkan ikatan yang serasi antara orang tua serta anak.
Terdapatnya ruangan tertentu untuk anak muda serta ruangan buat berkumpulnya anggots keluarga
dan ruang tamu. Tidak hanya itu diperlukan keadaan buat terpenuhinya sopan santun dalam
pergaulan diarea perumahan.
Buat menghindari penularan penyakit dibutuhkan fasilitas air bersih, sarana pembuangan air kotor,
sarana penyimpanan santapan, menjauhi terdapatnys intervensi dari serangga serta hama ataupun
hewan lain yang bisa menularkan penyakit. Supaya dalam kondisi tidur senantiasa sehat dibutuhkan
luas kamar tidur dekat 5 m3 per kapita per luas lahan..
Supaya bebas dari musibah, hingga kontruksi rumah wajib kokoh serta penuhi ketentuan bangunan,
desain penangkalan terbentuknya kebakaran serta tersedianya perlengkapan pemadam
kebakaran,penangkalsn musibah jatuh, serta musibah mekanis yang lain.