VENTRIKEL TAKIKARDI
Di susun Oleh :
KELOMPOK 4
Hardianti Yahya ( B1F119041 )
DianSari Ramadhana ( B1F119051 )
Rizka Azis ( B1F119048 )
Cut Firna ( B1F119043 )
Nurmala Sari ( B1F119045 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Ventrikel Takikardi ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah
ELEKTROFISIOLOGI 2. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang GANGGUAN IRAMA VENTRIKEL TAKIKARDI bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen, selaku Dosen Penanggung jawab
Mata Kuliah Elektrofisiologi 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH ELEKTROFISIOLOGI.....................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................6
KESIMPULAN...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Gambar 5. Gambaran EKG pada TV monomorfik akibat parut miokard setelah infark
b. VT polimorfik
VT polimorfik ditandai dengan adanya kompleks QRS yang bervariasi dan
menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang berubah dari beberapa tempat.
Biasanya VT ini berkaitan dengan jaringan parut (scar tissue) akibat infark
miokard (ischemic VT)
c. Torsades de Pointes
Torsade de Pointes (TdP) merupakan suatu bentuk aritmia yang mengancam nyawa,
berhubungan dengan repolarisasi jantung yang abnormal. Istilah TdP berasal dari
bahasa Prancis, dan merupakan bentuk takikardi ventrikel tipe polimorfik dimana
ventrikel berkontraksi antara 200-250 x/menit, dengan kompleks QRS yang
bervariasi baik aksis maupun morfologinya, tampak seperti berputar-putar mengitari
garis isoelektrik membentuk gambaran seperti kumparan (twisting of points).
a. Lidocaine
Merupakan terapi lini pertama pada pasien VT stabil dan berguna untuk VT disebabkan
infark miokard.Lidokain merupakan golongan antiaritmia kelas IB yang merupakan
penghambat kanal natrium dan memperpendek periode refrakter. Dosis anjurannya
adalah 0,5 mg/kgBB, bolus intravena setiap 3-5 menit, maksimum 1,5 mg/kgBB. Terapi
dapat dilanjutkan secara kontinu menggunakan syringe/infusion pump dengan dosis
0,05 mg/kgBB/menit.7 Pada periode akut VT akibat infark miokard, lidokain
menghasilkan survival lebih baik dibandingkan amiodarone
b. Beta Blocker/Penghambat Beta
Merupakan terapi lini pertama pada pasien VT polimorfik khususnya yang disebabkan
oleh iskemi. Esmolol merupakan salah satu penghambat beta yang sering diberikan
dengan dosis 200 µg dalam 1 menit, jika tidak ada respons setelah 10 menit diberikan
dosis 500 µg dalam 1 menit. Jika sudah respons diberikan dosis rumatan 25µg/kg/menit
sampai terapi diganti menjadi propranolol oral.
c. Procainamide
Merupakan anti-aritmia kelas IA yang juga menghambat kanal natrium. Dosis yang
dianjurkan adalah 1-3 mg/kgBB, bolus intravena setiap 3-5 menit dengan dosis
maksimal 20 mg/kgBB
d. Amiodarone
Dapat diberikan pada pasien VT dengan hemodinamik tidak stabil. Amiodarone
merupakan antiaritmia yang paling efektif, namun sebanyak 20% pasien berulang.
Amiodarone memiliki efek vasodilator dan inotropik negatif, sehingga dapat
menstabilkan hemodinamik. Mula kerja amiodarone lebih lambat dibandingkan lidocaine
dan procainamide. Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg/kgBB/jam intravena selama
10 menit, dapat diulangi satu kali jika belum respons dan diikuti dosis rumatan 0,5 – 1
mg/menit
e.Magnesium Sulfat
Merupakan terapi pilihan pasien VT dengan interval QT memanjang dan beberapa
episode torsade de pointes. 1,8 Dosis 1 gram/menit dengan dosis maksimal 25 g.7
Magnesium sulfat tidak efektif pada pasien VT dengan interval QT normal
3. Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD)
ICD adalah perangkat elektronik untuk terapi aritmia ventrikel, yang diimplan secara
subkutan di regio pektoral dan berhubungan langsung dengan sistem endokardium.
Indikasi pemasangan ICD adalah sustained VT yang berhubungan dengan kelainan
struktur jantung, hilang kesadaran akibat VT, VT disebabkan infark miokard dan fungsi
ventrikel kiri menurun, serta VT yang menyebabkan henti jantung.ICD merupakan pilihan
pada pasien VT dengan kelainan genetik. ICD tidak disarankan pada pasien dengan
harapan hidup kurang dari 1 tahun dan kapasitas fungsi jantung buruk karena dapat
meningkatkan risiko efek samping pemasangan ICD. ICD juga dapat mencetuskan
aritmia, sehingga perlu diawasi ketat
Kriteria pemasangan ICD antara lain
1. Pencegahan primer kematian mendadak
a. Penyakit jantung iskemik dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤40%, pada studi
elektrofisiologi terdapat VT
b. Ischemic dilated cardiomyopathy, terdapat infark miokard sebelumnya (setidaknya 40
hari), NYHA kelas II dan III, dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤35 %
c. Non-ischemic dilated cardiomyopathy (NIDCM) >9 bulan, NYHA kelas II dan III, fraksi
ejeksi ventrikel kiri ≤35 %, riwayat keluarga dengan kematian mendadak.
d. Penyakit genetik yang berhubungan dengan aritmia ventrikel, seperti Long QT
syndrome, Brugada Syndrome, ARVD
2. Pencegahan sekunder terhadap kematian mendadak Ada riwayat henti jantung akibat
TF atau VT dengan ketidakseimbangan hemodinamik, bukan disebabkan oleh penyebab
yang reversible/sementara Kontraindikasi pemasangan ICD antara lain:
Ventrikular Takikardia (VT) dapat terlihat uniform atau seragam, setiap kompleks tampak
serupa dengan kompleks sebelumnya, seperti pada gambar di atas atau dapat juga
polimorfik atau gambarannya berubah-ubah dari denyut ke denyut. Dimana Ventrikular
Takikardia (VT) polimorfik lebih sering ditemui pada iskemia (kekurangan O2) koroner
akut atau infark (kematian jaringan).
Torsade de pointes (TdP) adalah suatu gangguan irama jantung ventrikuler takikardi
tipe polimorfik, dimana ventrikel berkontraksi lebih dari 200 sampai 250 kali per
menit secara tidak beraturan dengan sumbu axis QRS yang bervariasi, tampak
seperti berputar-putar membentuk gambaran seperti kumparan (twisting of points).
KESIMPULAN
Ventrikel Takikardi (VT) adalah gangguan irama jantung yangcepat lebih dari 100 atau
120denyut/menit, dengan 3 atau lebih denyut tidak teratur berturut-turut.Penyakit
takikardi ventrikular merupakan bagian dari aritmia ventrikel.
Ventrikel Takikardi (VT) merupakan penyebab paling sering henti jantung mendadak.
VT biasanya terjadi pada pasien dengan kelainan struktur jantung. namun dapat juga
terjadi pada struktur jantung normal. Pemeriksaan EKG dan pemeriksaan lain dapat
membantu menegakkan diagnosis VT. VT idiopatik prognosisnya lebih baik. VT dengan
gangguan struktur jantung dengan atau tanpa gangguan hemodinamik memerlukan terapi
anti- aritmia untuk mencegah berulang, ICD untuk mencegah henti jantung mendadak.
DAFTAR PUSTAKA