DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD HIDAYAT(2020 91 161)
NURFITRIANI (2020 91 160)
HESTY (2020 91 159)
DENI IMAM WAHYUDI (2020 91 129)
DINDA FEBRIYANTI (2020 91 128)
ROZI AFRIZA (2020 91 117)
DARA PUSPITA AULYA (2020 91 116)
HETTY IDAWATI.M (2020 91 104)
BESSE HERLINAWATI (2020 91 103)
SUSANA MUNARSIH (2020 91 102)
LILY SUDARYATI (2020 91 074)
HUSNAWATI (2020 91 069)
Kami sebagai penyusun menyadari makalah ini masih belum sempurna, baik dari
isi maupun penjelasan dari makalah ini, maka dari itu kami meminta maaf jika
makalah ini masih banyak kekurangannya apabila ada kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini kami mengucapkan terima kasih,
dan kami akhiri Wassalamu’alaikum Warohmatullahita’ala Wabarokatuh…
Penyusun
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) KESEHATAN SPIRITUAL
DALAM UPAYA PERTAHANAN IMUN LANSIA DI MASA ADAPTASI
KEBIASAAN BARU
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang
lain di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi
dengan sesama manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan
hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin
terjadi suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk interaksi dengan
orang lain (Azizah, 2010).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang
lain. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus
ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif,
kesamaan ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri (Stuart dan Laraia, 2006).
Terapi kelompok adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok
penderita bersama-sama dengan jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin,
diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang telah dilatih (Keliat, 2009).
Terapi aktivitas kelompok itu sendiri mempermudah psikoterapi dengan sejumlah
pasien dalam waktu yang sama. Manfaat terapi aktivitas kelompok yaitu agar
pasien dapat belajar kembali bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain,
sesuai dengan kebutuhannya memperkenalkan dirinya. Menanyakan hal-hal yang
sederhana dan memberikan respon terhadap pertanyaan yang lain sehingga pasien
dapat berinteraksi dengan orang lain dan dapat merasakan arti berhubungan
dengan orang lain (Bayu, 2011).
Terapi aktivitas kelompok sering dipakai sebagai terapi tambahan. Wilson dan
Kneisl menyatakan bahwa terapi aktivitas kelompok adalah manual, rekreasi, dan
teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman seseorang serta meningkatkan
repon social dan harga diri (Keliat, 2009).
Pada lansia kesehatan spiritual adalah hal yang sangat penting mengingat tahapan
kehidupan manusia akan berakhir. Kesehatan spiritual tidak mutlak hanya
berfokus pada hubungan antara manusia dengan sang pencipta tapi bagaimana
hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungan.
Dengan adanya keseimbangan lansia hubungan baik antara manusia dengan sang
pencipta, hubungan baik antara manusia dengan sesama manusia, hubungan baik
manusia dengan alam lingkungan sekitar niscaya pertahanan imun lansia akan
tercapai terlebih di masa kebiasaan hidup baru.
Atas dasar tersebut, maka dengan terapi aktivitas kelompok (TAK) lansia dengan
gangguan interaksi sosial dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya. Tentu saja pasien yang mengikuti terapi ini adalah pasien yang mampu
mengontrol dirinya sehingga saat TAK pasien dapat bekerjasama dan tidak
mengganggu anggota kelompok lain.
B. TOPIK
Kesehatan Spiritual Dalam Upaya Pertahanan Imun Lansia Di Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pasien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi kesehatan spiritual.
b) Mengidentifikasi Upaya pertahanan imun.
c) Mengidentifikasi Masa adaptasi kebiasaan baru.
D. METODE TERAPI
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi tanya jawab.
3. Bermain peran atau stimulasi.
E. TAHAPAN TERAPI
1. Persiapan
Memilih klien sesuai dengan indikasi (lansia sehat) yang sudah
kooperatif.
Membuat kontrak dengan klien.
Mempersiapkan alat, tempat dan setting pertemuan
2. Orientasi
Salam terapeutik
Salam dari terapis kepada klien
Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
3. Evaluasi dan validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
Menanyakan masalah yang dirasakan
1. Kontrak
Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu Kesehatan Spiritual Dalam Upaya Pertahanan
Imun Lansia Di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru
F. KARAKTERISTIK PASIEN/LANSIA
a. Kriteria:
1. Klien yang belum tau kesehatan spiritual mampu bekerja sama dengan
perawat.
2. Klien sehat yang dapat berkomunikasi dengan perawat.
b. Proses seleksi:
1. Mengobservasi pasein yang masuk kriteria.
2. Mengidenktifikasi pasien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan pasien yang setuju ikut TAK.
5. Mengikuti: menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan
kelompok, dan aturan main dalam kelompok.
G. PENGORGANISASIAN
Hari/tanggal : Sabtu, 18 Desember 2021
Waktu Pelaksanaan : jam 08:30 s/d selesai
1. Pembukaan : 5 menit
2. Inti : 15 menit
3. Penutup : 10 menit
4. Tempat : PSTW Budi luhur Jambi
Terapist:
a. Leader
Uraian tugas:
1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2. Memimpin jalannya terapi kelompok
3. Memimpin diskusi
b. Co Leader
Uraian tugas:
1. Membantu leader mengkordinasi semua kegiatan
2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4. Menggantikan leader jika ada berhalangan.
c. Observer
Uraian tugas:
1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat
dan jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok.
d. Fasilitator
Uraian tugas:
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
e. Setting:
a. Terapis dan klien duduk berhadapan dan berdampingan.
b. Ruangan nyaman dan tenang
Keterangan
: Observer : Fasilitator
: Peserta : Leader
: Co Leader
H. PROSES PELAKSANAAN
Alokasi
No. Kegiatan Keterangan
waktu
1. Tahap orientasi: Leader
Memberi salam terapeutik: salam dari 5 menit
terapis
Evaluasi/validasi: menanyakan perasaan
pasien saat ini, apakan kabar sholatnya ?
apakabar ibadah lainnya ?
Kontrak
2. Tahap kerja:
1) Terapis memperkenalkan diri (nama 15 menit Leader
lengkap dan nama panggilan serta memakai Co Leader
papan nama).
2) Terapis mengajarkan tentang sp1 yaitu
kesehatan spiritual dalam upaya pertahanan
imun dengan cara mengenal siapa sang
pencipta, mengenal siapa mahluk, mengenal
bagaimana hubungan manusia dengan sang
pencipta, mengenal bagaimana hubungan
manusia dengan sesama manusia, mengenal
bagaimana hubungan manusia dengan sesama
mahluk, mengenal bagaimana hubungan
manusia dengan lingkungan, mengenal
bagaimana imun, mengenal masa kebiasaan
hidup baru.
3. Tahap terminasi:
Evaluasi (Subjektif dan Objektif) 10 menit Leader
Rencana tindak lanjut
Kontrak yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Anandarajah. (2001). Spiritual and Medical Practice: Using the Hope question as
practical tool for spiritual assessment. http://Aafg.org/afp/20010101/81 html.
diperoleh tanggal 18 April 2010.
Cicih, L.M.S. (2006). Apa Kata Toma Tentang Lanjut Usia : Warta Demografi Tahun
36 No.3.
Clark. (2008). Nurses Attitudes and Barries Toward Spirituality When Caring For
Terminally Ill Patienns. http://proquestumi.com/pgdweb. diperoleh pada April
2010.
Darmojo, B. (2009). Buku Ajar Boedhi Darmojo Geriatri Ilmu Kesehatan Usia
lanjut. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
Dempsey, P.A & Dempsey, A.D. (2002). Riset Keperawatan : buku ajar & latihan.
Hamid, A.Y. S.(2009). Bunga Rampai Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta
: EGC.
Hasto, S.P. (2007). Basic Data Analysis for Health Training. Tidak dipublikasikan.
Depok : FKM-UI.
Hawari, D. (2005). Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan Psikologi. Jakarta:
Balai penerbit FK UI.
Hawari, D. (2009). Dimensi Kesehatan Jiwa dalam Rukun Iman dan Rukun Islam.
Hawari, D. (2009). Psikometri Alat Ukur (Skala) Kesehatan Jiwa. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI.
Penelitian Klinis.
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2005). Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. (8th edition). St. Lois : Mosby.