Anda di halaman 1dari 6

Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

GEL HAND SANITIZER OF CELERY LEAVES Apium graveolens Linn.


AS ANTIBACTERIAL
Ida Kristianingsih*, Ulvia Nurmalia, Newi Solika Pratama, Nofi Ria Kustiani,
Fakultas Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Jl. KH Wachid Hasyim No.65, Bandar Lor, Kediri, 64114
*email: id_krist@yahoo.co.id

ABSTRACT
In this research, gel hand sanitizer formulation using celery leaves of Apium
graveolens Linn has been formated. This leave is reported to have antibacterial activities due
to flavonoids and tannins contained. The method used physical characteristion and
antibacterial inhibition test with diffusion method. It was made from three evaluation
formulas with concentration of the extract 12,5, 15 dan 20% and CMC 2% respectives. The
characteristic results showed that gel hand sanitizer are semi-solid, blackish brown, celery
peculiar smell, pH 5.8, distribution test 2,9 cm, load 50 gram 3 cm, 100 gram 3 cm and 150
gram 3,1 cm, homogeneous and comfortable in the skin. The results showed that gel hand
sanitizer formulations 1, 2 and 3 were able to provide antibacterial inhibition. Gel with 20%
extract and 2% CMC Na could reduce the number of bacteria E coli and Staphylococcus
aureus. It can be concluded that gel hand sanitizer using Leaf Celery Extract Apium
graveolens Linn. had antibacterial activities.
Keywords: apium graveolens Linn., gel hand sanitizer, antibacterial activity.

PENDAHULUAN mungkin mencuci tangan (Simone, 2005).


Memelihara kebersihan tangan Penelitian bertujuan untuk membuat suatu
merupakan salah satu upaya dalam formula sediaan gel hand sanitizer dengan
menjaga kesehatan tubuh. Tangan bahan aktif daun seledri Apium graveolens
merupakan media utama penyebaran suatu Linn. yang memiliki aktivitas sebagai
penyakit, karena tangan yang secara antibakteri. Formula sediaan yang akan
langsung kontak dengan lingkungan serta digunakan dalam penelitian ini adalah
kontak dengan organ organ sehingga ekstrak daun seledri, CMC Na, Methyl
mudah sebagai jalan masuknya infeksi Paraben, Glicerin, Oleum citri dan
bakteri. Kebersihan tangan yang terjaga Aquadest. Tujuan pembuatan sediaan gel
adalah salah satu hal yang penting dalam hand sanitizer daun seledri Apium
langkah pencegahan penyakit yang graveolens Linn. adalah untuk
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme menciptakan suatu inovasi baru dengan
dan penyakit menular (WHO, 2005). Cara memanfaatkan daya antibakteri daun
yang dilakukan oleh masyarakat untuk seledri yang diharapkan menjadi solusi
menjaga kebersihan biasanya dengan membersihkan tangan tanpa perlu mencuci
mencuci tangan sebelum makan dan tangan.
minum. Namun cara ini dianggap sudah
konvensional sehingga masyarakat beralih METODE PENELITIAN
pada hand sanitizer atau antiseptik. Hand Persiapan Bahan
sanitizer merupakan sediaan antiseptik Seledri (Apium graveolens L.)
yang dapat digunakan untuk diperoleh dari petani seledri yang ada di
membersihkan tangan dalam keadaan tidak kota Kediri, Jawa Timur, Indonesia.

1324
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

Persiapan Alat pada penambahan 1 tetes asam klorida 2 N,


Alat yang digunakan untuk buih tidak hilang menandakan adanya
pembuatan gel hand sanitizer ekstrak saponin dalam ekstrak daun seledri.
seledri adalah Erlenmayer, alumunium foil,
gelas ukur, batang pengaduk, neraca Identifikasi Alkaloid
digital, cawan petri, anak timbangan, water Ekstrak daun seledri sebanyak 0,5
bath, cawan porselin, kertas saring, oven, gram ditambahkan dengan 5 mL amonia
blender, mesh, pH, jangka sorong, jarum 25% dan digerus dalam mortir lalu
ose, tabung reaksi, kaca, mikropipet, ditambahkan 20 mL kloroform dan digerus
lampu bunsen, tali pinset, kain kasa, kuat. Campuran disaring sehingga
autoklaf, inkubator, mortir dan stamper. diperoleh lapisan air dan lapisan pelarut
organik. Lapisan air ditambahkan 2 tetes
Prosedur Kerja pereaksi Dragendroff atau pereaksi Mayer.
Pembuatan Ekstrak Jika terbentuk warna oranye dengan
Tahap pembuatan ekstrak daun pereaksi dragendroff atau terbentuk
seledri, meliputi daun seledri segar endapan putih dengan penambahan
sebanyak 2 kg dicuci bersih dengan air pereaksi mayer menandakan ekstrak etanol
mengalir dan ditiriskan menggunakan kulit daun seledri positif mengandung
tampah. Kemudian daun seledri simplisia alkaloid.
kering dihaluskan dengan blender dan
diayak menggunakan ayakan berukuran 50 Identifikasi Flavonoid
mesh serta diperoleh simplisia halus Sebanyak 1 gram ekstrak etanol
sebanyak 870 gram. Simplisia halus daun seledri dibasahkan dengan aseton ,
direndam dalam etanol 96% sebanyak 87 kemudian ditambahkan sedikit asam borat
ml pada toples kaca bertutup dengan P dan asam oksalat P, dipanaskan hati–hati
perbandingan 1:10 b/v selama 3 hari di atas penangas air dan dihindari
sambil 2 x sehari diaduk secara konstan. pemanasan yang berlebihan. Residu yang
Hasil proses maserasi kemudian disaring. diperoleh ditambahkan dengan 10 mL eter
Hasil maserat tersebut kemudian diupkan dan diamati dengan sinar ultraviolet 366
dalam rotary evaporator sampai terbentuk nm. Jika larutan berfluoresensi kuning
ekstrak kental. Hasil ekstrak kental intensif dibawah sinar UV 366 nm
kemudian ditimbang. menandakan adanya flavonoid dalam
ekstrak etanol daun seledri.
Penapisan Fitokimia Ekstrak Daun
Seledri Identifikasi Glikosida
Penapisan fitokimia yang meliputi Identifikasi glikosida dapat
identifikasi senyawa alkaloid, polifenol, dilakukan dengan reaksi Liebermann
tanin, flavonoid, seskuiterpen dan Burchard. Sebanyak 0,5 gram ekstrak
monoterpen, steroid dan triterpenoid, etanol daun seledri ditambahkan 5 mL
kuinon dan saponin dilakukan asam asetat anhidrat P dan 10 tetes asam
sebagaimana Chintya dkk, (2012). sulfat P; terjadi warna biru atau hijau
menunjukkan adanya glikosida dalam
Identifikasi Saponin
ekstrak etanol daun seledri.
Sebanyak 0,5 gram ekstrak etanol
daun seledri dimasukkan ke dalam tabung
Identifikasi Fenolik
reaksi, ditambahkan 10 mL air panas, Ekstrak etanol daun seledri sebanyak
didinginkan dan kemudian dikocok kuat- 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung
kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih reaksi, ditambahkan sedikit eter lalu
yang mantap setinggi 1 cm sampai 10 cm dikocok. Lapisan eter dikeringkan pada
selama tidak kurang dari 10 menit, dan

1325
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

plat tetes, jika pada penambahan larutan menandakan adanya senyawa fenol dalam
FeCl3 terbentuk warna ungu biru maka ekstrak.

Identifikasi Steroid dan Terpenoid ditambah dengan aquadest ad 60 ml.


Sebanyak 0,5 gram ekstrak etanol Terakhir, ditambahkan oleum citrus
daun seledri ditambahkan tiga tetes sebanyak 3 tetes kemudian diaduk sampai
anhidrida asetat dan kemudian satu tetes homogen.
asam sulfat pekat pekat. Adanya senyawa
golongan steroid ditandai dengan Uji karakteristik sediaan gel hand
munculnya warna biru sedangkan adanya sanitizer
senyawa golongan terpenoid akan ditandai Uji karakteristik gel hand sanitizer
dengan timbulnya warna merah. dilakukan sebanyak tiga kali replikasi.
Pengujian dilakukan terhadap sediaan gel
Pembuatan Gel yang baru dibuat.
Tabel 1. Optimasi pemilihan basis gel
Uji Organoleptis
Formulasi
Gel diamati secara visual terhadap
Nama Bahan FI F2 F3
Ekstral Daun 20% 20% 20%
warna, bau, konsistensi yang dihasilkan.
Seledri
CMC Na 1% 2% 3% Uji pH
Metil Paraben 0,2% 0,2% 0,2% Satu gram gel diencerkan dengan
Gliserin 15% 15% 15% aquadest 10 ml, kemudian diukur dengan
Oleum Citrus q.s q.s q.s menggunakan pH meter. Dibaca nilai
Aquadest ad ad ad pHnya.
100% 100% 100%
Uji Evaluasi Daya Sebar
Dilakukan dengan meletakkan
Tabel 2. Optimasi Formualsi sediaan gel sedikit pada plat kaca kemudin
berdasarkan konsentrasi ekstrak diukur diameter lingkaran dari sediaan
Formulasi tersebut. Tanpa beban, dengan beban 50
Nama Bahan FI F2 F3 gram, beban 100 gram dan beban 150
Ekstral Daun 12.5% 15% 20% gram. Masing masing diukur diameter
Seledri sediaannya.
CMC Na 1% 2% 3%
Metil Paraben 0,2% 0,2% 0,2% Uji Acceptable (Kenyamanan )
Gliserin 15% 15% 15%
Dilakukan dengan mengoleskan
Oleum Citrus q.s q.s q.s
Aquadest ad ad ad sediaan pada tangan.
100% 100% 100%
Uji Homogenitas
Disiapkan mortir dan stamper. Dilakukan dengan meletakkan
Ditimbang CMC Na dan ditaburkan diatas sediaan gel sedikit di kertas perkamen
mortir yang berisi aquadest panas kemudian digosok gosok.
sebanyak 10x bobot CMC Na. Ditunggu
hingga terbentuk masa gel. Setelah Pengujian antibakteri dengan metode
terbentuk, diaduk cepat didalam mortir dan difusi teknik sumuran
ditambahkan metil paraben yang sudah Alat pencadang (untuk membuat
dilarutkan dalam gliserin. Di timbang sumuran) yang masih menempel diambil
ekstrak daun seledri, dilarutkan dengan dari media agar dalam cawan petri,
sisa air kemudian masukkan kedalam kemudian suspensi bakteri diinokulasikan
mortir, aduk sampai homogen. Campuran pada media nutrien agar dengan kapas lidi

1326
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

steril dan diratakan pada permukaan agar. Hasil dari ekstraksi daun seledri
Masing-masing sumuran ditetesi 50 l dengan berat simplisia 870 gram
sampel uji, kontrol negratif dan kontrol menggunakan pelarut etanol 96 %
positif dan diinkubasi pada suhu 37 didapatkan berat ekstrak 72 gram.
selama 18-24 jam. Diameter zona hambat Persentase rendemen berat serbuk
diukur dengan satuan mm pada daerah simplisia yaitu 8,2%.
jernih sekitar sumuran kemudian dicatat
hasilnya. Penapisan Fitokimia Ekstrak Daun
Seledri Apium graveolens Linn.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5. Hasil Penapisan Fitokimia
Determinasi Tanaman Seledri. Ekstrak Daun Seledri Apium graveolens
Determinasi tanaman dilakukan di Linn.
UPT Materia Medika Batu dengan tujuan Senyawa Hasil Keterangan
untuk mengetahui kebenaran tanaman, Alkaloid - -
identifikasi dilakukan berdasarkan ciri Saponin - -
fisiologis dari tanaman seledri. Flavonoid + Kuning
Glikosida - -
Pemeriksaan Simplisia Daun Seledri Terpenoid + Seskuiterpen
Tabel 3. Pemeriksaan Organoleptis endapan
Simplisia dan Ekstrak Daun Seledri. Steroid - hijau
Karakter Simplisia Ekstrak Fenolik + kecokelatan
Bentuk Serbuk . Kental -
Kuning
Warna Hijau tua Hijau
kehitaman Hasil penapisan fitokimia ekstrak
Bau Khas Khas daun seledri positif mengandung senyawa
Rasa Pahit Pahit flavonoid, terpenoid dan golongan fenolik.
Senyawa flavonoid ditandai dengan hasil
Hasil dari uji pemeriksaan simplisia penapisan berwarna kuning, senyawa
dan ekstrak daun seledri, didapatkan terpenoid menunjukkan warna hijau
simplisia berbentuk serbuk, memiliki kecokelatan dan senyawa fenolik
warna hijau tua, berbau khas dan memiliki menunjukkan warna kuning.
rasa pahit. Ekstrak daun seledri berbentuk
kental, memiliki warna hijau kehitaman, Hasil Sediaan Gel
berbau khas dan memiliki rasa pahit.
Tabel 6. Formulasi Gel Daun Seledri
Ektraksi Daun Seledri dengan metode Serbuk Apium graveolens Linn
Maserasi Formulasi
Nama Bahan FI F2 F3
Tabel 4.Hasil Ekstraksi Daun Seledri Ekstral Daun 12.5% 15% 20%
Serbuk Apium graveolens Linn Seledri
Berat Pelarut Berat % CMC Na 2% 2% 2%
Metil Paraben 0,2% 0,2% 0,2%
Serbuk Ekstrak Rendemen Gliserin 15% 15% 15%
Simplisia (g) Oleum Citrus q.s q.s q.s
(g) Aquadest Ad 60ml Ad Ad 60ml
870 gram Etanol 72 gram 8,2 % 60ml
96 % Dari hasil pembuatan sediaan gel
awalnya dilakukan optimasi basis.
Optimasi basis CMC Na digunakan tiga

1327
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

konsentrasi. 1%, 2% dan 3%. Hasil (+) 16 mm 23,5 mm 15 mm


konsentrasi basis yang paling baik yaitu (-) 9 mm 9 mm 9 mm
2%. Konsentrasi basis 1% menunjukkan F1 12 mm 12 mm 12 mm
sediaan terlalu lembek sedangkan F2 13 mm 10,5 mm 10,5 mm
konsentrasi basis 3% menunjukkan sediaan F3 14 mm 11 mm 11 Mm
terlalu keras. Selanjutnya dilakukan
pembuatan Gel dengan menggunakan basis Ket : Kontrol (+) Gel hand sanitizer Nuvo
CMC Na 2% karena basis ini memberikan Kontrol (-) Aquadest
hasil yang karakterisasi yang paling bagus Formula :
dengan ditambahkan konsentrasi ekstrak 1. Gel Daun Seledri Konsentrasi 12,5 %
12,5%, 15% dan 20%. dengan basis CMC Na 2 %
2. Gel Daun Seledri Konsentrasi 15 %
Karakterisasi Gel Hand Sanitizer dengan basis CMC Na 2 %
Tabel 7. Hasil Karakterisasi Gel Daun 3. Gel Daun Seledri Konsentrasi 20 %
Seledri Serbuk Apium graveolens Linn dengan basis CMC Na 2 %
Uji Hasil
b. Bakteri B Escherichia coli
Uji Warna Cokelat
Organoleptis Kehitaman Tabel 9. Hasil Pengukuran Zona
Bau Seledri Hambat bakteri gram negatif
Uji pH pH sediaan gel 5.8 Konsetrasi Diameter Diameter
Uji Daya Sebar Tanpa Beban : 2,9 cm zona I zona II
50 gram : 3 cm Kontrol ( +) 17 mm 21,5 mm
100 gram : 3 cm Kontrol (-) 9 mm 9 mm
150 gram : 3,1 cm Formula 1 13 mm 9 mm
Uji Homogen Formula 2 10 mm 9 mm
Homogenitas Formula 3 17 mm 9 mm
Uji Acceptable Nyaman di kulit
Kontrol (+) Gel hand sanitizer Nuvo
Hasil uji karakteristik mutu fisik Kontrol (-) Aquadest
sediaan gel secara organoleptis didapatkan Formula Gel
hasil berwarna cokelat kehitaman dan 1. Daun Seledri Konsentrasi 12,5 % Basis
memiliki bau khas seledri. Uji pH CMC Na 2 %
didapatkan hasil pH sediaan 5,8. Uji daya 2. Gel Daun Seledri Konsentrasi 15 %
sebar tanpa beban 2,9 cm, beban 50 gram 3 Basis CMC Na 2 %
cm, 100 gram 3 cm dan 150 gram 3,1 cm. 3. Gel Daun Seledri Konsentrasi 20 %
Uji homogenitas didapatkan sediaan Basis CMC Na 2 %
bersifat homogen. Uji Acceptable
menunjukkan sediaan nyaman digunakan Dari hasil uji aktivitas antibakteri
di kulit. digunakan dua kontrol dan tiga formula.
Pengujian menggunakan bakteri gram
positif dan bakteri gram negatif
Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel
Escherichia coli. umumnya kedua bakteri
a. Bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus ini yang sering
menempel pada tangan manusia yang bisa
Tabel 8. Hasil Pengukuran Zona menyebabkan terjadinya penyakit seperti
Hambat bakteri gram positif jerawat dan diare.
Diameter Kontrol positif yang digunakan adalah
Kons. antiseptik hand sanitizer nuvo, kontrol
Zona I zona II zona III negatif yang digunakan adalah akuades.

1328
Media Farmasi Indonesia Vol 13 No 1

Konsentrasi ekstrak yang digunakan DAFTAR PUSTAKA


12.5%, 15% dan 20% dengan basis CMC Chintya, Ayu dan Agung. 2012.
Na dengan konsentrasi 2%. Dari hasil uji Perbedaan Karakterisasi dan
aktivitas ini baik pada Staphylococcus Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol
aureus maupun E coli didapatkan daya Kulit Buah Manggis (Garcinia
hambat yang paling terhadap bakteri mangsotana Linn) yang diperoleh
adalah formula 3 dengan konsentrasi 20 %. dari Kabupaten Tabanan dan
Hasil ini disebabkan karena memiliki Kabupaten Karangsemen Provinsi
kandungan zat aktfnya lebih banyak Bali. Jurnal Kimia (2) 195-201.
dibandingkan formula 1 dan 2. Departemen Kesehatan RI.1979.
Farmakope Indonesia edisi III.
KESIMPULAN Jakarta: Depkes RI.
Sediaan gel hand sanitizer memiliki Simonne A. 2005. Hand Hygiene and
aktivitas sebagai antibakteri. Kandungan Hand Sanitizers. IFAS Extension
kimia dari daun seledri yang memiliki University of Florida.
aktivitas antibakteri adalah flavonoid dan World Health Organization. 2005.
tanin. Konsentrasi sediaan gel yang dapat Guidelines Fot Hand Hygiene in
memberikan aktivitas yang besar sebagai Health Care. Global Patient Safety
antibakteri yaitu Formula 3 dengan Challenge. USA.
konsentrasi Ekstrak seledri 20% dengan
basis CMC Na 2%.

1329

Anda mungkin juga menyukai