Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HAKIKAT KURIKULUM
MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SD
Dosen Pengampu D r . H j . R u s m i n H u s a i n , S . P d . , M . P d

Di susun Oleh :

Dea Maharani Yusup

(151420139)

KELAS 3 E

PRODI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah.
Sholawat serta salam juga saya sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membebaskan umatnya dari alam kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan
seperti sekarang ini.

Saya menyadari bahwa tanpa adanya ridho Allah SWT, saya tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas Pengembangan Kurikulum dengan judul
“Pengembangan Kurikulum”. Untuk itu saya mengucap syukur yang sebesar-besarnya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini, tentunya akan
ditemui kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak lepas dari
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang saya miliki. Namun, berkat bimbingan,
petunjuk, dan bantuan, serta arahan dari berbagai pihak dan beberapa sumber yang saya cari,
maka makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini bermanfaat. Adanya kritik dan saran sangat saya harapkan demi
perbaikan makalah ini. Dan semoga Allah melimpahkan pertolongan dan petunjuk-Nya. Aamiin.

Gorontalo, 06 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................

1.1..............................................................................................................................Latar Belakang
1.2............................................................................................................................Rumusan Masalah
1.3....................................................................................................................................Tujuan

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................

2.1 Peran Pengembangan Kurikulum Sekolah.......................................................................


2.2 Fungsi Kurikulum............................................................................................................
2.3 Tujuan Pengembangan Kurikulum..................................................................................

BAB III PENUTUP..............................................................................................................

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................

3.2. Saran…………………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mutu bangsa bergantung pada pendidikan yang dikecap oleh anak-anak masa ini. Dan
pendidikan formal (sekolah) merupakan aspek penting yang perlu diperhatikan masyarakat
untuk mencerdaskan anak bangsa. Untuk berjalannya pendidikan formal kita harus mengacu
pada kurikulum yang merupakan konsep sistematis dan salah satu acuan terpenting dalam
berjalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) guna mencapai hasil pembelajaran yang
memuaskan dan melahirkan generasi cerdas intelektual, emosional dan spiritual.
Pada hakikatnya, kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran. Hilda Taba dalam
bukunya “Curriculum Development, Theory and Practice” mengartikan kurikulum sebagai
“A plan for leaerning” yakni sesuatu yang direncanakan untuk pelajaran.
Dalam Pengembangan kurikulum banyak unsur yang berperan penting, salah satunya
adalah seorang guru yang yang merupakan salah satu komponen manusiawi di bidang
kependidikan yang harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga profesional, salah satu peran guru adalah menjadi pelaksana kurikulum, guru
dalam hal ini akan memberikan pengajaran sesuai dengan kurikulum untuk tercapainya
tujuan yang ditentukan dalam proses belajar mengajar (PBM), guru harus menciptakan
kegiatan belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa, sehingga akan
memperoleh hasil pembelajaran yang memuaskan, karena pembelajaran berlangsung secara
efektif, sesuai dengan acuan kurikulum yang telah ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana peran pengembangan kurikulum sekolah?
2. Apa fungsi kurikulum?
3. Apa tujuan pengembangan kurikulum?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui peran pengembangan kurikulum sekolah
2. Untuk mengetahui fungsi kurikulum
3. Untuk tujuan pengembangan kurikulum
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Pengembangan Kurikulum Sekolah

Otonomi pendidikan memberikan peluang kepada banyak pihak-pihak yang terkait


dengan dunia persekolahan untuk dapat memberikan kontribusi yang lebih, sehingga dapat
mencerdaskan anak bangsa.
Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki
tiga peran, yaitu peran konservatif, peranan kreatif, serta peran kritis dan evaluatif :
1. Peran Konservatif
Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan
adalah mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa.
Siswa perlu memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya,
sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat, mereka dapat menjunjung tinggi dan
berperilaku sesuai dengan norma-norma tersebut.
Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai
warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing
menggerogoti budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang
sangat penting. Melalui peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal
berbagai pengaruh yang dapat merusak nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan
identitas masyarakat akan terpelihara dengan baik.

2. Peran Kreatif
Ternyata tugas dan tanggung jawab sekolah tidak hanya sebatas mewariskan nilai-nilai
lama. Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai dengan
tuntutan zaman. Sebab pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi
dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran
kreatif. Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah.
Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru sehingga dapat
membantu siswa untuk dapat mengembangakan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat
berperan aktif dalam kehidupan social masyarakat yang senantiasa bergerak maju secara
dinamis. Kurikulum harus berperan kreatif, sebab manakala kurikulum tidak mengandung
unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang
diberikan di sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan
kebutuhan dan tuntutan sosial masyarakat.
3. Peran Kritis dan Evaluatif
Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang
nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat,
demikian juga adakalanya nilai dan budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik.
Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus
berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat
untuk kehidupan anak didik.
Dengan ini, masyarakat menjadi salah satu pengguna jasa pendidikan yang menaruh
harapan besar terhadap sekolah untuk dapat mengangkat derajat mereka pada tempat yang
lebih baik karena sekolah menjadikan masyarakat sebagai manusia terdidik.
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh banyak ahli dapat disimpulkan bahwa
pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut pandangan
lama dan pandangan baru. Menurut pandangan lama kurikulum adalah sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah. Dan menurut pandangan
baru kurikulum adalah bukan hanya terdiri atas mata pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan
dan pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah.Sedangkan, dalam Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan 2006 (BNSP) Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Kurikulum merupakan salah satu konsep sistematis yang disusun untuk mencapai satu
tujuan pendidikan. Akan tetapi, Di dalam kelas, kurikulum adalah benda hidup yang dinamis,
karena seorang guru harus menerjemahkan kurikulum itu dalam bentuk interaksi hidup antara
guru dan siswa.
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan kurikulum agar menghasilkan
rencana kurikulum yang luas dan spesifik.Pengembangan kurikulum dilihat dari segi
Pengelolaannya dapat dibedakan menjadi beberapa bagian,
seperti Sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi  adalah kurikulum yang disusun oleh tim
khusus di tingkat pusat. Sedangkan, desentralisasi adalah kurikulum yang disusun oleh
sekolah ataupun kelompok sekolah tertentu dalam suatu wilayah atau daerah.Jadi, dalam
pengembangan kurikulum desentralisasi, sekolah mempunyai peran penting untuk
mengembangkan dan melaksanakan kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan anak dalam masyarakat, yang tentu memerlukan peserta lain diantaranya
adalah kepala sekolah, guru dan komite sekolah. Mereka berperan sebagai unsur yang setiap
hari terlibat dalam kurikulum.

A. Peranan Kepala Sekolah dalam Pengembangan Kurikulum


Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. Padanyalah kebijakan
dan keputusan mengenai berbagai hal bisa atau tidak bisa diterapkan di sekolah. Sesuai yang
diamanatkan dalam Permendiknas No 13. tahun 2007 tentang standar kepala
sekolah/madrasah adalah kepala sekolah harus memenuhi kompetensi kepribadian,
manajerial, kewirausahaan, dan sosial. Peran dan fungsi kepala sekolah secara umum antara
lain sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, dan motivator.

1) Peran kepala sekolah sebagai educator (pendidik), memiliki beberapa aspek sebagai
berikut.
a. Aspek prestasi sebagai guru, yaitu menyusun program pembelajaran, melaksanakan
KBM, melaksanakan evaluasi, melaksanakan analisis hasil belajar, melaksanakan
program perbaikan dan pengayaan.
b. Aspek kemampuan membimbing guru, yaitu menyusun program pengajaran dan BK
(Bimbingan Konseling), melaksanakan program pengajaran dan BK, mengevaluasi
hasil belajar dan layanan BK, menganalisis hasil evaluasi belajar & layanan BK,
melaksanakan program pengayaan & perbaikan.
c. Aspek kemampuan membimbing karyawan, yaitu menyusun program kerja,
melaksanakan tugas sehari-hari, mengevaluasi dan mengendalikan kinerja karyawan
secara periodik.
d. Aspek kemampuan membimbing peserta didik, yaitu kegiatan ekstrakurikuler,
mengikuti lomba di luar sekolah (kesenian, olahraga, mata pelajaran).
e. Aspek kemampuan mengembangkan staf, yaitu melalui pendidikan/pelatihan tenaga
administrasi secara teratur, melalui pertemuan sejawat/KKG, melalui
seminar/diskusi/lokakarya,dll, melalui penyediaan bahan bacaan, memperhatikan
kenaikan pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon kepala sekolah,
pengawas.
f. Aspek kemampuan mengikuti perkembangan, yaitu melalui pendidikan/pelatihan,
melalui pertemuan profesi KKKS, melalui seminar/lokakarya/diskusi, melalui bahan
bacaan, melalui media elektronik.
g. Aspek kemampuan memberi contoh mengajar/BK yang baik, yaitu melalui jadwal
pelajaran 6 jam mengajar per minggu/BK, melalui AMP, Prota, Promes, RPRR dan
daftar nilai peserta didik/program layanan BK, memberi alternatif strategi pembelajaran
efektif (pemanfaatan komputer, OHP,TV/Video, tape recorder dan sebagainya sebagai
media pembelajaran).
2) Peran kepala sekolah sebagai manajer, memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan menyusun program, yaitu memiliki program jangka panjang (8
tahun) akademik/non akademik, jangka menengah (4 tahun) akademik/non akademik,
jangka pendek (1 tahun) akademik/non akademik dan RAPBS, mekanisme monitor dan
evaluasi pelaksanaan program secara sistematika dan periodik.
b. Aspek kemampuan menyusun organisasi kepegawaian di sekolah, yaitu memiliki
susunan kepegawaian sekolah, susunan kepegawaian pendukung antara lain pengelola
perpustakaan, menyusun kepanitiaan untuk kegiatan temporer, antara panitia ulangan
umum, panitia ujian, panitia peringatan hari besar keagamaan dan sebaginya.
c. Aspek kemampuan menggerakan staf (guru dan karyawan), yaitu memberi arahan yang
dinamis, mengkoordinasi staf yang sedang bertugas, memberikan penghargaan (reward)
dan hukuman (punishment).
d. Aspek kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah, yaitu memanfaatkan SDM
secara optimal, sarana/prasarana sekolah secara optimal, merawat sarana/prasarana
milik sekolah, mempunyai cacatan kinerja SDM yang ada di sekolah, program
peningkatan mutu SDM.
3) Peran kepala sekolah sebagai administrator memiliki beberapa aspek sebagai berikut.
a. Aspek kemampuan mengelola administrasi KBM dan BK, yaitu memiliki kelengkapan
data administrasi proses belajar mengajar, data administasi BK, data administrasi
praktekum/praktek, data administrasi belajar peserta didik di perpustakaan.
b. Aspek kemampuan mengelola administrasi kesiswaan, yaitu memiliki kelengkapan data
administrasi kesiswaan, kelengkapan data kegiatan ekstrakurikuler, kelengkan data
hubungan sekolah dan orang tua peserta didik.
c. Aspek kemampuan mengelola administrasi ketenagaan, yaitu memiliki kelengkapan
data administrasi tenaga guru, data karyawan
d. Aspek kemampuan mengelola administrasi keuangan, yaitu memiliki admintrasi
keuangan rutin, administrasi keuangan komite sekolah, administrasi sumber keuangan
lain DOP, BOS.
e. Aspek kemampuan mengelola administrasi sarana/prasarana, yaitu memiliki
kelengkapan data administrasi gedung/ruang, data administrasi meubiler, data
administrasi alat lab/bengkel, administrasi data administrasi buku/pustaka,data mesin
kantor.
f. Aspek kemampuan administrasi persuratan, yaitu memiliki kelengkapan data
administrasi surat masuk, data administrasi surat keluar, data administrasi surat
keputusan/surat edaran dan lain-lain.
4) Peran Kepala Sekolah sebagai supervisor memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan menyusun program supervisi pendidikan, yaitu memiliki program
supervisi kelas (KBM) dan BK, program supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler,
program supervisi kegiatan lainnya (perpustakaan, laboratorium, evaluasi dan
administrasi sekolah).
b. Aspek kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan, yaitu melaksanakan
program supervisi pendidikan kelas/akademik/klinis, program supervisi dadakan (non
klinis), program supervisi kegiatan ekstrakurikuler dan lain-lain.
5) Peran Kepala Sekolah sebagai leader (pemimpin), memiliki beberapa aspek sebagai
berikut :
a. Aspek memiliki kepribadian yang kuat, yaitu jujur, percaya diri, bertanggung jawab,
berani mengambil keputusan, berjiwa besar, dapat mengendalikan emosi, sebagai
panutan/teladan.
b. Aspek memahami kondisi guru, karyawan dan peserta didik dengan baik, yaitu
memahami kondisi guru, kondisi karyawan, kondisi peserta didik, program/upaya
memperbaiki kesejahteraan karyawan, upacara hari Senin dan upacara lain untuk
memahami kondisi peserta didik, guru dan karyawan secara keseluruhan, mau
mendengar/menerima usul/kritikan/saran dari guru/karyawan/peserta didik melalui
pertemuan.

6) Peran Kepala Sekolah sebagai inovator, memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
a. Kemampuan mencari/memenukan gagasan baru untuk pembaharuan di sekolah, yaitu
mampu mencari/menemukan gagasan baru (proaktif), memilih gagasan baru yang
relevan, mengimplementasikan gagasan baru dengan baik (sinergis).
b. Aspek kemampuan melaksanakan pembaharuan di sekolah, yaitu mampu melaksanakan
pembaharuan di bidang KBM/BK, melaksanakan pembaharuan di bidang pengadaan &
pembinaan tenaga guru & karyawan, melaksanakan pembaharuan di bidang kegiatan
ekstrakurikuler, melaksanakan pembaharuan dalam menggali sumber daya dari komite
dan masyarakat.

7) Peran Kepala Sekolah sebagai motivator, memiliki beberapa aspek sebagai berikut :
a. Aspek kemampuan mengatur lingkungan kerja (fisik), yaitu mampu mengatur ruang
(KS, Wakil KS,TU) yang kondusif untuk bekerja, ruang kelas yang kondusif untuk
KBM,BK/UKS, perpustakaan yang kondusif untuk belajar, halaman lingkungan
sekolah yang sejuk, nyaman dan teratur.
b. Aspek kemampuan mengatur suasana kerja (non fisik), yaitu mampu menciptakan
hubungan kerja yang harmonis sesama guru, menciptakan hubungan kerja yang
harmonis sesama karyawan, menciptakan hubungan kerja yang harmonis antara guru
dan karyawan, menciptakan rasa aman di lingkungan sekolah.
c. Kemampuan menetapkan prinsip penghargaan dan hukuman, yaitu mampu menerapkan
prinsip penghargaan (reward), menerapkan prinsip hukuman (punishment),
menerapkan/mengembangkan motivasi internal dan eksternal bagi warga masyarakat.
Melihat peran kepala sekolah di atas memperlihatkan bahwa kepala sekolah
mempunyai kedudukan strategis dalam pengembangan kurikulum dan berbeda di garis
depan perubahan kurikulum. Sebagai pemimpin profesional ia menerjemahkan perubahan
masyarakat dan kebudayaan ke dalam kurikulum. Ia sendiri harus mempunyai latar belakang
yang mendalam tentang teori dan praktik kurikulum. Perubahan kurikulum hanya akan
berjalan dengan dukungan dan dorongan kepala sekolah. Ia dapat membangkitkan atau
mematikan perubahan kurikulum di sekolahnya. Dialah tokoh utama yang mendorong guru
agar senantiasa melakukan upaya-upaya pengembangan, baik bagi diri guru maupun tugas
keguruannya.

B. Peranan guru dalam Pengembangan Kurikulum


Apabila kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah, maka guru
merupakan tokoh sentral dalam penyelenggaraan layanan pendidikan sekolah. Gurulah
pemeran utama aktivitas sekolah. Karena itu tugas guru merupakan profesi yang menuntut
keahlian, bukan sekadar “tukang mengajar”. Karena guru memegang peranan yang cukup
penting dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengembangan kurikulum bagi kelasnya.
Sekalipun seorang guru tidak mencetuskan sendiri konsep-konsep tentang kurikulum
tersebut, namun seorang gurulah yang mengolah dan meramu kembali kurikulum dari pusat.
Guru memegang peranan yang sangat penting baik di dalam perencanaan maupun
pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana, pelaksana, dan pengemban kurikulum bagi
kelasnya. Peranan guru bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam
kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang luas. Hasil-hasil
penilaian demikian akan sangat membantu pengembangan kurikulum, untuk memahami
hambatan-hambatan dalam implementasi kurikulum dan juga membantu mencari cara untuk
mengoptimalkan kegiatan guru.
Guru tidak hanya berperan sebagai guru didalam kelas, ia juga seorang komunikator,
pendorong kegiatan belajar, pengembang alat-alat belajar, pencoba penyusunan
organisasi, manager system pengajaran, pembimbing baik di sekolah maupun masyarakat
dalam hubungannya dengan pelaksanaan pendidikan seumur hidup. Sebagai pelaksana
kurikulum maka guru pula  yang harus menciptakan kegiatan belajar mengajar bagi murid-
muridnya. Berkat keahlian, keterampilan, dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru
mampu menciptakan situasi belajar yang aktif yang menggairahkan yang penuh kesungguhan
dan mampu mendorong kreativitas anak.
Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap
usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum,
pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh
usaha pendidikan, selau bermuara pada guru. Hal ini menunjukan betapa signifikan (berarti
penting) posisi guru dalam dunia pendidikan.
Selanjutnya, pada masa-masa mendatang ada harapan baru yang cukup menjajikan bagi
guru dan orang yang ingin menjadi guru dengan keluarnya PP RI No. 38/1992 yang memuat
pasal 64 pasal tentang tenaga kependidikan. Kehadiran PP ini membawa implikasi (hubungan
keterlibatan) yang cukup fundamental dan realistis meskipun dalam beberapa hal tertentu
masih perlu dipertanyakan.
Guru, menurut Pasal 35 PP 38/1992, diperkenankan bekerja di luar tugasnya untuk
memperoleh penghasilan tambahan sepanjang tidak terganggu tugas utamanya. Kebolehan
mengerjakan tugas lain memberi kesan berkurangnya derajat profesionalisme keguruan para
guru walaupun tidak mengganggu tugas utama mereka sebagai pengajar, apalagi jika
mengingat tidak tegasnya batasan tidak mengganggu tugas utama itu
Seorang guru haruslah bertanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum. Seorang
guru juga dituntut untuk selalu mencari gagasan atau ide (kreatif) yang baru dalam proses
pembelajaran agar hasil belajar peserta didik dari waktu ke waktu meningkat. Peranan guru
dalam pembinaan dan pengembangan kurikulum secara aktif, sebagai berikut:
1) Pertama, guru sebagai pemberi pertimbangan (perencana Kurikulum). Keputusan
mengenai kurikulum sekolah secara institusional terletak pada tangan kepala sekolah.
Dalam konteks ini guru adalah pemberi pertimbangan dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
2) Kedua, guru sebagai pelaksana pengembangan kurikulum sekolah. Konsep ini dapat
ditarik kedalam dua konteks. Kesatu, guru sebagai pelaksana proses pengembangan
kurikulum sekolah terlibat sebagai tim yang ditunjuk untuk membuat kurikulum sekolah.
3) Selanjutnya, guru sebagai pelaksana kurikulum yang dikembangkan sekolah. Peran ini
berkaitan dengan tugas pokok guru sebagai pengampu proses pembelajaran mata pelajaran
tertentu. Disini guru menjabarkan kurikulum sekolah menjadi bentuk – bentuk program
yang lebih rinci (silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran).
4) Dalam melakukan perubahan kurikulum, hendaknya diselidiki dan dipertimbangkan sikap
dan reaksi guru terhadap perubahan itu. Keberhasilan perubahan yang terjadi bergantung
pada kesusaiannya dengan nilai-nilai guru dan taraf pertisipasinya dalam perubahan itu.
5) Guru sebagai sebagai pengadministrasi kurikulum, guru harus menguasai tujuan
kurikulum, isi program (pokok bahasan/sub pokok bahasan) yang harus diberikan peserta
didik.
Penjelasan diatas menunjukkan bahwa yang memegang peranan penting dalam proses
pengembangan kurikulum ialah guru karena dialah yang paling bertanggung jawab atas mutu
pendidikan anak didiknya. Terkadang guru terkendala karena masalah profesionalitasnya,
karena pembelajaran yang dilakukannya tidak berbeda dari waktu kewaktu, hanya
mengulang-ulang. Profesinalisme guru akan dapat berkembang, apabila ia membiasakan diri
untuk :
1. Berunding dan bertukar pikiran dengan siswa, dan terbuka terhadap pendapat mereka
2. Belajar terus dengan membaca literatur yang terkait dengan profesinya
3. Bertukar pikiran dan penglaman dengan teman guru-guru lainnya atau dengan kepala
sekolah.
Perkembangan profesionalisme akan terbantu bila sekolah secara berkala mengadakan
rapat atau diskusi khusus untuk membicarakan hal -hal yang terkait dengan kurikulum serta
perbaikannya.
Masih banyak pihak lain selain kepala sekolah dan guru yang dapat membantu
pengembangan kurikulum. Namun demikian, kepala sekolah dan guru merupakan pemeran
utama yang perlu menerima, mempertimbangkan, dan memutuskan apa yang akan
dimasukkan dalam kurikulum sekolah.
C. Peranan komite sekolah dan masyarakat dalam Pengembangan Kurikulum
Keberadaan komite sekolah kian bergulir dengan diberlakukannya otonomi sekolah.  Ini
ditetapkan pada keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 044/U/2002. Dalam
keputusan ini, komite sekolah dimaksudkan sebagai sebuah badan mandiri yang mewadahi
peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efesiensi
pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan baik pada pendidikan prasekolah, jalur
pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar sekolah. Pembentukan komite sekolah
bertujuan:
1) Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan operasional dan program pendidikan sekolah.
2) Meningkatkan tanggung jawab dan peran masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan.
3) Menciptakan suasana dan kondisi yang transparan, akuntabel, dan demokratis dalam
penyelenggaraan  dan pelayanan pendidikan sekolah yang berkualitas.
Bertolak dari tujuan tersebut, komite sekolah memiliki peran sebagai berikut:
1) Advisory agency, yaitu pemberi pertimbangan dalam penentuan dan pelaksanaan
kebijakan pendidikan sekolah.
2) Suporting agency, yaitu pendukung baik yang berwujud financial, pemikiran, maupun 
tenaga, dalam penyelengaraan pendidikan sekolah.
3) Controlling agency, yaitu pengontrol dalam rangka transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan dan keluaran pendidikan sekolah; serta
4) Mediate agency, yaitu mediator antara pemerintah dan masyarakat.
Peran komite sekolah dalam pengembangan kurikulum tidak terlepas dari keempat
peran tersebut. Keempat peran tersebut saling terkait satu sama lain dan berlangsung secara
simultan. Sebagai advisory agence, komite sekolah dapat memberikan atau menyampaikan
gagasan, usulan-usulan, atau pertimbangan-pertimbangan untuk penyempurnaan kurikulum
yang ada menuju kurikulum sekolah yang lebih baik.
Walaupun secara pokok sudah tersedia kurikulum tingkat nasional, namun masih
terbuka bagi pihak sekolah untuk melaksanakan eksplorasi, pengembangan, dan penajaman-
penajaman, serta dikemas dalam program inti atau program tambahan, kegiatan intrakulikuler
ataupun ekstrakulikuler. Dalam peran Advisory agence ini pula komite sekolah terlibat dalam
pengesahan kurikulum sekolah.
Terkait dengan peran sebagai advisory agence, maka komite sekolah berada dalam
komitmen lanjutan. Muncullah peran berikutnya, yaitu supporting agence.  Pengembangan
kurikulum berkait dengan banyak persoalan baik yang terkait secara langsung maupun tidak
langsung, yang bersifat manusia dan non manusia. Dalam hal ini, dukungan komite sekolah
dapat berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga.
Komite sekolah adalah sebuah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat
dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan baik
pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun jalur pendidikan luar
sekolah.
2.2 Fungsi Kurikulum

Fungsi kurikulum dalam proses pendidikan yaitu sebagai sarana dalam mengukur
kemampuan pribadi dan konsumsi pendidikan.Kurikulum tidak bisa lepas dengan pengejaran
target yang membuat peserta didik dapat memahami berbagai materi dengan mudah. Selain itu
juga peserta didik bisa melaksanakan proses pembelajaran setiap harinya.Dilansir dari
Universitas Pendidikan Indonesia, fungsi kurikukulum secara lengkap diartikan sebagai
kegunaan atau manfaat kurikulum bagi pihak-pihak yang terlibat dalam aktivitas pendidikan
sebagai berikut:

1) Untuk kepala sekolah


Fungsi kurikulum untuk kepala sekolah sebagai pemimpin penyelenggaraan pendidikan
di sekolah adalah sebagai pedoman pengelolaan sistem pendidikan. Kurikulum juga berfungsi
sebagai patokan pengawasan kepala sekolah juga indikator keberhasilan pembelajaran.
2) Untuk Guru
Fungsi kurikulum untuk guru adalah sebagai pedoman pengajaran pada siswa. Kurikulum
memberikan patokan yang jelas tentang proses pengajaran juga materi yang harus diberikan
pada anak didik.

3) Untuk Siswa
Fungsi kurikulum untuk siswa adalah sebagian acuan belajar. Dengan adanya kurikulum,
siswa mengetahui materi apa saja yang harus dipelajari dan juga dipahami. Sehingga siswa
dapat mempersiapkan ujian dengan lebih baik.
Keberadaan kurikulum bagi siswa juga menyetarakan atau membentuj standar pendidikan
di Indonesia. Dengan adanya kurikulum, semua daerah di Indonesia memiliki standar
pelajaran yang sama. Hal tersebut sangat penting bagi pemerataan pendidikan.

4) Untuk Masyarakat atau orang tua


Fungsi kurikulum bagi masyarakat terutama orang tua siswa adalah sebagai pedoman
dalam pengawasan siswa. Pemahaman orang tua terhadap kurikulum, dapat menentukan pola
didik dan tercapainya keberhasilan kurikulum pendidikan sekolah pada seorang anak.

2.3 Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan Pengembangan Kurikulum Sesuai dengan fungsinya, kurikulum adalah suatu acuan
yang sangat penting dalam dunia pendidikan, maka kurikulum sudah menjadi keharusan
untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan dinamika penduduk atau
masyarakat agar tujuan dari pendidikan itu dapat mencapai tujuan nasional sesuai dengan
UUD Negara kita yaitu UUD 1945.
Sejalan dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Undangundang tersebut diikuti dengan perubahan Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan. Berdasarkan undang
undang tersebut, pondok pesantren memiliki kewenangan untuk mengembangkan silabus
sesuai dengan kurikulum, keadaan sekolah, keadaan siswa serta kondisi sekolah.
Oemar Hamalik menyebutkan tujuan pengembangan kurikulum adalah Pengembangan
kurikulum merupakan proses dinamika sehingga dapat merespon terhadap tuntutan
perubahan struktural pemerintahan, perkembangan ilmu dan teknologi maupun globalisasi.
Kebijakan umum dalam pengembangan kurikulum sejalan dengan visi, misi, dan strategi
pembangunan pendidikan nasional yang diterangkan dalam kebijakan peningkatan angka
partisipasi, mutu, relevansi, dan efesiensi pendidikan”. Kembali Oemar Hamalik dalam
bukunya Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum menyebutkan:
Tujuan pengembangan kurikulum adalah goals dan objectives. Tujuan sebagai goals
dinyatakan dalam rumusan yang lebih abstrak dan bersifat umum, dan pencapaiannya relatif
dalam jangka panjang. Adapun tujuan sebagai objectives lebih bersifat khusus, operasional,
dan pencapaiannya dalam jangka pendek.
Tujuan pengembangan kurikulum, sesuai dengan yang dikemukan oleh para ahli
pendidikan dapat disimpulkan, bahwa pengembangan kurikulum itu bertujuan untuk
merumuskan suatu proses dinamika yang dapat menjawab tantangan terhadap tuntutan
perubahan yang terjadi dalam pemerintahan dan bersifat umum. Pencapaiannya relatif dalam
jangka panjang, sejalan dengan visi dan misi pendidikan nasional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti budaya
lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui peran
konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas masyarakat akan terpelihara dengan
baik.

Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab kadang-kadang nilai
dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat, demikian
juga adakalanya nilai dan budaya baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka
inilah peran kritis dan evaluatif kurikulum diperlukan. Kurikulum harus berperan dalam
menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak
didik. Dengan ini, masyarakat menjadi salah satu pengguna jasa pendidikan yang menaruh
harapan besar terhadap sekolah untuk dapat mengangkat derajat mereka pada tempat yang lebih
baik karena sekolah menjadikan masyarakat sebagai manusia terdidik.

3.2 Saran

Kita sebagai calon pendidik harus mengetahui peran pengembangan kurikulum, karena
kurikulum mempunyai peranan penting dalam keberhasilan pendidikan. Pendidikan akan
berhasil jika kurikulum yang disajikan bagus dan dapat memenuhi kebutuhan peserta didik guna
mencapai Tujuan Nasional.

DAFTAR PUSTAKA
https://noerdiandana.wordpress.com/2013/10/19/peran-pengembangan-kurikulum/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/02/101008069/kurikulum-pengertian-fungsi-
tujuan-dan-komponennya

https://repository.uin-suska.ac.id/5735/3/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai