Disusun Oleh:
Cici Elinsanse P00320119029
Alfa Rezi Septri Repa P00320119036
Dosen Pembimbing:
Ns.Misniarti.M.Kep
Beberapa pembahasan dalam makalah ini masih bersifat pengantar sehingga perlu
penyempurnaan dikemudian hari. Kepada semua pihak yang memberikan
perhatian, saran, kritik, dan masukan demi penyempurnaan makalah ini, penulis
ucapkan banyak terima kasih. Besar harapan penulis semoga dengan makalah ini
dapat bermanfaat untuk sesama.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
Tanda dan gejala orang yang terkena penyakit rabun dekat secara obyektif
klien susah melihat jarak dekat atau penglihatan klien akan rabun dan tidak
jelas. sakit kepala frontal. Semakin memburuk pada waktu mulai timbul
gejala hipermetropia dan sepanjang penggunaan mata dekat. Tanda dan
gejala diantaranya yaitu (Iilyas, 2006):
Sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal,silau,kadang rasa juling atau
melihat ganda,mata lelah,penglihatan kabur melihat dekat,sering
mengantuk,mata berair,pupil agal miosis,dan bilik mata depan lebih dangkal
1.4 Patofisiologi
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek,kurvatura kornea
dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan
sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di
belakang retina.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis
hipermetropi adalah ophtalmoscope
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. 7sotropia
atau juling ke atau juling ke dalam terjadi akibat dalam terjadi akibat pasien
selamany pasien selamanya melakukan akomodasi kan akomodasi.
4laukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang
akan mempersempit sudut bilik mata
2.7 Klasifikasi
Klasifikasi Terdapat berbagai gambaran erdapat berbagai gambaran klinik
hipermetropia sepe klinik hipermetropia seperti
1. Hipermetropi Manifest
adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif
maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini
terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif.
Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang
dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal.
2. Hipermetropi Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan
memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. (iasanya hipermetropia
laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia
manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai
hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif dengan
hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes.
3. Hipermetropi Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun
dengan kaca mata positif. pasien yang hanya mempunyai hipermetropia
fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca
mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasin
otot akomodasinya akan mendapatkan istraha istrahat. Hipermetropia
manifes yang masih yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai
hipermetropia fakultatif.
4. Hipermetropi Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi atau dengan obat yang
melemahkan akomodasi diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin muda makin
besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan
terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi
hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut.
Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus
menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih
kuat.
5. Hipermetropi total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
selain klasifikasi diatas ada juga yang membagi hipermetropia secara klinis
menjadi tiga kategori, yaitu
a. Simple hipermetropia, diakibatkan variasi biologis normal seperti etiologi
axial atau refraksi
b. Patological hipermetropia,diakibatkan anatomi okuler yang berbeda yang
disebabkan
c. Fungsional hipermetropia, merupakan akibat dari paralisis akomodasi.
B. RIWAYAT KELUARGA
Status Imunisasi K
N Nama J Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan BCG Polio DPT Hepatitis Campak e
o K dg KK t
2. Genogram :
3. Tipe / Bentuk Keluarga :
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :Tidak ada
Alamat pekerjaan :tidak ada
Berapa jarak dari rumah : - (Km)
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : petani
Sumber pendapatan & Kecukupan :dari anak dan keponakan
terhadap Kebutuhan
E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : nonton tv
Keanggotaan Organisasi : tidak ada
Liburan Perjalanan : Berkunjung kerumah anak yang agak
jauh
Saat ini anak-anak klien berusaha untuk menjaga kesehatan Ny.N agar sehat
selalu walaupun klien sering meminum obat dan berobat ke klinik atau
kerumah bidan terdekat
Klien mengatakan bahwa keluarga nya tidak ada yang mengalami penyakit
yang seperti dia derita
G. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Klien sebagai dari masyarakat rejang dan beragama islam klien memiliki norma
yang dianut seperti sopan santun dan melakukan ibadah sholat 5 waktu
H. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Keluarga mengatakan berusaha memlihara hubungan baik antara anggota
keluarga terutama hubungan anak,menantu dan cucu,serta saling menyayangi
dan menghormati
2. Fungsi Sosial
4. Fungsi Reproduksi
5. Fungsi Ekonomi
Perekonomian Ny.N baik dimana klien mendapatkan uang dari anak klien dan
keponakan klien yang udah bekerja
Klien berharap penyakit yang dia derita tidak membuat anak-anak klien cemas
dan stres
Klien bercerita kepada anak nya kalau penglihatan mulai tidak jelas dan kabur
5. Strategi Adaptasi Disfungsional
Harapan keluarga klien terhadap petugas kesehatan yang ada petugas dapat
memberikan suport pada kesembuhannya
J. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Bidan/Dokter
Jarak dari rumah : …………………….
Rumah Sakit : 6,5 Km
Klinik : 2,5 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah : Tidak Ada
Makanan yang dihantarkan : Tidak Ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada
K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : tidak ada
Yang Lainnya : tidak ada
L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama : Magh
setahun yang lalu : tidak ada
Status kesehatan umum selama 5
tahun yang lalu
KELUHAN UTAMA :
…………………………………………………………………………………..
Provokative / palliative : …………………….
Quality / Quantity : …………………….
Region : …………………….
Severity Scale : …………………….
Timming : …………………….
K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL
L. DATA PENUNJANG
1. Labvoratorium :
……………………………………………………………………………………..
2. radiologi : ….…………………………………………………………………..
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-
hari
SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A kamar kecil, berpakaian dan mandi
SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
- 1. Tanggal berapa hari ini ? Hari sabtu Tgl -
Th 2021
- 2. Hari apa sekarang ini ? Sabtu
- 3. Apa nama tempat ini ? Rumah
- 4. Berapa nomor telpon Anda ? Dusun 1
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
- 5. Berapa umur Anda ? 65
- 6. Kapan Anda lahir ? Tidak tahu
- 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
- 8. Siapa Presiden sebelumnya ? Tidak tahu
- 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Tidak tahu
- 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan Tidak tahu
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
k Jumlah Kesalahan Total 7
KETERANGAN :
1. Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3. Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4. Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental
KETERANGAN :
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau *
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan *
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal *
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas *
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik *
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan *
0 Saya membuat keputusan yang baik
K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya *
L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya *
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya
M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya *
KETERANGAN :
PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5-7 Depresi Ringan
8 - 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
mengkaji Fungsi Sosial lansia
Selalu : Skore 2
Kadang-kadang : Skore 1
Hampir Tidak Pernah : Skore 0
ANALISA DATA
No. DATA INTERPRESTASI MASALAH
SUBYEKTIF/OBYEKTIF (Etiologi) (Problem)
(Sign/Symptom)
1 2 3 4
SCORING
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus segera ditangani
Adanya masalah tetapi tidak perlu
ditangani
Masalah tidak dirasakan
RENCANA TINDAKAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Keluarga
Kriteria Standar
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
Tanggal :
Pertemuan ke :
Oleh :
A. Latar Belakang
( Dituliskan keadaan kondisi keluarga baik adaptif maupun maladaftif, yang mjd
justifikasi kunjungan mahasiswa pada hari sebelumnya. Sertakan pula analisis
konsep yang terkait dengan data).
(tuliskan data menurut mahasiswa yang perlu dikaji lebih lanjut atau
ditambahkan untuk menegakkan diagnosa, rencana yang akan dilakukan,
pencapaian tindakan yang lalu dll )
B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Pelaksanaan
3. Metode : ceramah/diskusi/
F. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
2. Proses
3. Hasil
BAB IV
PENUTUP