Anda di halaman 1dari 35

KEPERAWATAN GERONTIK

GANGGUAN PENGLIHATAN HIPERMETROPI

Disusun Oleh:
Cici Elinsanse P00320119029
Alfa Rezi Septri Repa P00320119036

Dosen Pembimbing:
Ns.Misniarti.M.Kep

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEPERAWATAN CURUP
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur Al–hamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
Yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga penulisan
makalah yang berjudul “Gangguan Penglihatan Hipermetropi” dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan
kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para
sahabatnya, serta para pengikutnya termasuk kita semua. Tidak lupa pula penulis
ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing
dalam penulisan makalah ini.

Beberapa pembahasan dalam makalah ini masih bersifat pengantar sehingga perlu
penyempurnaan dikemudian hari. Kepada semua pihak yang memberikan
perhatian, saran, kritik, dan masukan demi penyempurnaan makalah ini, penulis
ucapkan banyak terima kasih. Besar harapan penulis semoga dengan makalah ini
dapat bermanfaat untuk sesama.

Curup 24 Juli 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata merupakan salah satu panca indera yang sangat penting
bagi kehidupan manusia dan penglihatan merupakan hal yang sangat
penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Tanpa mata, manusia
mungkin tidak dapat melihat sama sekali apa yang ada disekitarnya.
Dalam  penglihatan,  penglihatan, mata mempunyai mempunyai berbagai
berbagai macam kelainan kelainan refraksi. refraksi. Kelainan Kelainan
refraksi atau yang sering disebut dengan ametropia tersebut, terdiri dari
miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Kelainan refraksi merupakan
gangguan yang banyak terjadi di dunia tanpa memandang jenis kelamin,
usia, maupun kelompok etnis. Kelainan refraksi merupakan kelainan pada
mata yang paling umum.
Hal ini terjadi apabila mata tidak mampu memfokuskan
bayangan dengan jelas, sehingga penglihatan menjadi kabur, dimana
kadang-kadang keadaan ini sangat berat sehingga menyebabkan kerusakan
pada penglihatan. Tiga kelainan refraksi yang paling sering dijumpai yaitu
miopia, hipermetropia, dan astigmatisme. Namun, yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu hanya hipermetropi saja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari penyakit hipermetropi?
2. Seperti apa etiologi penyakit hipermetropi?
3. Sepreti apa tanda gejala penyakit hipermetropi?
4. Apa saja data penunjang penyakit hipermetropi?
5. Bagaimana patofisologi penyakit hipermetropi?
6. Bagaimana komplikasi penyakit hipermetropi?
7. Apa saja klasifikasi penyakit hipermetropi?
1.3 Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit hipermetropi?
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit hipermetropi?
3. Untuk mengetahui tanda gejala penyakit hipermetropi?
4. Untuk mengtahui apa saja data penunjang penyakit hipermetropi?
5. Untuk mengetahui patofisologi penyakit hipermetropi?
6. Untuk mengetahui komplikasi apa saja yang terjadi pada penyakit
hipermetropi?
7. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit hipermetropi?

.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Hipermetropia juga dikenal dengan istilah hiperopia atau rabun dekat.


Hipermetropia merupakan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata.
Dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya
terletak dibelakang makula lutea (Iilyas,2004). Hipermetropia adalah suatu
kondisi ketika kemampuan refraktif mata terlalu lemah yang menyebabkan
sinar yang sejajar dengan sumbu mata tanpa akomodasi difokuskan di
belakang retina (istiqomah,2005).

Hipermetropia adalah keadaan mata yang tidak berakomodasi


memfokuskan bayangan di belakang retina. Hipermetropia terjadi jika
kekuatan yang tidak sesuai antara bolamata dan kekuatan pembiasan kornea
dan lensa lemah sehingga titik fokus sinar terletak dibelakang
retina(patu,2010).

2.2 Etiologi

Penyebab utama hipermetropia adalah panjangnya bola mata yang


lebih pendek. Akibat bola mata yang lebih pendek, bayangan benda akan
difokuskan dibelakang retina. Berdasarkan penyebabnya, hipermetropia
dapat dibagi atas (Iiyas,2006):

1. Hipermetropia sumbu atau aksial, merupakan kelainan refraksi


akibat bola mata pendek atau sumbu anteroposterior yang pendek.
2. Hipermetropia kurvator, dimana kelengkungan kornea atau lensa
kurang sehingga bayangan difokuskan dibelakang retina. Hipermetropia
indeks refraktif, dimana terdapat indeks bias yang kurang pada sistem
saraf optik mata.

Penyebab dari hipermetropia adalah sebagai berikut (Iilyas,2006)


1. Sumbu utama bola mata yang terlalu pendek,
Biasanya terjadi karena mikropthalmia, renitis sentralis, arau ablasio retina
(lapisan retina lepas lari kedepan sehingga titik fokus cahaya tidak tepat
dibiasakan).
2. Daya pembiasaan bola mata yang terlalu lemah
Terjadi gangguan-gangguan refraksi pada kornea, aqueus humor, lensa dan
vitreus humor. Gangguan yang dapat menyebabkan hipermetropima adalah
perubahan pada komposisi kornea dan lensa sehingga kekuatan refraksi
menurun dan perubahan pada komposisi aqueus humor dan viterus humor.
Misal pada penderita diabetes melitus terjadi hiprtmetropi jika kadar gula
darah dibawah normal.
3. Kelengkungan kornea dan lensa tidak adekuat
Kelengkungan kornea ataupun lensa berkurang sehingga bayangan
difokuskan dibelakang retina.
4. Perubahan posisi lensa
Dalam hal ini posisi lensa menjadi lebih posterior.

2.3 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala orang yang terkena penyakit rabun dekat secara obyektif
klien susah melihat jarak dekat atau penglihatan klien akan rabun dan tidak
jelas. sakit kepala frontal. Semakin memburuk pada waktu mulai timbul
gejala hipermetropia dan sepanjang penggunaan mata dekat. Tanda dan
gejala diantaranya yaitu (Iilyas, 2006):

1. Penglihatan tidak nyaman


2. Terjadi ketika harus fokus pada suatu jaraka tertentu untuk waktu yang
lama
3. Akomodasi akan lebih cepat lelah terpaku pada suatu level tertentu dari
ketegangan
4. Bila 3 dioptri atau lebih,atau pada usia tua pasien mengeluh penglihatan
jauh kabur
5. Penglihatan dekat lebih cepat buram akan lebih terasa lagi pada keadaan
kelelahan atau penerangan yang kurang
6. Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan
melihat dekat jangka panjang.Jarang terjadi pada pagi hari,cenderung
terjadi setelah siang hari dan bisa membaik spontan kegiatan melihat
dekat dihentikan
7. Eyestrain
8. Sentitive terhadap cahaya
9. Spasme akomodasi yaitu:terjadinya cramp m.ciliaris diikuti penglihatan
buram intermiten

Sakit kepala terutama daerah dahi atau frontal,silau,kadang rasa juling atau
melihat ganda,mata lelah,penglihatan kabur melihat dekat,sering
mengantuk,mata berair,pupil agal miosis,dan bilik mata depan lebih dangkal

1.4 Patofisiologi
Diameter anterior posterior bola mata yang lebih pendek,kurvatura kornea
dan lensa yang lebih lemah, dan perubahan indeks refraktif menyebabkan
sinar sejajar yang dating dari objek terletak jauh tak terhingga di biaskan di
belakang retina.
2.5 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis
hipermetropi adalah ophtalmoscope
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi adalah esotropia dan glaucoma. 7sotropia
atau juling ke atau juling ke dalam terjadi akibat dalam terjadi akibat pasien
selamany pasien selamanya melakukan akomodasi kan akomodasi.
4laukoma sekunder terjadi akibat hipertrofi otot siliar pada badan siliar yang
akan mempersempit sudut bilik mata

2.7 Klasifikasi
Klasifikasi Terdapat berbagai gambaran erdapat berbagai gambaran klinik
hipermetropia sepe klinik hipermetropia seperti
1. Hipermetropi Manifest
adalah hipermetropia yang dapat dikoreksi dengan kacamata positif 
maksimal yang memberikan tajam penglihatan normal. Hipermetropia ini
terdiri atas hipermetropia absolut ditambah dengan hipermetropia fakultatif.
Hipermetropia manifes didapatkan tanpa siklopegik dan hipermetropia yang
dapat dilihat dengan koreksi kacamata yang maksimal.
2. Hipermetropi Absolut
Dimana kelainan refraksi tidak diimbangi dengan akomodasi dan
memerlukan kacamata positif untuk melihat jauh. (iasanya hipermetropia
laten yang ada berakhir dengan hipermetropia absolut ini. Hipermetropia
manifes yang tidak memakai tenaga akomodasi sama sekali disebut sebagai
hipermetropia absolut, sehingga jumlah hipermatropia fakultatif  dengan
hipermetropia absolut adalah hipermetropia manifes.
3. Hipermetropi Fakultatif
Dimana kelainan hipermatropia dapat diimbangi dengan akomodasi ataupun
dengan kaca mata positif. pasien yang hanya mempunyai hipermetropia
fakultatif akan melihat normal tanpa kaca mata yang bila diberikan kaca
mata positif yang memberikan penglihatan normal maka otot akomodasin
otot akomodasinya akan mendapatkan istraha istrahat. Hipermetropia
manifes yang masih yang masih memakai tenaga akomodasi disebut sebagai
hipermetropia fakultatif.
4. Hipermetropi Laten
Dimana kelainan hipermetropia tanpa siklopegi atau dengan obat yang
melemahkan akomodasi diimbangi seluruhnya dengan akomodasi.
Hipermetropia laten hanya dapat diukur bila siklopegia. Makin muda makin
besar komponen hipermetropi laten seseorang. Makin tua seseorang akan
terjadi kelemahan akomodasi sehingga hipermetropia laten menjadi
hipermetropia fakultatif dan kemudian akan menjadi hipermetropia absolut.
Hipermetropia laten sehari-hari diatasi pasien dengan akomodasi terus
menerus, teritama bila pasien masih muda dan daya akomodasinya masih
kuat.
5. Hipermetropi total
Hipermetropia yang ukurannya didapatkan sesudah diberikan siklopegia.
selain klasifikasi diatas ada juga yang membagi hipermetropia secara klinis
menjadi tiga kategori, yaitu
a. Simple hipermetropia, diakibatkan variasi biologis normal seperti etiologi
axial atau refraksi
b. Patological hipermetropia,diakibatkan anatomi okuler yang berbeda yang
disebabkan
c. Fungsional hipermetropia, merupakan akibat dari paralisis akomodasi.

Klasifikasi berdasar berat ringan gangguan

 Hipermetropia ringan gangguan refraksi dibawah +2D


 Hipermetropia sedang gangguan refraksinya +2,25- +5D'
 Hipermetropia berat gangguan refraksinya diatas 5D
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN LANSIA

Tanggal Pengkajian : Kamis 29-juli-2021


A. DATA BIOGRAFI
Nama :Ny.N P
Usia : 68 Tahun Gol.Darah : O
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda (cerai : Mati)
TB/BB : ……… Cm / ………….. Kg
Penampilan : Rapi dan Bersih Ciri-ciri Tubuh : ………………….
Alamat :Desa Watas Marga
………………………………Telp./ ………………………..
Orang Yang Dapat Di hubungi :Ny.J P
Hubungan dengan Lansia :Anak Kandung
Alamat :Jl.H.Agus Salim Desa Watas Marga
……………………………… Telp./ ………………………..

B. RIWAYAT KELUARGA

1. Susunan anggota Keluarga

Status Imunisasi K
N Nama J Hubungan Umur Pendidikan Pekerjaan BCG Polio DPT Hepatitis Campak e
o K dg KK t

Ny.J P Anak 44 SMA Petani


1 Kandung
.

2. Genogram :
3. Tipe / Bentuk Keluarga :

C. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini :Tidak ada
Alamat pekerjaan :tidak ada
Berapa jarak dari rumah : - (Km)
Alat transportasi :-
Pekerjaan sebelumnya : petani
Sumber pendapatan & Kecukupan :dari anak dan keponakan
terhadap Kebutuhan

D. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Tipe tempat tinggal :Permanen
Jumlah Kamar :2
Jumalah Tongkat di kamar :tidak ada
Kondisi tempat tinggal :baik
Jumlah orang yang tinggal :Laki-laki…Orang/Perempuan…Orang
Derajat Privasi :-
Tetangga terdekat :Ny.J dan Ny.M
Alamat / Telepon :watas marga

Denah Rumah / keterangan :

E. RIWAYAT REKREASI
Hobby / Minat : nonton tv
Keanggotaan Organisasi : tidak ada
Liburan Perjalanan : Berkunjung kerumah anak yang agak
jauh

F. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap Perkembangan Saat Ini :


Saat ini klien hidup sendirian dirumah tetapi klien sering menginap dirumah
anak klien dan rumah anak klien tidak jauh dari rumah klien sehingga anak
klien sering menjenguk klien

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Saat ini anak-anak klien berusaha untuk menjaga kesehatan Ny.N agar sehat
selalu walaupun klien sering meminum obat dan berobat ke klinik atau
kerumah bidan terdekat

3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti

Seluruh keluarga inti klien tidak pernah memiliki penyakit menular


seperti( HIV,AIDS) serta tidak ada alergi makanan dan obat-obatan tertentu

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Klien mengatakan bahwa keluarga nya tidak ada yang mengalami penyakit
yang seperti dia derita

G. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga

Klien mengatakan komunikasi masih baik,klien juga sering meminta pendapat


anak dan saudara klien

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Klien mengatakan proses pengembalian keputusan dalam keluarga yaitu


dengan cara musyawarah dan yang mengambil keputusann anak-anak klien
dan saudara

3. Struktur Peran ( formal dan informal )

4. Nilai dan Norma Keluarga

Klien sebagai dari masyarakat rejang dan beragama islam klien memiliki norma
yang dianut seperti sopan santun dan melakukan ibadah sholat 5 waktu

H. FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Afektif
Keluarga mengatakan berusaha memlihara hubungan baik antara anggota
keluarga terutama hubungan anak,menantu dan cucu,serta saling menyayangi
dan menghormati

2. Fungsi Sosial

Untuk memperoleh status sosial dimasyarakat Ny.N berusaha mengikuti


berbagai kegiatan masyarakat dengan menjalin komunikasi yang baik dengan
masyarakat,sejauh ini hubungan Ny.N dengan masyarakat baik

3. Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga menerapkan fungsi perawatan yang cukup baik dengan membawa


ke pelayanan kesehatan

4. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi keluarga masih cukup baik

5. Fungsi Ekonomi

Perekonomian Ny.N baik dimana klien mendapatkan uang dari anak klien dan
keponakan klien yang udah bekerja

I. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Pendek

Klien berharap penyakit yang dia derita tidak membuat anak-anak klien cemas
dan stres

2. Stressor Jangka Panjang

Klien berharap penyakit yang dia derita agar cepat sembuh

3. Kemampuan Keluarga Berproses Terhadap Situasi stressor


..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
...................................................................................................................

4. Strategi Koping Yang digunakan

Klien bercerita kepada anak nya kalau penglihatan mulai tidak jelas dan kabur
5. Strategi Adaptasi Disfungsional

Harapan keluarga klien terhadap petugas kesehatan yang ada petugas dapat
memberikan suport pada kesembuhannya

6. Harapan Keluarga Terhadap Petugas Kesehatan Yang


Ada ......................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
....................................................................................................

J. SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterapi : Bidan/Dokter
Jarak dari rumah : …………………….
Rumah Sakit : 6,5 Km
Klinik : 2,5 Km
Pelayanan Kesehatan dirumah : Tidak Ada
Makanan yang dihantarkan : Tidak Ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada

K. DISKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : tidak ada
Yang Lainnya : tidak ada

L. STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama : Magh
setahun yang lalu : tidak ada
Status kesehatan umum selama 5
tahun yang lalu

KELUHAN UTAMA :
…………………………………………………………………………………..
Provokative / palliative : …………………….
Quality / Quantity : …………………….
Region : …………………….
Severity Scale : …………………….
Timming : …………………….

Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan :


Klien mengatakan tahu tentang penyakit yang dia derita tapi tidak tahu bagaimana
menyembukannya
OBAT-OBATAN :
No. Nama Obat Dosis Keterangan

STATUS IMMUNISASI : (Catat tanggal terbaru)


Tetanus, Difteri : -
Influensa :-
Pneumothoraks : -

Alergi : (Catatan agen dan reaksi spesifik)


Obat-obatan : tidak ada
Makanan : tidak ada
Faktor Lingkungan : cuaca

Penyakit yang diderita :


Hipertensi Rheumatoid Asthma Dimensia

I. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI (ADL)


Indeks Katz : A/B/C/D/E/F/G
Oksigenasi : klien tidak merasakan sesak nafas
Cairan & Elektrolit : minum 2-5 gelas/hari

Nutrisi : makan ½ kali/hari


Eliminasi : tidak menentu
Aktivitas : madiri
Istirahat & Tidur : malam 6/7 jam siang 1 jam
Personal Hygiene : mandiri
Seksual :-
Rekreasi :nonton tv dan mengobrol dengan
Psikologis tetangga,bermain dengan cucu
: …………………….
 Persepsi Klien : …………………….
 Konsep Diri : …………………….
 Emosi : …………………….
 Adaptasi : …………………….
 Mekanisme Pertahanan Diri : …………………….

Keadaan Umum : Baik


Tingkat Kesadaran : Composmentis
: Eye 4 Verbal 5 Psikomotor 6
Skala Koma Glasgow : Pols=… Temp=36,7 C RR=19 x/M
Tanda-tanda Vital Tensi=110/80

Pemeriksaan fisik head to toe pada : …………………….


lansia

K. STATUS KOGNITIF/AFEKTIF/SOSIAL

Short Porteble mental Status Questionnaire (SPMSQ):Kerusakan intelektua


l sedang
Mini Mental State Exam (MMSE) : Kerusakan kognitif sedang
Inventaris Depresi Beck : Depresi tidak ada/minimal
APGAR Keluarga : Baik

L. DATA PENUNJANG
1. Labvoratorium :
……………………………………………………………………………………..
2. radiologi : ….…………………………………………………………………..
INDEKS KATZ
Indeks Kemandirian Pada Aktivitas Kehidupan Sehari-
hari

Nama Klien : Ny.N Tanggal : 29 juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 68 Tahun TB/BB : … cm/…. Kg
Agama : ISLAM Gol Darah : O
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.H.Agus Salim

SKORE KRITERIA
Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke
A kamar kecil, berpakaian dan mandi

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


B satu dari fungsi tersebut

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


C mandi, dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


D mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


E mandi, berpakaian, kekamar kecil dan satu fungsi tambahan

Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali


F mandi, berpakaian, kekamar kecil, berpindah dan satu fungsi
tambahan

G Ketergantungan pada ke enam fungsi tersebut

Tergantung pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat di


Lain-lain klasifikasikan sebagai C, D, E atau F
SHORT PORTABLE MENTAL STATUS
QUESTIONNAIRE (SPMSQ)
Penilaian ini untuk mengetahui fungsi intelektual Lansia.

Nama Klien : Ny.N Tanggal : 31 juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 68 Tahun TB/BB : … cm/ …. Kg
Agama : ISLAM Gol Darah : O
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.H.Agus Salim
Nama Pewawancara : Cici Elinsanse

SKORE
+ - No. PERTANYAAN JAWABAN
- 1. Tanggal berapa hari ini ? Hari sabtu Tgl -
Th 2021
- 2. Hari apa sekarang ini ? Sabtu
- 3. Apa nama tempat ini ? Rumah
- 4. Berapa nomor telpon Anda ? Dusun 1
4.a. Dimana alamat Anda ?
(tanyakan bila tidak memiliki telpon)
- 5. Berapa umur Anda ? 65
- 6. Kapan Anda lahir ? Tidak tahu
- 7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ? Jokowi
- 8. Siapa Presiden sebelumnya ? Tidak tahu
- 9. Siapa nama kecil ibu Anda ? Tidak tahu
- 10. Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan Tidak tahu
3 dari setiap angka baru, semua secara
menurun ?
k Jumlah Kesalahan Total 7

KETERANGAN :
1.      Kesalahan 0 – 2 Fungsi intelektual utuh
2.      Kesalahan 3 – 4 Kerusakan intelektual Ringan
3.      Kesalahan 5 – 7 Kerusakan intelektual Sedang
4.      Kesalahan 8 – 10 Kerusakan intelektual Berat

         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan SD
         Bisa dimaklumi bila kurang dari 1 (satu) kesalahan bila subyek
mempunyai pendidikan lebih dari SD
         Bisa dimaklumi bila lebih dari 1 (satu) kesalahan untuk subyek kulit
hitam, dengan menggunakan kriteria pendidikan yang lama.
Dari Pfeiffer E (1975)
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Menguji Aspek - Kognitif dari Fungsi Mental

NILAI PASIEN PERTANYAAN


Maksimum
ORIENTASI
5 4
(Tahun, Musim, Tgl, Hari, Bulan, apa sekarang ?
dimana
5 4 kita : (Negara Bagian, Wilayah, Kota) di RS,
Lantai ?)
REGISTRASI
3 Nama 3 Obyek (1 detik untuk mengatakan masing-
3 masing) tanyakan klien ke 3 obyek setelah anda
telah mengatakan. Beri 1 point untuk tiap jawaban
yang benar, kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ke 3 nya jumlahkan percobaan & catat.
Percobaan : ……………………
PERHATIAN & KALKULASI
3 Seri 7's ( 1 point tiap benar, berhenti setelah 5
5 jawaban, berganti eja kata ke belakang) ( 7 kata
dipilih eja dari belakang)
MENGINGAT
3 2 Minta untuk mengulangi ke 3 obyek diatas, beri 1
point untuk tiap kebenaran.
BAHASA
7 Nama pensil & melihat (2 point)
9 Mengulang hal berikut tak ada jika ( dan atau tetapi)
1 point
30 23 Nilai Total

KETERANGAN :

Mengkaji Tingkat Kesadaran klien sepanjang Kontinum :


Composmentis, Apatis, Somnolens, Suporus, Coma.

Nilai Maksimum 30 (Nilai 21 / kurang indikasi ada kerusakan


kognitif  perlu penyelidikan lanjut)

INVENTARIS DEPRESI BECK


(Penilaian Tingkat Depresi Lansia dari Beck & Decle, 1972)

Nama Klien : Ny.N Tanggal :31 juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 68 Tahun TB/BB : … cm/ …. Kg
Agama : ISLAM Gol Darah : O
Pendidikan : SD
Alamat : Jl.H.Agus salim
Nama Pewawancara : Cici Elinsanse

SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau *
0 Saya tidak merasa sedih
B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan *

C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat
kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal *

D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas *

E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik *
0 Tidak merasa benar-benar bersalah

F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI


3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri *

G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI


3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri *

H MENARIK DIRI DARI SOSIAL


3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli
pada mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain *

I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan *
0 Saya membuat keputusan yang baik

J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI


3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak
menarik
0 Tidak merasa bahwa saya tampak lebih buruk daripada sebelumnya *

K KESULITAN KERJA
3 Tidak melakukan pekerjaan sama sekali
2 Telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat berkerja ± sebaik-baiknya *

L KELETIHAN
3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu
2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya *
0 Saya tidak merasa lebih lelah biasanya

M ANOREKSIA
3 Saya tidak lagi punya nafsu makan sama sekali
2 Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya *

KETERANGAN :

PENILAIAN
0-4 Depresi Tidak Ada / Minimal
5-7 Depresi Ringan
8 - 15 Depresi Sedang
16 + Depresi Berat
APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA
Alat Skrining Singkat Yang dapat digunakan untuk
mengkaji Fungsi Sosial lansia

Nama Klien : Ny.N Tanggal :31 juli 2021


Jenis Kelamin : P Umur : 68 Tahun TB/BB : … cm/ ….
Agama : ISLAM Kg
Pendidikan : SD Gol Darah : O
Alamat : Jl.H.Agus salim
Nama : Cici Elinsanse
Pewawancara

NO URAIAN FUNGSI SKORE


.
1. Saya puas bahwa saya dapat kembali 2
pada keluarga (teman-teman) saya ADAPTATION
untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya.
2. Saya puas dengan cara keluarga 2
(teman-teman) saya membicarakan PARTNERSHIP
sesuatu dengan saya & mengungkap-
kan masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga 2
(teman-teman) saya menerima & GROWTH
mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga 2
(teman-teman) saya mengekspresikan AFFECTION
afek & berespons terhadap emosi-
emosi saya seperti marah, sedih /
mencintai.
5. Saya puas dengan cara teman-teman 2
saya & saya menyediakan waktu RESOLVE
bersama-sama.
PENILAIAN : 10
Pertanyaan-pertanyaan yang di Jawab : TOTAL

 Selalu : Skore 2
 Kadang-kadang : Skore 1
 Hampir Tidak Pernah : Skore 0
ANALISA DATA
No. DATA INTERPRESTASI MASALAH
SUBYEKTIF/OBYEKTIF (Etiologi) (Problem)
(Sign/Symptom)
1 2 3 4

SCORING

No Kriteria Skor Bobot Pembenaran


1.
Sifat masalah
Skala : Tidak kurang sehat
Ancaman
Keadaan sejahtera

2. Kemungkinan masalah dapat diatasi


Skala : Mudah
Sebagian
Tidak dapat

3. Potensial masalah untuk dicegah


Skala : Tinggi
Cukup
Rendah

4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus segera ditangani
Adanya masalah tetapi tidak perlu
ditangani
Masalah tidak dirasakan

DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI SCORING


1.      …………………………………………………………………….
2.      …………………………………………………………………….
3.      …………………………………………………………………….
4.      …………………………………………………………………….

RENCANA TINDAKAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana Intervensi
Keluarga
Kriteria Standar

Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


GERONTIK
No Hari / Tujuan Khusus Implementasi Evaluasi Keterangan
Tanggal
CATATAN PERKEMBANGAN
No. Hari/Tgl/Jam Diagnosa Catatan EVALUASI Ttd/
No Perkembangan Nama
(SOA P)
1 2 3 4 5

LAPORAN PENDAHULUAN KUNJUNGAN KELUARGA


(Untuk Keluarga Kelolaan Dibuat Tiap Hari)

Tanggal :
Pertemuan ke :
Oleh :

A. Latar Belakang

( Dituliskan keadaan kondisi keluarga baik adaptif maupun maladaftif, yang mjd
justifikasi kunjungan mahasiswa pada hari sebelumnya. Sertakan pula analisis
konsep yang terkait dengan data).
(tuliskan data menurut mahasiswa yang perlu dikaji lebih lanjut atau
ditambahkan untuk menegakkan diagnosa, rencana yang akan dilakukan,
pencapaian tindakan yang lalu dll )

B. Diagnosa Keperawatan
C. Tujuan

1. Tujuan Umum

2. Tujuan Khusus

D. Pelaksanaan

1. Topik Kegiatan : mau apa datang ?????

2. Target dan sasaran : siapa, inisial ????

3. Metode : ceramah/diskusi/

4. Waktu dan tempat : kapan, dimana, jam brp...

5. Media/Alat : nyata / non nyata

E. Rencana Kegiatan ( Pengorganisasian Kegiatan )

No Kegiatan Perawat Kegiatan Keluarga Waktu

Pra Interaksi ( Pembukaan )


Interaksi ( Kegiatan inti )
Terminasi ( evaluasi )

F. Kriteria Evaluasi

1. Struktur

2. Proses

3. Hasil
BAB IV
PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai