Tingkat 2B Keperawatan
Dosen Pembimbing
Yossy Utario,S.Kep,Ns
Puji syukur Al–hamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya sehingga penulisan makalah yang berjudul
"MAKALAH KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN HYDROCEPHALUS" dapat
terselesaikan dengan baik. Sholawat beserta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya, serta para
pengikutnya termasuk kita semua. Tidak lupa pula penulis ucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
Beberapa pembahasan dalam makalah ini masih bersifat pengantar sehingga perlu
penyempurnaan dikemudian hari. Kepada semua pihak yang memberikan perhatian, saran,
kritik, dan masukan demi penyempurnaan makalah ini, penulis ucapkan banyak terima kasih.
Besar harapan penulis semoga dengan makalah ini dapat bermanfaat untuk sesama.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi........................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi....................................................................................................................3
2.3 Etiologi........................................................................................................................4
2.4 Patofisiologi................................................................................................................5
2.5 Manifestasi klinik........................................................................................................6
2.6 Pemeriksaan Penunjang...............................................................................................6
2.7 Penatalaksanaan Medis...............................................................................................7
2.8 Komplikasi..................................................................................................................9
2.9 Bagan WOC................................................................................................................10
2.10 Pemeriksaan Diagnostik............................................................................................11
3.1 Pengkajian...................................................................................................................12
3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................................................16
3.3 Intervensi Keperawatan...............................................................................................16
3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................................................21
3.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................................................21
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................................23
4.2 Saran............................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
1. Mahasiswa mampu mengetahui konsep teoritis dari Hidrosefalus
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gambaran umum tentang asuhan keperawatan yang
berhubungan dengan penyakit Hidrosefalus pada anak.
2. Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan
Hidrosefalus.
1.4 MANFAAT
Mengetahui tinjauan teri tentang hidrosefalus serta konsep asuhan keperawatan
pada hidrosefalus
BAB II
TINJAUAN MATERI
2.1 DEFINISI
Hidrocephalus adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh produksi yang tidak
seimbang dan penyerapan dari cairan cerebrospinal (CSF) di dalam sistem Ventricular.
Ketika produksi CSF lebih besar dari penyerapan, cairan cerebrospinal mengakumulasi di
dalam system ventricular(Nining 2016)
1. Konginetal : Hidrocefalus sudah diderita sejak bayi dilahirkan. Sehingga pada saat
lahir keadaan otak bayi terbentuk kecil. Terdesak oleh banyaknya cairan didalam
kepala dan tingginya tekanan intrakranial sehingga pertumbuhan sel otak terganggu.
2. Di dapat : Bayi/anak mengalaminya pada saat sudah besar dengan penyebabnya
adalah penyakit-penyakit tertentu misalnya trauma kepala yang menyerang otak dan
pengobatannya tidak tuntas.
Berdasarkan letak obstruksi CSF hidrosefalus pada bayi dan anak ini juga terbagi dalam
dua bagian yaitu :
1. Hidrosefalus Komunikans
2.3 ETIOLOGI
Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi adalah:
1. Kelainan bawaan
3. Infeksi
4. Perdarahan
5. Neoplasma
2.4 PATOFISIOLOGI
Hidrocephalus ini bisa terjadi karena konginetal (sejak lahir), infeksi (meningitis,
pneumonia, TBC), pendarahan di kepala dan faktor bawaan (stenosis aquaductus sylvii)
sehingga menyebabkan adanya obstruksi pada system ventrikuler atau pada ruangan
subarachnoid, ventrikel serebral melebar, menyebabkan permukaan ventrikuler mengkerut
dan merobek garis ependymal. White mater dibawahnya akan mengalami atrofi dan tereduksi
menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat pemeliharaan yang bersifat selektif,
sehingga walaupun ventrikel telah mengalami pembesaran gray matter tidak mengalami
gangguan. Proses dilatasi itu dapat merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga
selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus
emergency.
Pada bayi dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi
peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang
dan terasa tegang pada perabaan. Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga / keturunan yang
terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel laterasl dan tengah, pelebaran ini
menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan
(dominan Frontal blow). Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada
foramina di luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior menonjol
memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klien dengan tipe hidrosephalus diatas
akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara simetris dan wajahnya tampak kecil
secara disproporsional.
Dikarenakan kondisi CSS yang tidak normal hidrosefalus secara teoritis terjadi sebagai
akibat dari tiga mekanisme yaitu:
1. Produksi likuor yang berlebihan
2. Peningkatan resistensi aliran likuor
3. Peningkatan tekanan sinus venosa
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan intrakranial(TIK) sebagai
upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan absorbsi.
Gejala yang nampak dapat berupa (Ngastiyah, 1997; Depkes;1998) dalam NANDA,
NICNOC , 2012 :
1. TIK yang meninggi: muntah, nyeri kepala, edema pupil saraf otak II
6. Terdapat sunset sign pada bayi (pada mata yang kelihatan hitam-hitamnya, kelopak
mata tertarik ke atas)
7. Bola mata terdorong ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang suborbita
9. Pergerakan mata yang tidak teratur dan nistagmus tak jarang terdapat
10. Kerusakan saraf yang memberi gejala kelainan neurologis berupa gangguan
kesadaran motorik atau kejang-kejang, kadang-kadang gangguan pusat vital.
Penanganan hidrocefalus masuk pada katagori ”live saving and live sustaining” yang
berarti penyakit ini memerlukan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan bedah
secepatnya. Keterlambatan akan menyebabkan kecacatan dan kematian sehingga prinsip
pengobatan hidrocefalus harus dipenuhi yakni:
2.8 KOMPLIKASI
1. Peningkatan TIK
2. Kerusakan otak
3. Infeksi: septisemia, infeksi luka nefritis, meningitis, ventrikulitis, abses otak
4. Emboli otak
5. Obstruksi vena kava superior
6. Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik
7. Fisik dan intelegent kurang dari normal, gangguan penglihatan
8. Kematian
1. Peningkatan TIK
2. Pembesaran kepala
3. kerusakan otak
4. Meningitis, ventrikularis, abses abdomen
5. Ekstremitas mengalami kelemahan, inkoordinasi,
sensibilitas kulit menurun
6. Kerusakan jaringan saraf
7. Proses aliran darah terganggu
2.9 BAGAN WOC
2.10 PEMERINSAAN DIAGNOSTIC
a. Rontgen foto kepala
b. Dengan prosedur ini dapat diketahui:
1. Hidrosefalus tipe kongenital
2. Hidrosefalus tipe juvenile
c. Transimulasi
d. Lingkaran kepala
e. Ventrikulografi
f. Ultrasanografi
g. CT Scan Kepala
h. MRI ( Magnetic Resonance Image )
i. Pemeriksaan darah:
j. Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
k. Pemeriksaan cairan serebrospinal:
l. Pemeriksaan radiologi:
1. X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura
yang melebar.
2. USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum
menutup.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
1.1 Anamnesa
A. Pengumpulan data : nama, usia, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, alamat.
B. Kaji Riwayat penyakit / keluhan utama : Muntah, gelisah nyeri kepala,
lethargi, lelah apatis, penglihatan ganda, perubahan pupil, kontriksi
penglihatan perifer.
C. Kaji Riwayat Perkembangan
Kelahiran : Prematur. Pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
Keluhan sakit perut
1.2 Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi :
Anak dapat melihat keatas atau tidak.
Adanya Pembesaran kepala.
Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat
jelas.
2) Palpasi :
Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari
permukaan tengkorak.
3) Pemeriksaan Mata :
Akomodasi.
Gerakan bola mata.
Luas lapang pandang
Konvergensi.
Didapatkan hasil : alis mata dan bulu mata keatas, tidak bisa melihat
keatas. Stabismus, nystaqmus, atropi optic.
1.3 Observasi Tanda –tanda vital
Didapatkan data – data sebagai berikut :
Peningkatan sistole tekanan darah.
Penurunan nadi / Bradicardia.
Peningkatan frekwensi pernapasan
Edukasi
1. Keluarga dapat
berpatisipasi
dalam perawatan
anak dengan
hidrosefalus
2. Intervensi Keperawatan Diagnosa II
1. Agar mengetahui
risiko yang
mempengaruhi
kesehatan
4.Intervensi Diagnose Keperawatan
3.4 IMPLEMENTASI
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan (intervensi).
1. Perfusi S:
jaringan - Ibu klien mengatakan
serebral klien sering tidak fokus.
berhubungan - ibu klien mengatakan
dengan klien sering merengek
peningkatan kerena nyeri.
tekanan O:
intrakranial. - klien tampak lambat merespon
- klien tampak meringis
A:
- Masalah perubahan perfusi
jaringan serebral belum teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan.
2. Gangguan S:
integritas - Ibu klien mengatakan perubahan
kulit di kulit
berhubungan
O:
dengan
- Klien merespon saat
imobilisasi
pemeriksaan kulit
A:
- Masalah perubahan integritas
kulit belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
3. Deficit S:
pengetahuan - Ibu klien mengatakan kurang
berhubungan mengetahui tentang kondisi klien
dengan
O:
kondisi klinik
- Kliean dan keluarga tampak
yang baru
kebingungan tentang kondisi
dihadapi oleh
klien
klien
A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
4. Nyeri akut S:
berhubungan
- Ibu klien mengatakan
dengan
klien sering mengeluh
proses
nyeri
penyakit
O:
- Klien tampak
meringis
A:
- Masalah keperawatan belum
teratasi
P:
- Intervensi di lanjutkan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
• Hidrochepalus komunikan
• Hidrochepalus non-komunikan
Dan berdasarkan waktu pembentukan hidrosefalus pada bayi dan anak juga terbagi dalam dua
bagian, yaitu :
• Kongenital
• Di dapat
Insidens hidrosefalus pada anak-anak belum dapat ditentukan secara pasti dan
kemungkinan hai ini terpengaruh situasi penanganan kesehatan pada masing-masing rumah
sakit.
4.2 SARAN
Mungkin dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Masih banyak kesalahan
dalam penulisan baik dari tatanan, dan susunan makalah yang masih jauh dari kata sempurna.
Kami dari penulis mohon kritik dan saran dari pembaca.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun dari pembaca, dan semoga makalah
ini bisa membantu mahasiswa lain untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. http://www.depkes.go.id/
Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan II.
Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional Indonesia : Jakarta selatan.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia . Cetakan
II. Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional Indonesia: Jakarta selatan.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan II.
Dewan pengurus pusat persatuan perawat nasional Indonesia: Jakarta selatan.