Anda di halaman 1dari 7

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH

MELALUI PEMBELAJARAN DALAM JARINGAN (DARING)

Oleh :
Gebi Sajow1

ABSTRAK
Dengan meningkatnya wabah Covid 19 pemerintah membuat kebijakan untuk
menerapkan pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring ini juga dilakukan
oleh SMA Negeri 1 Tompaso, SMA Negeri 2 Tompaso, SMA Negeri 1 Kawangkoan, namun
terihat belum berjalan efektif. Dengan menggunakan metode kualitatif (Saryono, 2010),
penelitian ini akan mengkaji dampak kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan pendidikan
daring. Dampak tersebut akan dikaji dengan menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh
William Dunn (dalam Sanantya, 2016), yang mengatakan bahwa kebijakan dapat dilihat dengan
mengevaluasi bagaimana Efektifitas, Efisiensi, Kecukupan, Pemerataan, Responsifitas, dan
Ketetapan. Temuan penelitian ini menggambarkan bahwa kebijakan pemerintah dalam
pelaksanaan pendidikan daring ini tepat dilakukan saat masa pandemi Covid 19, hanya saja
guru dan siswa mengalami kendala dalam melaksanakan pembelajaran melalui dalam jaringan
(daring) sehingga membuat kebijakan ini terlihat tidak berjalan dengan baik.

Kata Kunci : Kebijakan; Dalam Jaringan

ABSTRACT
With the increase in the Covid 19 outbreak, the government made a policy to implement
online learning. This online learning is also carried out by SMA Negeri 1 Tompaso, SMA Negeri 2
Tompaso, SMA Negeri 1 Kawangkoan, but it seems that it has not been effective. Using qualitative
methods (Saryono, 2010), this study will examine the impact of government policies in the
implementation of online education. This impact will be assessed using the approach proposed by
William Dunn (in Sanantya, 2016), which says that policy can be seen by evaluating how
effectiveness, efficiency, adequacy, equity, responsiveness, and permanence. The findings of this
study illustrate that the government's policy in implementing online education was appropriate
during the Covid 19 pandemic, it's just that teachers and students experienced problems in
implementing online learning so that this policy did not seem to be going well.

Keywords: Policy; Online

PENDAHULUAN
Dengan adanya Covid 19 dan mulai meningkat mengakibatkan terjadinya perubahan
kebijakan yang secara mendasar dalam dunia pendidikan, pemerintah mulai cepat tanggap
untuk menganjurkan warganya menerapkan sosial distancing atau mengisolasi diri di rumah
untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang semakin meluas. Sehingga sekolah saat ini
tidak lagi melakukan hal seperti biasanya, karena pemerintah memberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskalah Besar (PSBB) maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah
harus dihentikan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus dilakukan di rumah.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
serangkaian kebijakan dikeluarkan menyikapi perkembangan penyebaran covid 19, sesuai Surat
Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Desease (Covid 19).
Salah satu langka yang tepat dalam situasi seperti ini adalah memanfaatkan teknologi
jaringan dan teknologi informasi bagi pengembangan sistem pembelajaran di sekolah maupun di
perguruan tinggi yaitu dengan metode pembelajaran daring (dalam jaringan) atau online.
Pembelajaran daring merupakan program penyelenggaraan kelas pembelajaran dalam jaringan
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNSRAT
untuk menjangkau kelompok target yang masif dan luas, pembelajaran daring dapat saja
diselenggarakan dan diikuti secara gratis maupun berbayar. Memasuki era persaingan global
yang ditandai dengan semakin pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan
persaingan yang semakin kompetitif, semakin mendorong dan menunjukan pentingnya upaya
peningkatan kualitas sumber bangsa melalui pendidikan.
Sebagian masyarakat pendidikan merupakan investasi yang cukup menguntungkan bila
dibandingkan dengan investasi lainnya. Namun begitu, ada tantangan besar dalam model
pembelajaran daring, daya dukung pembelajaran daring tentunya memerlukan sarana dan
prasarana seperti handphone android, jaringan yang kuat, dan kuota. Harga kuota dengan
jaringan yang kuat tergolong cukup mahal bagi siswa dan orang tua, apalagi di tengah wabah ini,
pendapatan orang tua pun menurun signifikan, faktanya masih banyak guru dan siswa mengeluh
dengan pembelajaran seperti ini, kendala terbesarnya ialah banyak siswa yang tidak memiliki
fasilitas yang memadai untuk bersekolah via daring, dan juga siswa yang kurang paham dengan
sistem pembelajaran ini.
Saat ini pembelajaran daring serentak dilakukan, untuk itu peneliti ingin melakukan
penelitian di SMA yang ada di Kabupaten Minahasa antara lain : SMA Negeri 1 Tompaso, SMA
Negeri 2 Tompaso, dan SMA Negeri 1 Kawangkoan untuk mengetahui proses pelaksanaan
kebijakan pemerintah dalam menerapkan pendidikan melalui dalam jaring.

TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebijakan Pemerintah
Menurut Syafie yang dikutip Arifin Tahir (2011: 38) mengemukakan bahwa kebijakan
publik adalah semacam jawaban terhadap suatu masalah karena akan merupakan upaya
memecahkan, mengurangi, dan mencegah suatu keburukan serta sebaliknya menjadi penganjur,
inovasi, dan pemuka terjadinya kebaikan dengan cara terbaik dan terarah.
Menurut Parsons dalam Sholh Muadi (2016) Kebijakan publik merupakan sebuah proses
yang terus menerus , karena itu yang paling penting adalah siklus kebijakan.
Menurut William Dunn kebijakan dalam (Sanantya 2016) memiliki 6 aspek kebijakan yaitu :
1. Efektifitas berkenan dengan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Efisiensi berkenaan dengan jumlah usaha yanf dibutuhkan untuk mencapai efektifitas
3. tertentu
4. Kecukupan berkaitan dengan tujuan yang telah didapatkan dan telah dirasakan.
5. Pemerataan adalah keadilan yang diberikan kepada sasaran kebijakan yang ditetapkan.
6. Responsivitas adalah respon dari kebijakan yang dilakukan.
7. Ketetapan yakni nilai tujuan program dan kuatnya asumsi yang melandasi tujuan
tersebut.

B. Pendidikan Menegah
Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani “paedagogie”, yang akar katanya “pais”
yang berarti anak dan “again” yang berarti membimbing. Jadi, “paedagogie” berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak.
Menurut Jhon Dewey (2010:23) pendidikan adalah proses tanpa akhir. Tolok ukur mutu
pendidikan sampai dimana pendidikan itu mampu menciptakan suasana untuk pertumbuhan
yang berkelanjutan dan menyediakan cara-cara unuk membuat pertumbuhan itu terlaksana
dengan baik.
Dalam UU Nomor 17 Tahun 2010 Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada
jalur penididkan formal yang merupakan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk sekolah
menegah atas, Madrasah Aliyah, Sekolah menegah kejuruan atau bentuk lainnya yang sederajat.

C. Dalam Jaringan
Kata daring berasal dari kata online dimana tersusun atas dua suku kata on dan line, on
artinya hidup, dan line artinya saluran. Pengertian dalam jaringan (daring) adalah sebgai suatu
keadaan yang sedang menggunakan jaringan, terhubung dalam jaringan, suatu perangkat
dengan perangkat lainya yang terhubung sehingga saling bekomunikasi
Menurut Isman (2016 : 2) Pembelajaran daring adalah pemanfaatan jaringan dalam
proses pembelajaran. Pembelajaran daring dapat dilakukan dari mana saja tergantung
tergantung pada ketersediaan alat pendukung yang kuat.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang di pergunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan
penjabaran deskriptif. Menurut Saryono (2010), metodologi kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan kulitas atau
keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatan kuantitatif. Adapun fokus penelitian ini adalah kebijakan pemerintah dalam
pelaksanaan pendidikan menegah melalui dalam jaringan (daring) dengan menggunakan
pendekatan yang dikemukakan oleh William Dunn (dalam Sanantya (2016) mengenai teori
kebijakan yang terbagi dalam 6 aspek yang mengarah pada : Efektifitas, Efisiensi, Kecukupan,
Pemerataan, Responsifitas, Dan Ketetapan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh diolah dengan tahapan
melakukan reduksi data, melakukan display data, baru kemudian menarik kesimpulan.

PEMBAHASAN
Dalam memutus penyebaran Covid 19 diberbagai aspek kehidupan manusia salah
satunya dalam aspek pendidikan, pemerintah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020
Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Desease (Covid 19). Secara lebih jelas mengenai kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan
pendidikan menengah melalui dalam jaringan (daring) di SMA Negeri 1 Tompaso, SMA Negeri 2
Tompaso, dan SMA Negeri 1 Kawangkoan, dalam penelitian ini analisis yang dikemukakan oleh
Wiliam Dunn (dalam Sanantya, 2016) antaranya, efektifitas, efisiensi, kecukupan, pemerataan,
responsifitas dan ketetapan.

A. Efektifitas
Kebijakan publik merupakan aturan yang sudah ditetapkan dan harus ditaati.
Pemerintah pada dasarnya pelayanan masyarakat dan seharusnyalah pemerintah tidak sungkan
memberi pelayanan yang baik kepada masyarakatnya, karena pemerintah ada bukan untuk
melayani diri sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang
memungkinkan setiap anggota masyarakat untuk mengembangkan kemampuan dan
kreativitasnya demi mencapi tujuan bersama.
Menurut Mahmudi (Guntur, 2013:40) efektif mengandung pengertian hubungan antara
output dengan tujuan, maka semakin bersar kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapian
tujuan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari
pelaksanaan semua pihak sekolah dalam pembelajaran dalam jaringan diterapkan. Pendidikan
yang efektif adalah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana
atau program yang telah ditentukan, jika dalam pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan
tidak terlaksana dengan baik maka pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan tersebut
tidak efektif. Pembelajaran masih akan tetap dilakukan di rumah masing-masing, salah satu
alternatif agar pembelajaran tetap berjalan yaitu dengan pembelajaran dalam jaringan secara
online. Pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas
seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar adalah salah satu standar mutu pendidikan dan
sering kali diukur dengan tercapainya tujuan yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan sikap pelaksanaan kebijakan sangat
mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, namun dari
kebijakan yang dikeluarkan tentunya tidak dapat memastikan semuanya akan berjalan sebagai
mestinya. Sistem pembelajaran jarak jauh memang tidak seefektif belajar tatap muka. Dalam
pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan (daring) memiliki tantangan khusus tidak
terlepas dari jaringan internet. koneksi internet menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa
dan guru, jaringan internet yang benar-benar belum merata dan tidak semua lembaga
pendidikan dapat menikmati internet. Jika ada pun jaringan internet kondisinya masih belum
mampu mengkaver media daring. lokasi siswa dan guru yang terpisah saat melaksanakan
pembelajaran guru tidak dapat mengawasi secara langsung kegiatan siswa selama proses
pembelajaran, tidak jarang banyak murid yang merasa jenu atau bosan, ketidaksiapan teknologi
sehingga membuat pembelajaran dalam jaringan tidaklah seefektif yang diharapkan.

B. Efisiensi
Efisiensi adalah suatu kondisi atau keadaan dimana penyelesaian suatu pekerjaan
dilaksanakan dengan benar dan penuh dengan kemampuan yang dimiliki. Pelaksanaan proses
pendidikan yang efisiensi adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan
biaya tepat sasaran dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pelaksanaan
pembelajaran daring membutuhkan adanya fasilitas sebagai penunjang kegiatan belajar daring.
Upaya dalam menunjang proses pendidikan melalui dalam jaringan tentu saja bukan
merupakan pekerjaan yang tanpa halangan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah
dengan adanya Surat Edaran No. 4 Tahun 2020.
Keharusan belajar melalui dalam jaringan (daring) yang menjadi kendala lainnya adalah
kurangnya fasilitas penunjang pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan, bukan hanya itu tetapi
ketersedian kouta yang membutuhkan biaya yang cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru
guna memfasilitasi kebutuhan pemebelajaran dalam jaringan. Berubahnya kebiasaan belajar
tatap muka menjadi belajar daring bukan hal yang mudah dilakukan oleh siswa dan guru.
Namun usaha harus tetap dilakukan semaksimal mungkin oleh pihak sekolah dalam
memberikan yang terbaik untuk kelangsungan pembelajaran dalam jaringan (daring) bagi
siswa-siswa untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan .
Dari hasil penelitian masing-masing sekolah memiliki cara tersendiri dalam menyikapi
perubahan sistem pembelajaran daring, ada yang menyedikan layanan wfi, memberikan kouta
internet secara gratis. Kesuksesan pembelajaran daring ini tergantung pada kedisiplinan semua
pihak. Pembelajaran daring menjadikan sebuah pengalaman baru, bahwa pembelajaran daring
membutuhkan kerja keras yang luar biasa baik dari segi fasilitas dan bantuan untuk menunjang
pelaksanaan pembelajaran. Pendidikan diharapkan mampu meningkatkan mutu kehidupan
serta dapat menghasilkan mutu kehidupan serta dapat menghasilkan manusia terdidik,
berpengetahuan, berketrampilan dan bertanggung jawab.

C. Kecukupan
Suatu kebijakan dapat dikatakan mencapai hasil yang diharapkan dengan sumberdaya
yang ada. William Dunn mengemukakan bahwa kecukuan berkenaan sengan seberapa jauh
suatu tingkat ekfektifitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan
adanya masalah. Dalam pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan (daring) membutuhkan
sarana dan prasarana agar pembelajaran dalam jaringan (daring) dapat berlangsung sebagai
mestinya dan memiliki kualitas pembelajaran yang lebih baik. Dalam pembelajaran daring
membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti labtop, komputer, smartphone, dan
jaringan internet. Itulah yang menjadi tantangan untuk melakukan pembelajaran daring.
Keberadaan sarana dan prasarana yang memadai akan mendukung kebutuhan dan
suasana belajar dari siswa, ketersediaan kouta internet yang memenuhi serta kelengkapan
fasilitas tentu menjadi dorongan semangat semangat bagi siswa untuk belajar. Kouta internet
yang disalurkan oleh pemerintah kepada para pelajar dan tenga didik merupakan salah bentuj
bantuan untuk meringankan beban masyarakat di masa pandemi Covid 19. Pemberian bantuan
ini merupakan konsep yang baik untuk menjawab masalah yang dimiliki masyarakat, meski
demikian dalam prakteknya program bantuan kouta internet ini masih memiliki beberapa aspek
yang dipermasalahkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dikatakan
bahwa fasilitas yang digunakan oleh siswa dalam pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringa
belum sepenunya cukup dalam menunjang pelaksananaan pembelajaran dalam jaringan. Salah
satu hal yang harus dilakukan agar pembelajaran daring tetap berjalan yaitu jaringan internet,
smartphone, labtop maupun komputer dan bantuan dapat terpenuhi.
D. Pemerataan
Pemerataan dalam kebijakan publik dapat juga diartikan suatu keadilan yang diberikan
dan diperoleh dari dari suatu kebijakan publik. Kebijakan membuat dan mengatur pendidikan
sudah sepantasnya menjadi kewajiban pemerintah, oleh karena itu pemerintah harus benar-
benar mewujudkan kebijakan pendidikan sesuai dengan yang diamanatkan oleh undang-
undang. Kebijakan yang berorientasi pada pemerataa adalah kebijakan yang akibatnya atau
usaha secara adil didistribusikan. Proses pembelajaran daring ini sebenarnya bisa dilaksankan
degan baik asalakan sarana dan prasarana terpenuhi dan merata.
Pendidikan dikatakan merata apabila semua penduduk usia sekolah telah memperoleh
kesempatan pendidikan, dan pendidikan yang dikatakan adil jika antar kelompok bisah
menikmati pendidikan secara sama atau merata. Pemerataan pendidikan menjadi hak dan
kewajiban bagi setiap warga Negara, dalam pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan
saat ini pemerataan belum sepenunya dirasahkan oleh sebagian siswa.
Kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran dalam jaringan (daring) mengharuskan
guru dan siswa melakukan pembelajaran dalam jaringan. Berdasarkan hasil penelitian
ditemukan bahwa tidak semua guru dan siswa melakukan pembelajaran dalam jaringan
dikarenakan kurangnya fasilitas yang dimiliki oleh siswa, tidak semua guru mahir dalam
menggunakan teknologi, guru harus mampu melaksanakan pembelajaran melalui dalam
jaringan. Kegiatan pembelajaran mungkin dapat efektif, efisien dan mencukupi apabila biaya
manfaat merata.

E. Responsifitas
Responsivitas merupakan bentuk kepekaan dan kemampuan, kriteria respon dari suatu
aktifitas. Semua sektor merasakan dampak corona, dunia pendidikan salah satunya. Dengan
adanya pendemi Covid 19 pemerintah mengeluarkan kebijakan agar semua sekolah harus
ditutup, pembelajaran tatap muka harus diganti dengan pemebalajaran jarak jauh atau
pembelajaran dalam jaringan. Pandemi Covid 19 mengharuskan peserta didik untuk belajar
jarak jauh dan belajar dirumah dengan bimbingan dari orang tua. Perubahan sangat cepat ini
tanpa diiringi persiapan yang dapat memadai sebelumnya akibatnya banyak kegagapan
mengahadapi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah lewat pendidikan melalui dalam
jaringan.
Pembelajaran daring yang belum dipersiapkan secara matang tentu berdampak terhadap
metode pembelajaran yang akan dilakukan oleh para tenanga pendidik, demikian pula
penerimaan atas pembelajaran dari para peserta didik pun sangat beragam, seringkali tidak
memahami materi maupun penyampaian daru guru. Keberhasilan kebijakan dapat dilihat
melalui tanggapan dari guru, siswa dan orang tua atas pelaksanaan pendidikan melalui dalam
jaringan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan maka dapat dikatakan banyak tanggapan
dari guru, siswa dan orang tua dari pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan (daring),
dan tanggapan tersebut sudah dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan
dari orang tua dalam memenuhi kebutuhan siswa dalam melaksanakan pendidikan melalui
dalam jaringan, bersekolah di rumah dengan seluruh rangkaian pembelajaran daring
menghidupkan kolaborasi penuh orang tua dan peserta didik. Orang tua menjadi penganti guru
selama belajar di rumah, orang tua yang sebelumnya lebih mencurahkan nafkah kemabali
mengaktifkan perannya secara total mengawasi anak di rumah. Orang tua yang mendidik anak
secara langsung dan berperan sebagai pelindung anak , kedua peran ini sangat sesuai dengan
situasi pandemic saat ini. Merupakan orang tua yang paham akan kebutuhan anak untuk belajar
daring, berbeda dengan orang tua yang tidak paham dengan pelaksanaan pembelajaran daring.
Dan respon dari siswa dengan adanya pendidikan melalui dalam jaringan (daring) ketika
semangat belajar pada saat proses pemebelajaran kuat atau tinggi sehingga pengetahuan akan
ditemukan sendirinya sehingga siswa harus mandiri dan kemandirian dari siswa menjadikan
perbedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda. Dan ada respon dalam bentuk negatif
berupa siswa tidak memiliki niat untuk mengikuti pembelajaran daring atau rasa ingin tahu
yang kurang bagi siswa dalam melaksanakan pembelajaran daring , semangat pelajar pada saat
proses pembelajaran yang kurang sehingga siswa tidak ada kemajuan yang dimiliki oleh siswa
selama melakukan pembelajaran daring. Sukses tidaknya kegiatan pembelajaran daring ini
sangat dipengaruhi semua unsur pendidikan.

F. Ketetapan
Dalam kebijakan pemerintah menganti belajar tatap muka dengan belajar melalui dalam
jaringan atau belajar di rumah ini sesuai dengan situasi saat ini yaitu dalam situasi pandemi
Covid 19. Berdasarkan wawancara dengan informan dapat dikatakan bahwa untuk mencegah
penyebaran Covid 19 pemerintah menghentikan acara-acara yang dapat menyebabkan massa
kerumunan. Maka dari itu pembelajaran tatap muka yang mengumpulkan banyak siswa dan
guru diganti dengan pembelajaran dalam jaringan (daring). Saat ini tidak ada cara lain untuk
meminimalisir penyebaran covid 19 selain dengan membatassi perjumapaan manusia dalam
jumlah yang banyak. Dan SMA Negeri 1 Tompaso, SMA Negeri 2 Tompaso dan SMA Negeri 1
Kawangkoan menerapkan kebijkan pemerintah lewat melakukan pembelajaran daring.
Pembelajaran dalam jaringan (daring) yang menggunakan jaringan internet dengan
aksesibiliti, konetktivitass, fleksibelitas dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interakssi pembelajaran. Penggunaan teknologi mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk didalamnya pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan
pendidikan melalui dalam jaringan memungkinkan siswa dan guru melaksanakan
pembelajaran di rumah masing-masing, tindakan ini bisa mengurangi timbulnya kerumunan
massa di sekolah seperti yang terjadi pada saat pembelajaran tatap muka.
Dan bentuk pelaksanaan pendidikan pada masa pandemi Covid 19 adalah pembelajaran
dalam jaringan, prinsip kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid 19 adalah mengutamakan
kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, dan masyarakat secara umum.

PENUTUP
1. Dalam melakukan kebijakan pemerintah untuk melakukan pendidikan melalui daring itu
tidak efektif dilakukan karena adanya kendala-kendala sehingga tujuan pendidikan belum
sepenunya terwujud.
2. Kebijakan pemerintah dalam pendidikan melalui dalam jaringan, usaha yang dilakukan
sangat efisien karena dapat membantu siswa dan orang tua dalam pelaksanaan pendidikan
melalui dalam jaringan.
3. Pelaksanaan pendidikan melalui daring bantuan pemerintah dan fasilitas yang digunakan
belum cukup untuk siswa dalam mengikuti dalam jaringan.
4. Bantuan dari pemerintah belum merata dan tidak semua siswa melakukan pembelajaran
daring.
5. Orang tua terlibat dalam pelaksanaan pendidikan melalui dalam jaringan dan tidak semua
siswa mengerti atau memahami dengan pembelajaran daring sehingga tidak semua siswa
ada kemajuan atau perubahan mengikuti belajar lewat dalam jaringan.
6. Kebijakan pemerintah ini sangat tepat dilakukan karena merupakan usaha dari pemerintah
dalam memutus rantai penyebaran Covid 19 di dunia pendidikan. Pembelajaran daring
merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menerapkan social distancing guna mencega
mata rantai penyebaran wabah Covid 19. Karena pembelajaran daring yang dilakukan secara
online dengan jarak jauh pembelajaran yang dilakukan peserta didik sehingga dapat
menghindari kerumunan yang dianggap sebagai salah satu cara untuk memutus rantai
penyebaran Covid 19 terutama di dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Ramdhani. 2017 : Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik. Jurnal Publik. 11(01)
1-12
Albert Efendi Pohan, 2020. Konsep Pembelajaran Daring Berbasis Pendekatan Ilmiah.
Purwodadi-Grobongan , Jawa Tengah : CV Sarnu Untung
Amos Neolaka. Dkk (2017), Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri Menuju
Perubahan Hidup. Depok. Kencana
Djumali, dkk. 2014 : Landasan Pendidikan,Yogyakarta. Gava Media.
Saihudin. 2018, Manajemen Institusi Pendidikan. Ponorogo. Ds. Siduardjo
Sananya Habsari, 2016, Manajemen Dan kebijakan Publik, Fakultas Ilmu sosial Dan Politik.
Universitas Gajah Mada
Sholih Muandi. 2016, Konsep Dan Kajian Teori Perumusan Kebijakan Publik. Jurnal Review
Publik. 5(02) 197
Tahir Arifin. 2017, Kebijakan Publik Dan Transparasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Jakarta : PT. PUSTAKA INDONESIA PRESS
Yusuf Bilfaq dan M. Nur Qomarudin. 2015 : Esiensi Pengembangan Pembelajaran
Daring.Yogjakarta. Cv. Budi Utama

Sumber Lain:
 Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Desease (Covid 19).
 UU Nomor 17 Tahun 2010 Pendidikan Menengah
 Kemenkes RI 2020 Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Corona Virus Disesase
(Covid 19)

Anda mungkin juga menyukai