Anda di halaman 1dari 1

MODEL ME EM ORAND U M OF UND

ORAND DEERSTAN
STANDDIINNGG
RLIN DU N
PER PEN
ENAATl: A RUUMMAH TANG GAA
H TANGG DI MAL
LAYSIA
GA N L AKSAN
AKSANAA IINDO
ONNEESSIIAA
universitas SEBBA
AGA SUM
UMBER EV ISA NEGAR
BER DEVI RA
MALIKUSSALEH II
The Blessing University
Amriiizza Muhamm mmaad Nassiir RISTEKDIKTI
Mallaahhaayyaatti,i, al,l, d
Fakulllttaass Hukuum Uniiiver
ve rssiti Mal kussssaalleehh
alik
m atsas

ABS TRACT METODE


Penelitian ini bert ujuan untuk merumuskan sebuah kon sep baru atau model alternative Memorandum of Under- standing Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan normatif dan yuridis empiris/sosiologis. Pada tahap pertama,
Perlindu ngan Penata Laksana Rumah
ndonesia di IMalaysia. Berdasarkan data dari Lembaga Swadaya Masyara
Tangga penelitian normatif dilakukan dengan mengumpulkan data-data sekunder dari berbagai bahan hukum, baik bahan
kat Migrant
i Malaysia angka kekerasan CARETKI
terhadap tahun 2004-2010,po-
menduduki d sisi kedua setelah a di hukum primer, sekunder, bahkan tersier. Data sekunder ini kemudian diseleksi, direduksi dan dival- idasi sesuai dengan
tahun 2009. Sebelumnya Arab Saudi dan
Malaysia danbahkan posisi
Indonesia pertam
te- lah menyetujui M n 1998 dan fokus penelitian.Tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data di lapangan (data primer) un- tuk mengidentifikasi
oU tentang migrasi tenaga kerja
2004.Tetapi, kedua MoU tersebut tidak mengatur Penata tahu n 2006, Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perlindungan PLRT Indonesia di Malaysia. Data primer ini didapatkan
Malaysia menyepakati Laksana Rumah
MoU ten- tangTangga (PLRT).
Perekrutan d Tahu ah Tangga Indonesia yang melalui teknik wawancara terstruktur, observasi dan Focus Group Discussion. Data primer dan data sekunder
an Penempatan
diikuti dengan Protokol Amandemen Mo Penata Laksana Rum U n Penata Laksana Rumah Tangga Indonesia dikombinasikan dan ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan. Data ini kemudian dikategorisasikan dalam suatu proses
tanggal 30 tentang Perekrutan dan Penempata taksonomi sederhana yang menyangkut beberapa isu dan topik penting. Selanjutnya, data-data yang sejenis akan
Mei 2011. Disepak atinya Protokol Tambahan 2011 ini rnyata te T belum terlihat dampaknya secara nyata dalam direduksi untuk mengurangi jumlah data yang terlalu banyak untuk kemudian dianalisis berdasarkan tema-tema
perlindungan PLR Indonesia di Malaysia. Bahkan cenderung an jenis-jenis pelanggaran yang dialami oleh PLRT se- makin tertentu yang dianggap bisa menjawab rumusan masalah penelitian ini. Hasil analisis ini akan dituliskan ke dalam sebuah
beragam d tidak manusiawi. Untuk itu anpeneliti
ini akan mencoba merumuskan kembali konsep atau laporan dan dikembangkan menjadi naskah artikel dan
model alternatif te rhadap MoU 2006 dan Protokol Tam bahan 2011 yang lebih berpihak kepada PLRT dan naskah akademik untuk dipublikasikan.

HASIL

Pada tahap pertama, penelitian ini berhasil mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksa- naan Dari berbagai hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, peneliti mencoba
perlindungan terhadap PLRT Indonesia di Malaysia. Faktor-faktor tersebut adalah substansi hukum, struktur hukum merumuskan sebuah konsep perlindungan PLRT Indonesia di Malaysia dengan meminimalisir peran pihak swasta dalam
dan budaya hukum. Substansi hukum adalah sebuah sistem substansial yang menentukan bisa atau tidaknya sebuah proses perekrutan dan penempatan PLRT Indonesia di Malaysia.
hukum atau peraturan itu dilaksanakan. Substansi dari sebuah peraturan adalah pesan bagi public umum atau unsur
ALUR PENEMPATAN TKI MELALUI PPTKIS
tertentu dari public. Dalam hal ini, substansi hukum analisis adalah MoU 2006yang di
dan Protokol MoU 2011. Kedua substansi hukum ini masih membutuhkan ber evisi karena
bagai r mengandung DIKETAHUI OLEH KBRI/KJRI BNP2TKI/KETV1ENAKERTRANS

banyak kelemahannya di dalamnya. Struktur hukum atau pranata hukum ini j ugaebut sebagai sistem struktural yang
dis an • Perjanjian Kerjasama - Surat ljin Pengerahan (SIP)
Penempatan • Surat Pengantar Rekrut ke Kab/Kota
menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan deng Budaya hukum adalah
baik. n, si- kap manusia terhadap • Sc::>sialisasi/Penyuluhan
• Job Order/Demand Letter
hukum dan sistem hukum, kepercayaan, nilai, pemikira harapannya. Budaya hukum
serta adalah suasana pemikiran • Rancangan Perjanjian Kerja


Pendaftaran
Seleksi STKI
CTKI ke Dinas Kab/Kota

sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagai ukum digunakan, dihindari, atauh disalahgunakan. Budaya
mana • Perjanjian Penempatan

hukum erat kaitannya dengan kesadaran hukum rakat. masya


Tahap kedua penelitian dilakukan untuk mengetahui perspektif pemangku kepentingan dalam proses
perekrutan, penempatan, dan pemulangan PLRT Indonesia di Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian lapangan,
diketahui ada dua pendapat, yaitu: (1) Perlindungan PLRT tidak mengalami perbedaan yang mendasar; (2) Perlin- PPTKIS SARANA KESEHATAN
dungan PLRT mengalami perbedaan, tapi hanya terbatas pada beberapa aturan yang terkandung dalam Proto- • Pelatihan • Pemeriksaan Kesehatan
• Uji Kompetensi dan Psikologi
kol Amandemen MoU 2011, namun pada praktiknya belum membawa perubahan yang cukup berarti bagi perlin- • Penampungan

dungan PLRT. Perspektif aktor terhadap perlindungan PLRT yang dikandung dalam Protoko l Aman
demen MoU • Ravvan terjadi Pelanggaran & perh..1
pengawasan tinggi dr- Pemerintah
Tahun 2011 dianggap masih sangat lemah, dan belum mengakomodir kebutuhan-kebutuhan dasar MoU masih
PLRT.
dianggap sebagai bagian dari formalitas dan tidak dapat dilepaskan dari unsur politis hubung
an kedua negara.
KEIVIENKUl'\/1 DAN
HAIVI
PPTKIS BN P2TKI/BP3TKI/

Pada tahap ketiga, mulai dirumuskan sebuah konsep baru atau alternatif model MoU Perlindungan PLRT • Penerbitan Paspor • Visa Kerja dari P4-TKI

• Rawan IV'lanipulasi Perwakilan - Kartu Tenaga


Indonesia di Malaysia. Konsep ini dituangkan dalam bentuk naskah akademik, yang diharapkan akan dapat dikem- bang- data dan pungli Negara Penerima Kerja Luar Negeri
(KTKLN)
kan kembali untuk diuji di dalam kelompok masyarakat atau komunitas yang terlibat langsung dengan proses perekrutan
PLRT Indonesia di Malaysia. Naskah akademik ini disusun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang
mempengaruhi peningkatan perlindungan kepada PLRT Indonesia di Malaysia. Proses penyusunan naskah merujuk
kepada panduan penyusunan naskah akademik peraturan perundang-undangan, ka-
Berangkat ke LN
rena untuk penyusunan naskah akademik MoU belum memiliki panduan yang jelas dalam peraturan perundang- Pos Pelayanan TKI
• TKI harus melapor ke Pervvakilan RI di
undangan Republik Indonesia. Negara penerima - Pendataan Keberangkatan TKI di
- Sering diabaikan TKI sehingga sulit Embarkasi
untuk didata ulang

REKOMENDASI
PEMERINTAH
INSTANSI LAINNYA PLRT

1. Menyamakan persepsi tentang perlindungan yang harus 1. PLRT harus lebih faham hukum dan meningkatkan kapa-
asas perlindungan H
AM; diberikan kepada PLRT; sitasnya melalui berbagai pelatihan sebelum keberangkatan;
2. Mengatur dan meng
awasi secara baik praktik-praktik PPTKIS dan Mitra Kerja mereka, 2. LSM dan Lembaga yang bergerak di bidang Perlindungan 2. Memilih prosedur yang disediakan oleh Pemerintah secara le-
serta menjatuhkan s
anksi yang berat terhadap aktor yang melanggar peraturan pada se- tan, PLRT harus lebih aktif, focus, dan bersatu dalam me- gal dan tidak memilih cara-cara pintas yang dapat merugikan
tiap sistem penempa
skema pembiayaan yang jelas, jaminan social, pertanggungan nyuarakan perlindungan terhadap PLRT; PLRT sendiri;
asuransi, dan perlind
ungan social ekonomi lainnya. 3. PPTKIS harus patuh dan taat dengan peraturan yang ada 3. Memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi penting guna
3. Memperjelas kelem
bagaan perlindungan PLRT dengan memperkuat peran pemerintah dan tidak semata-mata menganggap PLRT dari sisi menghindari apabila terjadi peristiwa yang tidak diinginkan di
pusat, pemerintah d
aerah, BNP2TKI, Joint Task Force, Kemenlu/atase kerenagakerjaan, ran ekonomisnya saja. Negara tujuan.
serta mengurangi pe
PPTKIS.

Anda mungkin juga menyukai