ORAND DEERSTAN
STANDDIINNGG
RLIN DU N
PER PEN
ENAATl: A RUUMMAH TANG GAA
H TANGG DI MAL
LAYSIA
GA N L AKSAN
AKSANAA IINDO
ONNEESSIIAA
universitas SEBBA
AGA SUM
UMBER EV ISA NEGAR
BER DEVI RA
MALIKUSSALEH II
The Blessing University
Amriiizza Muhamm mmaad Nassiir RISTEKDIKTI
Mallaahhaayyaatti,i, al,l, d
Fakulllttaass Hukuum Uniiiver
ve rssiti Mal kussssaalleehh
alik
m atsas
HASIL
Pada tahap pertama, penelitian ini berhasil mengidentifikasi beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksa- naan Dari berbagai hasil penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, peneliti mencoba
perlindungan terhadap PLRT Indonesia di Malaysia. Faktor-faktor tersebut adalah substansi hukum, struktur hukum merumuskan sebuah konsep perlindungan PLRT Indonesia di Malaysia dengan meminimalisir peran pihak swasta dalam
dan budaya hukum. Substansi hukum adalah sebuah sistem substansial yang menentukan bisa atau tidaknya sebuah proses perekrutan dan penempatan PLRT Indonesia di Malaysia.
hukum atau peraturan itu dilaksanakan. Substansi dari sebuah peraturan adalah pesan bagi public umum atau unsur
ALUR PENEMPATAN TKI MELALUI PPTKIS
tertentu dari public. Dalam hal ini, substansi hukum analisis adalah MoU 2006yang di
dan Protokol MoU 2011. Kedua substansi hukum ini masih membutuhkan ber evisi karena
bagai r mengandung DIKETAHUI OLEH KBRI/KJRI BNP2TKI/KETV1ENAKERTRANS
banyak kelemahannya di dalamnya. Struktur hukum atau pranata hukum ini j ugaebut sebagai sistem struktural yang
dis an • Perjanjian Kerjasama - Surat ljin Pengerahan (SIP)
Penempatan • Surat Pengantar Rekrut ke Kab/Kota
menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan deng Budaya hukum adalah
baik. n, si- kap manusia terhadap • Sc::>sialisasi/Penyuluhan
• Job Order/Demand Letter
hukum dan sistem hukum, kepercayaan, nilai, pemikira harapannya. Budaya hukum
serta adalah suasana pemikiran • Rancangan Perjanjian Kerja
•
•
Pendaftaran
Seleksi STKI
CTKI ke Dinas Kab/Kota
sosial dan kekuatan sosial yang menentukan bagai ukum digunakan, dihindari, atauh disalahgunakan. Budaya
mana • Perjanjian Penempatan
dungan PLRT. Perspektif aktor terhadap perlindungan PLRT yang dikandung dalam Protoko l Aman
demen MoU • Ravvan terjadi Pelanggaran & perh..1
pengawasan tinggi dr- Pemerintah
Tahun 2011 dianggap masih sangat lemah, dan belum mengakomodir kebutuhan-kebutuhan dasar MoU masih
PLRT.
dianggap sebagai bagian dari formalitas dan tidak dapat dilepaskan dari unsur politis hubung
an kedua negara.
KEIVIENKUl'\/1 DAN
HAIVI
PPTKIS BN P2TKI/BP3TKI/
Pada tahap ketiga, mulai dirumuskan sebuah konsep baru atau alternatif model MoU Perlindungan PLRT • Penerbitan Paspor • Visa Kerja dari P4-TKI
REKOMENDASI
PEMERINTAH
INSTANSI LAINNYA PLRT
1. Menyamakan persepsi tentang perlindungan yang harus 1. PLRT harus lebih faham hukum dan meningkatkan kapa-
asas perlindungan H
AM; diberikan kepada PLRT; sitasnya melalui berbagai pelatihan sebelum keberangkatan;
2. Mengatur dan meng
awasi secara baik praktik-praktik PPTKIS dan Mitra Kerja mereka, 2. LSM dan Lembaga yang bergerak di bidang Perlindungan 2. Memilih prosedur yang disediakan oleh Pemerintah secara le-
serta menjatuhkan s
anksi yang berat terhadap aktor yang melanggar peraturan pada se- tan, PLRT harus lebih aktif, focus, dan bersatu dalam me- gal dan tidak memilih cara-cara pintas yang dapat merugikan
tiap sistem penempa
skema pembiayaan yang jelas, jaminan social, pertanggungan nyuarakan perlindungan terhadap PLRT; PLRT sendiri;
asuransi, dan perlind
ungan social ekonomi lainnya. 3. PPTKIS harus patuh dan taat dengan peraturan yang ada 3. Memiliki akses terhadap sumber-sumber informasi penting guna
3. Memperjelas kelem
bagaan perlindungan PLRT dengan memperkuat peran pemerintah dan tidak semata-mata menganggap PLRT dari sisi menghindari apabila terjadi peristiwa yang tidak diinginkan di
pusat, pemerintah d
aerah, BNP2TKI, Joint Task Force, Kemenlu/atase kerenagakerjaan, ran ekonomisnya saja. Negara tujuan.
serta mengurangi pe
PPTKIS.