Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

Pembersihan Jalan Napas & Pemberian Oksigen


pada Anak

Mata Kuliah : Keperawatan Anak

Dosen Pembimbing :
Suparno, SST, M.Kes

Disusun Oleh :
Dina Saputri (PO7120220040)
Rifka Akhiriani (PO7120220051)
Poppy Marsela (PO7120220046)
Endah Ayu Sawitri (PO7120220044)
Fildzah (PO7120220053)
Eriza Janitri (PO7120220056)
Anisah Wulan Dari (PO7120220049)
Dani Gustian (PO7120220077)
Carina Claudia (PO7120220042)

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI D-III KEPERAWATAN BATURAJA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis tidak akan
mampu menyelesaikan Laporan ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak. Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, sehingga Laporan“Pembersihan
Jalan Napas & Pemberian Oksigen pada Anak” dapat diselesaikan.Laporan ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak.

Segala sesuatu yang salah datangnya hanya dari manusia dan seluruh hal yang benar
datangnya hanya dari Allah SWT, meski begitu tentu tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua pihak
sangat kami harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan penulis semoga tugas
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca lain pada umumnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata,semogaLaporan ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Baturaja, 03 Oktober 2021

Kelompok 1
DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.........................................................................................................
PENDAHULUAN.................................................................................................
1. LATAR BELAKANG.................................................................................
PEMBAHASAN....................................................................................................
1. OKSIGENISASI..........................................................................................
A. PENGERTIAN OKSIGENISASI...........................................................
B. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN...................................................
C. PROSES OKSIGENISASI......................................................................
D. MACAM-MACAM PEMBERIAN OKSIGENISASI..........................
2. SUCTION....................................................................................................
A. PENGERTIAN SUCTION...................................................................
B. TUJUAN ..............................................................................................
C. JENIS-JENIS SUCTION......................................................................
D. UKURAN SELANG DAN TEKANAN..............................................
PENUTUPAN.......................................................................................................
1. KESIMPULAN.........................................................................................
2. SARAN......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu kebutuhan fisiologis yang sangat mendasar ialah kebutuhan oksigenasi, dimana
kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4
menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak
dapat diperbaiki dan biasanya pasien akan meninggal. Oksigen memegang peranan penting
dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh
secara fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional (Kusnanto, 2016).

Untuk mengatasi gangguan tersebut, salah satunya dengan pemberian terapi oksigen.
Pemberian oksigen untuk mengurangi atau mengatasi masalah gangguan pernapasan
misalnya melalui nasal kanul, simple mask, rebreathing mask dan bynon rebreathing mask,
pemberian inhalasi, pemberian terapi komplementer, dan masih banyak lagi.

Suction dalam penggunaannya di bidang medis adalah untuk mengambil atau mengalirkan cairan
keluar dari tubuh. Penggunaan suction pump sudah ada sejak tahun 1933. Penggunaan suction untuk
profesional dapat digunakan untuk menghapus darah dari daerah yang dioperasikan untuk
memungkinkan ahli bedah untuk melihat dan bekerja pada daerah tersebut. Suction juga dapat
digunakan untuk menghilangkan darah yang telah ada dalam tengkorak setelah perdarahan
intracranial .
Suction pump merupakan alat elektromedik yang terdiri dari motor penggerak untuk sistem hisap dan
tabung vakum sebagai media cairan yang dihisap. Terdapat dua buah selang pada suction masing-
masing berfungsi sebagai selang hisap dan selang buang, selang hisap dihubungkan langsung dengan
pasien dan selang buang dihubungkan dengan sistem hisap dari motor, sistem penghisap ini ada dua
macam yaitu menggunakan kipas dan piston. Tabung berisi udara normal yang dihisap oleh motor
akan mengakibatkan kevakuman tabung sehingga udara akan masuk melalui selang yang
dihubungkan ke pasien. Dari sini akan terjadi penghisapan cairan yang menutupi lubang selang. Alat
ini sering digunakan pada ruang operasi dan Intesive Care Unit (ICU). Dewasa ini kebanyakan dari
suction pump pengaturan tekanan dilakukan setelah vakum berjalan. Hal ini akan menghambat
penggunaan yang akan dilakukan oleh user, user akan kesulitan untuk menentukan tekanan yang akan
digunakan karena manometer masih menggunakan bentuk jarum. Sedangkan pada kegiatan tertentu,
user diperlukan untuk mengetahui daya hisap yang dikeluarkan oleh suction pump.
Hal tersebut dikarenakan adanya penggunaan suction untuk pasien dengan trakeostomi dan bayi baru
lahir. Ketika bayi baru lahir tidak dapat bernafas dengan baik dalam beberapa menit, maka bayi akan
mengalami afiksia. Cara menanggulangi hal tersebut adalah dengan penggunaan suction. Namun,
tekanan yang tinggi sangat berbahaya bagi jalan nafas bayi. WHO menerbitkan rekomendasi tekanan
negatif untuk bayi baru lahir adalah 80-100 mmHg. Selain itu, ISO merekomendasikan perangkat
suction memiliki tekanan negatif kurang dari 20 kPa (150 mmHg) [3]. Suction juga sering mengalami
henti kerja sesaat, hingga mengalami kerusakan dikarenakan adanya lendir atau cairan yang masuk ke
dalam putaran motor. Akibat dari lendir atau cairan yang masuk ke dalam putaran motor, putaran
motor yang berfungsi menimbulkan daya hisap akan berhenti karena terjadi korsleting. Penelitian ini
sebelumnya telah dilakukan oleh Wongwit Sanavongse dan Tanathawat Sutdaen yang berjudul
Development of Simple Low Pressure Suction Machine pada tahun 2012 ini membahas tentang
penggunaan suction dengan tekanan yang rendah. Penelitian ini dilakukan karena penulis
menganggap apabila suction menggunakan tekanan yang tinggi akan membuat jaringan lunak yang
ada pada bagian yang akan dilakukan suction akan ikut terambil. Maka dari itu peneliti membuat
suction dengan dua pilihan tekanan yaitu 90 mmHg dan 120 mmHg, pemilihan tekanan ini
dikarenakan tekanan tersebut merupakan tekanan alami pada tubuh manusia ketika jantung bekerja.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KEBUTUHAN OKSIGEN
1. DEFINISI

Oksigen adalah gas untuk bertahan hidup yang diedarkan ke sel-sel dalam melalui sistem
pernapasan dan sistem kardiovaskuler (peredaran darah). Oksigenasi adalah proses
penambahan O2 kedalam sistem (kimia atau fisika). Oksigen (O2) merupakan gas tidak
bewarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai
hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang
melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap
aktivitas sel (Wahit &Nurul ).

Kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia dalam pemenuhan oksigen


yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup dan
aktivitas berbagai organ atau sel. (Potter & Perry,)Tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel
tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak
merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen.Otak masih mampu
mentoleransi kekurangan oksigen hanya 3-5 menit.Apabila kekurangan oksigen berlangsung
lebih dari 5 menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb).

2. FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN


Oksigen masuk kesaluran pernapasan melalui hidung dan mulut.Oksigen
kemudian diedarkan melauli saluran pernapasan (faring,trakea, dan bronkus) ke alveolus,
yang merupakan pundi-pundi udara yang dikelilingi pembuluh kapiler. Pembuluh kapiler
merupakan pembuluh darah kecil dengan dinding halus yang mempermudah pergantian
gas.Pergantian gas dimulai ketika oksigen yang dihirup masuk melalui dinding kapiler yang
dikelilingi alveolus dan dibawa oleh sel-sel darah yang bersirkulasi didalam pembuluh
kapiler.Oksigen yang dibawa sel-sel darah melalui dinding kapiler diedarkan ke jantung lalu
dipompa keseluruh tubuh melalui aorta.Aorta bercabang menjadi arteri-arteri kecil dan
bahkan arterioles yang lebih kecil, pada akhirnya menjadi pembuluh kapiler.Dinding kapiler
yang paling tipis membiarkan terjadinya difusi oksigen ke dalam sel-sel dalam berbagai
jaringan tubuh (Vaughans, 2011).

3. PROSES OKSIGENASI
Menurut Tarwanto dan Wartonah (2006), pemenuhan kebutuhan oksigenasi di dalam tubuh
terdiri atas 3 tahapan, yaitu:
a. Ventilasi

Merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan atmosfer ke dalam alveoli atau dari
alveoli ke atmosfer. Proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adanya
perbedaan tekanan antara atmosfer paru, adanya kemampuan thoraks dan paru pada alveoli
dalam melaksanakan ekspansi, adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli
yang kerjanya dipengaruhi oleh sistem saraf otonom, dan adanya reflex batuk dan muntah.

b. Difusi Gas

Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2, di kapiler
dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu luasnya
permukaan paru, tebal membran respirasi dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan, perbedaan tekanan dan konsentrasi O2, dan kemampuan untuk menembus
dan saling mengikat Hb.

c. Transportasi Gas

Yaitu proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke
kapiler. Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya cardiac output
dan kondisi pembuluh darah, latihan, dan lain-lain.

4. MACAM-MACAM PEMBERIAN OKSIGEN


Ada bebeberapa jenis dalam pemberian oksigen, sebagai berikut :

a. Nasal Kanul / Kateter Nasal / Nasal Prong Merupakan suatu alat sederhana yang
memberikan oksigen secara kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi
24%-44%.
b. Indikasi : Pada pasien yang dapat bernafas dengan spontan tetapi masih membutuhkan
alat bantu nasal kanula untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan oksigen (keadaan sesak
atau tidak sesak). Pada pasien dengan gangguan oksigenasi seperti klien dengan asma,
PPOK, atau penyakit paru yang lain. Dan pada pasien yang membutuhkan terapi
oksigen jangka panjang (Potter & Perry, 2010). Kontra Indikasi : Pada pasien dengan
obstruksi nasal, apneu. Fraktur dasar tengkorak kepala, dan trauma maksilofasial
(Potter & Perry, 2010).

c. Simple Mask (Sungkup Muka Sederhana) Merupakan alat pemberian oksigen jangka
pendek, kontinyu atau selang-seling. Aliran 5-8 liter/menit dengan konsentrasi
oksigen 40%60%. Indikasi : Pada pasien dengan kondisi seperti nyeri dada (baik
karena serangan jantung atau penyebab lain) dan pasien dengan sakit kepala. Kontra
Indikasi : Pada pasien dengan retensi karbondioksida karena akan memperburuk
retensi (Suciati, N. L., 2010).
d. Rebrathing Mask (Sungkup Muka Dengan Kantong Rebreathing) Merupakan teknik
pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35%-60% dengan aliran 6-15
liter/menit, serta dapat meningkatkan nilai PaCO2. Indikasi : Pasien dengan kadar
tekanan CO2 yang rendah. Kontra Indikasi : Pada pasien dengan retensi CO2 karena
akan memperburuk retensi (Asmadi, 2010).

e. Non Rebrathing Mask (Sungkup Muka Dengan Kantong Non-Rebreathing)


Merupakan teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang tinggi
mencapai 90% dengan aliran 6-15 liter/menit. Prinsipnya pada penggunaan masker
Non-Rebreathing ini adalah udara tidak bercampur dengan udara eskpirasi. Indikasi :
Pasien dengan kadar tekanan CO2 yang tinggi, pasien COPD, pasien dengan status
pernafasan yang tidak stabil dan pasien yang memerlukan intubasi. Kontra Indikasi :
Pada pasien dengan retensi CO2 karena akan memperburuk retensi (Suciati, N. L.,
2010).
B. SUCTION

1. Definisi
Suction adalah suatu tindakan untuk pembersian jalan napas dengan memakai kateter
penghisap melalui Nasotrakeal tube, orotracealtube, d a n traceostomy tube pada saluran napas
bagian atas. Penghisapan lendir merupakan salah satu komponen dari bronkial toilet untuk
aspirasi secret pada klien dengan artificial airway. Bronkial toilet adalah tindakan khusus yang
dilakukan kepada pasien dengan trakeostomi dan gangguan pernapasan, termasuk batuk efektif,
napas dalam, dan suction pada saluran pernapasan.

B.Tujuan
Tujuan dilakukan suction :
a.Membebaskan jalan napas
b.Mengurangi retensi sputum
c.m e m p e r b a i k i o k s i g e n i s a s i d a n m e n u r u n k a n b e b a n k e r j a
pernapasan
d.Merangsang batuk,
e.Mencegah infeksi paru dan atelektasis

C. Jenis-Jenis Suction
a. Oral suctioning : suatu teknik mengeluarkan secret melalui mulut.
b.Nasofaringeal suctioning : teknik mengeluarkan secret melalui kateter yang dimasukkan ke
hidung.
c.Nasotrakeal suctioning : teknik mengeluarkan secret dari bagianatas pada jalan nafas bawah
melalui kateter yang dimasukkan lewat hidung.
d.Endotrakeal suctioning teknik mengeluarkan secret melalui pipa trakeostomi

D. Ukuran Selang dan Tekanan


Ukuran selang suction :
a.Anak-anak usia 2-5 tahun : 6-8 F
b.Usia sekolah 6-12 tahun : 8-10 F
c.Remaja-dewasa : 10-16 F

Tekanan normal untuk suction :


a.Dewasa : suction dinding (100-140 mmHg), suction portable (10-15 mmHg)
b.Anak-anak : suction dinding (95-100 mmHg), suction portable (5- 10mmHg)
a. Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat

b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien

c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut

d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten

e. Observasi tanda-tanda vital

Indikasai :

1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret dengan mengeluarkan
atau menelan

2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai terdengar suara pada jalan
nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan
laju pernafasan meningkat, ditemukannya mucus pada alat bantu nafas.

3. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan secret oral Persiapan :

a. Lingkungan - Penjelasan pada kleuarga - Pasang skerem/ tabir - Pencahayaan yang baik

 b. Klien - Penjelasan terhadap tindakan yang akan dilakukan –

Atur posisi klien :

Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction) dan posisi fowler dengan
leher ekstensi (nasal suction)

Klien tidak sadar : baringkan klien dengan posisi lateral menghadap pelaksana tindakan (oral/nasal
suction)

c. Alat alat

1. Regulator vakum set

2. Kateter penghiap steril sesuai ukuran

3. Air steril/ normal salin

4. Hanscoon steril

5. Pelumas larut dalam air

6. Selimut/ handuk

7. Masker wajah

8. Tong spatel k/p

Pelaksanaan :

A. Fase orientasi
1. Salam terapeutik

2. Evaluasi/ validasi

3. Kontrak Fase kerja

I. Suction Orofaringeal

Digunakan saat klien mampu batuk efektif tetapi tidak mampu mengeluarkan sekresi dengan
mencairkan sputum atau menelannya. Prosedur digunakan setelah klien batuk.

1.Siapkan peralatan disamping tempat tidur klien

2. Cuci tangan dan memakai sarung tangan

3. Mengatur posisi klien (perhatikan keadaan umum klien)

4. Pasang handuk pada bantal atau di bawah dagu klien

5. Pilih tekanan dan tipe unit vakum yang tepat

6. Tuangkan air steril/ normal salin dalam wadah steril

7. Ambungkan kateter penghisap steril ke regulator vakum

8. Ukur jarak antara daun telinga dan ujung hidung klien

9. Basahi ujung kateter dengan larutan steril

10. Penghisapan, masukkan ke satu sisi mulut klien dan arahkan ke orofaring dengan perlahan

11. Sumbat port penghisap dengan ibu jari. Dengan perlahan rotasi kateter saat menariknya, tidak
boleh lebih dari 15 detik.

12. Bilas kateter dengan larutan steril. Bila klien tidak mengalami disteress pernafasan, istirahat
detik, sebelum memasukkan ulang kateter.

13. Bila diperlukan penghisapan ulang, ulang langkah Bila klien mampu minta untuk nafas dalam dan
batuk efektif diantara penghisapan.

 14. Hisap secret pada mulut atau bawah lidah setelah penghisapan orofaringeal.

15. Buang kateter penghisap bersamaan dengn pelepasan hanscoon

16. Cuci tangan.

II. Suction ETT

1. Kaji adanya tanda dan gejala yang mengindikasikan gejala adanya sekresi jalan nafas bagian atas

2. Jelaskan pada klien prosedur yang akan dilakukan


3. Persiapkan alat dan bahan

4. Tutup pintu atau tarik gorden

5. Berikan pasien posisi yang benar

6. Tempatkan handuk di atas bantal atau di bawah dagu klien

7. Pilih tipe tekanan pengisap yang tepat untuk klien. Misalnya tekanan mmhg untuk dewasa, mmhg
untuk anak-anak, dan untuk bayi.

8. Cuci tangan

III. Suction tracheostomy

a. Nyalakan peralatan pengisap dan atur regulator vakum pada tekanan negative yang sesuai

b. Jika diindikasikan tingkatkan oksigen tambahan sampai 100% atau sesuai program dokter

c. Gunakan peralatan pengisap dengan membuka bungkusan dengan tetap menjaga kesterilan
pengisap tersebut.

d. Buka pelumas. Tekan dalam bungkusan kateter steril yang terbuka tersebut tanpa menyentuh
bungkusannya.

e. Kenakan masker dan pelindung mata

f. Kenakan sarung tangan steril pada kedua tangan atau kenakan sarung tangan bersih pada tangan
tidak dominan dan sarung tangan steril pada tangan dominan.

g. Angkat kateter pengisap dengan tangan dominan tanpa menyentuh permukaaan yang tidak steril.
Angkat selang penghubung dengan tangan tidak dominan. Masukkan kateter ke dalam selang.

h. Periksa apakah peralatan berfungi dengan baik dengan mengisap sejumlah normal saline dari
Waskom

i. Lumasi 6-8 cm kateter distal dengna pelumas larut air

j. Angkat peralatan pemberian oksigen, jika terpasang dengan tangan tidak dominan. Tanpa
melakukan pengisapan, dengan perlahan tetapi cepat, insersikan kateter dengan ibu jari dan jari
telunjuk dominan ke dalam hidung dengan gerakan sedikit mirimg ke arah bawah atau melalui mulut
saat klien menghirup nafas.

k. Lakukan pengisapan secara intermitten sampai selam 10 detik dengan meletakkan dan mengangkat
ibu jari tidak dominan dari lubang ventilasi kateter sambil memutarnya ke dalam dan keluar di antara
ibu jari dan jari telunjuk dominan.

l. Bilas kateter dengan selang penghubung dengan normal saline sampai bersih.

Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yanmg telah dilakukan

2. Rencana tindak lanjut

3. Kontrak yang akan datang

Pendokumentasian : Pengkajian sebelum dan sesudah suction, ukuran kateter, lama tindakan, secret
(warna,bau,jumlah dan konsistensi), toleransi klien terhadap tindakan yang dilakukan.

Pengertian Tindakan penghisapan lender menggunakan suction pada bayi atau anak
Tujuan Membebaskan jalan napas/bayi
Kebijakan SK pedoman pengorganisasi komite keperawatan RS…
Prosedur Persiapan alat
1  Suction
 Handscoon
 Masker
 Bangkok, air pembilas
Cara menghisap lender pada bayi / anak menggunakan suction
 Cuci tangan
 Jelaskan pada orang tua pasien tentang tujuan dan prosedur
tindakan yang dilakukan
 Atur posisi bayi atau anak
 Hubungkan kateter penghisap apakah berfungsi atau tidak
dengan cara mencelupkan kedalam air ujung kateter pengsisap
 Hisap lendir yang ada dirongga hidungg/mulut
 Tarik kateter secara perlahan dengan cara memutar
 Ulangi kembali penghisapan sampai bersih sebelum alat suction
dimatikan
 Rapikan bayi/anak
 Kosongkan botol penampung dan alat-alat dirapikan
 Masukkan kateter kedalam kom yang berisi air matang
 Cuci tangan
 dokumentasikan
UNIT TERKAIT Ruang perawatan anak
Ruang perawatan neonates
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler,
berarti bertambahnya ukuran fisik dan strukur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga
dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes, 2012:4) Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak alus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. (Kemenkes, 2012:4)
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) adalah suatu pertanyaan singkat
yang ditujukan kepada para orang tua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan
skrining pendahuluan perkembangan anak usia 3-72 bulan.

B. Saran
1. Bagi guru : berdasarkan hasil oservasi selama di lapangan, semua para guru sudah cukup
baik dalam mendidik. Kedepannya diharapkan dapat meningkatkan lebih baik dan
mempertahankan untuk mendidik anak agar dapat melakukan pertumbuhan
perkembangannya sesuai usia. 2. Bagi institusi : diharapkan dapat menambah kepustakaan di
Prodi Kebidanan
Metro serta sumber referensi, dokumen, dan bacaan bagi mahasiswi Prodi
Kebidanan Metro tentang Tumbuh Kembang anak agar lebih mudah untuk
mencari daftar pustaka. 3. Bagi keluarga : diharapkan kepada keluarga lebih memperhatian
pertumbuhan
dan perkembangan si buah hati karena di masa ini (golden period) pertumbuhan dan
perkembangan sangat menentukan masa depan anak

Anda mungkin juga menyukai