Anda di halaman 1dari 7

Terapi Shalat Dalam Menangani Stress Pada Penduduk Desa

Trihanggo

Tessa Agnes1, Lusy Rahmawati2, Rifqi Huda Muzakki3


Universitas Aisyiyah Yogyakarta
Email : tessaagnes88@gmail.com1, Lusyrh02@gmail.com2 , hudamuzakki11@gmail.com3

Abstrak
Psikoterapi shalat sebagai premis pengobatan psikiatri dengan fungsi pencegahan penyakit
individu dan gangguan mental. Psikoterapi shalat adalah psikoterapi non-fisik yang dapat
mempengaruhi aspek fisik dan psikologis manusia secara bersamaan. Terapi doa
mengandung pesan yang diformalkan dalam konsep pembentukan manusia yang berkualitas.
Doa memiliki efek yang efektif untuk menyembuhkan orang dari gangguan mental seperti
stres yang disebabkan oleh masalah hidup. Peran doa untuk kesehatan Doa mencakup empat
aspek terapeutik: aspek olahraga, aspek meditasi, aspek sugesti otomatis, dan aspek rasa
persatuan. Dalam kehidupan yang penuh semangat, Anda dapat mewujudkan kemampuan
dan kemungkinan individu dalam berbagai kehidupan. Tujuan yang ingin dicapai adalah
mengembangkan penelitian terhadap individu dengan gangguan jiwa (stres) menjadi
kepribadian positif setiap individu potensial dan kemampuan terbaik untuk mendapatkan
kebahagiaan melalui shalat. Dilihat dari peran shalat dapat mengatasi problematika hidup
yang dialami dengan menjadi orang yang sehat.

Kata kunci : psychotherapy shalat, stress, Kesehatan jiwa


Abstrack
Prayer psychotherapy as the premise of psychiatric treatment with the function of preventing
individual diseases and mental disorders. Prayer psychotherapy is a non-physical
psychotherapy that can affect the physical and psychological aspects of humans
simultaneously. Prayer therapy contains messages that are formalized in the concept of
quality human formation. Prayer has an effective effect on healing people from mental
disorders such as stress caused by life's problems. The role of prayer for health Prayer
includes four therapeutic aspects: the exercise aspect, the meditation aspect, the auto-
suggestion aspect, and the sense of unity aspect. In a vibrant life, you can manifest individual
abilities and possibilities in various lives. The goal to be achieved is to develop research on
individuals with mental disorders (stress) into positive personalities of each potential
individual and the best ability to get happiness through prayer. Judging from the role of
prayer can overcome the problems of life experienced by being a healthy person.

Keywords: psychotherapy prayer, stress, mental health

Pendahuluan
Kondisi jiwa (mental) manusia di zaman kini sedikit-banyak terdapat gangguan. Seseorang
yang kurang sehat mental (hal itu disebabkan karena manusia zaman modern tidak mampu
menyeimbangkan antara aktifitas, berfikir seseorang dengan kecerdasan spiritual (ibadah
shalat). Dengan adanya ketidak keseimbangan kemudian menyebabkan gangguan jiwa.
Dalam kehidupan modern sedikit-banyak akan muncul beberapa gangguan kejiwaan
misalnya, stress. Biasanya gangguan jiwa dalam hal ini stres disebabkan oleh
ketidakmampuan manusia untuk mengatasi konflik dalam diri, tidak terpenuhinya kebutuhan
hidup, dan perasaan kurang diperhatikan.
Oleh karena itulah akan mendatangkan pada diri individu seseorang suatu gangguan kejiwaan
(stres) apabila seseorang tidak memiliki daya tahan mental dan spiritual yang tangguh. Akan
tetapi pada diri individu terdapat keimanan yang lemah sangat rentan dan mudah tertimpa
keadaan stres. Sesungguhnya kekuatan iman dan ketaqwaan pasti akan menghasilkan daya
tahan mental yang kokoh dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan problem kehidupan
pada diri individu dan Iman dan ketaqwaan ini juga bisa di transfer ke Sholat.
Sholat merupakan kewajiban yang difardukan ke atas setiap orang Mu’min serta suatu ibadat
yang paling tinggi dan mulia antara bermacam ibadat dalam Islam, malah ia merupakan
pokok (tiang) dalam binaan agama, tali pengikat keyakinan, puncak segala pengabdian yang
memainkan peranan terpenting dalam kehidupan manusia untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. Dalam konteksnya, ia merupakan sebesar-besar ibadat yang mendekatkan para `abid
(hamba) kepada Ma`budnya (Allah S.W.T.).
Solat dalam unsur terapi pula ini merupakan kesempatan bagi hamba Allah S.W.T.
merendahkan diri, menyatakan kekurangannya dan hajatnya, mencurahkan air matanya serta
memanjatkan doanya kepada Allah S.W.T. Ia membentuk hubungan munajat secara langsung
kepada Allah S.W.T.3 dan tidak boleh ditinggalkan walaupun dalam keadaan suka, duka,
perang, damai, sihat mahupun sakit. Selain itu, unsur terapi juga dapat dilihat dalam bentuk
fizikal melalui pergerakan anggota tubuh badan semasa menunaikan solat. Jika bermunajat
kepada Allah S.W.T. memerlukan pergerakan, apatah lagi dalam kehidupan manusia
seharian, fizikal, hati dan minda harus digerakkan dalam apa jua keadaan atau situasi. Tidak
ada tempat bagi manusia yang berfikiran jumud, statik dan bersikap tidak peduli terhadap
ibadah solat kerana sikap “beku” dalam hidup sama sahaja nilainya dengan kematian.
Dengan rasa stress seseorang tidak mampu menghadapi serta mengatasi suatu masalahnya,
karena seseorang sudah tertimbun oleh berbagai kesulitan. Keadaan tersebut sangat
mempengaruhi kesehatan jasmaniah bahkan bisa menyerang kesehatan ruhani dan yang lebih
jauh lagi dapat mengganggu hubungan sosial. Di dalam ajaran Islam yang membawa obat
kejiwaan dan ketentraman batin yaitu psikoterapi shalat. Shalat suatu hal dialog seseorang
dengan sang khalik, karena shalat cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan
ketenangan dan ketentraman jiwa kepada orang yang melakukannya. Salah satu ibadah yang
dapat mencegah gangguan jiwa misalnya, stres, cemas, dan depresi. Ibnu Qayyim al
Jauziyyah pernah menjelaskan bahwasanya shalat mendatangkan rejeki, memelihara
kesehatan, menolak gangguan, mengusir penyakit, menolak kemalasan, mengaktifkan
anggota, membantu kekuatan, melapangkan dada, memberikan santapan ruh, menerangi hati,
memelihara nikmat, menolak bencana, mendatangkan berkah, menauhkan setan, dan
mendekatkan kepada.
Begitu juga dengan masyarakat Desa Trihanggo dimana masyarakat nya masih sulit
menyeimbangkan aktifitas pekerjaan sehingga menyebabkan tekanan dipikiran sehingga
timbulnya Stress. Maka dari itu perlunya kita menjaga kesehatan jiwa maupun fisik kita
dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berfikiran positif.

Metode
Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pembahasan dalam artikel ini bersifat
deskriptif dan naratif, dan pembahasan lebih menekankan pada pemahaman yang lebih
mendalam daripada pengamatan langsung.

Hasil Dan Pembahasan


A. Terapi Shalat
Tidak ada satu kewajiban pun yang dibebankan kepada manusia kecuali ada alasan yang
baik untuk melakukannya. Terkadang manusia tidak mampu melihat hikmah yang
terkandung karena belum memperhatikan atau belum mampu merasakannya. Oleh karena itu,
sangat wajar untuk mensyukuri segala sesuatu yang telah Tuhan ciptakan di Bumi, apalagi
jika itu adalah kewajiban. Doa adalah cara untuk terhubung dengan Tuhan, untuk meminta
sesuatu, untuk meminta pengampunan, dan untuk mendapatkan kedamaian dalam hidup. Doa
adalah tindakan berbicara kepada Tuhan dengan kerendahan hati dan rasa hormat. Seluruh
doa adalah bentuk meninggikan hamba kepada Tuhannya. Rangkaian kata dan gerak
bukanlah sekedar kata dan gerak tanpa makna atau makna, tetapi masing-masing
mengandung banyak sejarah, filosofi, ibrah, tujuan dan hikmah bagi yang melakukannya.
Hasbi Ash-Ashiddiqi membagi makna shalat dalam beberapa pengertian. Beberapa perkataan
dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam ditujukan kepada Allah
SWT dengan memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan. Pengertian sholat menurut
beberapa ulama dan ahli. Meskipun banyak orang telah mengemukakan pengertian shalat
dengan berbagai susunan dan gaya bahasa yang berbeda, namun prinsipnya sama yaitu
kegiatan atau kegiatan yang dilakukan memiliki pahala yang diawali dengan mengangkat
kedua tangan atau biasa disebut takbirotul ihram dan diakhiri dengan salam berdasarkan
syarat dan rukun. Ini adalah kalimat rumit yang telah ditentukan yang ditunjukkan kepada
Allah SWT.

B. Problem stress dalam kehidupan

Ketegangan berasal dari kata “stringere” yang berarti tegangan dan tekanan. Stres dalam
kamus psikiatri adalah keadaan depresi fisik dan psikologis. stres merupakan respon individu
terhadap berbagai tuntutan dan menghasilkan berbagai gangguan. Handoko menjelaskan
bahwa stres adalah perasaan tidak nyaman yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan
kondisi seseorang.

Menurut Hans Selye, stres adalah respons tubuh yang tidak spesifik terhadap tuntutan
yang diterimanya. Misalnya bagaimana reaksi tubuh seseorang ketika mengalami beban kerja
yang berlebihan. Jika dia bisa mengatasinya, itu berarti dia tidak mengalami stres. Namun
jika ternyata ia mengalami gangguan pada salah satu atau lebih organ tubuh, ia tidak mampu
lagi menjalankan fungsi pekerjaannya dengan baik, maka ia disebut mengalami distress.
Dadang Hawari, dalam bukunya Al-Qur'an on Medicine and Mental Health, menjelaskan
bahwa istilah stres tidak dapat dipisahkan dari stres dan depresi karena keduanya saling
berkaitan. Berdasarkan beberapa definisi oleh beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa stres
adalah suatu keadaan depresif, baik secara fisik maupun psikis, suatu keadaan seseorang yang
tidak spesifik yang dialami oleh seseorang yang mengalami hambatan mengharuskan ia
mengalami beban yang berlebihan terkait dengannya. dengan keinginan yang tidak mungkin
akan menciptakan lingkungan yang penuh tekanan di bawah pengaruh stres. kendalikan
emosi Anda.
Stres muncul dari berbagai faktor, baik fisik maupun psikologis, dan juga
memanifestasikan dirinya di tempat kerja, di rumah, dan dalam situasi sosial. Greg Wilkinson
menjelaskan bahwa sumber stres terutama terletak pada berbagai peristiwa kehidupan
individu yang terkait dengan reaksi fisik dan emosional seseorang ketika menghadapinya.
Jika penyebab stres sudah jelas, maka orang tersebut perlu bersikap terbuka dan tegas serta
melakukan penyesuaian. Ini akan memudahkan orang untuk mencari bantuan.

C. Kesehatan Jiwa Tentang Mencapai kepribadian Sehat Psikis Dari Pengalaman


terapi Shalat

Kesehatan jiwa adalah keselarasan antara fungsi mental (psikologis) yang berkembang,
ditandai dengan terciptanya adaptasi antara individu dengan lingkungan dan hubungannya
dengan Sang Pencipta. Menurut Djamaludin Ancok, kesehatan jiwa adalah keadaan batin
yang selalu dalam keadaan tenang, aman, dan tentram, dan upaya mencari ketenteraman batin
dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri (self) dalam kepasrahan (menyerahkan
diri sepenuhnya). kepada Tuhan).

Pengobatan untuk kesehatan jiwa adalah shalat, yang memiliki manfaat memperkuat
pikiran dan meningkatkan kesehatan mental. Tidak cukup selain itu shalat memiliki manfaat
kesehatan yang sangat bermanfaat, hampir seluruh anggota tubuh merasakan manfaat shalat
baik dari segi fisik, maupun shalat memberikan manfaat bagi kesehatan jasmani. Sangat jelas,
dan dari sudut pandang mental, doa memiliki keuntungan karena dapat melatih semua orang.
Dengan doa lebih mudah berkonsentrasi pada makna materi yang lebih dalam, sedangkan
manfaat doa yang diberikan kepada hati dapat membantu melatih seseorang untuk ikhlas.

Menurut Djamaludin Ancok, peran shalat untuk kesehatan memiliki empat aspek
terapeutik yang terkandung dalam doa: 1) aspek sportif, 2) aspek meditatif, 3) aspek auto-
sugesti, dan 4) aspek kebersamaan. Sedangkan menurut Haryanto, ada aspek penyembuhan
dalam shalat, antara lain. Aspek olahraga, shalat merupakan proses yang memerlukan
aktivitas fisik seperti gerakan-gerakan seperti takbir, berdiri, rukuk, sujud, duduk di antara
dua sujud, tahiyat hingga mengucapkan salam. Sabo dalam bukunya The Health of Wisdom
in Prayer. Ia berpendapat bahwa hikmah yang didapat dari gerakan shalat tidak sedikit untuk
kesehatan fisik, dan dengan sendirinya juga akan berpengaruh pada kesehatan spiritual atau
kesehatan mental seseorang.

Sholat tidak hanya untuk kesehatan fisik, tetapi juga ada nafsaniyah dalam hal ini
mencegah stres, menangkal penyakit liver, mengusir penyakit dalam tubuh, serta menjaga
kesehatan fisik dan mental. Semak yang menyala dapat memadamkan virus nafsu, menolak
bala, memberikan rahmat, dan menghibur jiwa. Hubungan dengan Sang Pencipta dan
semakin banyak ibadah, semakin damai jiwa dan semakin baik stres dalam hidup dapat
dicegah. Sebaliknya, semakin jauh seseorang dari agama, semakin gelisah dan sulit
menemukan kedamaian dalam hidup sebagai pribadi yang berkualitas.

Kesimpulan
Berdasarkan kajian diatas dapat disimpulkan bahwa Terapi Sholat ini menjadi salah satu
pengobatan mengatasi stress dapat dilihat dari manfaatnya yang memiliki baik untuk
kesehatan jiwa.
Kesehatan jiwa dalam Mencapai kepribadian sehat psikis. Sebagai merawat kesehatan jiwa
manusia, shalat mempunyai manfaat memperkuat mental dan menambahkan kesehatan jiwa.
shalat terdapat suatu hal manfaat yang sangat berguna bagi kesehatan, hampir seluruh
anggota tubuh merasakan akan manfaat shalat, baik dari aspek fisik, shalat sangat jelas
memberikan manfaat kebugaran tubuh, kemudian dari aspek pikiran, shalat memberikan
kemanfaatan yaitu dapat melatih setiap individu dalam berkonsentrasi, sementara manfaat
shalat yang diberikan kepada hati lebih banyak dapat melatih seseorang untuk bersikap
ikhlas, khusyu’ tentu hal ini dapat memberikan pelajaran mengenai ketenangan yang sejati.
Ucapan Terimakasih

Kontribusi Penulis
Penulis 1 berkontribusi dalam penyusunan penelitian, memilih judul dan meneliti
permasalahan. Penulis 2 berkontribusi dalam membuat metode penelitian, penyusunan
penelitian dan meneliti permasalahan, penulis 3 berkontribusi pada hasil juga kesimpulan
dalam penelitian dan penyelesaian dalam penyusunan penelitian.

Daftar Pustaka

Akhmad, P., Askrening, P., Hadi, I., & Ismail, P. (2019). Efektivitas Terapi Spritual Shalat
dan Dzikir terhadap Kontrol Diri Klien Penyalahgunaan Napza. HIJP: HEALTH
INFORMATION JURNAL PENELITIAN, 11(2), 77-90.
Hasanah, M. (2019). Stres dan solusinya dalam perspektif psikologi dan islam. Ummul Qura:
Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD) Lamongan, 13(1), 104-116.
Hayati, A. M. U. (2020). SHALAT SEBAGAI SARANA PEMECAH MASALAH
KESEHATAN MENTAL (PSIKOLOGIS). Spiritualita, 4(2)

Ismail, I. H. (2016). Bimbingan Dan Konseling Islam (Aplikasi Terapi Gerakan Shalat dalam
Bentuk Gerakan Relaksasi untuk Mengurangi Kecemasan). Jurnal Mimbar: Media
Intelektual Muslim dan Bimbingan Rohani, 2(1), 90-104.

LUBIS, A. N. F., & BOY, E. (2021). HUBUNGAN RUTINITAS SHALAT DHUHA


DENGAN PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MUSLIMAH LANSIA.
JURNAL ILMIAH MAKSITEK, 6(2), 320-325.

Miftahuddin, M., Zatrahadi, M. F., Suhaimi, S., & Darmawati, D. (2020). Psikoterapi
spiritual untuk mengatasi sakit jiwa. Madaniyah, 10(1), 147-158.

Sholeh, M. (2016). Mengubah Perilaku Maladjusted Akibat Stres dengan Terapi Shalat
Dhuha. Jurnal Ilmu Pendidikan, 9(4).

Zaini, A. (2015). Shalat Sebagai terapi bagi pengidap gangguan KecemaSan dalam
perSpeKtif pSiKoterapi iSlam. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam,
6(2), 319-334.
Zulkarnain, Z. (2020). PSYCHOTHERAPY SHALAT SEBAGAI MENGATASI STRESS
DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN JIWA. Tawshiyah: Jurnal Sosial
Keagaman dan Pendidikan Islam, 15(1).

Anda mungkin juga menyukai