NARSISTIK
Oleh:
Rizka Yani
18011188
JURUSAN PSIKOLOGI
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maaha Esa atas
kebesarannya yang telah memberikan kesehatan serta kesempatan kepada penulis
untuk membuat makalah tentang “Narsistik” hingga selesai. Taklupa jua penulis
mengucapkan terimakasih kepada bapak yang telah memberikan tugas dan arahan
tentang penulisan makalah ini sehingga penulis bisa belajar lebih baik lagi untuk
membuat makalah sehingga penulis bisa berkontribusi dengan sumbangan dalam
bentuk moril dan pemikiran. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu dan
pengalaman bagi pembaca. Dan berharap kedepannya dapat memperbaiki format
penulisan dan menambah isi makalah agar lebih baik lagi. Karna pengetahuan dan
pengalaman penulis terbatas.
penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Narsistik......................................................................................3
B. Aspek-Aspek Narsistik.................................................................................4
A. Kesimpulan...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narsistik merupakan istilah yang tidak jarang kita dengar dalam dunia
psikologi. Orang-orang sering mengkaitkan narsistik pada rasa kecintaan atau
kekaguman yang berlebihan terhadap dirinya sendiri. Istilah narsistik dari
mitologi yunani kuno, seorang pemuda tampan bernama Narcissus dikutuk
sehingga dia sangat menyukai bayanganya di kolam renang. Kecintaannya pada
dirinya sendiri sangat mempengaruhinya, dan tanpa sengaja ia mengulurkan
tangannya hingga tenggelam, dan akhirnya tumbuh sekuntum bunga, hingga saat
ini disebut sebagai narsis.
Narsistik merupakan sebuah perilaku yang dimiliki oleh setiap manusia sejak
lahir. Hanya saja tingkat narsistik setiap orang memiliki tingkat narsistik yang
berbeda-beda itulah yang menyebabkan perbedaan prilaku narsistik. Perilaku
narsistik pada seseorang dapat ditandai dengan ciri-ciri seperti memiliki
keinginan agar dikagumi oleh orang lain, ingin memiliki kekuasaan atas orang
lain, merasa dirinya adalah seseorang yang special, mempunyai perasaan iri
terhadap orang lain, memiliki fantasi terhadap dirinya, merasa dirinya adalah
orang yang penting, serta perilaku arogan dan angkuh.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penulisan
1
2. Mengetahui aspek narsisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Narsistik
3
4. Selalu merasa unik dan lebih istimewa dari orang lain serta hanya
ingin berhubungan dengan orang yang berkelas.
B. Aspek-Aspek Narsistik
Menurut Kristanto (2012) terdapat delapan aspek narsistik yaitu :
4
5. Semua aspek fokus pada kesuksesan, kebijaksanaan dan keindahan
diri. Secara pribadi pribadi berpikir bahwa orang lain harus melihat
kesuksesan mereka sendiri.
5
sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat semua sudah menjadi
kebutuhan pokok dalam kesehariannya seolah tidak lengkap hidupnya
jika tidak memegang HP,padahal tujuannya hanyalah untuk
mengabadikan momen dan memamerkan seluruh aktivitasnya padahal
media sosial sejatinya dibuat untuk mempermudah berbagi informasi,
sayangnya justru banyak sekali penyalah gunaan atas penggunaan media
sosial sebagai tempat untuk memaki, marah, dan berbagi hal-hal yang tak
senonoh. Masih banyak juga pengguna media sosial yang kurang
memperhatikan etika ketika berbagi di media sosial ( Nafilah, 2015) .
6
3. Faktor sosiologis, yaitu narsisme yang dialami oleh semua orang dari
berbagai lapisan dan kelompok, hingga perbedaan nyata antara
kelompok budaya tertentu dan reaksi narsistik yang dialaminya.
Dari berbagai factor diatas yang paling berpengaruh ialah factor sosial,
dimana sekolompok masyarakat menjadi actor utama yang dimodel oleh individu
dalam pembentukan kepribadiannyaI ndividu narsisme memanfaatkan hubungan
sosial untuk mencapai popularitas, selalu asik dan hanya tertarik dengan hal-hal
yang menyangkut kesenangan diri sendiri (Mehdizadeh, 2010). Menurut Rathus
dan Nevid (2000),. Sebagaimana kita saksikan dalam realitas kehidupan kita saat
ini bahwa tradisi ikut-ikutan terhadap orang lain sudah menjadi kewajaran
meskipun apa yang ditirunya buruk, kita merasa merasa hits jika kita menjadi
bagian dari apa yang mereka lakukan di jaman ini, yang terbaru dunia global saat
ini didominasi oleh media tiktok dalam melangsungkan narsisnya.
Melihat hal yang terjadi saat ini, urusan mental sangatlah penting
untuk diperhatikan, mental harus mendapat perhatian khusus dari para psikolog
dalam proses penanganannya karena tentu ini tidak baik untuk sebuah kenormalan
hidup,kita harus bisa mengendalikan semuanya dengan control diri untuk
memulihkan kembali kestabilan mental kita .Kontrol diri digunakan oleh individu
untuk mengelola faktor-faktor perilaku yang sesuai dengan lingkungan sekitar,
digunakan dalam mengontrol perilalu serta mengubah perilaku yang sesuai
dengan kondisi dan sesuai dilingkungan sekitarnya. Avrill (1973) mengemukakan
kontrol diri yaitu kemampuan individu dalam mengontrol tindakan langsung
terhadap lingkungan, pemahaman makna terhadap peristiwa dan control terhadap
alternative suatu pilihan.,jika kita tidak bisa mengendalikan narsistik maka kita
tak lagi bisa menghargai orang lain karena kita terlalu sibuk menganggap diri kita
yang paling baik, kita tidak lagi punya rasa hormat pada orang lain karena kita
sibuk mencemarkan kehormatan, kita tidak lagi bertindak sebagai manusia normal
karena kita sudah kehilangan rasa malu dan nurani kemanusiaan semua ini perlu
edukasi,perlu terapy dan perlu pemulihan karena kita terlahir untuk menjadi sosok
yang berkarakter seperti manusia yang abnormal.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Narsistik adalah sebuah perilaku yang ada pada setiap manusia sejak lahir.
Hanya saja tingkat narsistik pada seseotrang sangat bervariasi. narsisitik
merupakan sifat yang dimiliki oleh seorang individu yang terlalu berlebihan
mengagumi dirinya sendiri, merasa selalu labih unggul dari orang lain bahkan
tidak pernah perduli dengan pendapat orang lain serta terlalu asik dengan dirinya
sendiri dan cendruung mencari perhatian dari orang-orang dengan percaya diri
salahsatunya gemar membagikan potret diri ke situs publik.
8
DAFTAR PUSTAKA
Feist, J., & Feist, G. J. (2017). Teori Kepribadian. In Jilid 2 (8th ed.). Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika.
Wahdha, N. I. (2016). Hubungan Kontrol Diri dan Pengungkapan Diri Dengan Intensitas
9
Penggunaan Facebook Pada Siswa SMP Sunan Giri Malang, skripsi. Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Wirawan, S. (1989) Psikologi Remaja, Published February 2010, Edisi Revisi PT Raja
Grafndo Persada
Hubungan Antara Narsisme Dengan Presentasi Diri Pada pengguna Jejaring Sosial
Facebook. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Perdana, D. (2011). Pengaruh Sosial Media terhadap Generasi Muda Bangsa Indonesia.
Yogyakarta: Jurusan Teknik Informatika STMIKAMIKOM Yogyakarta.
10
Rachdianti, Y. (2011). Hubungan Antara Self-Control Dengan Intensitas Pengguna
Internet Remaja Akhir, skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Rahma, K, (2016). Budaya Narsisme Dan Selfie. Jurnal Psikologi. Universitas Islam
Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Resti, F. M. & Tri, P. A. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan
Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Akhir. Jurnal Fakultas Psikologi Vol. 3 No.
4. 27-32 Universitas Diponegoro.
Gibson, James L. et al. (2009). Organizations: Behavior, Structure, Process. New York:
McGraw-Hill/Irwin.
Rahma, K, (2016). Budaya Narsisme Dan Selfie. Jurnal Psikologi. Universitas Islam Negri
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Resti, F. M. & Tri, P. A. (2014). Hubungan Antara Kontrol Diri dengan Kecenderungan
Kecanduan Media Sosial Pada Remaja Akhir. Jurnal Fakultas Psikologi Vol. 3 No.
4. 27-32 Universitas Diponegoro.
11
Saputra, K. (2012) Tingkat Kecenderungan Narsistik Pengguna Facebook. Skripsi.
Penelitian Fakultas Psikologi Universitas Negeri Semarang.
McCormick, Ernst J. and Joseph Tiffin.. (2004). Industrial Psychology. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Bateman, Thomas S. and Scott A. Snell. (2009). Management: Leading & Collaborating
in a Competitive Word. New York: McGraw-Hill/Irwin. Beebe, S.A., S.J.
12
DeVito, J. A. (2004). The Interpersonal Communication Book, 10th ed. Boston:
PearsonAllyn & Bacon.
Gibson, James L. et al. (2009). Organizations: Behavior, Structure, Process. New York:
McGraw-Hill/Irwin
13