Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan nomophobia pada mahasiswa
ditinjau dari jenis kelamin. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat
perbedaan nomophobia antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Subjek penelitian ini
berjumlah 120 orang. Pengumpulan data menggunakan alat ukur berupa Skala Nomophobia
(NMP-Q). Metode analisis yang digunakan adalah Independent Sample T-Test. Hasil
analisis diperoleh nilai t = -0.356 dengan p = 0.722 (p ≥ 0,050) (karena data homogen, yang
dilihat adalah pada Equal Variences Assumed). Mahasiswa laki-laki memiliki nilai mean
pada nomophobia sebesar 87.91, sedangkan mahasiswa perempuan memiliki nilai mean
pada nomophobia sebesar 89.52. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara nomophobia pada mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa
perempuan, sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ditolak.
Kata Kunci : Nomophobia, Jenis Kelamin
Abstract
This study aims to determine the difference in nomophobia in students in terms of
gender. The hypothesis proposed in this study is that there are differences in nomophobia
between male and female students. The subject of this study amounted to 120 people. Data
collection uses a measuring device in the form of a Nomophobia Scale (NMP-Q). The
analytical method used is the Independent Sample T-Test. The results of the analysis
obtained a value of t = -0.356 with p = 0.722 (p ≥ 0.050) (due to homogeneous data, which
is seen in Equal Variance Assumed). Male students have a mean value on nomophobia of
87.91, while female students have a mean value on nomophobia of 89.52. This shows that
there is no significant difference between nomophobia in male students and female
students, so the hypothesis proposed in this study was rejected.
Keywords: Nomophobia, Gender.
1
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
2 Dari Jenis Kelamin
2
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
3 Dari Jenis Kelamin
3
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
4 Dari Jenis Kelamin
4
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
5 Dari Jenis Kelamin
smartphone sama. Akan tetapi aksesnya = 0,722 . Namun, apabila melihat dari
yang berbeda, perempuan lebih banyak penjabaran hasil skor per kelompok
mengakses sosial media sedangkan laki- subjek baik laki-laki maupun
laki lebih banyak menghabiskan waktu perempuan, maka terdapat perbedaan
untuk bermain game. Hal tersebut sesuai antara kedua kelompok subjek. Nilai
dengan penelitian Duggan dan Brenner mean mahasiswa perempuan (89,52)
(dalam Bolle, 2014) Laki-laki cenderung tetap lebih tinggi dari nilai mean
menggunakan smartphone untuk mahasiswa laki-laki (87,91), maka
orientasi kesenangan mereka, kedua kelompok subjek yaitu mahasiswa
perempuan lebih menggunakan laki-laki dan perempuan sama-sama
smartphone untuk kesenangan sosial. masuk dalam kategori nomophobia yang
Perempuan menggunakan smartphone sedang. Namun bukan berarti
lebih dari laki-laki untuk bergosip atau nomophobia dengan kategori sedang itu
menjaga hubungan sosial dan memiliki tidak berbahaya,karena pada hasil
hubungan yang kuat dengan smartphone kategorisasi hanya selisih sedikit dengan
mereka. Sosial media juga menarik bagi kategori tinggi, sehingga sudah cukup
sebagian besar perempuan. Laki-laki harus diwaspadai.
lebih menggunakan smartphone mereka
untuk aplikasi permainan dan secara Saran yang dapat diberikan oleh
umum juga untuk berjudi. peneliti berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang didapatkan antara lain :
Selain itu subjek juga mengatakan 1. Bagi Peneliti Selanjutnya
bahwa kemudahan yang dimiliki oleh
smartphone membuat mereka merasa Penelitian ini diharapkan
nyaman dan menjadi bergantung pada bisa dilaksanakan pada selain
smartphone. Menurut Thomas, Misty mahasiswa tanpa membatasi, karena
dan Gary (2007) Smartphone merupakan pada kenyataannya aitem yang
telepon yang dilengkapi dengan koneksi digunakan pada penelitian ini
internet dan menyediakan fungsi bersifat umum. Bagi peneliti
Personal Digital Assistant (PDA) seperti selanjutnya disarankan untuk
kalender, buku agenda, kalkulator, memperhatikan faktor-faktor lain
catatan, dan berbagai aplikasi canggih selain Jenis kelamin yang dapat
untuk membantu kegiatan sehari-hari. mempengaruhi nomophobia, seperti
Kecanggihan dan kemudahan yang Harga diri, Usia, Tipe kepribadian
disediakan smartphone saat ini dan neurotisme. Selain itu,
menyebabkan banyak orang sebaiknya pada penelitian
terperangkap untuk selalu beraktivitas selanjutnya, peneliti menggunakan
menggunakan smartphone (Mashable, sample yang lebih besar, sehingga
2013). mendapatkan hasil yang lebih valid.
5
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
6 Dari Jenis Kelamin
6
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
7 Dari Jenis Kelamin
Chittaranjan, G., Blom, J. & Gatica, P. Hong, F. Y., Chiu, S. I., Huang, D. H.
D. (2011). Who’s Who with Big- (2012). A model of the
Five: Analyzing and Classifying relationship between psychological
Personality Traits with Smartphones. characteristics, mobile phone
In: ISWC, IEEE, 29-36. Diambil dari : addiction and use of mobile phones by
http://infoscience.epfl.ch/ Taiwanese university female students.
record/192371/files/Chittaranjan_I Computers in Human Behavior,
SWC11_2011.pdf 28, 2152–2159.
Dasiroh, U., Miswatun, S., Ilahi, Y. F., Kandell, J. J., (1998). Internet Addiction
Nurjannah. (2016). Fenomena On Campus: The Vulnerability Of
Nomophobia Di Kalangan College Students, Cyberpsychology
Mahasiswa. Jurnal Ilmiah & Behavior, 1, (1), 11-17.
Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Riau, 6 (1) Khairani, R., & Putri, D. E. (2009).
Perbedaan kematangan emosi pada
Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). pria dan wanita yang menikah muda.
Psikologi Sosial. Malang: UMM Proceeding PESAT, 3, 1858-2559.
Press.
King, A, L., Valenca, A. M., Silva, A.
Fakih, M. (2005). Analisis Gender & C., Baczynski, T., Carvalho, M.
Transformasi Sosial. Pustaka R., & Nardi, A. E. (2013).
Pelajar.Yogyakarta Nomophobia: Dependency on
virtual environments or 10 social
Gottfredson M.R., & Hirschi, T. phobia ?. Computers in Human
(1990). A general theory of crime. Behavior, 29, 140-144.
Stanford, CA: Stanford
University Press King, A, L., Valenca, A. M., Silva, A.
C., Sancassiani, F., Machado, S.,
Gunarsa, S. D, & Gunarsa, Y. S. D. & Nardi, A. E. (2014).
(2001). Psikologi Perkembangan Nomophobia: Impact of Cell
Anak dan Remaja. Jakarta: BPK Phone Use Interfering with
Gunung Mulia. Symptoms and Emotions of
Handayani, Trisakti, & Sugiarti. Individuals with Panic Disorder
(2002). Konsep dan Penelitian Compared with a Control Group.
Gender. Malang: UMM press Clinical practice and epidemiology
in mental health, 10, 28-35.
Hasan, N. W. (2015). Penggunaan
smartphone di Indonesia lebih Limantara, E., (2016). Studi
banyak berusia kurang dari 30 Kuantitatif Tentang Melek Media
tahun. Diunduh dari Pada Remaja Akhir. Surabaya.
http://arrenalte.com/berita/industri Universitas Katolik Widya
/pengguna-smartphone-indonesia/ Mandala Surabaya.
7
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
8 Dari Jenis Kelamin
8
Nomophobia Pada Mahasiswa Ditinjau
9 Dari Jenis Kelamin