Anda di halaman 1dari 8

Judul,

Tahun
NO Penulis, Tujuan Metodologi Instrument Hasil
publikasi
Jurnal

1 Judul : 2020 Mengetahui Desain penelitian ini Penelitian ini menggunakan kuesioner Hasil penelitian manunjukan tingkat
Tingkat gambaran adalah deskriptif melalui NMP-Q (Nomophobia Questionnaire) ketergantungan mahasiswa terhadap
Nomophobia tingkat pendekatan survey. milik (Yildirim & Correia, 2015) yang penggunaan smartphone yang tinggi sebesar
(No Mobile- nomophobia Populasi penelitian telah diterjemahkan dan diadaptasi oleh 50,3% dan yang rendah sebesar 49,7%.
Phone pada sebanyak 317 mahasiswa Kusuma (2016). Penilaian kuesioner
Ketergantungan ini disebabkan banyaknya
Phobia) Pada mahasiswa keperawatan tingkat I, II menggunakan skala likert dengan
Mahasiswa keperawatan dan III ITKes Wiyata pilihan jawaban yaitu: tidak pernah, fitur yang yang ada di smatphone yang
Keperawatan ITKes Husada Samarinda tahun jarang, kadang-kadang, sering dan memudahkan mahasiswa untuk mencari
Itkes Wiyata Wiyata ajar 2019/2020. Sampel selalu. Proses penelitian ini dilakukan informasi dan berkomunikasi tanpa
Husada Husada penelitian sebesar 177 dengan memperhatikan prinsip bebas terkendala oleh jarak.
Samarinda : Samarinda. responden dengan teknik dari penderitaan, eksploitasi, dan
Studi proportionate random memperhatikan prinsip keadilan.
Deskriptif sampling. Kuesioner
yang digunakan NMP-Q
Penulis : (Nomophobia
Siti Questionnaire). Data
Kholifah, dianalisis menggunakan
Idham analisis univariat
Khalid, and
Rusdi Rusdi

Jurnal :
PSYCHIAT
RY
NURSING
JOURNAL
(Jurnal
Keperawatan
Jiwa)
2 Judul : 2019 Tujuan Jenis penelitian ini adalah Data dikumpulkan melalui penyebaran - lebih dari separuh (54,5%) remaja yang
Studi penelitian ini analitik, dengan koesioner dengan mengunakan teknik mengalami tingkat kecemasan sedang.
Tingkat agar dapat rancangan cross sectional cluster sampling Penelitian ini mulai Kecemasan berkaitan dengan tekanan yang
Kecemasan mempelajari yaitu rancangan dilaksanakan pada bulan Juli 2018 di dihadapi siswa untuk mencapai nilai yang
Remaja tingkat penelitian dengan Sekolah Menengah Atas yang berada di tinggi saat harus berpisah dengan mobile
Terhadap kecemasan melakukan pengukuran Kota Padang. Adapun sampel yang phone, ketakutan bila tidak mampu melakukan
No-Mobile remaja atau pengamatan pada diperoleh sampai bulan September 2018 interaksi dengan teman ataupun orang lain.
Phone dengan saat bersamaan ( sekali sebanyak 147 orang Selain aspek kognitif, faktor emosional juga
(Nomophobi mobile waktu). Penelitian berkontribusi sebagai alasan terjadinya
a) phone dilakukan pada Bulan kecemasan.
Juli-September 2018. - kurang dari separuh (47,6%) remaja
Penulis : Penelitian dilaksanakan mengalami nomophobia sedang. Keunggulan
Dwi pada Sekolah Menengah yang dijanjikan smarthphone akhirnya
Christina Atas Negeri di Kota menjadikan siswa terbiasa dan cenderung
Rahayuningr Padang. Populasi pada ketergantungan.
um, Annisa penelitian ini adalah - sebagian besar responden 91,4% remaja
Novita Sary remaja SMA Negeri yang dengan tingkat kecemasan sedang mengalami
berada di kota Padang nomophobia sedang. Berdasarkan uji statistic
Jurnal : berjumlah 4.168 orang. didapatkan bahwa ada hubungan antara tingkat
Jurnal Sampel adalah bagian kecemasa remaja terhadap no mobile phone
Keperawatan populasi yang memenuhi (nomophobia)
BSI kriteria inklusi dan
ekslusi. Kriteria inklusi:
anak SMA yang berumur
16-19 tahun, tidak cacat
fisik, dan dalam keadaan
sehat.
3 Judul : 2019 Tujuan Penelitian ini Alat pengumpulan data di lakukan - Semakin sering smartphone mendampingi
Hubungan penelitian menggunakan desain dengan menggunakan kuesioner penggunanya dalam kehidupan sehari-hari
Ketergantun ini adalah cross sectional study. ketergantungan smartphone dan maka semakin tinggi pula tingkat
gan untuk Populasi dalam kuesioner kecemasan (nomophobia) kecemasan yang dialami ketika mereka
Smartphone mengetahui penelitian ini adalah pada mahasiswa. Analisa bivariat tidak memiliki akses terhadap
Dengan apakah ada semua mahasiswa S1 dilakukan dengan menggunakan chi- smartphonenya. Kecemasan itu timbul
Kecemasan hubungan Keperawatan STIKes square. karena mereka tidak bisa melakukan
(Nomophobi ketergantun piala sakti Pariaman panggilan, mengirim pesan, browsing, atau
a) gan yang berjumlah 156 melakukan kontak apapun dengan orang
smartphone Orang. Pengambilan lain (keluarga dan teman) lewat ponselnya
Penulis : terhadap sampel dilakukan secara bila tidak ada sinyal. Penggunaan
Ramaita, kecemasan simple random smartphone merupakan salah satu faktor
Armaita, (nomophobi sampling dengan jumlah yang mempengaruhi tingkat nomophobia.
Pringga
Vandelis a) pada sampel 50 orang. Data
mahasiswa dianalisa secara bivariat
Jurnal : S1 dengan menggunakan
Jurnal Keperawata chi square.
Kesehatan n Stikses
Piala Sakti
Pariaman.
4 Judul : 2019 Penelitian ini Penelitian ini Data dalam penelitian ini dikumpulkan - kategori nomophobia pada sebagian besar
Studi bertujuan menggunakan metode menggunakan mahasiswa laki-laki berada pada kategori
Komparasi untuk penelitian kuantitatif. Nomophobia Questionnaire (NMP-Q). sedang dengan persentase sebesar 45%.
Nomophobia mengetahui Subjek dalam penelitian Skala yang digunakan merupakan skala Sebagaimana mahasiswa laki-laki, kategori
Berdasarkan perbedaan ini berjumlah 120 orang, adaptasi dari Yildirim (2014). Skala ini nomophobia pada sebagian mahasiswa
Jenis nomophobia laki-laki (55 orang) dan diisi dengan menggunakan skala Likert perempuan juga berada pada kategori sedang,
Kelamin pada perempuan (65 orang) melalui 7 alternatif jawaban dari sangat namun dengan persentase yang berbeda, yakni
pada mahasiswa dengan kriteria tidak setuju hingga sangat setuju. sebesar 48%.
Mahasiswa ditinjau dari mahasiswa usia 18-24 Teknik analisis data yang digunakan - Hasil uji beda Independent Sample T-test,
jenis kelamin tahun. . adalah uji-t (Independent Sample T- diperoleh nilai t = -0,356 dengan p = 0,722.
Penulis : test) untuk mengkaji perbedaan antara Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada
Chairina, dua kelompok perbedaan yang signifikan antara nomophobia
Nissa’adah, pada mahasiswa laki-laki dan mahasiswa
Use the perempuan. Mahasiswa laki-laki memiliki
"Insert nilai rerata pada nomophobia sebesar 87,91,
Citation" sedangkan mahasiswa perempuan memiliki
button to nilai rerata pada nomophobia sebesar 89,52 .
add citations - Hasil pengukuran effect size dengan skor d
to this dari Cohen sebesar 0,065. Hal tersebut
document. menunjukkan effect size pada kategori yang
Metty lemah. Hal tersebut menguatkan temuan
Vera,Sari bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh
Nikmah terhadap nomophobia.
Afiati

Jurnal :
PSIKOLOGI
KA: Jurnal
Pemikiran
dan
Penelitian
Psikologi
5 Judul : 2021 Penelitian ini Penelitian ini bersifat Teknik pengumpulan data dilakukan - rata-rata anggota Wakesma menggunakan
Nomophobia bertujuan deskriptif dengan dengan cara observasi partisispasi, smartphonenya 10 sampai 13 jam per harinya.
di Kalangan untuk pendekatan kualitatif tipe wawancara mendalam, dan studi Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar
Mahasiswa mengetahui fenomenologi. Lokasi dokumentasi. Untuk memerikasa waktu yang digunakan oleh mahasiswa adalah
(Studi makna penelitian ini dilakukan keabsahan data pada penelitian ini maka untuk menggunakan smartphonenya. Adapun
Fenomenolo penggunaan di Fakultas Ilmu Sosial penulis menggunakan teknik triangulasi waktu yang paling sering anggota Wakesma
gi Pengguna smartphone (FIS) UNP tepatnya pada data. Teknis analisis data menurut gunakan dalam menggunakan smartphone
Smartphone bagi anggota mahasiswa yang Matthew B. Milles dan A. Michael adalah sesudah solat magrib sampai tengah
di Kalangan Wakesma merupakan anggota Huberman yaitu Data Reduction malam
Anggota FIS UNP Wakesna FIS UNP. (Reduksi Data), Data Display (Penyajia - Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan
Wakesma, yang Pemilihan informan Data), dan Conclusion Drawing/ bahwa sikap mahasiswa yang dikategorikan
Fakultas dikategorika dilakukan secara Verification (Penarikan Kesimpulan). sebagai penderita nomophobia memiliki rasa
Ilmu Sosial, n sebagai purposive sampling kecemasan yang tinggi apa bila mahasiswa
Universitas penderita (sampel bertujuan) tersebut tidak berkontak dengan smartphone
Negeri nomophobia dengan informan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
Padang) sebanyak 5 orang yang - Berdasarkan grafik penggunaan aplikasi yang
merupakan anggota sering dikunjungi mahasiswa dalam
Penulis : Wakesma FIS. penggunaan smartphonenya dapat disimpulkan
Mutiara bahwa penggunaan aplikasi instagram pada
Karlina, mahasiswa lebih mendominasi daripada
Mohammad penggunaan aplikasi lainnya. Hal ini terlihat
Isa Gautama dari persentasenya yang mencapai 25% dari
pada aplikasi lainnya. Berikutnya pada urutan
Jurnal : kedua ditempati oleh aplikasi WhatsApp
Jurnal dengan persentase 21% dan pada urutan
Perspektif: berikutnya ada YouTube dengan persentase
Jurnal Kajian 18%, Tik Tok dengan persentase 14%,
Sosiologi Chrome dengan persentase 11%, Hospot
dan seluler dengan persentase 7%, dan game
Pendidikan dengan persentase 4%
- Berdasarkan pada tabel di atas maka dapat kita
tarik kesimpulan bahwa rata-rata mahasiswa
dari Anggota Wakesma FIS UNP termasuk
kategori nomophobia. Sebagaimana pada hasil
wawancara yang menunjukkan dalam sebulan
mahasiswa dapat menghabiskan uang dua
ratus ribu sampai dengan tiga ratus ribu per
bulannya hanya untuk membeli paket internet.
Dalam memenuhi penggunaan paket data
internet tersebut rata-rata mahasiswa terpaksa
harus menghemat uang jajannya setiap minggu
guna untuk membeli paket data internet
6 Judul : 2021 Tujuan dari Metode penelitian ini Instrumen pada penelitian ini - Berdasarkan hasil analisis univariat sebagian
Hubungan penelitian ini menggunakan metode menggunakan kuisioner kontrol diri besar mahasiswa memiliki kontrol diri yang
Kontrol Diri untuk kuantitatif, dengan jenis sebanyak 30 item pertanyaan dengan tergolong sedang yaitu sebanyak 62 mahasiswa
Dengan menganalis penelitian deskriptif koefisien validitas antara 0,332-0,805 atau 72,1%. Kemudian diikuti mahasiswa
Nomophobia hubungan korelatif dengan dan kuisioner nomophobia dengan kontrol diri yang tergolong tinggi
Pada antara pendekatan cross (nomophobia quisionare) sebanyak 20 sebanyak 15 mahasiswa atau 17,4%. Sedangkan
Mahasiswa kontrol diri sectional. Teknik item pertanyaan dengan koefisien sisanya sebanyak 9 mahasiswa dengan
Keperawatan dengan sampling pada penelitian validitas antara 0,383-0,718. persentase 10,5% memiliki kontrol diri yang
nomophobia ini menggunakan tergolong rendah dan rata-rata usia mereka
Penulis : pada proporsionate stratified berada pada rentang usia 18-24 tahun
Juliana mahasiswa sampling dengan total - Berdasarkan hasil analisis univariat sebagian
Hidayati, Efri S1 populasi mahasiswa S1 besar mahasiswa memiliki nomophobia dengan
Widianti, Lia keperawatan keperawatan Universitas kategori sedang yaitu sebanyak 53 mahasiswa
Nurlianawati bhakti kencana sebanyak atau 61,6%. Kemudian diikuti oleh mahasiswa
614 orang dan didapatkan yang memiliki nomophobia dengan kategori
Jurnal : sampel 86 orang. berat yaitu sebanyak 21 mahasiswa atau 24,4%.
Jurnal Ilmu Instrumen pada penelitian Sedangkan sisanya sebanyak 12 mahasiswa
Keperawatan ini menggunakan dengan persentase 14,0% memiliki nomophobia
Jiwa kuisioner kontrol diri dengan kategori ringan.
sebanyak 30 item - Berdasarkan hasil uji korelasi diperoleh
pertanyaan dengan koefisien korelasi sebesar -0,214 yang berarti
koefisien validitas antara hubungannya termasuk kategori rendah.
0,332-0,805 dan Kemudian nilai t-hitung diperoleh sebesar -
kuisioner nomophobia 2,007 dan nilai t-tabel dengan df = 86 dan α =
(nomophobia quisionare) 5% adalah sebesar -1,988 sehingga nilai t-
sebanyak 20 item hitung (-2,007) < t-tabel (-1,998) dan Ho
pertanyaan dengan ditolak. Dengan kata lain, dapat disimpulkan
koefisien validitas antara bahwa ada hubungan negatif yang signifikan
0,383-0,718. Tempat antara kontrol diri dengan nomophobia pada
penelitian dilakukan di mahasiswa S1 keperawatan universitas bhakti
Universitas bhakti kencana Bandung. Hubungan negatif berarti
kencana. Analisis data semakin tinggi kontrol diri mahasiswa, maka
dilakukan menggunakan akan berdampak pada semakin menurunnya
spearman rank. Penelitian tingkat nomophobia mahasiswa.
ini telah dilakukan uji
etik dengan nomor
NO.093/KEPK-
FIK.UNAI/EC/VIII/20.
7 Judul : Tujuan Jenis penelitian ini adalah Intrumen penelitian yang digunakan - Analisis bivariat pada tabel 1 menunjukkan
Faktor-Faktor 2020 penelitian ini penelitian survei analitik adalah kuesioner yang dibuat melalui responden yang perempuan sebesar 160
Yang yaitu untuk dengan desain penelitian google formulir dan di kirimkan responden 156 diantaranya yang mengalami
Berhubungan mengetahui Cross Sectional Study. menggunakan aplikasi whatsapp. nomophobia dan 4 yang tidak mengalami
Dengan hubungan Penelitian telah dilakukan nomophobia sedangkan responden yang laki-
Nomophobia antara jenis di Fakultas Kesehatan laki sebesar 50 responden 38 diantaranya yang
Pada kelamin, usia, Masyarakat Universitas mengalami nomophobia, dan 12 yang tidak
Mahasiswa status tinggal, Sam Ratulangi pada mengalami nomophobia.
Fakultas kepemilikan bulan Juni-Oktober 2020. terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
Kesehatan smartphone Populasi adalah 798 nomophobia. Perempuan lebih banyak
Masyarakat dan intensitas mahasiswa aktif Fakultas mengalami nomophobia dibandingkan laki-
Universitas penggunaan Kesehatan Masyarakat laki.
Sam smartphone Universitas Sam
Ratulangi dengan Ratulangi angkatan 2016-
nomophobia. 2019 dengan teknik
Penulis : simple random sampling.
Anita Variabel yang diteliti
Pasongli, Budi jenis kelamin, usia, status
T. Ratag, tinggal, kepemilikan
Angela F.C smartphone, intensitas
Kalesaran penggunaan smartphone
dan nomophobia.
Jurnal :
Jurnal
KESMAS
Pandemic covid 19 mengakibatkan semua kegiatan harus dilakukan secara online termasuk dalam bidang Pendidikan yang disebut E-Learning. E-
Learning merupakan system yang memungkinkan siswa/mahasiswa untuk mengakses materi pembelajaran secara online (Ardini, Iswara,
Retnani, 2020). Karena itu maka muncul kecenderungan terjadinya nomophobia. Nomophobia merupakan kondisi sesorang mengalami
kecemasan pada saat mereka merasa tidak memiliki akses sinyal, kehabisan baterai, hingga lupa dalam mengambil telepon genggam dalam
jangka waktu tertentu. Secara singkat nomophobia menjadi sebuah gangguan yang merujuk pada perasaan ketidaknyamanan, kesedihan, hingga
mengalami kegelisahan karena tidak dapat mengakses telepon genggam.

Menurut (Statista, 2021) jumlah pengguna smartphone di dunia pada tahun 2018 mencapai 5 milyar dan pada tahun 2020 mencapai 6,05 milyar
pengguna dan Indonesia menjadi salah satu pengguna smartphone terbanyak keempat setelah India, Cina, dan Amerika. Menurut (APJII, 2020)
jumlah pengguna internet di indonesia mencapai 196,7 juta.

Menurut (Mutiara, Karlina, dan Mohammad, 2021) rata-rata orang menggunakan smartphone 10-13 jam setiap harinya. S emakin sering
smartphone digunakan dalam keseharian maka semakin meningkat pula kecemasan saat tidak adanya akses terhadap smartphone (Ramaita, Armata,
Vandelis, 2019). Laki-laki dan perempuan sama-sama masuk pada kategori nomophobia sedang ( Nissa’adah, Sari, Afiati, 2019). Ini senada dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh (Juliana, Efri, dan Lia, 2021) dimana ditemui tingkat kontrol diri terhadap penggunaan smartphone dalam
kategori sedang sebanyak 72,1%. Jadi tingkat kecemasan yang dialami masih dalam kategori sedang

Judul :

Pengaruh Kontrol Diri Terhadap Kecenderungan Nomophobia

Alasan :

Kami memilih topik ini karena dari beberapa jurnal yang kami temukan menyebutkan bahwa banyak orang mengalami nomophobia dalam
kategori sedang dengan control diri yang sedang juga. Maka dari itu topik ini kami ambil untuk melihat apakah semakin tinggi tingakat control
diri seseorang maka semakin rendah kemungkinan terjadinya nomophobia.

Referensi :
Kholifah, S., Khalid, I., & Rusdi, R. (2020). TINGKAT NOMOPHOBIA (NO MOBILE-PHONE PHOBIA) PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ITKES
WIYATA HUSADA SAMARINDA : STUDI DESKRIPTIF. PSYCHIATRY NURSING JOURNAL (Jurnal Keperawatan Jiwa), 2(2), 73-77.

Hidayati, J., Widianti, E., & Nurlianawati, L. (2021). HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN.
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 4(2), 429-436.
Karlina, M., & Gautama, M. (2021). Nomophobia di Kalangan Mahasiswa (Studi Fenomenologi Pengguna Smartphone di Kalangan Anggota
Wakesma, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang). Jurnal Perspektif: Jurnal Kajian Sosiologi dan Pendidikan, 4(1), 15-27.

Nissa’adah, C., Sari, M., & Afiati, N. (2019). Studi Komparasi Nomophobia Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa. PSIKOLOGIKA: Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Psikologi, 24(2), 141-148.

Pasongli, A., Ratag, B., & Kalesa, A. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN NOMOPHOBIA PADA MAHASISWA FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Jurnal KESMAS, 9(6), 89-91.

Rahayuningrum, D., & Sary, A. (2011). Studi Tingkat Kecemasan Remaja Terhadap No-Mobile Phone (Nomophobia). Jurnal Keperawatan BSI,
7(1), 49-55.

Ramaita, Armaita, & Vandelis, P. (2019). HUBUNGAN KETERGANTUNGAN SMARTPHONE DENGAN KECEMASAN (NOMOPHOBIA). JURNAL
KESEHATAN, 10(2), 90-93.

Anda mungkin juga menyukai