PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Khitan atau sunat telah menjadi bagian dari tradisi yang menyatu
telah menjadi budaya yang mendunia. Dalam hal ini budaya yang berbasis pada
ajaran agama. Khitan menjadi salah satu fase penanda dalam kehidupan sosial,
laki-laki masuk usia sekolah dasar. Imam Hanafi berpendapat bahwa waktu
yang tepat untuk khitan dilakukan sebelum usia akhil baligh, yaitu 9 tahun dan
10 tahun, atau pada saat anak dapat menahan rasa nyeri (Hermana, 2009).
fimosis, yakni suatu keadaan dimana kulit bagian luar tidak dapat ditarik
sampai belakang glans penis. Selain itu juga ada suatu keadaan dimana kulit
bagian luar tertarik dan tertinggal di belakang glans penis yang dikenal dengan
psikologis diantaranya adalah kecemasan (Amri & Saefudin, 2012). Selain hal
itu, alat-alat penunjang khitan juga dapat menjadi sumber kecemasan, seperti
gunting, klem, serta cautter yang menyala seperti bara api membuat siapapun
baik orang dewasa terlebih anak-anak yang mau melaksanakan khitan merasa
sudah cukup banyak anak yang menerima sedekah khitan berdasarkan data
dengan teknik wawancara kepada tiga orang anak yang dikhitan didapat
disebabkan karena informasi yang tidak benar dari lingkungan, selain itu
peralatan khitan juga menambah rasa tegang dari ketiga anak, ketakutan anak
akan darah, suara-suara teriakan dan tangisan anak peserta khitan lain yang
membuat peserta khitan merasa takut dan ikut menangis. Disamping itu,
bentuk dukungan yang terlihat dalam kegitan khitan masal. Informasi yang
disampaikan bahwa khitannya hanya sebentar dan dapat hadiah adalah bentuk
individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya, sehingga
seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai,
kondisi anak yang akan menjalani khitan, tingkat kecemasan anak akan
rasa takut yang disertai suatu respons. Dukungan keluarga merupakan strategi
Husnaniyah, 2022.
Kabupaten Sukabumi”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sukabumi.
1. Manfaat teoretris
Hasil penelitian ini secara teori dapat memperkaya wawasan dalam tingkat
2. Manfaat Praktisi
khitan.
E. Ruang Lingkup
waktu penelitian yang akan dilakukan adalah bulan Juni tahun 2023. Materi
tingkat kecemasan pada anak yang akan mengikuti khitan masal di Sedekah
Table 1.1
Keaslian Penelitian
No. Penulis dan Tahun Judul Rancangan Penelitian Variable Hasil Perbedaan
1. Mieka Nur Sudiyanto Hubungan dukungan Menggunakan metode Variable Reponden yang Perbedaan pada
Tahun 2011 keluarga dengan tingkat penelitian survey independent yaitu paling banyak penelitian yang
kecemasan anak usia 10-13 analitik dengan dukungan keluarga. mendapatkan akan diteliti terletak
tahun yang akan menjalani pendekatan waktu cross Variable dependen dukungan dari pada subjek
khitan masal di Pendapa sectional. Teknik yaitu tingkat keluarga dalam penelitian dan
menunjukan nilai π
signifikasi 0,000.
Hasil hitung
signifikasi didapat
nilai Z hitung
sebesar 5,21.
Berdasarkan hal
tersebut dapat
disimpulkan ada
hubungan yang
signifikan antara
dukungan keluarga
dengan tingkat
kecemasan pada
menjalani khitan
masal.
2. Ahmad maftukhin, Dwi Tingkat kecemasan pada Metode penelitiannya Variable Menunjukan bahwa Penelitian
agung susanti, Dwi pasien pre sirkumsisi menggunakan desain independent yaitu kurang dari sebelumnya
Novita sari tahun 2020 dengan Teknik laser penelitian deskriptif, sirkumsisi dengan sebagian pasien menggunakan
Dengan responden 20. yaitu tingkat yaitu 15 anak (75%) sebagai variable
kecemasan sedang.
Sebagian besar
pasien pre
sirkumsisi dengan
Teknik laser
memiliki tingkat
kecemsan ringan.
3. Sumadi, tahun 2010 Hubungan fase usia anak Metode penelitiannya Variable Fase usia pra Perbedaan pada
dengan tingkat kecemasan menggunakan metode independent yaitu sekolah 3 anak penelitian yang
anak pre operasi sirkumsisi kuantitatif dengan fase usia. (100%) mengalami akan diteliti adalah
data dengan sampling kecemasan anak pre usia sekolah 6 anak Dimana fase usia
(46,2%) mengalami
tingkat kecemasan
tidak cemas.
Tingkat kecemasan
sirkumsisi yaitu
tidak cemas
sebanyak 11
responden (44,0%),
mengalami tingkat
kecemasan sedang
11 responden
(44,0%), tingkat
kecemasan sedang
3 responden
(12,0%), sedangkan
untuk responden
yang mengalami
tingkat kecemasan
(0%). Diketahui
dengan tingkat
operasi sirkumsisi
dengan p value
0.574
4. Nur hasanah, tahun 2014 Pengaruh pemberian Jenis penelitian ini Variable Tingkat kecemasan Perbedaan pada
informasi terhadap tingkat adalah kuntitatif dengan independent pada kelompok penelitian yang
kecemasan pada anak menggunakan desain pemberian control, Sebagian akan diteliti adalah
sebelum khitan di Pondok penelitian pra informasi. besar kecemasan pada variable yang
khitan R. Isnanta Wonosidi eksperimental. Variable dependen dalam kategori akan diteliti.
Lor Wates Rancangan penelitian tingkat kecemasan kecemasan ringan Dimana variable
pemberian menggunakan
tingkat kecemasan
khitan dengan p
value 0,000
(p<0,05)
5. Liandi ramalia, tahun Hubungan dukungan Metode penelitian yang Variable Dukungan keluarga Perbedaan pada
2015 keluarga dengan tingkat digunakan adalah independent adalah yang diberikan penelitian yang
kecemasan pre operasi korelasi dengan dukungan pada pre operasi akan diteliti adalah
pada anak usia sekolah di rancangan penelitian keluaraga. Sebagian besar pada variable yang
Muhammadiyah Jogjakarta pendekatan cross adalah tingkat sedang yaitu Dimana variable
kecemasan pre
sekolah dengan p
value 0,283
(p<0,05)
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep khitan
1. Definisi
Khitan atau sunat adalah istilah yang dikenal dalam bahasa Indonesia
(Asrorun Sholeh, 2017). Ibnu Faris dalam Asrorun Ni’am Sholeh (2017)
berpendapat bahwa khitan berasal dari kata khatana (Arab), yang artinya
Makna asli dalam bahasa Arab dari khitan adalah memotong sebagian kulit
kulup atau prepusium dari penis. Sirkumsisi termasuk dalam prosedur bedah
minor. Prosedur ini yang paling umum dilakukan didunia (WHO, 2010).
yaitu kulit yang menutupi glans penis dengan tujuan menjalankan syari’at
khitan adalah prosedur bedah minor yang paling umum dilakukan didunia.
Yaitu menghilangkan Sebagian kulit kulup atau prepusium yang bertujuan
para ulama tentang hukum khitan. Menurut mazhab Hanafi, hukum khitan
perempuan.
Bukhari, juz V, hal 2209, hadis nomor 5550 diriwayatkan oleh Abu Hurairah
RA, dari Rasulullah SAW sesungguhnya beliau bersabda “Ada lima hal
harus dilakukan oleh umatnya juga oleh kita sebagai umat Nabi Muhammad
SAW, sebab Allah berfirman : “Kemudian Kami wahyukan kepadamu
ketika beliau usia 7 hari dan beliau mengkhitan putranya yang pertama,
mereka berdua pada hari ketujuh” (HR Ath Thabrani dalam Ash
Shogir).
yang tepat dilakukan khitan adalah usia kurang dari 1 tahun. Hal ini
bedah, dan waktu sampai keluar Rumah sakit semua merujuk pada grup
pada neonates dan bayi jauh lebih cepat. Biasanya, dalam 5-7 hari luka
sudah sembuh dan 14 hari sudah sembuh total. Bayi tidak mengalami
3. Prinsip Khitan
kulit penis yang menutup glans (kepala penis). Long skin short mucosa
2017).
diantaranya :
a. Pembiusan
perlu dilakukan pembiusan total, seperti pada bayi dan anak yang
sangat takut.
b. Pelepasan perlengketan
c. Pembersihan smegma
d. Pemotongan preputium
e. Penjahitan
f. Pembalutan luka
4. Metode Khitan
dibantu dengan penjepit dari kayu, kini bisa dilakukan dengan berbagai
iris gunting atau pembedahan biasa, teknik klem, dan teknik laser
Teknoklem dan Super ring yang merupakan riset dan produk dari
Indonesia. Metode laser yang juga terbagia atas dua jenis, laser CO-2
paling disarankan.
5. Indikasi
a. Agama
b. Kesehatan
1) Fimosis
2) Parafimosis
2019).
tersebut.
6) Balanitis Xerotica Obliterans
7) Posthitis/ Balanoposthitis
8) Retensi benda
6. Kontra indikasi
semua dapat dikhitan dengan fasilitas, metode dan tenaga standar. Hal
a. Hipospadia
b. Epispadia
dan datar. Bagian dorsalnya pipih/ datar dan lebar dengan lapisan
membutuhkan konsisi fisik yang sehat. Demikian juga saat anak akan
dikhitan. Pastikan anak dalam kondisi yang fit dan tidak sedang
khitan ada yang tidak melakukan pebalutan pasca khitan dengan tujuan
agar proses evaporasi berlangsung lebih baik sehingga luka lebih cepat
8. Komplikasi Khitan
tindakan khitan secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu penyulir
a. Penyulit dini
1) Hematom
2) Udem
tindakan lainnya.
b. Komplikasi lanjut
1) Infeksi
berkelanjutan.
3) Sukar kencing
dengan baik.
2017).
bisa berasal dari orang lain (orang tua, anak, suami, istri, saudara) yang
a. Dukungan informational
pengertian.
c. Dukungan instrumental
dan istirahat.
d. Dukungan emosional
dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari saudara kandung
atau dukungan sosial keluarga secara eksternal seperti paman dan bibi.
Menurut Akhmadi (2009), dukungan sosial keluarga
sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu
mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.
(Sudiyanto, 2011).
C. Konsep Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam
beberapa tingkatan. Jadi cemas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti
samar karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
(penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Stuart (2012)
sinyal peringatan tentang bahaya yang akan datang dan membuat individu
samar karena adanya ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu
respons. Sumber perasaan tidak santai tersebut tidak spesifik atau tidak
takut sendirian, gangguan pola tidur, gangguan konsentrasi, rasa sakit pada
berupa was-was, tegang terus menerus, dan tidak mampu berlaku santai,
bicara cepat tetapi terputus-putus/ nadi lebih cepat, kaki dan tangan dingin,
sendiri dan orang lain, menarik diri, kurang inisiatif dan mengutuk diri
sendiri.
aktif, kurang minat untuk bermain, tidak nafsu makan, manarik diri,
bergerak.
ini biasanya terjadi setelah perpisahan yang lama dengan orang tua.
Gambar 1.1
respon diatas. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang respon adaptif
2015).
4. Tingkatan kecemasan
Kecemasan memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
terhadap kecemasan.
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
b. Ansietas sedang
dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku
d. Ansietas panik
5. Penatalaksanaan Kecemasan
3) Cukup olahraga.
4) Tidak merokok.
5) Tidak meminum-minuman keras.
b. Terapi Psikofarmaka
alprazolam.
c. Terapi Somatik
d. Psikoterapi
antara lain:
daya ingat.
pendukung.
e. Terapi Psikoreligius
bangunan rumah sakit, bau khas rumah sakit, obat-obatan, alat-alat medis,
Pada umumnya setiap anak akan merasa takut dan cemas jika
berhadapan dengan dokter atau tenaga medis. Keadaan ini merupakan salah
satu hambatan besar jika anak yang akan dikhitan tidak kooperatif (Hermana,
2009).
8. Pengukuran Kecemasan
diantaranya VAS-A (Visual Analog Scale for Anxiety), FIS (Face Image
dipandang sebagai kepanikan atau rasa cemas yang tidak bisa diperhitungkan
lagi.
Gambar 1.2
Facial Image Scale (FIS) merupakan alat ukur yang digunakan untuk
sangat tidak senang (Buchanan & Niven, 2002) dalam Anisyah (2019).
Gambar 1.3
(Siti Aspuah, 2019). Instrument ini menggunakan check-list yang berisi daftar
kegiatan yang akan diamati dan observer memberikan tanda check (√) pada
kolom jawaban “ya” dan “tidak” bila tidak dilakukan. Jawaban “ya” diberi
skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0. Jumlah item pada instrument
Gambar 1.4
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka konsep
independen dan dependen, dapat digambarkan pada bagan 1.1 sebagai berikut:
Gambar 1.5
Kerangka konsep
B. Hipotesis
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
1. Populasi
2019).
2. Sampel
Sampel dapat diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh pupulasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
Sampel dalam penelitian ini adalah anak yang akan mengikuti khitan
a. Kriteria Inklusi :
b. Kriteria Ekskusi
dan dirujuk)
berikut:
berikut :
𝑁
n = 1+𝑁𝑎2
46
n = 1+46(10%)²
46
n = 1+46(0,1)²
46
n = 1,46 = 31,5
E. Definisi operasional
berikut :
Tabel 1.2
Definisi Operasional
1. Variabel independent Dukungan keluarga adalah salah satu bentuk interaksi Diukur dengan skala Likert.
Kuesioner Ordinal
dukungan keluarga yang didalamnya terdapat hubungan yang saling 1 : Tidak pernah
berupa 4 : Selalu
3. Dukungan instrumental
a. Dukungan baik
4. Dukungan informatif
b. Dukungan cukup
c. Dukungan buruk
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam rumus Supartini (2004)
Ʃ Benar
Nilai = 𝑥 100%
Ʃ Soal
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
adalah wawancara, kuesioner data demografi, kuesioner untuk dukungan keluarga dan
(Sugiyono, 2019) yang meliputi nama (inisial), usia anak, hubungan keluarga dengan
keluarga diukur menggunakan skala likert dimana untuk pertanyaan bila dijawab
selalu (SL) diberi nilai 4, sering (SR) skor 3, kadang-kadang (KD) skor 2, dan tidak
Hasil perhitungan skor tertinggi, skor terendah, mean, dan standar deviasi
(µ+1,0σ) ≤ X Baik
3.
Keterangan :
X = Jumlah skor
µ = Mean
σ = Standar deviasi
(Azwar, 2017)
menggunakan skala likert yang disusun dan dimodifikasi sesuai kebutuhan dan telah
diujikan pada 30 responden di kegiatan khitan masal Gunung putri Bogor pada tanggal
16 April 2023. Didapatkan hasil uji validitas adalah pernyataan pertama r = 0.412,
belas r = 0.586, pernyataan ketiga belas r = 0.423, pernyataan keempat belas r = 0.395,
dan pernyataan kelima belas r = 0.387. kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung >
r tabel (r tabel = 0,361), sehingga dapat dinyatakan jika semua item pernyataan dalam
nilai tersebuat variabel dinyatakan reliable, karena nilai Cronbach's Alpha > 0.70
(Sugiyono, 2019).
Tabel 1.3
yang spesifik dibanding teknik lain. Dalam proses pelaksaan pengumpulan data,
kesehari-harian orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
observasi ini menggunakan check-list yang berisi daftar kegiatan yang akan diamati
dan observer memberukjan tanda check (√) pada jawaban “ya” dan “tidak”, jawaban
“ya” diberi skor 1 dan jawaban “tidak” diberi skor 0 (Siti aspuah, 2019). Penentuan
nilai menggunakan rumus Supartini (2004)
Ʃ Benar
Nilai = 𝑥 100%
Ʃ Soal
G. Prosedur penelitian
1. Persiapan Penelitian
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Tahapan pelaksanaan
1) Mengambil data pada subjek penelitian yaitu orang tua dan seluruh anak yang
untuk register ulang. Setelah subjek mengisi kuesioner demografi dan dukungan
4) Data mengenai dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan anak dalam bentuk
kuesioner dan lembar observasi kemudian diberi jawaban oleh responden pada
saat itu juga hingga selesai. Kemudian data tersebut disajikan sebagai data
penelitian.
1. Pengolahan data
Seperti yang telah disinggung diatas proses pengolahan data adalah tahap
melakukan scoring pada setiap hasil skala, menghitung dan melakukan analisa data
Tahap ini merupakan langkah paling awal yang dilakukan terhadap data
yang telah disiapkan. Hasil dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing)
yang lainnya.
b. Coding
bahwa data yang telah diedit tersebut diberi identitas sehingga memiliki arti
36 – 45 tahun
tahun
6) Tingkat pendidikan orang tua diberikan kode: o1= SD, o2 = SMP, o3 = SMA,
o4 = Diploma, o5 = Sarjana
c. Data Entry/Proccessing
dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau
software komputer.
Dalam proses ini, dituntut ketelitian dari orang yang melakukan data
entry, apabila tidak maka akan menjadi bias meskipun hanya memasukan data
saja.
sudah dientry apakah ada kesalahan atau tidak dan menyakinkan bahwa data yang
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
Pada penelitian ini digunakan dua penganalisaan data, yaitu univariat dan
bivariat.
variable dari hasil penelitian yang pada umumnya dalam Analisa ini hanya
menghasilakn distribusi atau persentase dari tiap variable. Untuk data numerik
digunakan niali mean atau rata-rata, median, dan standar deviasi (Notoatmodjo,
2018). Dalam penelitian ini, yang bisa dilakukan untuk analisa univariat adalah
ini, dilakukan analisa korelasi antara dukungan keluarga dan tingkat kecemasan
dengan uji statistik yang digunakan adalah uji pearson dan Chi-square
I. Etika penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap kegiatan
penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan
(Notoatmodjo, 2018).
Melakukan penelitian ini peneliti mendapat izin dari Ketua Yayasan Sedekah
Khitan Indonesia dan Ketua Chapter Sedekah Khitan Indonesia Kabupaten Sukabumi
Khususnya seluruh orangtua dan anak yang mengikuti khitan masal di Sedekah Khitan
informasi tentang tujuan dilakukannya penelitian tersebut, disamping itu peneliti juga
harkat dan martabat subjek penelitian dan mempersiapkan formulir persetujuan subjek
saja.
(Notoatmodjo, 2018)
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subek peneliti (Respect for Privacy and
Confidentiality)
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk tidak
memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh karena itu, peneliti tidak
identitas responden.
Prinsip keadilan dan keterbukaan perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran
dan hati-hati. Prinsip keadilan harus menjamin bahwa semua subjek penelitian
2018).
Benefits)
masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada khususnya. Peneliti hendaknya
dapat memberikan manfaat yang maksimal untuk masyarakat umum, khususnya bagi
subjek penelitian (Notoatmodjo, 2018).