PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
dr. Aten Aswari Putra
NIM : H5B02310005
2023
1
DA FTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.……………………………….…………. 1
2. Rumusan Masalah……………………………………….. 2
3. Tujuan Penelitian………………………………………... 2
2
BAB I
PENDAHULUAN
Secara global, kanker serviks menempati peringkat keempat sebagai kanker paling
umum pada perempuan, dengan 604.000 kasus baru pada tahun 2020. Sekitar 90% dari total
342.000 kematian akibat kanker serviks terjadi di negara-negara dengan tingkat penghasilan
rendah dan menengah. Kejadian dan angka kematian tertinggi dari kanker serviks tercatat di
negara Sub-Sahara Afrika, Amerika Tengah, dan Asia Tenggara. (WHO, 2023) Pada tahun
2020, Globocan menyebutkan angka prevalensi kanker serviks di Indonesia sebanyak 36.633
kasus dengan jumlah kasus kematian ketiga terbanyak, dengan 21.003 kasus. (Sung & al,
2021) Selain beban yang ditimbulkan oleh tingginya morbiditas dan mortalitas yang tinggi,
penyakit ini sebagian besar mempengaruhi perempuan dalam masa subur dan menyebabkan
kerugian yang signifikan bagi masyarakat.
Kanker serviks sebenarnya merupakan penyakit yang dapat diicegah. Salah satu jenis
pencegahan primer kanker serviks adalah melalui vaksiinasi HPV dan WHO
merekomendasikan pemberian vaksinasi HPV primer kepada anak-anak perempuan dari usia
9 tahun sampai 14 tahun, dimana belum melakukan aktivitas seksual, sedangkan vaksinasi
sekunder dapat diberikan kepada perempuan di atas 15 tahun dan pada laki-laki. (WHO,
2018) Pemberian vaksin HPV di Indonesia saat ini disarankan pada remaja perempuan mulai
dari usia diatas 10 tahun. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), disarankan
memberikan vaksin HPV kepada individu yang berusia 10-18 tahun. (Arifah K, 2017)
Menurut penelitian Domingo dkk, di sebagian besar negara Asia Pasifik didapatkan
respon yang masih cukup rendah terkait pelaksanaan skrining kanker serviks yang
disebabkan oleh pengetahuan mengenai kanker serviks dan pencegahannya yang masih
kurang. Selain pengetahuan, kesadaran dan perubahan perilaku dari individu untuk
meningkatkan kesehatannya sehingga dapat mengurangi angka kejadian kanker serviks.
(Domingo EJ, 2008) Faktor-faktor yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pada orang
tua terhadap vaksinasi HPV, di antaranya pengetahuan orang tua; kesadaran tentang HPV dan
vaksin HPV; sikap terhadap vaksin secara umum; dan keyakinan mengenai apakah vaksin
1
dapat mencegah kutil kelamin, memiliki beberapa efek samping, sudah diuji dengan baik,
atau tidak menyebabkan masalah kesehatan lainnya. (Allen JD, 2010)
Health Belief Model (HBM) adalah teori yang paling umum digunakan dalam
pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan dan menjadi landasan untuk merubah perilaku
kesehatan individu. Dalam teori HBM terdapat beberapa persepsi yang mendasari
pengambilan tindakan individu dalam bidang kesehatan, yaitu perceived susceptibility
(persepsi kerentanan), perceived severity (persepsi keparahan), perceived benefits (persepsi
manfaat dari tindakan yang diambil), perceived barriers (persepsi hambatan yang dari
tindakan yang diambil), dan Cues to Action (faktor pendorong). (Aruna K., 2021) Persepsi
kerentanan merupakan persepsi subyektif seseorang menyangkut risiko dari kondisi
kesehatannya. Persepsi mengenai keparahan/keseriusan terhadap suatu penyakit, meliputi
kegiatan evaluasi terhadap konsekuensi klinis dan medis (sebagai contoh, kematian, cacat,
dan sakit) dan konsekuensi sosial yang mungkin terjadi (seperti efek pada pekerjaan,
kehidupan keluarga, dan hubungan sosial). Persepsi manfaat adalah keyakinan akan manfaat
yang dirasakan pada diri individu jika melakukan perilaku sehat. Konstruksi dari manfaat
yang dirasakan adalah pendapat seseorang tentang kegunaan suatu perilaku baru dalam
menurunkan berisiko terkena penyakit. Persepsi hambatan untuk bertindak, apabila individu
menghadapi rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan tersebut. (Hardiansyah,
2021) Teori ini menjadi salah satu dasar pada bahwa perilaku individu ditentukan oleh
persepsi kerentanan dari kanker serviks, persepsi keseriusan dari kanker serviks, persepsi
manfaat dari vaksinasi HPV dan persepsi hambatan dari vaksinasi HPV. (Ajeng D., 2019)
Provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi yang yang
melaksanakan program vaksinasi HPV tersebut, dan mencakup beberapa kabupaten dan kota.
Hingga saat ini, penelitian terakait tingkat persepsi orang tua dan penerimaan terhadap
program vaksinasi HPV belum pernah dilakukan. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti
memilih Kota Mataram sebagai tempat penelitian untuk melihat hubungan antara
pengetahuan dan persepsi orang tua dalam kesedian melakukan vaksin HPV murid Sekolah
Dasar.
2
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan dan persepsi orang tua pada kesediaan
melakukan vaksin HPV pada anak di Kota Mataram?
3
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
4
Kesediaan Orang tua yang Kuesioner, Bersedia, dan Tidak Skala
untuk bersedia mengikutkan dengan skala bersedia dilakukan Ordinal
menjalani anaknya menjalani Guttman vaksin
vaksinasi vaksinasi HPV
HPV
Populasi pada penelitian ini adalah orang tua dari anak usia 10 tahun atau lebih dan
duduk di kelas 5 atau 6 Sekolah Dasar. Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik sampling yang digunakan adalah
proportionate random sampling untuk membagi jumlah sampel minimal ke sekolah negeri
dan swasta yang ada di Kota Mataran
n = Besar sampel
Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan (dipilih 95% ~ 1,96)
p = nilai proporsi
q = proporsi kategori lain (1-p)
e = margin error
5
1.5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner. Kuesioner berisikan lembar
persetujuan atau informed consent, data diri responden, tata cara penelitian, dan
pertanyaan yang mewakili variabel penelitian.
Arah korelasi
Besarnya nilai koefisien korelasi tersebut terletak antara + 1 sampai dengan – 1. Jika
koefisien korelasi bernilai postif, maka hubungan kedua variable dikatakan searah.
Maksud dari hubungan yang searah adalah jika variable X meningkat maka variable Y
juga akan meningkat. Sebaliknya, jika koefisien korelasi bernilai negatif maka hubungan
kedua variable tersebut tidak searah. Tidak searah artinya jika variable X meningkat
maka variable Y akan menurun.
Signifikansi Korelasi
Kekuatan dan arah korelasi (hubungan) akan mempunyai arti jika hubungan antar
variable tersebut bernilai signifikan. Dikatakan ada hubungan yang signifikan, jika nilai
Sig. (2-tailed) hasil perhitungan lebih kecil dari nilai 0,05. Sementara itu, jika nilai sig.
(2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka hubungan antar variable tersebut dapat dikatakan
tidak signifikan atau tidak berarti.
6
DAFTAR PUSTAKA
Ajeng D., e. a. (2019). Profil Pengetahuan dan Keyakinan Vaksinasi HPV Sebagai Upaya
Pencegahan Kanker Serviks Pada Mahasiswi Di Universitas Airlangga, Surabaya.
Jurnal Farmasi Komunitas , Vol. 6, No. 1, (2019) 14-22.
Allen JD, O. M. (2010). Parental Decision-Making about the HPV Vaccine. American
Association for Cancer Research Journal, 2187-2197.
Arifah K, D. W. (2017). Kesediaan Mendapat Vaksinasi Human Papilloma Virus pada
Remaja Putri Di Yogyakarta. Sari Pediatri, 18(6):430.
Aruna K., e. a. (2021). Hubungan Pengetahuan Dan Persepsi Terhadap Kesediaan Melakukan
Vaksinasi Human Papillomavirus Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana. Jurnal Medika Udayana, Vol. 10 No.12.
Domingo EJ, L. K. (2008). Epidemiology and Prevention of Cervical Cancer in Indonesia,
Malaysia, Philippines, Thailand and Vietnam. Vaccine, 6S (2008) M71–M79.
Hardiansyah, L. H. (2021). Implementasi Health Belief Model Terhadap Pelaksanaan
Vaksinasi Untuk Penanggulangan Pandemi Corona Virus Diseases-19 (Covid-19)
pada Tenaga Kesehatan Kabupaten Nagan Raya. SAGO Gizi dan Kesehatan, Vol. 3(1)
95-108.
Sung, H., & al, e. (2021). Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of
Incidence and Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. CA: A Cancer
Journal for Clinicians, 209-249.
WHO. (2018, September 04). Human Papillomavirus: Vaccine Preventable Diseases
Surveillance Standards. Retrieved from
https://www.who.int/publications/m/item/vaccine-preventable-diseases-surveillance-
standards-hpv
WHO. (2023, 8 23). Human Papillomavirus (HPV) and Cervical Cancer. Retrieved from
WHO: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/human-papilloma-virus-
and-cancer