Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

NAMA : HARYONO WIBOWO

NIM : 016

KELAS : KELAS B

STIKES UMMI BOGOR

2023
A. MASALAH KEPARAWATAN
Defisit perawatan diri

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Perawatan diri adalah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhanya guna mempertahankan kehidupanya ,
kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatanya, klien
dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan
perawatan diri (Depkes, 2016). Defisit perawatan diri adalah
gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan, toileting).
Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejateraan fisik dan psikis, kurang
perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

2. Etiologi
Menurut (sutejo, 2019) factor-faktor yang menyababkan individu mengalami
deficit perawatan diri antara lain :
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkem
bangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri

3) Kemampuan realitas turun


Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan. Situasi dukungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan
b. Factor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defiit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatn diri.
Menurut Azizah et al (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah :
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun
,pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakan.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagaian masyarakat jka individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun,shampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan atau melakukanya.

3. Klasifikasi deficit perawatan diri


Menurut (Sari et al., 2021) jenis perawatan diri terdiri dari :
a. Defisit Perawatan Diri : Mandi
Kurang kebersihan diri (mandi) adalah ganggua
kemampuan untuk melakukan aktifitas mandi.
b. Defisit perawatan diri : mengenakan pakaian/berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah
gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktifitas berdandan sendiri.
c. Defisit perawatan diri : makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan
untuk menunjukkan aktifitas makan.
d. Defisit perawatan diri : toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktifita toileting sendiri.

4. Rentang respon
Respon adaptif Respon maladaptif

Pola perawatan dan Kadang perawatan Tidak melakukan


seimbang diri kadang tidak perawatan diri

Sumber : Fitria (2012) dalam (Grasela, 2021)

Keterangan :

a. Pola perawatan diri seimbang saat pasien mendapat stressor dan


mampu untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan
pasien seimbang, pasien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak, saat pasien mendapatkan stressor
kadang-kadang pasien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri, pasien megatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan diri saat mendapat stressor.

5. Proses terjadinya
Menurut Hastuti (2018) dalam (Ndaha, 2021), data yangh biasa ditemukan
dalam deficit perawtan diri adalah :
a. Data subjektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktifitas
3) Merasa tidak berdaya
b. Data objektif
1) Rambut kotor
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku Panjang dan tidak terawat

6. Manifestasi klinis
Menjurt (Putra & Hardian, 2019), tanda dan gejala pasien dalam deficit
perawtan diri adalah :
a. Subejktif
1) Menyatakan tidak ada keinginan mandi secara teratur
2) Perawtan diri harus dimotivasi
3) Menhyatakan BAB/BAK disembarang tempat
4) Menyatakan tidak mampu menggunakan alat bantu makan
b. Objektif
1) Tidak mampu membersihkan badan
2) Tidakl berpakaian secara benar
3) Tidak mampu melakukan kebersihan yang sesuai
4) Setelah melakukan makan, hanya beberapa suap/ porsi tidak habis

7. Dampak deficit perawatan diri


Menurut (Elfariyani, 2021), dampak yang sering timbukl pada maslah
deficit perawatan diri yaitu :
a. Dampak fisik
Banyak gangguan Kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanyakebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering muncul adalah gangguan integritas kulit, gangguan
membram mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan perawatan diri adalah
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan integritas social

8. Mekanisme koping
Menurut Sutria (2020) dalam (Laia & Pardede, 2022), mekanisme
koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koing yang mendukung fungsi integritas pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah paien bisa
memenuhi kebutuhan poerawtan diri secara mandiri
b. Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak ingin merawat diri.
9. Penatalaksanaan
Menurut (Ndaha, 2021), penatalaksanaan pasien dengan deficit
perawatan diri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong pasien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung

10. Pohon masalah


Effect Resiko prilaku kekerasan

Core problem Deficit perawatan diri

Cause Harga diri rendah

11. Diagnosis keperawatan


Diagnosis keperawatan merupakan suatu masalah keperawtan pasien
mencakup baik respon adaptif maupun maladaptive serta stressor yang
memanjang (Elfayani, 2021)
Diagnosis yang muncul pada pasien deficit perawtan diri :
a. Deficit perawtan diri
b. Gangguan sensori persepsi: halusinasi
c. Resiko prilaku kekerasaan
d. Harga diri rendah
e. Isolasi social

12. Rencana asuhan keperawatan


Menurut Herman ade (2011) dan (Qurotulaini, 2021), deficit
perawatan diri merupakan core problem atau diagnosis utama dalam
pohon masalah diatas, berikut adalah rencana asuhan keperawtan dari
deficit perawtan diri.
Diagnosis Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan
Deficit TUM : Pasien dapat Bina hubungan saling
perawatan diri memelihara Kesehatan percaya dengan prinsip
diri secara mandiri komunikasi terapeutik
1. sapa pasien dengan
TUK 1 : Pasien membina ramah baik secara
hubungan saling percaya verbal mauoun non
dengan kriteria hasil : verbal
- Ekspresi wajah 2. perkenalkan diri
bersahabat dengan spontan
- Menunjukan rasa 3, tanyakan nama
senang lengkap pasien dan
- Klien bersedia nama panggilannya
menyebutkan nama 4. jelaskan tujuan
- Ada kontak mata pertemuan
- pasien bersedia duduk 5. Jujur dan menepati
berdampingan dengan janji
perawat 6. Tunjukan sikap
- pasien bersedia empati dan menerima
mengutarakan masalah pasien aoa adanya
yang dihadapinya 7. Beri perhatian pada
pemenuhan kebutuhan
dasar pasien
TUK 2 : 1. Kaji pengetahuan
Mengidentifikasi pasien tentang
kebersihan diri pasien kebersihan diri dan
Kriteria hasil : tandanya
- Pasien dapat 2. beri kesempatan
menyebutkan dirinya pasien untuk
menjawab pertanyaan
3. Berikan pujian
terhadap kemampuan
pasien menjawab
pertanyaan
TUK 3 : Menjelaskan 1. Menjelaskan
pentingnnya kebersihan pentingnnya
diri kebersihan diri
Kriteria hasil : 2. Meminta pasien
- Pasien dapat memahami menjelaskan Kembali
pentingnya kebersihan pentingnnyakebersihan
diri diri
- 3. diskusi dengan
pasien tentang
kebersihan diri
4. beri penguat positif
atas jawabannya
TUK 4 : Menjelaskan 1. Menjelaskan alat
peralatan yang digunakan yang dibutuhkan dan
untuk menjaga cara membersihkan
kebersihan diri dan cara diri
melakukan kebersihan 2. Memperagakan cara
diri membersihkan diri dan
Kriteria hasil mempergunakan alat
-Pasien dapat untuk membersihkan
menyebutkan dan dapat diri
mendemonstrasikan 3. Meminta pasien
dengan alat kebersihan untuk memperagakan
ulang alat dan cara
kebersihan diri
4. Beri pujian positif
terhadap pasien
TUK 5 : Menjelaskan 1. Menjelaskan cara
cara makan yang benar makan yang benar
Kriteria hasil 2. Beri kesempatan
-Pasien dapat mengerti pasien untuk bertanya
cara makan yang benar dan
mendemonstrasikan
cara yang benar
3. Memberikan pujian
positif terhadap pasien
TUK 6 : Menjelaskan 1. Menjelaskan cara
cara mandi yang benar mandi yang benar
Kriteria hasil 2. beri kesempatan
-Pasien dapat mengerti pasien untuk bertanya
cara mandi yang benar dan
mendemonstrasikan
cara yang benar
3. Memberi pujian
positif terhadap pasien
TUK 7 : MEnjelaskan 1. Menjelaskan cara
cara berdandanyang berdandan yang benar
benar 2. Beri kesempatan
Kriteria hasil : pasien untuk bertanya
-Pasien dapat mengerti dan
cara dandan yang benar mendemonstrasikan
cara yang benar
3. Memberi pujian
positif terhadap pasien
TUK 8 : Menjelaskan 1. Menjelaskan cara
cara toileting yang benar toileting yangh benar
Kriteria hasil 2. Beri kesempatan
- Pasien dapat pasien untuk bertanya
menjelaskan toileting dan
yang benar mendemonstasikan
cara yang benar
3. Memberi pujian
positif terhadap pasien
TUK 9 : MEndiskusikan 1. MEnjelaskan
masalah yang dirasakan kepada keluarga
Kriteria hasil tentang pengertian
-KEluarga dapat tanda dan gejala tand a
mengerti tentang deficit perawatan diri
merawat pasien dan jenis perawatan
diri
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PSIKOSOSIAL

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian :
1. Identitas
Nama : Tn. T
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status pernikahan : Duda
Alamat : Cicadas 1 Rt-2/ 2 Kec Ciampea Kab. Bogor
Sumber informasi : Pasien dan keluarga

2. Faktor predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya
Tidak


b. Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil
Tidak berhasil

Pasien tidak mau melanjutkan pengobatan


Masalah Keperawatan : Resigmen Terapeutik Inefektif

c.

Pelaku/usia Korban/usia Saksi/usia


Aniaya fisik √ 36

Aniaya seksual
Penolakan √ 36

Kekerasan dalam keluarga √ 7


Tindakan kriminal

Penjelasan : akibat PHK dari tempat kerja pasien


ditinggalkan oleh istrinya dan merasa diabaikan oleh keluarganya.
Pasien pernah memukul tetangga (perempuan) karena merasa
tetangganya adalah istrinya. Dan saat kecil pasien juga sering
melihat orangtuanya bertengkar.

d. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? √


Ya Tidak

Waktu ditanya apakah keluarga ada yang mengalami sakit seperti pasien
atau tidak,pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit
seperti pasien. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
keperawatan

e. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:


Saat dikaji pasien mengatakan diremehkan oleh teman-temannya karena
masalah PHK. pasien pernah menikah pada tahun 2010 dan bercerai pada
tahun 2015 karena dianggap tidak memiliki penghasilan karena PHKnya.
Masalah keperawatan : gangguan konsep : harga diri rendah

3. Genogram (3 generasi)
Ket : = Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
Data diatas di dapatkan dari pasien, pasien bisa menyebutkan silsilah
keluarganya, pasien mengatakan anak kedua dari 4 bersaudara. pasien tinggal
bersama ibunya beserta adik-adiknya. Pasien mengatakan bapaknya sudah 5
tahun meninggal. Dan bapaknya adalah yang selalu memberi dukungan
terhadap kondisi pasien. Selama Bapaknya meninggal pasien tidak pernah
control ke rumah sakit maupun puskesmas.

4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 89 x/ menit
Suhu : 36,7 ◦C
Respiratory rate : 22 x/ menit
b. Tinggi badan : 155 cm
c. Berat badan : 67 kg
d. IMT :
e. Kepala : Simetris, berwarna sawo matang, terdapat bekas
luka di pelipis sepanjang 5cm, kulit tampak kering dan lecet-lecet
f. Mata : Simetris antara kiri dan kanan, bola mata berwarna
hitam, terdapat kotoran mata
g. Mulut : Bentuk bibir simetris, gigi berwarna kuning,
berbau
h. Hidung : Simetris, penciuman normal, lain-lain normal
i. Telinga : Simetris, lain-lain normal
j. Leher :
k. Dada :
Jantung : (IPPA)
Paru : (IPPA)
l. Abdomen : (IAPP)
m. Genitalia :
n. Ekstremitas :
o. Keluhan fisik :

5. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri : pasien mengatakan suka dengan anggota
seluruh tubuh pasien
2) Identitas diri : pada saat dikaji pasien dapat menyebutkan
Namanya “ T “ berjenis kelamin laki-laki dan juga berusia 48 tahun ,
pasien mengatakan pernah bekerja dan di PHK. Mempunyai istri dan
sudah bercerai dan memiliki seorang anak yang tinggal Bersama
istrinya
3) Peran diri : saat ditanya waktu dirumah posisi di
keluarganya apa ? pasien T. menjawab sebagai anak “
4) Ideal diri : pasien ingin bisa bekerja kembali dan
menjemput istri dan anaknya di jawa
5) Harga diri : pasien mengatakan tidak berkomunikasi
dengan temannya karena pasien merasa malu dan tidak percaya diri .
Masalah keperawatan :Gangguan Konsep: Harga Diri Rendah.

b. Hubungan social
1) Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti adalah
bapak karena selalu memberi dukungan terhadap kesehatnya. Tetapi
bapaknya sudah tidak ada.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyrakat : pasien
mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan Bersama tetangganya.
Pasien hanya menemani ibunya menjaga warung
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien lebih
suka menyendiri dan banyak tiduran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

c. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan beragam islam
2) Kegiatan ibadah : pasien mengatakan melakukan sholat 5 waktu ,
tetapi terkadang pasien lupa tidak sholat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

6. Status mental
a. Penampilan

√ Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian seperti biasanya
Rapi
Penampilan pasien tampak tidak rapi, baju pasien agak kotor dan bau,
pasien mandi jika mau saja
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

b. Pembicaraan

√ Cepat Lambat
Keras Membisu
Gagap Apatis
Inkoheren Tidak mampu memulai
pembicaraan
Koheren
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara agak cepat dansedikit keras .
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

c. Aktivitas motorik

Lesu Kompulsif
Tik Gelisah
Tegang Agitasi
Grimasen √ Tidak ada kecuriagaan
√ Tremor

pasien tampak memperhatikan saat berkomunikasi dengan perawat.


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

d. Alam perasaan

√ Sedih Gembira berlebihan


Khawatir Putus asa
Ketakutan 3w

Pasien mengatakan dirinya sedih kerana istri dan anaknya


meninggalkannya.
Masalah keperawatan : ansietas

e. Afek

Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai

Pasien tampak ekspresif ketika menyampaikan ceritanya


Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

f. Interaksi selama wawancara

Bermusuhan Defensif
Kontak mata kurang Mudah tersinggung
Tidak kooperatif Curiga

pasien kooperatif , bicara seperlunya , mampu menjawab saat ditanya


Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

g. Gangguan persepsi

Pendengaran Penciuman
Pengecapan Perabaan
Penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

h. Proses pikir

Sirkumstansial √ Blocking
Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan

Saat ditanya “hobby nya mas apa?” pasien tidak menjawab, kelihatan
bingung dan tidak percaya diri.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah

i. Isi pikir

Obsesi Ide yang terkait


Depersonalisasi Hipokondria
Fobia Pikiran magis
Pada saat dikaji tidak ditemukan masalah isi pikir
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

j. Waham
Agama Kebesaran
Nihilistic Siar pikir
Somatic Curiga
Sisip pikir Kontrol pikir
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

k. Memori

Gangguan daya ingat jangka panjang


Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi

Pada saat ditanya pasien dapat menjawab pertanyaan dengan jelas


Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

l. Daya tilik diri

Mengingkari penyakit yang diderita


Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

7. Mekanisme koping

Adaptif Maladaptif
√ Berbicara dengan orang lain Minum alcohol
√ Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/berlebih
masalah
√ Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya ……………… Lainnya…………..

Pasien mengatakan pernah diajarkan untuk melatih dan menahan emosi


pada saat di rawat d rumah sakit
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan

8. Masalah psikososial dan lingkungan

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik pasien


mengatkan selalu di dukung oleh keluarganya
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifik pasien
kurang berinteraksi terhadap orang lain.
Masalah dengan pendidikan, spesifik pasien mengatakan
lulusan SMA.
Masalah dengan pekerjaan, spesifik pasien mengatakan
pernah bekerja dan di PHK dan sekarang melanjutkan usaha toko
pupuk milik almarhum bapaknya
Masalah dengan perumahan, spesifik pasien mengatakan
tinggal bersama ibu dan adik-adiknya
Masalah ekonomi, spesifik pasien mengatakakan dulu
mempunyai penghasilan
Masalah lainnya, spesifik pasien terlihat gelisah dan terlihat
memikirkan sesuatu
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : ketika
pasien sakit pasien di bawa ke rumah sakit

Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

9. Pengetahuan kurang
Sistem pendukung Koping
Penyakit fisik Obat-obatan
Faktor presipitasi Lainnya ……..

Pasien saat dikaji mengataka bahwa pasien sakit jiwa dan harus berobat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

10. Aspek medik


Diagnosa medik :
Terapi medik :

B. ANALISA DATA

Tanggal/ Data Fokus Masalah keperawatan


jam
28/7/2023 Pasien tidak mau melanjutkan 1. Resigmen Terapeutik
jam 09:00 pengobatan Inefektif

Diremehkan teman-temannya 2. Harga Diri Rendah


dan ditinggalkan istrinya karena
tidak berpenghasilan
Penampilan pasien tampak tidak 3. Defisit Perawatan Diri
rapi, baju pasien agak kotor dan
bau, pasien mandi jika mau saja
Pasien mengatakan dirinya sedih 4. Ansietas
kerana istri dan anaknya
meninggalkannya
Saat dilakukan pengkajian pasien 7. Resiko Perilaku
berbicara agak cepat dansedikit Kekerasan
keras
Pada kesempatan ini perawat hanya mengambil diagnosis keperawatan Defisit
Perawatan Diri

C. POHON MASALAH
Buat sesuai masalah yang ada dan tentukan core problemnya
effect (akibat)
Resiko prilaku kekerasan

Defisit perawatan diri core problem


(masalah utama)

causa (penyebab)
Harga diri rendah

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit peawatan diri (SDKI D.0109 HAL. 240)
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa Tujuan dan kriteria


Rencana tindakan (SIKI)
jam keperawatan hasil (SLKI)
28/7/2023 Defisit peawatan diri Kognitif, klien mampu: Sp 1
a. Menjelaskan 1. Bina hubungan saling
perawatan diri percaya dengan
b. Mengidentifikasi menggunakan prinsip
masalah perawatan komunikasi terapeutik.
diri yang dialami a. Jelaskan tujuan
c. Mengetahui cara pertemuan klien.
perawatan diri: b. Tanyakan pada klien
kebersihan diri, jagakebersihan
berpakaian, makan diskusikan gunanya
dan minum, mandi , alat-alatyang
eliminasi dan mandi yang diperlukan
lingkungan c. Jelaskan tujuan
kebersihandiri :
Psikomotor, klien mandi ,keramas , sikat
mampu: gigi , berpakaian .
a. Melakukan d. Jadwalkan mandi
kebersihan diri: denganteratur
mandi,keramas,sikat e. Beri perhatian khusus
gigi, berpakaian , kepada klien
berdandan, f. Jelaskan tujuan
melakukan kebersihan diri, mandi,
kebutuhan BAB dan keramas, sikat gigi,
kebutuhan makan berpakaian
dan minum g. Jadwalkan mandi
b. Melakukan eliminasi dengan teratur
BAB dan BAK h. Beri perhatian khusus
c. Menciptakan kepada klien
lingkungan rumah
yang bersih dan
aman
Afektif, klien mampu
a. Merasa nyaman
dengan perawatan
diri
b. Merasakan manfaat
perawatan diri
mempertahankan
perawatan diri

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Tanggal/ Diagnosa Nama &


Tindakan keperawatan Respons
jam keperawatan paraf
29/7/2023 Defisit Sp 1 S: Klien mengatakan Haryono
perawatan diri 10.00 malas mandi
1. Membina hubungan O:
salingpercaya 1. Klien mau
menggunakan prinsip menyambut
komunikasi perawat
terapeutik (selamat 2. Klien
pagi mas,perkenalkan menyebutkan
nama saya Haryono, masalah
kalau boleh tau nama kebersihan
mas siapa? ”iya pagi, dirinya.
panggil saja mas T” 3. Klien merespon
baiklah mas, dengan baik.
bagaimana kalau kita 4. Klien memahami
bercakap-cakap apa yang sudah
tentang perawatan dijelaskan oleh
diri? ”baik A” mas perawat
mau ngobrol dimana? 5. Klien menyetujui
bagaimana kalau kita untuk bertemu di
mengobrol 20 menit? hari selanjutnya
”bagaimana kalau
diruang tengah.”iy A
boleh”

10.15
2. Mengidentifikasi
jenis, waktu,
frekuensi, situasi,
defisit perawatan diri
pada klien (dari tadi
saya melihat mas
garuk - garuk tangan
ya? Iya A, tangan
saya gatal” berapa
kali mas mandi” saya
mandi dua kali,tidak
pakai sabun,dan
sampo” apakah hari
ini mas sudah mandi?
“Belum” menurut
mas apa kegunaan
mandi dan gosok
gigi? Biar seger ,
bersih.”iya benar mas
, apa alasan mas tidak
mau mandi sehingga
tidak dapat merawat
diri? ”malas mbak‟)

10.20
3. Ajarkan kepada klien
cara mandi dan
keramas dengan
benar (jadi mas kalo
bisa mandi 2x sehari
ya mas dan keramas
yang benar, saya
akan ajarkan
bagaimana cara
mandi dengan benar
yaitu dengan air
mengalir dengan
menggunakan sabun
gosok seluruh badan
kemudian bilas
dengan air bersih,
jika menggosok gigi
kumur terlebih
dahulu atau basahi
area mulut tuangkan
pasta gigi lalu
lakukan sikat gigi
secara memutar lalu
bilas dengan air
bersih ya.apakah mas
mengerti? „” ya A
saya mengerti”

10.30
4. Berpamitan dengan
pasien karena waktu
sudah habis dan
memasukkan ke
jadwal harian ( “ mas
waktunya sudah
habis, kita lanjutkan
lagi ngobrolnya
besok pagi pukul
09.00 di ruang tengah
lagi ya mas terima
kasih selamat pagi”)

G. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosa Nama &
Evaluasi
jam keperawatan paraf
29/7/2023 Defisit perawatan S: Klien mengatakan malas mandi Haryono
diri O:
1. Klien mau menyambut perawat
2. Klien menyebutkan masalah kebersihan
dirinya.
3. Klien merespon dengan baik.
4. Klien memahami apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat
5. Klien menyetujui untuk bertemu di hari
selanjutnya

A: Secara afektif, kognitif dan psikomotor


1. Klien mampu memperkenalkan dirinya
dengana baik
2. Klien mampu menyebutkan masalah
defisit perawatan diri
3. Klien mampu memahami apa yang
sudah di jelaskan
P:
Perawat: mengajari dan mengevaluasi
kembali cara mandi,keramas dan gosok gigi
yang benar dan memasukkan ke jadwal
harian secara mendiri.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Defisit Perawatan Diri

Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Juli 2023

Tempat : Rumah pasien Cicadas Rt 02/02 Kec. Ciampea Kab. Bogor

Sasaran : Pasien gangguan jiwa dan keluarga pasien

Waktu : 9:00 s.d 10:00

a. Tujuan Pembelajaran
1). Tujuan Instruksional Umum

Setelah menerima pendidikan kesehatan tentang defisit perawatan diri,


pasien gangguan jiwa serta keluarga pasien mampu memahami dan
menyadari bahaya defisit perawatan diri.

2). Tujuan Instruksional Khusus


Setelah menerima pendidikan kesehatan, diharapkan pasien gangguan jiwa
serta keluarga pasien mampu :
 Menjelaskan pengertian defisit perawatan diri
 Menyebutkan penyebab defisit perawatan diri
 Menyebutkan tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Menyebutkan komponen kebersihan diri
 Menjelaskan pentingnya kebersihan diri
 Menjelaskan akibat dari defisit perawatan diri
 Menjelaskan cara perawatan kebersihan diri

b. Materi
a). Pengertian defisit perawatan diri
b). Penyebab defisit perawatan diri
c). Tanda dan gejala defisit perawatan diri
d). Komponen kebersihan diri
e). Pentingnya kebersihan diri
f). Akibat dari defisit perawatan diri
g). Cara perawatan kebersihan diri

c. Metode
a). Ceramah
b). Tanya jawab
c). Diskusi

d. Media atau Alat Bantu


a). Leafleat berisi gambar dan tulisan tentang pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, serta akibat dari defisit perawatan diri

e. Evaluasi Pembelajaran
1). Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
 Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri?
 Apa saja penyebab defisit perawatan diri?
 Apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri?
 Apa saja komponen kebersihan diri?
 Apa pentingnya kebersihan diri?
 Apa akibat defisit perawatan diri?
 Bagaimana perawatan kebersihan diri?
2). Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan
pertanyaan pada tes awal.
f. Proses Penyuluhan

No Fase Kegiatan Kegiatan Sasaran


.

1 Pembukaan:  Memberi salam pembuka  Menjawab salam

3 menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan


 Menjelaskan pokok  Memperhatikan
bahasan dan tujuan
penyuluhan  Memperhatikan
 Membagi leafleat

2 Pelaksanaan:  Menjelaskan pengertian  Memperhatikan


defisit perawatan diri
30 menit
 Menyebutkan penyebab  Memperhatikan
defisit perawatan diri
 Menyebutkan tanda dan  Memperhatikan
gejala defisit perawatan  Bertanya dengan
diri penuh antusias
 Memberi kesempatan  Memperhatikan
kepada peserta untuk
 Memperhatikan
bertanya
 Menyebutkan komponen  Memperhatikan
kebersihan diri
 Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan akibat dari
defisit perawatan diri  Bertanya dengan

 Menjelaskan cara perawatan penuh antusias

kebersihan diri
 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya

3 Evaluasi: Menanyakan kepada peserta


tentang materi yang telah  Menjawab pertanyaan
5 menit
diberikan dan memberi
reinforcement kepada sasaran
yang dapat menjawab
pertanyaan

4 Terminasi:  Mengucapkan terima  Mendengarkan


kasih atas peran serta
2 menit
peserta  Menjawab salam
 Mengucapkan salam
penutup

g. Kriteria Evaluasi
1). Evaluasi Struktur
 Pasien dan keluarga/sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan
 Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah pasien
 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, Leafleat)
2). Evaluasi Proses
 Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
 Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai
 Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3). Evaluasi Hasil
 Pasien dan keluarga mengenal istilah defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui penyebab defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui komponen kebersihan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya kebersihan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defisit perawatan diri
 Pasien dan keluarga mengetahui cara perawatan kebersihan diri

h. Pengorganisasian

LAMPIRAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Pengertian
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan
cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek. Orang yang
memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-
hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan
lain-lain.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes:
2020). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan
aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2018).
Menurut Poter Perry (2015), personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu
melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah
2018).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, defisit perawatan diri
ialah suatu kondisi seseorang dimana seseorang yang mengalami kelemahan
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) secara
mandiri.

B. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2018), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2020), penyebab
kurang perawatan diri adalah:
 Faktor predisposisi
a). Perkembangan: keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b). Biologis: penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri.

c). Kemampuan realitas turun: pasien dengan gangguan jiwa dengan


kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya
dan lingkungan termasuk perawatan diri.

d). Sosial: kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri


lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

 Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan
motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.

C. Tanda dan Gejala


 Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor/kumal dan
banyak kutu, badan bau, gigi kotor, kulit berdaki dan bau, kuku panjang
dan kotor, serta tubuh dipenuhi dengan penyakit kulit (jamur, koreng,
borok, dll)
 Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-
acakan, penampilan dekil/kumal, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian
tidak sesuai, pada pasien laki-laki tidak mampu bercukur, pada pasien
perempuan tidak berdandan.
 Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada
tempatnya
 Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air
besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK

Menurut Depkes (2020) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a). Fisik
 Badan bau, pakaian kotor
 Rambut dan kulit kotor
 Kuku panjang dan kotor
 Gigi kotor disertai mulut bau
 Penampilan tidak rapi
b). Psikologis
 Malas, tidak ada inisiatif.
 Menarik diri, isolasi diri.
 Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c). Sosial
 Interaksi kurang
 Kegiatan kurang
 Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
 Cara makan tidak teratur
 BAK dan BAB di sembarang tempat

D. Komponen Kebersihan Diri


 Kebersihan rambut dan kulit kepala
 Kebersihan mata, telinga, dan hidung
 Kebersihan gigi dan mulut
 Kebersihan badan
 Kebersihan kuku tangan dan kaki
 Kebersihan pakaian

E. Pentingnya Kebersihan Diri


Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri.
Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap
kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang
berhubungan dengan kebersihan diri yang buruk.

F. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri
seseorang.
 Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang sering diderita  seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan intregitas kulit (badan gatal-gatal dan terkena
penyakit kulit), rambut dipenuhi kutu atau ketombe, gangguan membran
mukosa mulut (karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut), infeksi
pada mata, gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan
dapat menimbulkan infeksi pada telinga, serta gangguan fisik pada kuku yang
dapat menjadi penyebab kuman penyakit (seperti, penyakit saluran
pencernaan, diare/sakit perut).
 Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi dan ganguan interaksi sosial (dijauhi orang).

G. Cara Perawatan Kebersihan Diri

a). Cara perawatan rambut dan kepala


 Bersihkan rambut dengan shampo secara rutin (min. 2x/mg)

 Potong dan sisir rambut agar terlihat rapi

b). Cara menjaga kebersihan muka dan mata

 Cuci muka minimal 3x/hari

 Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata)

 Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue
yang lembut, lakukan dengan hati-hati

 Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih

c). Cara menjaga kebersihan telinga dan hidung

 Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1-2 mg/1x) lakukan dengan hati-
hati menggunakan alat yang bersih dan aman.

d). Cara menjaga kebersihan gigi dan mulut

 Sikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu, setiap selesai makan dan sebelum tidur
dengan cara yang benar dan teratur

e). Cara menjaga kebersihan badan

 Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila
perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat)

 Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila
pakaian sudah kotor/basah)

 Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari
penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain).
Gunakan obat anti jamur kulit (bila perlu).

f). Cara menjaga kebersihan tangan dan kaki


 Bersihkan tangan dan kaki sehari minimal 2x/hari atau setiap kotor.

Menjaga kebersihan diri, mencegah penyakit diare/mencret-mencret,


mencegah penyakit cacingan, mencegah penyakit typhus, dan mencegah
penyakit flu burung. Cuci tangan bisa dilakukan pada waktu sebelum dan
setelah makan, sebelum melakukan kegiatan apapun yang memasukkan
jari ke dalam mulut atau mata, setelah BAK dan BAB, setelah membuang
ingus, setelah membuang sampah, setelah bermain dengan hewan/unggas
dan hewan peliharaan, sebelum memasukkan dan mengeluarkan lensa
kontak, dan sebelum mengobati luka.

 Potong kuku 1 kali/minggu atau saat terlihat panjang ( gunakan pemotong


kuku dan setelah dipotong ujung kuku dihaluskan/dikikir)

 Gunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman.

g). Cara menjaga alat kelamin

Wanita:

 Jaga kebersihan selama menstruasi, Kebersihan pada saat siklus


menstruasi sangatlah penting untuk menghindari masalah vagina.
Hindari menggunakan pembalut yang beraroma (parfum) dan
mengangdung gel, karena dapat menimbulkan iritasi dan gatal pada
vagina. Selain itu, selalu menjaga daerah vagina tetap bersih dan kering.
Ganti pembalut jika terdapat gumpalan darah di atas pembalut, yang
dapat menjadi tempat perkembangbiakan bakteri dan jamur.
 Basuh vagina dengan air besih dan mengalir, Untuk menghindari
masuknya bakteri dan jamur, basuhlah organ intim dengan air bersih
dari arah depan ke belakang (vagina ke anus). Selain itu, selalu gunakan
air yang mengalir atau berasal dari kran jika berada di toilet umum.
 Keringkan setelah buang air kecil atau besar, Setelah Anda selesai
buang air kecil atau besar, biasakan selalu mengeringkan organ intim
dengan tisu atau handuk. Hal ini dapat menghindari
perkembangbiakkan bakteri di dalam dan sekitar vagina.
 Setelah BAB dan BAK, bersihkan alat kelamin dengan air bersih dan
sabun. Saat membersikan daerah anus, maka sebaiknya dari arah depan
ke belakang.

Pria:

 Jaga daerah kelamin tetap kering, bersih dan menggunakan pakaian


yang longgar
 Jangan memakai pakaian basah

Anda mungkin juga menyukai