Kelas A - Haryono Wibowo - Askep Sebelum Ujian
Kelas A - Haryono Wibowo - Askep Sebelum Ujian
NIM : 016
KELAS : KELAS B
2023
A. MASALAH KEPARAWATAN
Defisit perawatan diri
2. Etiologi
Menurut (sutejo, 2019) factor-faktor yang menyababkan individu mengalami
deficit perawatan diri antara lain :
a. Factor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkem
bangan inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
4. Rentang respon
Respon adaptif Respon maladaptif
Keterangan :
5. Proses terjadinya
Menurut Hastuti (2018) dalam (Ndaha, 2021), data yangh biasa ditemukan
dalam deficit perawtan diri adalah :
a. Data subjektif
1) Pasien merasa lemah
2) Malas untuk beraktifitas
3) Merasa tidak berdaya
b. Data objektif
1) Rambut kotor
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku Panjang dan tidak terawat
6. Manifestasi klinis
Menjurt (Putra & Hardian, 2019), tanda dan gejala pasien dalam deficit
perawtan diri adalah :
a. Subejktif
1) Menyatakan tidak ada keinginan mandi secara teratur
2) Perawtan diri harus dimotivasi
3) Menhyatakan BAB/BAK disembarang tempat
4) Menyatakan tidak mampu menggunakan alat bantu makan
b. Objektif
1) Tidak mampu membersihkan badan
2) Tidakl berpakaian secara benar
3) Tidak mampu melakukan kebersihan yang sesuai
4) Setelah melakukan makan, hanya beberapa suap/ porsi tidak habis
8. Mekanisme koping
Menurut Sutria (2020) dalam (Laia & Pardede, 2022), mekanisme
koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koing yang mendukung fungsi integritas pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah paien bisa
memenuhi kebutuhan poerawtan diri secara mandiri
b. Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak ingin merawat diri.
9. Penatalaksanaan
Menurut (Ndaha, 2021), penatalaksanaan pasien dengan deficit
perawatan diri adalah :
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong pasien merawat diri
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal pengkajian :
1. Identitas
Nama : Tn. T
Usia : 48 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Status pernikahan : Duda
Alamat : Cicadas 1 Rt-2/ 2 Kec Ciampea Kab. Bogor
Sumber informasi : Pasien dan keluarga
2. Faktor predisposisi
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? √ Ya
Tidak
√
b. Pengobatan sebelumnya: Berhasil Kurang berhasil
Tidak berhasil
c.
Aniaya seksual
Penolakan √ 36
Waktu ditanya apakah keluarga ada yang mengalami sakit seperti pasien
atau tidak,pasien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit
seperti pasien. Masalah keperawatan : tidak ada masalah
keperawatan
3. Genogram (3 generasi)
Ket : = Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Pasien
Data diatas di dapatkan dari pasien, pasien bisa menyebutkan silsilah
keluarganya, pasien mengatakan anak kedua dari 4 bersaudara. pasien tinggal
bersama ibunya beserta adik-adiknya. Pasien mengatakan bapaknya sudah 5
tahun meninggal. Dan bapaknya adalah yang selalu memberi dukungan
terhadap kondisi pasien. Selama Bapaknya meninggal pasien tidak pernah
control ke rumah sakit maupun puskesmas.
4. Pemeriksaan fisik
a. Tanda vital
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 89 x/ menit
Suhu : 36,7 ◦C
Respiratory rate : 22 x/ menit
b. Tinggi badan : 155 cm
c. Berat badan : 67 kg
d. IMT :
e. Kepala : Simetris, berwarna sawo matang, terdapat bekas
luka di pelipis sepanjang 5cm, kulit tampak kering dan lecet-lecet
f. Mata : Simetris antara kiri dan kanan, bola mata berwarna
hitam, terdapat kotoran mata
g. Mulut : Bentuk bibir simetris, gigi berwarna kuning,
berbau
h. Hidung : Simetris, penciuman normal, lain-lain normal
i. Telinga : Simetris, lain-lain normal
j. Leher :
k. Dada :
Jantung : (IPPA)
Paru : (IPPA)
l. Abdomen : (IAPP)
m. Genitalia :
n. Ekstremitas :
o. Keluhan fisik :
5. Psikososial
a. Konsep diri
1) Gambaran diri : pasien mengatakan suka dengan anggota
seluruh tubuh pasien
2) Identitas diri : pada saat dikaji pasien dapat menyebutkan
Namanya “ T “ berjenis kelamin laki-laki dan juga berusia 48 tahun ,
pasien mengatakan pernah bekerja dan di PHK. Mempunyai istri dan
sudah bercerai dan memiliki seorang anak yang tinggal Bersama
istrinya
3) Peran diri : saat ditanya waktu dirumah posisi di
keluarganya apa ? pasien T. menjawab sebagai anak “
4) Ideal diri : pasien ingin bisa bekerja kembali dan
menjemput istri dan anaknya di jawa
5) Harga diri : pasien mengatakan tidak berkomunikasi
dengan temannya karena pasien merasa malu dan tidak percaya diri .
Masalah keperawatan :Gangguan Konsep: Harga Diri Rendah.
b. Hubungan social
1) Orang yang berarti : pasien mengatakan orang yang berarti adalah
bapak karena selalu memberi dukungan terhadap kesehatnya. Tetapi
bapaknya sudah tidak ada.
2) Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyrakat : pasien
mengatakan tidak pernah melakukan kegiatan Bersama tetangganya.
Pasien hanya menemani ibunya menjaga warung
3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien lebih
suka menyendiri dan banyak tiduran
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
c. Spiritual
1) Nilai dan keyakinan : pasien mengatakan beragam islam
2) Kegiatan ibadah : pasien mengatakan melakukan sholat 5 waktu ,
tetapi terkadang pasien lupa tidak sholat
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Status mental
a. Penampilan
√ Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian seperti biasanya
Rapi
Penampilan pasien tampak tidak rapi, baju pasien agak kotor dan bau,
pasien mandi jika mau saja
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
b. Pembicaraan
√ Cepat Lambat
Keras Membisu
Gagap Apatis
Inkoheren Tidak mampu memulai
pembicaraan
Koheren
Saat dilakukan pengkajian pasien berbicara agak cepat dansedikit keras .
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
c. Aktivitas motorik
Lesu Kompulsif
Tik Gelisah
Tegang Agitasi
Grimasen √ Tidak ada kecuriagaan
√ Tremor
d. Alam perasaan
e. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Bermusuhan Defensif
Kontak mata kurang Mudah tersinggung
Tidak kooperatif Curiga
g. Gangguan persepsi
Pendengaran Penciuman
Pengecapan Perabaan
Penglihatan
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
h. Proses pikir
Sirkumstansial √ Blocking
Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan
Saat ditanya “hobby nya mas apa?” pasien tidak menjawab, kelihatan
bingung dan tidak percaya diri.
Masalah Keperawatan : harga diri rendah
i. Isi pikir
j. Waham
Agama Kebesaran
Nihilistic Siar pikir
Somatic Curiga
Sisip pikir Kontrol pikir
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
k. Memori
7. Mekanisme koping
Adaptif Maladaptif
√ Berbicara dengan orang lain Minum alcohol
√ Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/berlebih
masalah
√ Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya ……………… Lainnya…………..
9. Pengetahuan kurang
Sistem pendukung Koping
Penyakit fisik Obat-obatan
Faktor presipitasi Lainnya ……..
Pasien saat dikaji mengataka bahwa pasien sakit jiwa dan harus berobat.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
B. ANALISA DATA
C. POHON MASALAH
Buat sesuai masalah yang ada dan tentukan core problemnya
effect (akibat)
Resiko prilaku kekerasan
causa (penyebab)
Harga diri rendah
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Defisit peawatan diri (SDKI D.0109 HAL. 240)
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
10.15
2. Mengidentifikasi
jenis, waktu,
frekuensi, situasi,
defisit perawatan diri
pada klien (dari tadi
saya melihat mas
garuk - garuk tangan
ya? Iya A, tangan
saya gatal” berapa
kali mas mandi” saya
mandi dua kali,tidak
pakai sabun,dan
sampo” apakah hari
ini mas sudah mandi?
“Belum” menurut
mas apa kegunaan
mandi dan gosok
gigi? Biar seger ,
bersih.”iya benar mas
, apa alasan mas tidak
mau mandi sehingga
tidak dapat merawat
diri? ”malas mbak‟)
10.20
3. Ajarkan kepada klien
cara mandi dan
keramas dengan
benar (jadi mas kalo
bisa mandi 2x sehari
ya mas dan keramas
yang benar, saya
akan ajarkan
bagaimana cara
mandi dengan benar
yaitu dengan air
mengalir dengan
menggunakan sabun
gosok seluruh badan
kemudian bilas
dengan air bersih,
jika menggosok gigi
kumur terlebih
dahulu atau basahi
area mulut tuangkan
pasta gigi lalu
lakukan sikat gigi
secara memutar lalu
bilas dengan air
bersih ya.apakah mas
mengerti? „” ya A
saya mengerti”
10.30
4. Berpamitan dengan
pasien karena waktu
sudah habis dan
memasukkan ke
jadwal harian ( “ mas
waktunya sudah
habis, kita lanjutkan
lagi ngobrolnya
besok pagi pukul
09.00 di ruang tengah
lagi ya mas terima
kasih selamat pagi”)
G. EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosa Nama &
Evaluasi
jam keperawatan paraf
29/7/2023 Defisit perawatan S: Klien mengatakan malas mandi Haryono
diri O:
1. Klien mau menyambut perawat
2. Klien menyebutkan masalah kebersihan
dirinya.
3. Klien merespon dengan baik.
4. Klien memahami apa yang sudah
dijelaskan oleh perawat
5. Klien menyetujui untuk bertemu di hari
selanjutnya
a. Tujuan Pembelajaran
1). Tujuan Instruksional Umum
b. Materi
a). Pengertian defisit perawatan diri
b). Penyebab defisit perawatan diri
c). Tanda dan gejala defisit perawatan diri
d). Komponen kebersihan diri
e). Pentingnya kebersihan diri
f). Akibat dari defisit perawatan diri
g). Cara perawatan kebersihan diri
c. Metode
a). Ceramah
b). Tanya jawab
c). Diskusi
e. Evaluasi Pembelajaran
1). Tes awal cara mengajukan pertanyaan lisan.
Apakah pernah mengenal istilah defisit perawatan diri?
Apa saja penyebab defisit perawatan diri?
Apa saja tanda dan gejala defisit perawatan diri?
Apa saja komponen kebersihan diri?
Apa pentingnya kebersihan diri?
Apa akibat defisit perawatan diri?
Bagaimana perawatan kebersihan diri?
2). Tes akhir dengan cara mengajukan pertanyaan lisan yang sama dengan
pertanyaan pada tes awal.
f. Proses Penyuluhan
kebersihan diri
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
g. Kriteria Evaluasi
1). Evaluasi Struktur
Pasien dan keluarga/sasaran hadir dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan diadakan di rumah pasien
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP, Leafleat)
2). Evaluasi Proses
Pasien dan keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Pasien dan keluarga tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum
penyuluhan selesai
Pasien dan keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3). Evaluasi Hasil
Pasien dan keluarga mengenal istilah defisit perawatan diri
Pasien dan keluarga mengetahui penyebab defisit perawatan diri
Pasien dan keluarga mengetahui tanda dan gejala defisit perawatan diri
Pasien dan keluarga mengetahui komponen kebersihan diri
Pasien dan keluarga mengetahui pentingnya kebersihan diri
Pasien dan keluarga mengetahui akibat dari defisit perawatan diri
Pasien dan keluarga mengetahui cara perawatan kebersihan diri
h. Pengorganisasian
LAMPIRAN
A. Pengertian
Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygiene yang baik.
Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar sehat,
tidak bau, tidak malu, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman
penyakit bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi
kebersihan diri sendiri, seperti mandi, menyikat gigi, mencuci tangan, dan
memakai pakaian yang bersih.Mencuci adalah salah satu cara menjaga
kebersihan dengan memakai air dan sejenis sabun atau deterjen. Mencuci
tangan dengan sabun atau menggunakan produk kebersihan tangan merupakan
cara terbaik dalam mencegah penularan influenza dan batuk-pilek. Orang yang
memiliki penampilan serta gaya yang jorok akan dijauhi dari pergaulan sehari-
hari dan akan sulit mendapat teman, pacar, jodoh, pekerjaan, kepercayaan dan
lain-lain.
B. Penyebab
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2018), penyebab kurang perawatan diri adalah
kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2020), penyebab
kurang perawatan diri adalah:
Faktor predisposisi
a). Perkembangan: keluarga terlalu melindungi dan memanjakan pasien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
b). Biologis: penyakit kronis yang menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah penurunan
motivasi, kerusakan kognitif atau perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri.
Menurut Depkes (2020) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
a). Fisik
Badan bau, pakaian kotor
Rambut dan kulit kotor
Kuku panjang dan kotor
Gigi kotor disertai mulut bau
Penampilan tidak rapi
b). Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif.
Menarik diri, isolasi diri.
Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
c). Sosial
Interaksi kurang
Kegiatan kurang
Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
Cara makan tidak teratur
BAK dan BAB di sembarang tempat
F. Akibat
Defisit perawatan diri berdampak pada fisik maupun psikis pada diri
seseorang.
Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang sering diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah gangguan intregitas kulit (badan gatal-gatal dan terkena
penyakit kulit), rambut dipenuhi kutu atau ketombe, gangguan membran
mukosa mulut (karies gigi, gigi berlubang, sakit gigi dan bau mulut), infeksi
pada mata, gangguan pendengaran akibat penumpukan kotoran telinga dan
dapat menimbulkan infeksi pada telinga, serta gangguan fisik pada kuku yang
dapat menjadi penyebab kuman penyakit (seperti, penyakit saluran
pencernaan, diare/sakit perut).
Dampak psikososial
Masalah yang muncul pada personal hygiene adalah gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan di cintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi dan ganguan interaksi sosial (dijauhi orang).
Bersihkan daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang
menempel pada sudut kelopak mata)
Bila mata kemasukan benda segera keluarkan menggunakan kain atau tissue
yang lembut, lakukan dengan hati-hati
Bila mata terkena air sabun segera cuci menggunakan air bersih
Bersihkan hidung dan telinga secara rutin ( 1-2 mg/1x) lakukan dengan hati-
hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
Sikat gigi minimal 2 kali sehari yaitu, setiap selesai makan dan sebelum tidur
dengan cara yang benar dan teratur
Mandi menggunakan sabun mandi secara rutin minimal 2 kali sehari (bila
perlu lakukan lebih sering bila kerja ditempat kotor/banyak berkeringat)
Gunakan pakaian yang bersih dan rapi (pakaian diganti 1 x/hr atau bila
pakaian sudah kotor/basah)
Bila terkena jamur kulit, lakukan mandi seperti biasa. Hindari penggunaan
pakaian, handuk, selimut, sabun mandi, dan sarung secara berjamah. Hindari
penggunaan pakaian yang lembab/basah (karena keringat/sebab lain).
Gunakan obat anti jamur kulit (bila perlu).
Wanita:
Pria: