2 Agustus 2014
Pendahuluan:
Tujuan:
Metode:
Hasil:
Simpulan:
Kematian akibat campak di dunia sebanyak (cakupan 90% di seluruh kabupaten/kota) dan
777.000 dan 202.000 kasus terjadi di negara pemberian dosis kedua campak (Depkes RI,
ASEAN serta 15% terjadi di Indonesia (Depkes 2006). Cakupan imunisasi campak pada tahun
Peningkatan cakupan imunisasi campak, adanya kasus campak yang terjadi di wilayah
menimbulkan permasalahan di masyarakat tersebut harus menjadi kewaspadaan ibu
yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat untuk perlunya ibu tahu dan paham mengenai
terhadap efek samping setelah pelaksanaan pentingnya program imunisasi, terkadang
imunisasi yang dikenal dengan Kejadian Ikutan karena pemberitaan mengenai kejadian ikutan
Pasca Imunisasi (KIPI) atau imunisasi yang terjadi, membuat ibu enggan
(AEFI) (Ranuh dkk, dan khawatir jika mengimunisasikan anaknya,
2011). Jenis vaksin tidak semuanya aman terlebih pada daerah penelitian tersebut adalah
diberikan tanpa menimbulkan efek samping, wilayah yang padat penduduk dengan tingkat
maka jika seorang anak telah mendapatkan pendidikan dan kondisi sosial ekonomi yang
imunisasi perlu diobservasi beberapa saat, rendah (Dinas Kesehatan Kota Surakarta,
sehingga dapat dipastikan tidak terjadi KIPI 2011), meskipun kejadian KIPI memang belum
(rekasi cepat) (Proverawati dan Andhini, 2010). ada yang terlaporkan pada tahun 2011 dan
KIPI merupakan suatu kejadian medik yang dampak serius memang jarang terjadi, namun
berhubungan dengan imunisasi baik berupa pengetahuan ibu mengenai program imunisasi
efek vaksin ataupun efek samping pemberian serta efek sampingnya sangat penting (Dinas
imunisasi (Ranuh dkk, 2011). Reaksi KIPI Kesehatan Kota Surakarta, 2011). Anak yang
imunisasi campak yang banyak dijumpai menderita panas setelah mendapat imunisasi
antara lain demam lebih dari 39,5ÚC yang campak seringkali menyebabkan ibu-ibu
terjadi pada 5-15% kasus, demam terjadi pada menjadi tegang, cemas dan khawatir. Selain itu,
hari 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung banyak ibu yang cemas karena timbul bengkak
selama 2 hari. Ruam pada kulit juga ditemukan di bekas tempat suntikan serta ibu tidak tahu
pada 5% resipien dan timbul pada hari 7-10 tindakan yang harus dilakukan (Ani M dkk,
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
“Adakah hubungan antara pengetahuan ibu
Dinas Kesehatan Kota surakarta, ditemukan
tentang KIPI campaik dengan kesemasan ibu
kasus campak pada wilayah kerja Puskesmas
pasca melaksanakan imunisasi?”. Adapun
Sangkrah sebanyak 12 kasus pada tahun 2011,
tujuan dari penelitian ini adalah untuk kedua vaiabel yaitu interval. Skor yang
mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu diperoleh dalam penelitian merupakan nilai
tentang kejadian ikutan pasca imunisasi campak kuantitatif responden atas kedua variabel yaitu
dengan kecemasan ibu pasca melaksanakan responden yang mendapatkan skor di atas rata-
imunisasi. rata( Mean) dan responden mendapatkan skor
dibawah rata-rata ( Mean). Penentuan skor
B. BAHAN DAN METODE
didapatkan dari rumus:
X
Desain penelitian yang digunakan adalah X=
n
dengan pendekatan
Dimana: X> = Mean (rata-rata)
. Penelitian dilaksanakan di x = Nilai seluruh pengamatan
Puskesmas Sangkrah, pada bulan februari – n = Jumlah Individu
Juli 2013, dengan populasi seluruh ibu yang
Uji instrumen penelitian (kuesioner)
membawa bayi dan balitanya ke Puskesmas
dilakukan menggunakan
Sangkrah pada bulan mei – juni 2013 dan telah
versi 16.0 pada ibu yang mengimunisasikan
mengimunisasikan campak bayi dan balitanya
sejumlah 135 ibu. Teknik dalam campak anaknya. Uji validitas dan reabilitas
diambil dalam kurun waktu bulan mei – juni Surakarta dengan melibatkan 20 sampel. Uji
2013. Sampel yang digunakan diambil sesuai Validitas (kesahihan) menggunakan rumus
(ibu dengan bayi yang sudah mendapatkan (Notoatmodjo, 2010) dan uji reliabilitas
imunisasi campak, bertempat tinggal di menggunakan (Notoatmodjo,
wilayah kerja Puskesmas Sangkrah). Besar 2005).
sampel yang digunakan yaitu 67 bayi.
Analisis terhadap dua variabel yang diteliti
Variabel penelitian yang diteliti yaitu yaitu pengetahuan ibu terhadap kejadian ikutan
pengetahuan ibu terhadap kejadian ikutan pasca imunisasi dan variabel kecemasan.
pasca imunisasi campak dengan alat ukur Kedua variabel tersebut menggunakan skala
kuesioner dan kecemasan ibu pasca imunisasi interval, maka dalam penelitian ini dilakukan
dengan alat ukur kuesioner. Skala ukur untuk pengujian statistik dengan uji
N : 67
Jumlah anak lebih dari dua yang
a primer
dimiliki responden merupakan prosentase
Berdasarkan tabel di atas dapat
terbanyak yaitu 35 responden (52,2%).
diketahui ba hwa umur res ponden
yang berusia 20-35 tahun memiliki 4. Di s t ri b u s i frek u en s i re sp on d e n
berdasarkan pengetahuan tentang KIPI
prosentase yang paling besar yaitu
59,7 % (40 r esponden) dan ya ng Pengetahuan ibu tentang KIPI
paling kecil adalah kelompok usia > menunjukkan nilai mean adalah 11
35 tahun dengan prosentase 15% (10 dan nilai median juga 11. Prosentase
responden). pengetahuan responden terbanyak yaitu
53,7% (36 responden) yang memiliki skor daya tangkap dan pola pikir seseorang.
pengetahuan diatas rata-rata. Semakin bertambah umur akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan
5. Di s t ri b u s i frek u en s i re sp on d e n pola pikirnya, sehingga pengetahuan
immunisasi yang diperolehnya semakin membaik
(Mubarak 2007). Bertambahnya umur
Kecemasan ibu pasca imunisasi
seseorang, memberikan konsekuensi
menunjukkan nilai mean kecemasan
berupa terjadinya perubahan pada aspek
adalah 45 dengan skor tertinggi yaitu
fisik dan psikologis sehingga taraf berfikir
58 dan skor terendah 31. Prosentase
seseorang yang semakin matang sehingga
kecemasan responden terbanyak yaitu
mempunyai daya adaptasi yang besar
55% (37 responden) yang memiliki skor
terhadap stressor dan rasa cemas yang
dibawah rata-rata.
timbul ( Stuart dan Sundeen 2006 ).
Hasil uji analisa korelasi
Berdasarkan distribusi jenjang
terdapat nilai probabilitas
pe ndi di ka n t e r ak hir r es pon den,
0,000 dan nilai rho sebesar -0,493. Uji
didapatkan hasil, mayoritas responden
signifikansi dilakukan dengan cara
membandingkan nilai probabilitas dengan berpendidikan terakhir SMA (Sekolah
tingkat alpha yaitu p =0,000 < 0,05 berarti Menengah Atas) dengan prosentase
ada korelasi yang signifikan. Nilai rho 74,6 % . Tingkat pendidikan responden
sebesar 0,493 menunjukkan bahwa derajat merupakan salah satu faktor penting
sedang dengan arah korelasi negative yaitu dan kecemasan responden yang diteliti.
semakin besar nilai variable pengetahuan, Semakin tinggi pendidikan seseorang akan
semakin mudah pula mereka menerima
semakin kecil nilai variabel kecemasan.
informasi, sehingga semakin banyak pula
Hasil penelitian didapatkan hasil
pengetahuan yang dimiliki (Notoadmodjo,
kelompok umur terbanyak terdapat pada
2010). Status pendidikan yang rendah
responden dengan usia rentang 20-35 pada seseorang menyebabkan orang
tahun . Umur mempengaruhi terhadap tersebut mengalami tingkat stress dan
31, rata-rata kecemasan responden yaitu keputusan serta menjadi alasan seseorang
45. Sebanyak 37 responden (55 %) dalam menentukan sikap terhadap
memiliki skor dibawah rata-rata sehingga objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).
bisa disimpulkan bahwa sebagian besar
Hasil analisis data penelitian dengan
responden tidak mengalami kecemasan.
menggunakan uji statistik korelasi
Kecemasan memiliki beberapa faktor
menghasilkan
yang mempengaruhi yaitu : pendidikan,
sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai rho
umur dan kematangan seseorang (Stuart 0,493. Hasil analisis menunjukan bahwa
dan Sundeen, 2006) . Pendidikan dan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
kematangan seseorang yang rendah tentang kejadian ikutan pasca imunisasi
akan menyebabkan semakin tinggi kadar dengan kecemasan ibu pasca imunisasi dan
kecemasan seseorang. Faktor umur derajat korelasi sedang. Hasil penelitian
seseorang mempengaruhi daya tangkap ini sama dengan hasil penelitian milik
dan pola pikir seseorang (Mubarak, 2007). Ani Mashunantul (2007) dengan judul
“hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang
Kecemasan ibu untuk tidak melakukan
imunisasi polio dengan tingkat kecemasan
imunisasi disebabkan karena adanya
ibu pasca imunisasi”. Hasil penelitian
pemberitaan miring tentang efek imunisasi.
tersebut menyebutkan bahwa semakin
Peran petugas kesehatan sangat diperlukan
tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang
dalam memberikan informasi tentang
imunisasi dan kejadian ikutan pasca imunisasi polio maka semakin rendah
imunisasi yang mungkin terjadi kepada tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi
ibu dan menurunkan tingkat kecemasan ibu domain yang penting untuk terbentuknya
pasca imunisasi campak. Pengetahuan akan tindakan seeorang. Perilaku yang didasari
akan memberikan perspektif pada manusia daripada perilaku yang tidak didasari
memberikan dasar bagi pengambilan penelitian ini tergambar dalam data ibu
yang memiliki anak lebih dari satu, karena menyebutkan bahwa tidak ada hubungan
ibu yang memiliki anak lebih dari satu antara pengetahuan dengan kecemasan ibu
memungkinkan ibu untuk mengingat mengenai KIPI. Kesimpulan penelitian
atau mengulang kembali pengalaman ini menyebutkan bahwa setiap individu
yang diperoleh sebelumnya. Pengalaman memiliki kemampuan yang berbeda dalam
seor ang ibu dapat m eningka tka n menanggapi suatu respon yang telah di
pengetahuan dan menurunkan kecemasan, dapatkan meskipun memiliki pengetahuan
namun informasi atau pemberitaan miring yang baik. Hal ini dimungkinkan karena
mengenai imunisasi dan kejadian ikutan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
pasca imunisasi dapat mempengaruhi kecemasan sangat beragam, seperti
tingkat kecemasan ibu terhadap kejadian variasi faktor lingkungan/situasi dan
ikutan pasca imunisasi. Perbedaan tingkat tipe kepribadian responden (Stuart dan
kecemasan ibu terhadap kejadian ikutan Sundeen, 2006).
pasca imunisasi di sebabkan setiap individu
D. SIMPULAN DAN SARAN
memiliki kemampuan yang berbeda
dalam menyerap suatu informasi. Tingkat Simpulan
Ngasem Kediri. Hasil penelitian tersebut faktor lain yang berhubungan dengan
kecemasan, seperti yaitu tipe kepribadian, pengalaman hidup terkait dengan objek kecemasan
dan faktor sosial ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Antono, S.D., Yanuarini, T.A., Novitasari, D. 2012. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Bayi
tentang Reaksi Kejadian PascaImunisasi (KIPI) DPT/HB Combo dengan Kecemasan Ibu
Sebelum Melaksanakan Imunisasi di Polindes Desa Karangrejo Wilayah Kerja Puskesmas
Ngasem Kediri. . Vol 2 No 1. Ponorogo.
Mubarak., Wahit, I., Nurul, C., Khoirul, R., Supradi. 2007. .Yogyakarta:
Graha Ilmu.