Anda di halaman 1dari 7

[Type text]

TUGAS PRAKTIKUM AIK

“TEMPAT BERSEJARAH MUHAMMADIYAH, KAUMAN”

Dosen Pengampu : Irfatul Hidayah., M.Ag., M.A.

DISUSUN OLEH :

DEVA ANANDA SYAFIRA

1810801058

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS EKONOMI, ILMU SOSIAL, DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2020
[Type text]

1. MASJID GEDHE KAUMAN

Masjid Gedhe Kauman adalah masjid raya Kesultanan Yogyakarta


atau Masjid Besar Yogyakarta yang terletak di sebelah barat kompleks
Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta. Masjid Gedhe Kauman dibangun
oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama dengan Kyai Faqih Ibrahim
dan Kyai Wiryokusumo pada Ahad Wage, 29 Mei 1773 atau 6
Rabi’ulakhir 1187 H. Kompleks Masjid Gedhe Kauman dikelilingi oleh
dinding yang tinggi. Bangunan Masjid Gedhe Kauman mempunyai gaya
arsitek tradisional Jawa yang sarat makna. Atap dari mesjid ini memiliki
pola tiga susun dengan nama Tajug Lambang Teplok yang setiap susun
memiliki makna dari bawah Hakikat, Syariat dan Ma’rifat. Dibagian atas
atap terdapat Mustaka seperti daun kluwih yang bermakna Keistimewaan
bagi orang yang mencapai kesempurnaan hidup. Lalu juga Gadha dengan
bentuk huruf Alif sebagai lambang bahwa Allah itu satu, yang bermakna
bagi orang yang telah menjalani Hakikat, Syariat dan Ma’rifat akan
senantiasa selalu dekat dengan Allah yang Maha Esa.
Masjid Gedhe Kauman Jogjakarta berbagunan tradisional Jawa, yaitu
beratap tumpang tiga, dengan mustaka menggambarkan daun kluwih dan
gadha. Arti makna atap tumpang tiga ialah tahapan kehidupan manusia
dari Hakekat, Syari’at, dan Ma’rifat, kemudian makna daun kluwih adalah
Linuwih= punya kelebihan yang sempurna, dan Gadha berarti tunggal=
menyembah Tuhan Yang Maha Esa, makna keseluruhan ialah bila
[Type text]

manusia sudah sampai Ma’rifat, hanya menyembah kepada Allah Swt.


yang Tunggal ( taukhid ), maka manusia itu punya kelebihan
kesampurnaan hidup. Dengan demikian siapa saja yang ikhlas ke masjid
untuk ibadah kepada Allah Swt., maka akan selamat dunia akhiratnya.
Di serambi masjid inilah setiap Kiai bertugas piket sehari dalam
seminggu berusaha menyampaikan ilmu kepada khalayak, termasuk
perihal arah kiblat yang shahih ke arah barat laut. Pada masanya lumrah
masjid dan langgar memiliki kiblat ke arah Barat. Sebagai seorang alim
yang memiliki otoritas di bidang ilmu falak, wajib baginya menyampaikan
kebenaran perkara arah kiblat walaupun tak serta merta diterima dengan
mudah. Akhirnya atas pertolongan Allah Azza Wa Jalla, dakwah Kiai
berbuah manis hingga saat ini kita dapati arah kiblat Masjid Gedhe yang
menyerong. Di pelataran masjid ini pula Kiai pernah membariskan
kepanduan Hizbhul Wathan; padvinder Muhammadiyah bagi kalangan
muda yang didirikannya pada tahun 1921.

2. SD MUHAMMADIYAH KAUMAN

SD Muhammadiyah Kauman ( MUHAMKA ) adalah sekolah dasar


Muhammadiyah yang didirikan langsung oleh KH. Ahmad Dahlan pada
tangggal 1 Agustus 1923.  Mula-mula bernama “PAWIYATAN
WANITA” karena murid dan gurunya semua wanita.  Baru pada tahun
ajaran 1995/1996 menerima murid laki-laki. Sekolah yang terletak di
jantung kota Yogyakarta tersebut merupakan salah satu sekolah tertua
[Type text]

yang dimiliki Persyarikatan Muhammadiyah. Sejak taun 2000, SD


Muhammadiyah Kauman ini mendaat binaan dari SD Muhammadiyah
Sapen dan mulai membangun gedung yang lama menjadi gedung berlantai
2 tanpa menghilangkan gedung induk yang telah menjadi ciri khas dari SD
Muhammadiyah Kauman ini.

3. MAKAM NYAI AHMAD DAHLAN

Makam Nyai Achmad Dahlan tepatnya berada di kompleks Masjid Gedhe


Kauman, Yogyakarta. Posisinya berada tidak jauh dari Alun-Alun Utara, Kota
Yogyakarta. Nyai Achmad Dahlan dimakamkan di Kauman karena saat itu tidak
memungkinkan untuk memakamkan jenazah di dekat makam KH. Ahmad Dahlan
karena akan memakan korban orang yang menyerang Belanda. Maka dari itu,
makam Nyai Walidah di tempatkan di Kauman Yogyakarta.
[Type text]

4. LANGGAR KIDUL

Langgar Kidul merupakan peninggalan dari KH. Dahlan. Terletak di


dalam kawasan kampung Kauman, Yogyakarta dekat dengan Jl. Nyai
Ahmad Dahlan. Akses menuju langgar ini melewati gang kecil selebar 1
meter atau dapat juga melalui masjid Kauman ke arah barat sejauh 300
meter. Kawasan langgar kidul ini tidak memiliki tempat untuk parkir
karena orang jaman dahulu yang datang ke langgar ini tidak menggunakan
kendaraan. Halaman langgar kidul ini hanya selebar 10 x 5 meter saja. Di
sekeliling kompleks tersebut merupakan kompleks milik KH. Ahmad
Dahlan. Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan berada di lantai atas atau lantai
dua dari sebuah bangunan tua bertingkat milik KH Ahmad Dahlan. Pada
lantai dasar difungsikan untuk perpustakaan dan kantor kecil. tempat
berwudlu dan kamar mandi juga terdapat di lantai bawah atau lantai
dasar. Bangunan Langgar Kidul KH Ahmad Dahlan terdiri dari empat
tiang penyangga yang terbuat dari kayu. Pada bagian langit-langit terbuat
dari anyaman bambu yang kondisinya masih tampak asli dan terawat.
Bentuk jendela cukup sederhana dimana berbentuk persegi dan dilapisi
oleh anyaman kawat. Kondisi lantai terlihat cukup bersih karena setiap
hari dibersihkan oleh pengelola yang merawatnya. Saat ini Langgar Kidul
KH Ahmad Dahlan sudah tidak difungsikan lagi sebagai tempat ibadah
(langgar/musholla). Pemerintah setempat menetapkan Langgar Kidul KH
Ahmad Dahlan sebagai salah satu bangunan warisan budaya di kota
Yogyakarta. Diharapkan bangunan yang ada tetap terawat dengan baik dan
[Type text]

dapat menjadi salah satu bukti sejarah di masa mendatang. Pengunjung


yang dapat ke tempat ini diharapkan tetap menjaga norma kesopanan
karena bangunan tersebut masih merupakan tempat ibadah meski sudah
tidak digunakan lagi.

5. MUSHOLA PUTRI ‘AISYIYAH

Musholla Putri ‘Aisyiyah terletak di sisi sebelah barat daya


kawasan kampung Kauman yang dekat dengan Jalan Nyai Ahmad Dahlan.
Musholla ‘Aisyiyah merupakan tempat perjuangan Nyai Walidah pada
tahun 1922 bangunan ini didirikan setelah 5 tahun ‘Aisyiyah berdiri.
Sejarah kenapa seorang Nyai Walidah menjadi seorang pahlawan menjadi
emansipasi wanita. Ketika dulu Nyai Walidah ingin membuat pengajian
wanita yang dulunya wanita itu hanya boleh di rumah, mengurus anak,
memasak dan hanya boleh keluar bila ada keperluan belanja, untuk
mendapatkan pendidikan masih sangat tabu dan kurang disetujui oleh
masyarakat sekitar. Pada saat Nyai Walidah mengadakan pengajian sangat
sulit mendapatkan santri, hanya beberapa orang saat itu dan Nyai Walidah
membuat sebuah gerakan dengan mengajarkan santri-santri keterampilan
seperti menjahit, songket, dan membatik kemudian hasil tersebut
ditampung dan dijual oleh Nyai Walidah dengan perjanjian yang sebagian
dimasukan kedalam kas kemudian sebagian hasil diberikan ke santri.
Ciri khas bangunan tampak dari model atap yang menggunakan
kombinasi tipe limasan dan tajug. Denah bangunan berbentuk persegi
[Type text]

panjang, dan di renovasi pada taun 2006 , dan lantainya diganti dengan
keramik. Dinding berupa batu bata berplester dengan cat warna hijau
muda. Pintu, jendela, dan ventilasi menggunakan materil kayu dikombinsi
kaca nako warna warni. Bagian plafond ditutup dengan ternit. Pada tahun
2013 bangunan ini diresmikan menjadi cagar budaya Nasional yang masih
mempertahankan keasliam bangunan dari awal dididrikan.

6. TK ABA KAUMAN

TK ‘Aisyiyah Bustanul Atfal (ABA) Kauman awalnya bernama


Froebel Kindergaten ‘Aisyiyah didirikan oleh Nyai Ahmad Dahlan dan
digerakkan oleh Siti Umniyah ada tanggal 21 Agustus 1919 dan ada 21
Agustus 2019 berusia tepat 100 tahun. TK ABA Kauman didirikan dengan
tujuan untuk memberikan pendidikan tentang dasar-dasar Islam bagi anak-
anak untuk menumbuhkan jiwa nasionalsme sekaligus merespon
popularitas Frouble School berorientasi Eropa yang dikelola Belanda sejak
1914.
Berawal dari TK ABA Kauman yang menjadi pelopor di
Indonesia, saat ini TK ABA yang dikelola ‘Aisyiyah tela tersebar di
seluruh penjuru Tanah Air. Bahkan saat usianya mencapai 100 tahun atau
1 abad, TK ABA tetap eksis dengan model khas pendidikan anak yang
terkemuka di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai