Pesantren Raudlatul Mutaalimin Cilendek, didirikan sekitar tahun 1868 oleh pemuda
Ahmad yang berasal dari Batu Ampar-Madura. Beliau menikah dengan gadis asal
Tasikmalaya yang bernama Hj. Siti Aisah putri dari seorang ulama besar Tasikmalaya
KH. Muhammad Abduh. Setelah KH Ahmad meninggal, pengelolanya diteruskan oleh :
Sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang peduli terhadap kemajuan
Secara historis, KH. Ahmad Bahrum merupakan murid KH. Zainal Musthofa dari
Pesantren Sukamanah Tasikmalaya dan ikut melawan penjajahan jepang, di samping itu
ketika almarhum KH. Ruhiyat pendiri Pesantren Cipasung di penjara oleh pemerintah
Kolonial Jepang, KH. Ahmad Bahrum menggantikannya mengajar di pesantren Cipasung
Ketika bermukim di pesantren , KH. Zainal Mustofa mempercayakan 400 orang santrinya
untuk di didik oleh KH Ahmad Bahrum dan merupakan santri angkatan pertama. Setelah
itu santrinya bertambah banyak hingga mencapi ribuan yang alumninya menyebar di
seluruh pelosok tanah air.
Pada tahun 1987 putra KH. Ahmad Bahrum yaitu KH. Ate Mushodik Bahrum merilis
salah satu karya ilmiahnya berupa sebuah buku tatalaran ilmu shorof sebagai buah
pemikiran dan kecintaanya terhadap ilmu Shorof. Buku tersebut telah di cetak tidak
kurang dari 20.000 eksemplar dan telah tersebar serta digunakan di berbagai pesantren di
Jawa Barat dan sekitarnya.