Anda di halaman 1dari 2

A.

Sejarah Pondok PesantrenRaudlatul Mutaalimin Cilendek

Pesantren Raudlatul Mutaalimin Cilendek, didirikan sekitar tahun 1868 oleh pemuda
Ahmad yang berasal dari Batu Ampar-Madura. Beliau menikah dengan gadis asal
Tasikmalaya yang bernama Hj. Siti Aisah putri dari seorang ulama besar Tasikmalaya
KH. Muhammad Abduh. Setelah KH Ahmad meninggal, pengelolanya diteruskan oleh :

KH. Abdullah Muhsin (1898-1907)

KH. Muhammad Zarnuji (1907-1935)

KH. Ahmad Bahrum (1935-1982)

KH. Ate Mushodik Bahrum (1982- sekarang)

Sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal yang peduli terhadap kemajuan

pendidikan, Pesantren Raudlatul Mutaalimin Cilendek senantiasa berupaya untuk


meningkatkan sumber daya pendidikan. Ini dibuktikan dengan selain tetap konsisten
mempertahankan nilai-nilai kepesantrenan yang dikembangkan oleh KH. Ahmad Bahrum
sebagai salah satu Founding Father PesantrenRaudlatul Mutaalimin Cilendek.

Secara historis, KH. Ahmad Bahrum merupakan murid KH. Zainal Musthofa dari
Pesantren Sukamanah Tasikmalaya dan ikut melawan penjajahan jepang, di samping itu
ketika almarhum KH. Ruhiyat pendiri Pesantren Cipasung di penjara oleh pemerintah
Kolonial Jepang, KH. Ahmad Bahrum menggantikannya mengajar di pesantren Cipasung

Ketika bermukim di pesantren , KH. Zainal Mustofa mempercayakan 400 orang santrinya
untuk di didik oleh KH Ahmad Bahrum dan merupakan santri angkatan pertama. Setelah
itu santrinya bertambah banyak hingga mencapi ribuan yang alumninya menyebar di
seluruh pelosok tanah air.

Dalam perkembangannya, yayasan pesantrenRaudlatul Mutaalimin Cilendek senantiasa


berusaha mengimbangi perkembangan pendidikan di Indonesia di tengah ketatnya
persaingan dalam berbagai aspek kehidupan di masyarakat. Wujud nyata usaha tersebut
dilaksanakan dengan mendirikan lembaga pendidikan formal yang selalu menyelaraskan
diri dengan kebutuhan masyarakat dan kebijakan negara di bidang pendidikan mulai dari
adanya Pendidikan Guru Agama (PGA) sampai tahun 1979, madrasah Tsanawiyah
Negeri Raudlatul mutaalimin (MTs N) dari tahun 1979 sampai dengan sekarang,
sekolah menengah atas Raudlatul mutaalimin (SMA) sampai dengan tahun 1985, hingga
madrasah Aliyah (MA Raudlatul mutaalimin ) dari tahun 1985 serta pengembangan
lembaga pendidikan lainnya seperti Paud, Raudlatul Athfal, Tahfidz Al Quran. Bahasa
Inggris, Arab, Jepang sampai dengan sekarang. PesantrenRaudlatul Mutaalimin
Cilendek telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar dalam berbagai profesi dan
jabatan di berbagai bidang yang tentunya berguna bagi masyarakat.

Pada tahun 1987 putra KH. Ahmad Bahrum yaitu KH. Ate Mushodik Bahrum merilis
salah satu karya ilmiahnya berupa sebuah buku tatalaran ilmu shorof sebagai buah
pemikiran dan kecintaanya terhadap ilmu Shorof. Buku tersebut telah di cetak tidak
kurang dari 20.000 eksemplar dan telah tersebar serta digunakan di berbagai pesantren di
Jawa Barat dan sekitarnya.

Madrasah Aliyah Cilendek lokasinya sangat strategis Karena berada dilingkungan


pesantrenRaudlatul mutaalimin. Selain itu, prospek pengembangan madrasah di masa
yang akan datang sangat memungkinkan di tunjang tersedianya lahan yang cukup luas
dilingkungan pesantren. Madrasah Aliyah Cilendekterhitung mulai dari tahun ajaran
2004/2005 sudah menerapkan Sistem Boarding School bahkan mulai tahun ajaran 2004-
2005 madrasah Aliyah Cilendek menyelenggarakan pendidikan gratis/ beasiswa penuh
bagi seluruh muridnya dan murid-muridnya diterima di berbagai perguruan tinggi Negeri
dengan mendapatkan fasilitas dari pemerintah melalui program bidik misi dengan biaya
penuh dan lifing kos sampai selesai menjadi sarjana. Hal ini mampu dilaksanakan berkat
dukungan dari berbagai pihak.

Anda mungkin juga menyukai