Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesantren, satu kata yang membuat sebagian orang membayangkan bahwa
tempat penimbaan ilmu agama Islam ini sangatlah tertutup. Bangunan, baik
sekolah maupun asrama, dilingkari dengan tembok yang menjulang tinggi,
sehingga kehidupan santri (sebutan pelajar pondok pesantren) terkesan jauh dari
masyarakat sekitar.
Selain itu, pesantren dianggap sebagai tempat anak-anak yang nakal,
memiliki tingkat kecerdasan pas-pasandan tidak layak masuk di sekolah favorit.
Namun, anggapan itu sirna ketika mengunjungi Pondok Pesantren Pabelan yang
berada di Desa Pabelan, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah. Rimbunan pohon berbagai jenis tumbuh di sepanjang jalan dan halaman
di dalam kompleks pesantren yang memiliki luas sekitar tujuh hektare ini.
Saat ini, Pesantren Pabelan memiliki sekitar 600 santri yang berasal dari
berbagai daerah di Tanah Air. Mereka memperdalam ilmu agama sekaligus
pendidikan formal. Setiap harinya santri Pabelan ini sangat dekat dengan
masyarakat sekitar. Pasalnya, pesantren ini dibangun menyatu dengan pemukiman
penduduk tanpa pembatas tembok. Pesantren yang didirikan oleh KH Hamam
Djafar pada 1965 ini mampu melahirkan tokoh yang benar-benar siap
bermasyarakat dengan bekal ilmu agama dan sosial.
Di antara tokoh nasional yang merupakan jebolan Pabelan adalah
Komaruddin Hidayat (rektor UIN Jakarta), Bachtiar Effendi (pengamat politik),
Siti Ambar Fathonah (mantan bupati Semarang). Pengasuh Pondok Pesantren
Pabelan KH Ahmad Najib A Hamam mengatakan, pesantren merupakan tempat
penimbaan ilmu tanpa memandang status ekonomi, kecerdasan, dan keturunan.
Nilai pendidikan adalah bagaimana melahirkan insan yang baik dan berguna bagi
agama, negara, bangsa, dan keluarga, katanya kepada KORAN SINDO.
KALAU kita tengok keberadaannya, pesantren merupakan institusi
pendidikan yang melekat dalam kehidupan Indonesia sejak beratus tahun lalu.
Sehingga, Ki Hajar Dewantara pernah mencita-citakan model pesantren ini
sebagai sistem pendidikan Indonesia. Menurutnya, selain sudah lama melekat
dalam kehidupan di Indonesia, model ini (pesantren) juga merupakan kreasi
budaya Indonesia, setidak-tidaknya Jawa, yang patut untuk dipertahankan dan
dikembangkan. Tidak bisa dipungkiri bahwa pesantren telah banyak memberikan
andil dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Cerita berikut ini mungkin bisa
menggambarkan bagaimana pesantren turut menjalankan fungsi pendidikan.
KH Hamam Dja'far pimpinan Pondok Pesantren Pabelan Magelang Jawa
Tengah memberi perintah kepada santrinya, "Cari grup kesenian tradisional Badui
yang menjadi juara festival seni tradisional di Yogyakarta". Namun, perintah itu
membuat santri yang menerimanya tergagap. Bukan hanya karena perintah itu
datang langsung dari sang kiai, tetapi kemana mencari kelompok kesenian
tradisional tersebut. Jangankan nama kelompoknya, jenis keseniannya pun tak
dikenalnya.
Berjam-jam si santri mencari jawaban. Akhirnya diputuskan untuk
mencari tahu koran apa saja yang dibaca oleh KH. Hamam Dja'far pagi itu.
Setelah mengumpulkan beberapa koran yang telah dibaca sang kiai, santri tersebut
menemukan sebuah berita tentang festival seni tradisional di Yogyakarta. Berawal
dari sana, si santri menemukan kelompok kesenian Badui yang dimaksud oleh
kiai. Akhirnya, grup kesenian itu pun diundang pentas di Pondok Pesantren
Pabelan, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah. Yang terlihat dari sekilas
kisah di atas, hanyalah upaya seorang santri melaksanakan perintah kiai. Namun,
jika ditarik lebih jauh, peristiwa tersebut bisa menggambarkan rangkaian dari
sebuah proses pendidikan yang dilakukan di sebuah pesantren. Pertama dengan
menyodorkan problematika kepada anak didik. Kemudian mendorongnya untuk
berolah pikir menyelesaikan masalah tersebut. Di sini terlihat sang kiai mengajak
santrinya untuk membaca, mencari pengetahuan lewat media masa atau buku, dan
mengapresiasi terhadap sebuah bentuk kesenian.
1

Pesantren Pabelan, lanjutnya, juga tidak memungut biaya bagi santri yang
berasal dari Desa Pabelan sendiri. Ini sesuai amanat KH Hamam Djafar

1
http://pcinu-mesir.tripod.com/ilmiah/pusaka/ispustaka/buku06/009.htm
(ayahnya), paparnya. Keilmuan santri Pabelan tidak hanya didapat di dalam
pesantren, tetapi dari luar negeri melalui program pertukaran pelajar. Saat ini
Pabelan memiliki relasi dengan Amerika dan Jepang. Kemajuan program
pendidikan itulah yang membuat Pabelan kerap mendapat penghargaan di tingkat
nasional dan internasional.
Pada 1980, pondok pesantren ini mendapatkan penghargaan dari Pakistan
dalam kategori arsitektur bangunannya. Tahun 1982 mendapatkan Kalpataru
karena berhasil mengajak santri menanam pohon. Tahun 2007 mendapatkan
penghargaan dari pemerintah pusat terkait pengelolaan kesehatan santri dan
masyarakat. Selain itu, hampir tiap tahunnya santri dikirim dalam ajang
International Award for Young People.
Gurunya pun banyak diminta mengajar ke Amerika Serikat untuk studi
banding soal sistem pendidikan pesantren. Selain keberhasilan di dunia
pendidikan itu, Pabelan memiliki keunggulan lain di sektor pembangunan fisik
pesantren. Sebuah masjid dengan arsitektur Jawa-Arab yang dibangun 1820 silam
masih terlihat gagah. Masjid peninggalan KH Muhammad Ali tersebut sebagai
cikal bakal Pondok Pesantren Pabelan. Di sini dulunya tempat pembela
perjuangan Pangeran Diponegoro. Akhirnya disebut Pabelan, dari kata
pembelaan.
Nah, masjid itu merupakan tempat KH Muhammad Ali mengajar santri-
santrinya yang pada waktu itu ikut membela Pangeran Diponegoro, cerita KH
Ahmad Najib. Keunikan sejumlah bangunan di Pabelan itu juga menarik hati
sejumlah insan perfilman Tanah Air. Misalnya, Ketika Cinta Bertasbih yang
disutradarai Chaerul Umam dan 3 Doa 3 Cinta dengan disutradarai Nurman
Hakim, melakukan pengambilan gambar di pesantren ini.
2


B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Pondok Pesantren Pabelan
2. Mengetahui kiprah Pondok Pesantren Pabelan


2
Wikha Setiawan Dalam http://www.koran-sindo.com/node/318275
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdiri
Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan berada di bawah naungan
Yayasan Wakaf Pondok Pabelan. Didirikan oleh K.H. Hamam Dja'far pada
tanggal 28 Agustus 1965, Pondok Pesantren Pabelan terletak di Desa Pabelan,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya berada di
jalan yang menghubungkan antara Yogyakarta dan Semarang. Kira-kira 35
kilometer dari arah Yogyakarta, 4 kilometer dari Muntilan dan 12 kilometer dari
Kota Magelang. Pesantren Pabelan juga terletak di tepi jalur lalu lintas pariwisata
Yogyakarta dan Borobudur. Jarak Pabelan ke Candi Borobudur adalah sekitar 9
kilometer.
Pondok Pesantren Pabelan merupakan lembaga pendidikan yang telah
mengalami sejarah panjang. Keberadaannya seperti sekarang ini merupakan
kebangkitan yang ketiga. Cikal bakal Pondok Pesantren Pabelan dimulai pada
tahun 1800-an, ditandai dengan kegiatan mengaji yang dirintis oleh Kiai Raden
Muhammad Ali. Tapi kemudian terhenti setelah terjadi perang Diponegoro (1825-
1830) hingga waktu yang panjang. Kemudian, pada tahun 1900-an Pondok
Pesantren Pabelan ini bangkit kembali di bawah asuhan Kiai Anwar dan
dilanjutkan oleh Kiai Anshor. Namun kemudian Pondok Pabelan kembali
mengalami kevakuman. Akhirnya, pada tanggal 28 Agustus 1965, salah seorang
keturunan perintis Pondok Pesantren Pabelan, Hamam Dja'far, mendirikan
kembali Pondok Pabelan dengan sistem dan kurikulum yang lebih modern, diberi
nama Balai Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan.
Pondok Pesantren Pabelan menyelenggarakan pendidikan untuk santri
putra dan putri selama 6 tahun bagi lulusan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah
Ibtidaiyah (MI), dan selama 4 tahun bagi lulusan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs). Pendidikan formal yang digunakan
adalah Kulliyatul Mu'allimien al-Islamiyah (KMI), yang sudah disetarakan
dengan SMU berdasarkan SK Mendiknas. Di Pondok Pesantren Pabelan, para
santri akan secara otomatis juga mengikuti program pendidikan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).
Selain itu, Pondok Pesantren Pabelan juga menyelenggarakan Kelas
Takhassus (selama 1 tahun), bagi para santri yang berasal dari SMP atau
berkeinginan memperdalam pengetahuan agama, sebagai persiapan masuk kelas 4
KMI atau setara dengan Kelas 1 Madrasah Aliyah.
Para santri tinggal dalam satu kompleks selama 24 jam, di bawah
koordinasi pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pabelan (OPPP), yang berada di
bawah pengawasan dan bimbingan langsung para pimpinan (kiai). Para Pengurus
merupakan santri kelas 5 dan 6 yang bertugas selama 1 tahun untuk melaksanakan
kebijakan pimpinan pondok. Organisasi ini dimaksudkan untuk melatih santri
dalam rangka pemahaman diri terhadap tanggung jawab, kejujuran, disiplin,
cakap, dan kreatif sehingga membentuk jati diri yang kokoh
3
.

B. Sejarah Singkat Pendiri Pondok

K.H. Hamam Djafar (1938-1993)
Lahir di Desa Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, pada 26
Februari 1938, adalah sulung dari dua putra pasangan Kiai Djafar dan Nyai
Hadijah. Hamam besar di bawah pengasuhan adik kakek pihak ibu, yaitu K.H.
Kholil yang tinggal di sebelah selatan masjid pondok. Dalam keluarga Hamam
mengalir darah ulama yang diturunkan oleh Kiai Haji Muhammad Ali bin Kiai
Kertotaruno, pendiri Pondok Pabelan (sekitar tahun 1800-an) yang pertama, yang
juga pengikut setia Pangeran Diponegoro. Menurut masyarakat setempat, Kiai
Kertotaruno adalah keturunana Sunan Giri, salah satu wali penyebar agama Islam
di Tanah Jawa.

3
http://pesantrenpabelan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=54
Setelah menamatkan Sekolah Rakyat di desanya tahun 1949, Hamam
melanjutkan ke Sekolah Menengah Islam di Muntilan sampai tahun 1952. Hamam
sempat belajar di Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, baru kemudian
mondok di Pondok Moderen Gontor, Ponorogo, Jawa Timur selama kurang lebih
11 tahun (1952-1963). Di Gontor, Hamam berguru secara langsung kepada
Trimurti pendiri Pondok Moderen Darussalam Gontor: K.H. Ahmad Sahal,
K.H. Zainudin Fanani, dan K.H. Imam Zarkasyi. Kelak, Hamam menjadi salah
seorang anggota pengurus badan wakaf pondok yang terletak di Ponorogo itu.
Setamat dari Gontor, dalam usia 25 tahun, Hamam kembali ke kampung
halamannya dan kemudian mendirikan Balai Pendidikan Pondok Pabelan pada 28
Agustus 1965. Atas prestasinya dalam membangun Pondok Pabelan, Kiai Hamam
dianugerahi Aga Khan Award untuk arsitektur pada tahun 1980, dan penghargaan
Kalpataru untuk lingkungan hidup pada tahun 1982.
4

1. Panca Jiwa dan Motto Pondok
a. Panca Jiwa
- Keikhlasan
- Kesederhanaan
- Ukhuwah Islamiyah
- Berdikari
- Bebas
b. Motto Pondok
- Berbudi Tinggi
- Berbadan Sehat
- Berpengetahuan Luas
- Berpikiran Bebas
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Pabelan
a. Visi
Terdidiknya para santri menjadi Mukmin, Muslim dan Muhsin yang
berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikiran
bebas.

4
Ibid
b. Misi
1) Menanamkan dan meningkatkan disiplin santri untuk melaksanakan
ajaran Islam dalam kehidupan sehari - hari.
2) Menanamkan jiwa keikhlasan, kesederhanaan, ukhuwah diniyah,
kemandirian dan kebebasan dalam kehidupan sehari - hari.
3) Menyelenggarakan pendidikan formal dengan Kurikulum Pesantren
yang disesuaikan dengan Pendidikan Nasional.
4) Mendidik dan mengantarkan santri untuk mampu mengenal jati diri dan
lingkungannya serta mempunyai motivasi dan kemampuan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan pilihan hidupnya.
5) Mendidik dan mempersiapkan santri untuk menjadi manusia mandiri
dan berkhidmad kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa.
3. Penghargaan

AGA KHAN AWARD FOR ARCHITECTURE
Pada tahun 1980 Pondok Pesantren Pabelan berhasil meraih prestasi berupa
penghargaan dari Aga Khan Award For Architecture. konon para dewan juri
menggumi kreasi pesaantren dalam mengemas model pendidikannya dengan
polamelatih santri dan masyarakat. Bangunan bangunan dibuat di pesantren
untuk keperluan pendidikannya semuanya berbahan lokal, berteknologi lokal
tetapi dapat menndatangkan manfaat untuk ke masa depan yang berjangka
jauh.

KALPATARU
Pada tahun 1982 Pndok Pesantren Pabelan memperoleh penghargaan
KALPATARU dari pemerintah RI yaang lansung diserahkan Meteri KLH
Prof Emil Salim.

MANDALA ARUTALA BHAKTI HUSADA
Pada tanggal 27 November 2007 Pondok Pesantren Pabelan meraih
Penghargaan Mandala Karya Bakti Husada ARUTALA dari Menteri
Kesehatan Republik Indonesia dalam bidang pelayanan kesehatan santri dan
masyarakat yang diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang
Yudoyono.
C. BALAI PENGAKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
1. Sejarah Berdirinya BPPM
Berawal dari begitu besarnya perhatian KH. Hamam Djafar terhadap
program pemberdayaan masyarakat Pabelan, maka sejak pertama kali didirikan
Pondok Pesantren Pabelan telah ikut serta berpartisipasi dalam pemberdayaan
masyarakat sekitar dan upaya menemukan solusi bersama dalam pemecahan
masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat serta adanya realita secara kultural
dari misi utama pesantren porsi kegiatannya dalam bidang pendidikan, sedangkan
dalam pengembangan masayarakat, meskipun selama ini sudah dilakukan namun
hanya bersifat sporadis, kegiatan pengembangan masyarakat belum dilakukan
pesantren secara kelembagaan, disamping tanpa disertai visi yang jelas serta
perangkat pendukung yang memadai. Karena itu pada bulan Oktober 1977 sampai
dengan April 1978 diadakan pelatihan TPM (Tenaga Pengembangan Masyarakat)
yang diselenggarakan oleh LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan
Penerangan Ekonomi dan Sosial) bekerjasama dengan Departemen Agama RI,
diselenggarakan di Pondok Pesantren Pabelan Magelang yang diikuti oleh
beberapa pondok pesantren di Indonesia.
Sekembalinya dari mengikuti TPM (Tenaga Pengembangan Masyarakat),
kemudian mereka mengadakan konsultasi dengan kyai dan para pemimpin
pesantren lainnya, yang hasilnya dibentuklah 3 KKS (Kelompok Kerja Santri),
yang mengkhususkan diri dibidang kesehatan lingkungan, kesejahteraan sosial
serta pendidikan masyarakat desa. Kontak-kontak selanjutnya dengan para
pemimpin formal dan sesepuh masyarakat, diadakan dengan cara yang telah biasa
berlangsung. Pada tahap analisa situasi, dibentuk kelompok kerja masyarakat desa
(KKMD). Proyek-proyek KKS yang menggabungkan diri, bersama dengan
KKMD dibimbing tenaga-tenaga ahli dari LP3ES serta instansi-instansi dan
lembaga-lembaga lain (pemerintah dan swasta). Spektrum langkah-langkah yang
dilaksanakan di Pondok Pesantren Pabelan Magelang, meliputi : rehabilitasi
perumahan dan jalan desa secara swadaya, pembangunan MCK, pembangunan
dinas kesehatan dengantempat penyimpanan obat-obatan dan petugas kesehatan,
usaha bersama dibidang peternakan itik dan penggunaan teknologi tepat guna
dalam pembangunan suatu sistem penyediaan air (dengan pompa bertenaga arus
air/hidrolik, filter dan gudang air). Semenjak 1977, dirasakan program-program
yang berorientasi pada masyarakat, perlu kiranya dibentuk sebuah institusi untuk
dapat menyusun secara sistematis dan efisien dalam pelaksanaan program aksi
serta agar memudahkan pesantren untuk menindaklanjuti tawaran bantuan
organisasi ekstern dan menggunakannya bagi kegiatan pengembangan desa (baik
jasa pemeritah, misalnya untuk bidang kesehatan, pengembangan pertanian, bank,
jasa informasi, perkoperasian maupun lembaga swasta dan oraganisasi sponsor).
Dan sebagai komponen baru kegiatan pendidikan pesantren, maka program yang
berorientasi pada masyarakat hendaknya secara intitusional diintegrasikan dan
dikoordinasikan oleh sebuah lembaga yaitu Balai Pengkajian dan Pengembangan
Masyarakat (BPPM).








BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang sudah berdiri sejak
ratusan tahun yang lalu. Di lembaga inilah diajarkan dan didikakan ilmu dan nilai-
nilai agama kepada santri. Pada tahap awal pendidikan di pesantren tertuju
semata-mata mengajarkan ilmu-ilmu saja lewat kitab-kitab klasik atau kitab
kuning
Pengertian pesantren berasal dari kata santri, dangan awalan pe-dan
akhiran-an berarti tempat tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja juga
menjelaskan pesantren berasal dari katasantri yaitu seseorang yang belajar agama
Islam, sehingga dengan demikian pesantren mempunyai arti tempat orang
berkumpul untuk belajar agama Islam. Ada juga yang mengartikan pesantren
adalah suatu lembaga pendidikan Islam Indonesia yang bersifat tradisional
untuk mendalami ilmu agama Islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup
keseharian.



http://fauzinesia.blogspot.com/2012/06/peranan-pondok-pesantren-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai