Anda di halaman 1dari 8

DI SUSUN OLEH

KELAS:IX.6

MAPEL: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM(SKI)


KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan kegiatan yang berjudul "Perkembangan pesantren dan peranannya dalam
dakwah Islam di Indonesia" dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya, diharapkan
saran dan kritik yang membangun agar penulis menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga laporan kegiatan ini menambah wawasan dan memberi manfaat bagi pembaca.

Rabu,16 Maret,2022

Wahyu Pratama
BAB 1 PENDAHULUAN

Perkembangan pesantren ini sudah tentu memerlukan proses pengkajian

atas berbagai hal yang bersangkutan dengan keilmuan Islam itu sendiri maupun

msalah keilmuan lain yang berhubungan dengannnya. Demikian pula halnya

dengan kemajuan pesantren yang harus mendapatkan perhatian khusus dari para

pendirinya. Pengembangannya selalu disesuaikan dengan situasi kondisi

masyarakat Indonesia yang semakin hari semakin maju, baik dalam bidang

ekonomi, sosial, politik yang memerlukan ketentuan dan ketetapan hukum agar

tidak saling berbenturan antara satu dengan yang lainnya dalam kehidupan

bermasyarakat.2

Di Indonesia, belakangan ini penelitian sejarah pesantren mulai dirasakan

penting, khususnya perkembangan dan peranannya bagi masyarakat di sekitarnya.

Paling tidak, karena perubahan pertumbuhan dan perkembangan pesantren


1. Pondok pesantren termasuk lembaga pendidikan yang sudah sangat lama ada di Indonesia sehingga
begitu mengakar dengan budaya bangsa. Pondok pesantren memiliki karakter keislaman dan keaslian
Indonesia. Maksudnya, sebagai lembaga pendidikan yang identik dengan keislaman sekaligus orisinal
(berasal dari Indonesia) dengan ciri khas memiliki padepokan atau asrama untuk tempat tinggal peserta
didik.

2. Secara istilah, pondok pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan di mana peserta didik tinggal di
asrama selama 24 jam untuk melaksanakan proses belajar-mengajar baik pendalaman ilmu agama
(tafaqquh fiddin) maupun keterampilan dan kecakapan hidup.

3. Pondok pesantren mempunyai komponen pokok sebagai berikut. Pertama, kiai (komponen sentral,
yakni guru mengaji sekaligus pimpinan pondok). Kedua, santri (peserta didik). Ketiga, masjid/mushala
(tempat ibadah dan pusat kegiatan di dalam pondok pesantren), Keempat, pondok/asrama (tempat
tinggal para santri). Kelima, kitab kuning (materi pokok dalam kurikulum pendidikan pesantren).
Keenam, metode pengajaran sorogan, bandongan, al-ijnul ijazah, halaqah, serta pola belajar di mana
santri bisa mengetahui makna, kedudukan, dan fungsi masing-masing kalimat.

4. Data dari Kementerian Agama Republik Indonesia pada tahun 2006 menunjukkan ada 14.067 pondok
pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pondok pesantren secara
kuantitatif mampu berkembang dan tetap menjadi kebutuhan bangsa Indonesia.

5. Beberapa pondok pesantren penting yang hingga kini masih berdiri di tanah air.

a. Pondok Pesantren Tegalsari, Jetis, Ponorogo, Jawa Timur

Didirikan oleh Kiai Ageng Hasan Basari pada abad ke-18. Di antara santrinya yang terkenal adalah
Pakubuwono II (penguasa Kerajaan Kartasura), Raden Ngabehi Ronggowarsito (pujangga Jawa), serta
H.O.S. Cokroaminoto (tokoh pergerakan nasional).
b. Pesantren Al-Hamdaniyah

Didirikan oleh K.H. Hamdani pada tahun 1787. Lokasi pesantren terletak di Desa Siwalan Panji, Buduran,
Sidoarjo, Jawa Timur. Pendiri Nahdlatul Ulama, K.H. Hasyim Asy'ari, pernah menjadi santri di pondok
pesantren ini.

c. Pondok Pesantren Sidogiri Pesantren ini berdiri pada tahun 1718. Pendirinya adalah Sayyid Sulaiman
yang masih merupakan keturunan Rasulullah Saw. Lokasi pondok didirikan di area bekas hutan setelah
babat alas.

d. Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar

Pesantren ini bermula dari sebuah langgar (mushala) kecil yang didirikan oleh Kiai Itsbat Bin Ishaq sekitar
tahun 1787. Di area pondok terdapat sumber mata air (sumur) cukup besar yang tidak pernah surut.

e. Pondok Tremas

Pondok ini didirikan oleh K.H. Abdul Manan pada tahun 1830 di daerah Semanten, Pacitan. Saat itu,
materi yang diajarkan adalah kitab-kitab yang masih dalam tingkatan dasar.

f. Pondok Pesantren al-Huda

Pesantren ini dirintis pada tahun 1801 oleh K.H. Abdurrahman di atas tanah seluas 3.650 m2 di
Kebumen. Para kiai dan santri pondok ini turut berjuang melawan tentara Belanda pada masa
kemerdekaan serta melawan agitasi PKI pada tahun 1960-an.
g. Pondok Pesantren Buntet

Pesantren ini didirikan oleh Mbah atau Kiai Muqoyyim. Beliau sempat menjadi Mufti Keraton Kanoman
Cirebon, tetapi kemudian mengundurkan diri dan mendirikan Pesantren Buntet yang terletak sekitar 12
kilometer dari Kota Cirebon pada tahun 1750.

h. Pondok Pesantren Subulussalam, Sayurmaincat

Lokasi pesantren ini berada di Desa Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal,
Sumatra Utara. Usia pesantren telah mencapai hampir satu abad. Pada masa kemerdekaan, pesantren
ini dijadikan basis perlawanan sipil bersama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

i. Pondok Pesantren Darussalam Martapura

Pondok pesantren ini berlokasi di kawasan Pasayangan, Martapura, Banjar, Kalimantan Selatan.
Pesantren didirikan pada tahun 1914 oleh K.H. Jamaluddin. Sebagai pesantren tertua di Kalimantan dan
telah melahirkan banyak ulama. Pesantren Darussalam dijadikan acuan bagi perkembangan pesantren
lain.
PENUTUP

Demikian pesantren mempunyai fungsi pengembangan, penyebaran dan pemeliharaan kemurnian dan
kelestarian ajaran-ajaran Islam dan bertujuan mencetak manusia pengabdi Allah yang ahli agama dan
berwawasan luas sehingga mampu menghadapi segala masalah yang berkembang di masyarakat.

Saya atas nama:Wahyu Pratama mengucapkan terima kasih semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
pembacanya

Anda mungkin juga menyukai