Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) atau sering disebut Pondok
Pesantren Gading Malag. Lokasinya berada di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada tahun 1768. Dan merupakan Pondok pesantren tertua di Indonesia. PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA
Pesantren Miftahul Huda
menjadi pondok pesantren tertua di Malang dan termasuk di urutan ketiga sebagai ponpes tertua di Indonesia.
Urutan pesantren tertua di
Indonesia: • Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur sejak 1718 M • Jamsaren, Jawa Tengah sejak 1750 M • PPMH Malang sejak 1768 M • Buntet, Cirebon, Jawa Barat sejak 1785 M • Darul Ulum, Banyuanyar, Pamekasan, Madura 1787 M. KEPENGURUSAN PONPES MIFTAKHUL HUDA
KH. Hasan Munadi (1768 – 1858)
KH. Isma’il (1858 – 1908)
KH. Moh. Yahya (1908 – 23 November 1971)
KH. Abdurrohim Amrullah Yahya (1971 – sekarang)
KH. Abdurrahman Yahya KH. Ahmad Arief Yahya. KH. Muhammad Baidlowi Muslich Ust. Drs. HM. Shohibul Kahfi, M.Pd. Ibu Nyai Dewi Aisyah (Pesantren Putri) Perjalanan PPMH hingga 248 tahun ini tak lepas dari peran pendirinya KH. Hasan Munadi yang akhirnya ponpesnya lebih dikenal dengan nama Pondok Gading karena lokasinya. Beliau wafat pada usia 125 tahun dan telah mengasuh di ponpes ini selama 90 tahun. Beliau pun meninggalkan empat orang putra yang juga mengikuti keilmuan Ayahnya, yakni: KH. Isma’il, KH. Muhyini, KH. Ma’sum dan Nyai Mujannah. Awal berdirinya ponpes ini tak mengalami peningkatan yang signifikan, hingga setelah KH. Hasan Munadi wafat, ponpes ini diasuh oleh putra pertamanya, KH. Ismail. Tak sendirian, beliau dibantu oleh keponakannya sendiri, KH. Abdul Majid. Bahkan anak KH. Abdul Majid, seorang putri yang bernama Nyai Siti Khodijah dijadikannya anak angkat hingga akhirnya putri angkatnya dinikahkan dengan alumni Ponpes Miftahul Huda, yakni dengan Jampes Kediri Yaitu KH. Moh. Yahya yang berasal dari daerah Jetis Malang.
Di tangan K.H Moh. Yahya ini, generasi ketiga setelah meninggalnya KH.
Ismail di usia 75 tahun dan telah mengasuh ponpesnya selama 50 tahun. Sejak KH. Moh. Yahya, nama Pondok Gading berubah dengan nama barunya “Pondok Pesantren Miftahul Huda”. PONDOK GADING MALANG
Saat KH. Moh. Yahya mengasuh, para santri diizinkan menempuh
pendidikan formal di luar pesantren. Sebuah kebijakan sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa pesantren, tujuan utamanya untuk keseimbangan keilmuan dari para santri, seimbang antara ilmu agama sebagai bekal spiritual ubudiyah(akhlak) dan amaliyah (ibadah) santri, ilmu umum bekal para santri agar cakap menghadapi globalisasi, perpaduan ilmu agama dan umum juga dalam rangka untuk mencetak santri yang saleh, alim, dan kafi. Kebijakan yang beliau pilih pada periode ketiga PPHM ternyata membuat perkembangan pesantren semakin pesat. Sejarah singkat berdirinya PP.MIFTAHUL HUDA GADING KASRRI MALANG
pondok gading ini
pondok pesantren ini telah berlangsung didiirikan oleh ulama yang selama empat terkenal alim yaitu Kyai keturunan munadi, yang sebagai (generasi) pengasuh pertama dalam yaitu,pada menebarkan islam di pondok generasi pertama pesantren tersebut. oleh KH. MUNAIDI. Generasi kedua, Pondok pesantren miftahul oleh KH.ISMAIL dan huda kasri malang atau yang KH.ABDUL MAJID. lebih dikenal dengan sebutan Generasi ketiga, podok Gading. Pondok oleh KH.MOH pesantren ini sebagai lembaga YAHYA, dan pendidikan islam. Pondok ini generasi keempat berusia sudah mencapai dua oleh abad lebih. pondok pesantren KH.ABDURRAHMAN ini didirikan pada tahun 178 , KH.AHMAD ARIF, masehi. KH.MOH. BAIDHOWI MUSLIH,dan KH.SHOHIBUL KAHFI,M.Pd Pondok pesantren miftahul huda malang terletak di JL. Gading pesantren no.38 kelurahan gading kasri kecamatan klojen.
Visi-misi pondok pesantren miftahul huda
malang sebagai lembaga pembina jiwa tawaqqal.
Pondok pesantren miftahul huda malang
berdiri pada bangunan-bangunan modern dan fasilitas teknologi. Namun pada pondok pesantren ini tetap eksis menjalankan pendidikan berbasis salafiyah. PERWUJUDAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA MALANG
Bangunan pondok pesantren miftahul
huda malang pada mulanya berada ditengah tengah tapak yang sekarang dan pertambahan ruangan seperti tempat asramanya putra. Pertambahan ruangan disebabkan karena semakin bertambah pengunjung atau orang yang bersedia tinggal dipondok tesebut. Pada ruang masjid pesantren tersebut sudah tidak mampu menampungnya, maka pada tahun Masjid diperluas ke arah depan 2005 (jalan),sehingga pada sekarang ini pada luas jalan terlihat sempit dikarenakan diperluas ke arah depan dan sulit untuk memakirkan kendaraan. KARAKTER PONDOK PESANTREN MIFTAHUL HUDA MALANG
berdenah bujur sangkar (sebelum diperluas kearah
selatan)
Padal antai pada kamar mandi dan tempat
wudhu berada di bawah.
Gaya arsitekturnya pada bagian eksterior terlihat
dari timur tengah dan banyak ornamen dan lengkungan.
mempunyai ruang tambahan pada sebelah
timur.
Dalam hal memakirkan kendaraan sangat terbatas,
dikarenakan perluasan ruang pada masjid serta kantor yayasan podok tersebut. KYAI MUHAMMAD YAHYA
Keturunan Waliyullah
Suasana hening di sertai aroma
bunga kemboja tercium di kompleks makam yang berukuran 3 meter x 22 meter yang terletak di sebelah kanan kiri mihraj Masjid Baiturohman JL. Gading Pesantren 38 Malang. Di belakang Masjid yang satu kompleks dengan dengan Pondok Pesantren Miftahul Huda atau yang akrab di sebut Pondok Kyai Muhammad Yahya Ulama Gading itulah makam Kiai Sufi Di balik kelembutan Muhammad Yahya dan istrinya. Nyai sebagai seorang ulama. Sosok Hj Siti Chitijah serta kedua putranya Kiai Muhammad Yahya, Kiai A. Dumyati Amrullah Yahya dan memiliki jiwa heroisme yang KH. Abdurrohman Amrullah Yahya tinggi. Dia ada di garda depan berada. Makam yang bercat putih saat berjuang melawan dengan hiasan bunga di atas penjajah Belanda pada 10 pasarean tersebut, seolah jadi bukti November 1945. Nama Kiai prasasti sejarah. generasi ke tiga, Pondok Pesantren Miftahul Gading ini begitu harum. Heroisme Pondok Gading di buktikan dengan terjunnya Kiai Yahya dalam perang gerilya sejak sebelum tahun 1945. Catatan kesaksian komandan gerilya pasukan “ Garuda Merah “ Kompi 1 Bataliyon 1 Resimen 38 Untung Suropati Brigadir Jendral (purn) KH. Syulam Syamsun pada sebua pengantar buku biografi Kiai Yahya dalam keterlibatannya pengasuh Pondok Gading generasi tiga ini cukup jelas. Ada sejumlah pertempuran yang Kiai Yahya ikut turun di garda depan . Misalnya saat pertempuran dengan PGV ( Pront Gubeng Vladek ) bentukan Belanda di Surabaya pada 10 November 1945, selain itu ia pun turut bertempur dalam perang kemerdekaan I dan II sejak Kota Malang jatuh ketangan Belanda tahun 1948. PERWUJUDAN FISIK PERADABAN MASJID JAMI’ KOTA MALANG
Selama tiga tahun bergerilya di lereng gunung
kawi akhirnya Kota Malang berhasil di rebut Pasukan Garuda Merah pada 27 Desember 1949. Itu semua tak lepas dari peranan Pondok Gading sebagai pos, benteng tempat konsulidasi serta “persembunyian” pasukan karena praktis tak di sentuh penjajah dan peranan heroik Kiai Yahya yang membanggakan. Kiai Yahya sendiri di lahirkan pada tahun 1903 Masehi di Desa jetis, kecamatan Dau, kabupaten Malang. Sebenarnya Kiai Yahya keturunan ulama Jawa Barat, tepatnya di kabupaten Pati dari orang tuanya Kiai Qoribun Nyai Sarmi. Kiai Yahya merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Soal lahirnya beliau di Malang ini masih menjadi misteri. Kiai Yahya adalah menantu putra dari pendiri Pondok Gading sebelumnya, Yakni Kiai Munadi yang mengasuh pondok ini selama 90 tahun. Pondok Gading di dirikan pada tahun 1768. Setelah Kiai Munadi wafat pada usia 125 tahun.