Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita hamil sering mengeluh
sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan karena usus tertekan ke arah diafragma akibat
dorongan rahim yang membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena
selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan janin, dan paru-paru
menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.
Sesak nafas saat hamil merupakan salah satu hal yang umumnya terjadi saat beraktivitas dan juga
saat istirahat. Keluhan ini dapat bersifat fisiologis (normal) di masa awal kehamilan. Saat hamil,
terjadi pembesaran rahim yang diikuti dengan hormone sehingga dapat mempengaruhi rongga
dada.
Dengan meningkatnya rahim, akan mendorong diafragma (lapisan antara rongga perut dan dada)
sekitar 4 cm ke bagian rongga dada. Perubahan hormon dalam masa kehamilan dapat
mempengaruhi saluran dan mukosa pernafasan. Esterogen berkaitan erat dengan produksi
pembengkakan jaringan, gangguan pada pembuluh darah, serta meningkatkan mukosa. Selain
estrogen, meningkatnya progesterone, dapat meningkatkan laju pernafasan yang disebabkan oleh
meningkatnya karbon dioksida. Secara fisiologis, saat hamil terjadi perubahan jumlah darah di
trimester pertama dan meningkat secara maksimum sebesar 40 50% ־dibandingkan saat tidak
hamil. Hal ini meningkatkan kerja jantung ibu.
Sesak nafas saat hamil dapat terjadi saja normal. Namun, penting bagi kita untuk membedakan
antara sesak nafas bersifat fisiologis atau karena penyakit tertentu. Keluhan sesak juga berkaitan
dengan organ jantung serta paru paru. Penyakit yang berhubungan dengan keluhan sesak seperti
asma, infeksi paru, atau emboli paru.
Beberapa keluhan yang patut diwaspadai seperti; keluhan sesak mendadak disertai bunyi mengik,
memiliki riwayat alergi atu asma; sesak disertai nyeri dada, demam, batuk yang berhubungan
dengan infeksi saluran nafas atau paru; sesak yang disertai dengan jantung berdebar atau riwayat
darah tinggi yang berhubungan dengan gangguan kesehatan jantung’ bibir atau ujung kuku anda
mulai kebiruan yang menandakan kandungan oksigen inadekuat.
Bila keluhan sesak semakin memburuk, ada baiknya mengkonsultasikan keluhan ini dengan
dokter kandungan. Sebab, oksigen yang adekuat juga penting untuk tumbuh kembang janin.
A. ASMA
1. Sesak Nafas (asma)
Asma adalah penyakit inflamasi (radang) kronik saluran napas menyebabkan peningkatan
hipereponsf jalan nafas yang menimbulkan gejala episodic berulang berupa mengi (nafas
berbunyi ngik ngik), sesak nafas, dada terasa berat dan batuk batuk terutama malam
menjelang dini hari. Gejala tersebut terjadi berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
yang luas \, bervariasi dan seringali bersifat reversible dengan atau tanpa pengobatan.
Sepeti diketahui, saluran napas manusia bermula dari mulut dan hidung, lalu bersatu di
daerah leher menjadi trakea (tenggorokan) yang akan masuk ke paru. Di dalam paru, satu
saluran napas trakea itu akan bercabang dua, satu ke paru kiri dan satu lagi ke paru kanan.
Setelah itu masing masing akan bercabang cabang lagi, makin lama tentu makin kecil
sampai 23 kali dan berujung dia lveoli, tempat, tempat terjadi pertukaran gas, oksigen,
masuk ke pembuluh darah, dan karbon dioksida dikeluarkan.
2. Sesak Nafas Pada Ibu Hamil
Sserangan asma biasanya timbul pada usia kehamila 24 sampai 36 minggu, jarang pada
akhir kehamilan. Frekuensi dan beratnya serangan akan mempengaruhi hipoksia ada ibu dan
janin. Penegakan diagnosis serupa dengan asma diluar kehamilan. Sesak nafas pada ibu
hamil kebanyakan terjadi dikarenakan terdesaknya diafragma karena janin bertambah besar.
Ekspanasi torakpun juga ikut terganggu, sehingga ekpirasi dan inspirasi tidak maksimal.
KOMPLIKASI
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena
ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi
tentu akan berpengaruh pada janin seiring terjadi sbb:
Keguguran
Persalinan premature
Pertumbuhan janin terhambat
Pengaruh asma bervariasi tergantung derajat berat ringannya sama tersebut. Asma terutama jika
berat busa secara bermakna mempengaruhi hasil akhir kehamilan, bebrapa penelitian
menunjukkan adanya peningkata insiden abortus, kelahiran premature, janin dengan berat badan
lahir rendah, dan hipoksia neonates. Beratnya derajat serangan asma mempengaruhi hal ini,
terdapat korelasi bermakna antara fungsi paru ibu dengan berat lahir janin. Angka kematian
perinatal meningkat dua kali lipat pada wanita hamil dengan asma dibandingkan kelompok
control.
Asma berat yang tidak terkontrol juga menimbulkan resiko bagi ibu, kematian ibu biasnya
dihubungkan dnegan terjadinya status asmatikus, dan komplikasi yang mengancam jiwa seperti
pneumotoraks, pneumomediastinum, kor pilmonale akut, aritmia jantung, serta kelemahan otot
dengan gagal nafas. Angka kematian menjadi lebih dari 40% jika penderit memerlukan ventilasi
mekanik
Asma dalam kehamilan juga dihubungkan dengan terjadinya sedikit peningkatan insidensi
preeklamsia ringan, dan hiplogikeia pada janin, terutama pada ibu yang menderita asma bersat.
PENATALAKSANAAN
1. Obat obat anti asma yang digunakan
Obata yang digunakan untuk oengobatan asma secara garis besar dapat dibagi dalam 5
kelompok utama yaitu; beta adrenergic, methylxanthine, glukokortikoid, cromolyn
sodium dan anti kolinergik, di samping itu terdapat oabat oabatan lain yang sering
digunakan sebagai terapi tambhaan pada penderita asam seperti ekspektoran dan
antibiotikk.
2. Penanganan Fisioterapi
Breathing exercise: melakukan gerakan menjauhkan kedu lengan sambil menarik
nafas yang dalam dan kemudian mendekatkan kdua tangan sambil
menghembuskan nafas
senam hamil
senam asma
Sari Indah Merry, Amri Yusuf. 2018. Penatalaksanaan Kehamilan dengan Tuberkulosis Paru.
J Agromedicine Unila. Volume 5 NOmor 3. Diakses pada tanggal 21 Juni 2021