Anda di halaman 1dari 13

INOVASI & PENJAMINAN MUTU PELAYANAN KONTRASEPSI DALAM

MASA PANDEMI COVID19


Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Pelayanan Kontrasepsi
Dosen pengajar :
Dwi Purwanti, S.Kp.,SST.,M.Kes.

Semester : Matrikulasi

Disusun oleh : Nurul Izzah

NIM : 012024653007

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN REPRODUKSI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERITAS AIRLANGGA SURABAYA

TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Inovasi &
Penjaminan Mutu Pelayanan Kontrasepsi dalam Masa Pandemi Covid19”. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku dosen pengajar.
2. Teman-teman Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Reproduksi
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi pembaca.

Surabaya, 19 Mei 2021

Penyusun,

2
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ 1
Kata Pengantar............................................................................................... 2
Daftar Isi.......................................................................................................... 3

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 5
1.3 Tujuan................................................................................................ 5

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Inovasi Pelayanan Kontrasepsi.......................................................... 6
2.2 Mutu Pelayanan Kontrasepsi............................................................. 8
III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………. 10
3.2 Saran………………………………………………………………... 10

Daftar Pustaka............................................................................................ 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Merebaknya wabah Covid-19 turut menimbulkan kekhawatiran akan dampak
kependudukan bagi bangsa Indonesia. Pandemi Covid-19 menimbulkan kekhawatiran
akan meningkatnya jumlah kehamilan akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama
pandemi. Berdasarkan pengamatan BKKBN, bahwa kehamilan tidak dikehendaki
dibeberapa daerah di Indonesia masih terbilang cukup tinggi dan bisa menimbulkan
beberapa akibat yang cukup fatal. Pandemi COVID-19 menjadi tantangan bagi sistem-
sistem kesehatan di seluruh dunia. Peningkatan pesat kebutuhan akan perawatan bagi
orang dengan COVID-19 semakin diperparah dengan rasa takut, misinformasi, dan
pembatasan gerak orang dan pasokan yang mengganggu pemberian layanan
kesehatan garis depan bagi semua orang. Saat sistem kesehatan kewalahan dan orang
tidak dapat mengakses layanan yang dibutuhkan, peningkatan jumlah pengguna alat
kontrasepsi akan menurun. Pengambil keputusan harus mengambil pilihan sulit untuk
memastikan COVID-19 dan masalah kesehatan masyarakat mendesak lain yang ada
diatasi sambil tetap meminimalisasi risiko bagi tenaga kesehatan dan masyarakat.
Platform berbasis komunitas dengan kapasitas pemberian pelayanan kesehatan
dan keterlibatan sosial ini memiliki peran penting dalam penanggulangan COVID-19 dan
penting dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan yang ada, terutama bagi orang-orang
yang sedang dalam masa reproduksi aktif. Pendekatan pemberian layanan yang ada
perlu diadaptasi sesuai analisis risiko-manfaat untuk setiap perubahan kegiatan dalam
konteks suatu pandemi. Kegiatan-kegiatan pelayanan kontrasepsi tertentu mungkin
perlu dipersiapkan di tempat-tempat di mana penularan COVID-19 belum terjadi,
disesuaikan jika moda pemberian alternatif dapat dijalankan dengan aman, atau
dihentikan sementara di tempat di mana penularan COVID-19 meluas terjadi. Jika perlu,
kunjungan langsung harus dibatasi melalui penggunaan mekanisme pemberian layanan
alternatif seperti aplikasi ponsel, telemedicine, dan platform-platform digital lainnya.
Adaptasi-adaptasi tertentu akan tergantung pada konteks, termasuk beban penyakit
keseluruhan setempat, skenario penularan COVID-19, dan kapasitas setempat dalam
memberikan layanan secar aman dan efektif

4
Pada kondisi pandemi seperti ini membuat para pasien ragu untuk
memeriksakan kesehatan reproduksi mereka ke fasilitas kesehatan yang ada, dari sisi
faskes banyak yang melakukan sejumlah pembatasan pelayanan. pada masa pandemi
seperti ini terjadi penurunan angka pada pelayanan KB. Menyiasati hal ini perlu
melakukan terobosan dan memperbarui skema pelayanan KB di era adaptasi kebiasaan
baru.
Banyak hal yang kita lakukan sehingga penyuluh KB dan Petugas Lapangan
Keluarga Berencana (PLKB) masih bisa aktif bergerak untuk melayani masyarakat. Alur
pelayanan PKB dan PLKB sudah kita buat dan sosialisasikan, tindakan-tindakan ini bisa
membuat pelayanan lebih responsif terhadap situasi dan perubahan yang ada,
Pelayanan kesehatan seksual, pelayanan kontrasepsi perlu dimodifikasi karena akses
dan ketersediaan layanan esensial mengalami pergeseran selama wabah COVID-19.
Praktik-praktik konsultas daring dengan memanfaatkan digital perlu terus didukung
dalam menyokong layanan kesehatan berbasis komunitas.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Inovasi & Penjaminan Mutu Pelayanan Kontrasepsi dalam Masa Pandemi
Covid19?

1.3 Tujuan
Mahasiswa mampu menjelaskan Inovasi & Penjaminan Mutu Pelayanan Kontrasepsi dalam
Masa Pandemi Covid19

5
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Inovasi Pelayanan Kontrasepsi


Pendekatan-pendekatan menggunakan platform digital memungkinkan sistem
kesehatan untuk lebih baik dalam mengelola penanggulangan COVID-19 dan
mempertahankan layanan kesehatan reroduksi dan keluarga berencana dengan
mengomunikasikan cara mengakses layanan-layanan ini kepada masyarakat. Moda-
moda digital dapat digunakan untuk membagikan dan bertukar informasi terarah secara
cepat, untuk melatih serta mendukung tenaga kesehatan, memungkinkan komunikasi
dengan rekan sejawat, atau menjalankan survei untuk memantau penyediaan layanan
dan persediaan. Memastikan kesesuaian dengan strategi, kebijakan, dan rencana aksi
kesehatan digital nasional yang sudah ada merupakan prasyarat penting dalam
penggunaan teknologi digital. Pemilihan teknologi perlu mempertimbangkan infrastruktur
yang ada dan lingkungan pendukung (seperti standar dan interoperabilitas, perundang-
undangan, peraturan, dan kemampuan tenaga kesehatan).
Ada banyak contoh praktis yang relevan tentang penggunaan teknologi digital
dalam mempertahankan serta memperkuat pemberian layanan dalam konteks COVID-
19. Solusi telemedicine (kedokteran jarak jauh) mencakup konsultasi klinis melalui
percakapan video atau perpesanan, jalur telepon khusus dengan staf yang cukup,
apotek elektronik, dan klinik keliling yang dapat terhubung dari jarak jauh dengan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk secara tepat waktu mengakses data pasien seperti
daftar obat dan hasil tes diagnostik. Aplikasi digital dapat digunakan sebagai bagian dari
pengawasan suportif bagi atas tenaga kerja, sedangkan instrumen-instrumen digital
berbasis bukti dapat mendukung pengambilan keputusan klinis mengenai diagnosis dan
pengobatan. Platform-platform perpesanan yang digunakan untuk mengidentifikasi dan
memberikan informasi tentang lokasi fasilitas-fasilitas untuk layanan-layanan tertentu
konsultasi alat kontrasepsi yang cocok atau layanan kesehatan ibu, bisa memberikan
transparansi dan meningkatkan perilaku pencarian pertolongan yang tepat di tengah
masyarakat. Selain itu, teknologi kesehatan digital dapat mendukung kepatuhan
pelayanan kontrasepsi dan memberdayakan anggota masyarakat untuk mengambil
langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatannya sendiri. Intervensiintervensi

6
tatalaksana mandiri berbasis bukti yang berkualitas dapat diberikan melalui teknologi
digital dan memberikan alternatif interaksi yang efektif selain tatap muka dengan
penyedia layanan.
Pengguna perlu menerima panduan dan pelatihan dalam menggunakan solusi-
solusi kesehatan digital. Platform surat elektronik dan perpesanan harus memenuhi
semua standar interoperabilitas dan privasi saat digunakan untuk mengirimkan data
pasien. Prinsip-prinsip utama berlaku atas berbagai instrumen digital dan cara
penggunaannya. WHO merekomendasikan penggunaan platform yang umum jika
memungkinkan, dan agar interoperabilitas dikaji dan direncanakan secara teliti guna
menghindari ketidakmampuan berbagai program yang ada untuk saling berinteraksi.
Penerapan teknologi kesehatan digital tidak boleh semakin memperparah kesenjangan
kemampuan digital dan sebaiknya tidak berbentuk solusi-solusi kontrasepsi digital
mencakup seluruhnya.
Tindakan-tindakan ini dapat diprioritaskan agar dapat diterapkan dengan cepat
dan sistematis dan dapat mengembangkan solusi pelayanan kontrasepsi digital yang
sudah ada yang mencakup bermacam-macam alat konrasepsi. Upaya ini perlu dikaji
selama tahap-tahap masa penanggulangan dan setelahnya untuk mempertahankan
kesesuaian dengan strategi nasional mengenai layanan kontrasepsi dan membantu
menciptakan sistem kesehatan yang semakin kuat dan siap untuk menghadapi
kedaruratan-kedaruratan di masa mendatang.

TINDAKAN-TINDAKAN UTAMA:
• Susun panduan interim dan peraturan mengenai:
1. pemberian layanan kontrasepsi melalui teknologi kesehatan digital, dengan
mempertimbangkan kemudahan akses, pertanggungjawaban (liabilitas),
keamanan, dan privasi.
2. penggunaan sistem tagihan dan pembayaran elektronik, jika memungkinkan.
3. penyimpanan dan pengiriman data secara tepat waktu dan aman antara fasilitas
dan tenaga kesehatan.
4. tata kelola dan pengelolaan data untuk pelaporan efek samping.
5. penggunaan konsultasi klinis jarak jauh untuk pemeriksaan
• Ciptakan situs web atau portal perpesanan digital yang terpusat, termutakhir, dan
terandalkan untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat dan memberikan
panduan mengenai perilaku pencarian pelayanan yang tepat
• Terapkan sistem informasi kesehatan digital di tingkat fasilitas dan nasional untuk

7
memantau penyediaan peralatan, dan obat-obatan dengan pemanfaatan layanan-
layanan kontrasepsi dan kapasitas tenaga kesehatan dalam menangani pelayanan
kontrasepsi

2.2 Mutu Pelayanan Kontrasepsi


Akses terhadap pelayanan Kontrasepsi yang bermutu merupakan syarat
pemenuhan kebutuhan dan hak kesehatan reproduksi sebagaimana tercantum dalam
progam aksi dari International Conference On Population And Development, Kairo,
1994. Termasuk di dalamnya hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan akses
terhadap berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif, dan terjangkau. Peran dan
tanggung jawab pria dalam keluarga berencana perlu ditingkatkan agar dapat
mendukung kebutuhan kontrasepsi untuk istrinya, meningkatkan komunikasi suami istri,
meningkatkan penggunaan metode kotrasepsi pria, meningkakan upaya pencegahan
IMS, dll.
Pelayanan kontrasepsi yang bermutu meliputi hal-hal antara lain:
a. Pelayanan disesuaikan dengan kebutuhan klien
b. Klien dilayani secara professional dan memenuhi standar pelayanan
c. Menjaga kerahasiaan dan privasi
d. Waktu tunggu yang singkat
e. Petugas memberikan informasi tentang berbagai metode kontrasepsi yang tersedia
f. Petugas menjelaskan kemampuan fasilitas kesehatan kepada klien dalam melayani
berbagai pilihan kontrasepsi.
g. Fasilitas pelayanan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan
h. Pelayanan tersedia dalam waktu yang telah ditentukan dan nyaman bagi klien
i. Bahan dan alat kontrasepsitersedia dalam jumlah yang cukup
j. Memiliki system supervise yang dinamis dalam rangka membantu menyelesaikan
masalah yang mungkin timbul dalam pelayanan
k. Ada mekanisme umpan balik yang efektif dari klien

Progam yang berhasil memerlukan petugas terlatih yang :


a. Mampu memberi informasi kepada klien dengan sabar, penuh pengertian, dan peka
b. Mempunyai pengetahuan, sikap positif, dan keterampilan teknis untuk memberi
pelayanan dalam bidang ksehatan reproduksi
c. Memenuhi standar pelayanan yang sudah ditentukan

8
d. Mempunyai kemampuan untuk mengenali dan memecahkan masalah
e. Mempunyai system rujukan
f. Mempunyai kemampuan untuk melakukan penilaian klinik yang baik
g. Mempunyai kemampuan memberi saran-saran untuk perbaikan program
h. Mempunyai system pemantauan dan supervise berkala.

Pelayanan yang bermutu membutuhkan:


a. Staf terlatih dalam bidang konseling, pemberian informasi dan keterampilan teknis
b. Informasi yang lengkap dan akurat untuk klien agar mereka dapat memilih sendiri
metode kontrasepsi yang paling sesuai.
c. Suaana lingkungan kerja difasilitas kesehatan berpengaruh terhadap kemampuan
petugas dalam memberikan pelayanan yang bermutu khususnya dalam
kemampuan memberikan teknis dan interaksi interpersonal (petugas dan klien)
d. Petugas dank lien mempunyai visi yang sama tentang pelayanan yang bermutu.
2.3 Pelayanan Kontrasepsi Di Masa Pandemi Covid19
a. Tidak ada keluhan, Akseptor IUD/Implan dapat menunda untuk kontrol ke Bidan.
Pelayanan KB baru/kunjungan ulang : membuat janji melalui telp/WA
b. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dgn kewaspadaan Covid-19.
Bidan dapat berkoordinasi dengan RT/RW/Kades untuk informasi ttg status ibu
(ODP/PDP/Covid +)
c. Pelayanan KB dilakukan sesuai standar menggunakan APD level 1 atau 2.
Konseling memotivasi menggunakan MKJP, tidak perlu kontrol rutin (kecuali ada
keluhan)
d. Kunjungan ulang Akseptor Suntik/Pil tidak dapat diberikan, untuk sementara Ibu
menggunakan kondom/pantang berkala/senggama terputus, bidan dpt kerjasama
dengan PLKB untuk distribusi pil
e. Akseptor, pendamping dan semua tim yang bertugas menggunakan masker dan
menerapkan protokol pencegahan covid-19:
f. Konsultasi KB, Penyuluhan dan Konseling dilakukan secara online, dimotivasi dan
didorong untuk beralih menggunakan MKJP.
2.4 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi Pada Masa Pandemi Covid-19
Pra Pelayanan
a. Konsultasi, Penyuluhan, KIE & Konseling dilakukan melalui online
b. Jika memerlukan pelayanan membuat janji melalui telp/WA

9
c. Lakukan pengkajian komprehensif sesuai standar, dan gali informasi yang berkaitan
dg kewaspadaan Covid-19.
d. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 apakah sedang
isolasi mandiri (ODP/PDP/Covid +)
e. Rujukan terencana bagi Ibu dengan resiko
Pelayanan Kontrasepsi
a. Memberikasi hasil kajian komprehensif.
b. Pemberian informasi dan informed consent
c. Lakukan skrining faktor resiko termasuk resiko terinfeksi covid-19 – ditemukan
faktor risiko segera rujuk sesuai standar
d. Menggunakan APD sesuai kebutuhan
e. Memberikan pelayanan sesuai standar dengan menerapkan protokol pencegahan
covid-19.
f. Memberikan KIE& Konseling: Kontrasepsi, PHBS dan Protokol Kesehatan Cegah
Covid-19
Pasca Pelayanan
a. Pelayanan IUD dan Implan dengan bidan selanjutnya, lakukan pemantauan mandiri
dengan konsultasi online.
b. Ada keluhan /tanda bahaya segera datang ke PMB dengan membuat janji terlebih
dahulu
c. Konsultasi, KIE dan konseling dilakukan secara on-line
2.5 Komitmen Pelayanan Kontrasepsi Dimasa Covid19

a. Melakukan konsolidasi, komunikasi dan koordinasi PP, PD & PC melalui virtual


meeting (pengumpulan data & informasi)

b. Mengupayakan bantuan dari berbagai stakeholders untuk memperoleh dukungan


(APD dll)

c. Melakukan advokasi untuk optimalisasi peran bidan dan peningkatan akses


pelayanan kontrasepsi di PKM, RS dan PMB (Penyesuaian Tarif & Keb. MOU dgn
BPJS)

d. Peningkatan kualitas bidan, melalui webinar / modul on-line, pelatihan

10
e. Mendistribusikan panduan pelayanan KB pada situasi pandemi covid -19 dan New
Normal

f. Melakukan pembinaan, supervisi fasilitatif (pengembangan instrument manual dan


digital, Bidan Delima)

g. Pengembangan pelayanan KB diklaster2 tertentu (Tempat kerja, shelter/ pusat2


isolasi mandiri)

h. Mengembangkan aplikasi sistim informasi yg menjembatani komunikasi antar


fasyankes, antar provider kesehatan, maupun antara provider kesehatan dengan
pasien.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pandemi covid-19 juga berakibat kepada penurunan aktivitas dalam


beberapa kelompok kegiatan program KB serta penurunan mekanisme operasional di
lapangan, termasuk di Kampung KB. Banyak para akseptor KB yang merasa takut
ketika hendak mengakses pelayanan KB. Contonya Peserta KB suntik, implant dan IUD
yang paling banyak jumlahnya, saat ini turun drastis, karena mereka khawatir ingin ke
klinik, maupun  ke bidan. Dengan adanya inovasi pelayanan kontrasepsi secara daring
dan melalui digital masyarakat dapat mengakses pelayanan KB selama masa pandemi
agar tetap berjalan. Sebab, salah satu yang menjadi ancaman nyata di Indonesia akibat
adanya pandemi covid-19 menurunnya angka partisipasi KB dan terjadinya lonjakan
penduduk. Dengan upaya-upaya pelayanan kontrasepsi dengan berbasis konsultasi
daring berharap dapat mengantisipasi peningkatan angka kelahiran pasca pandemi
covid-19. 
3.2 Saran

a. Bagi tenaga kesehatan : untuk sosialisasi lebih digiatkan lagi dengan


menggunakan saluran digital seperti media social agar tetap dapat menjangkau
masyarakat disaat pembatasan social seperti sekarang.

12
DAFTAR PUSTAKA

Biran Affandi, dkk. 2014. Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Edisi Ketiga. Jakarta.
PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
BKKBN Imbau Tetap Gunakan Alat KB selama Masa Pandemi Covid-19.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/313123/bkkbn-imbau-tetap-gunakan-alat-
kb-selama-masa-pandemi-covid-19. Diakses tanggal 19 Mei 2021
World Health Organization 2020. Sumber : https://creativecommons.org/licenses/by-nc
sa/3.0/igo). Diakes tanggal 19 Mei 2021
Pelayanan kesehatan berbasis komunitas, termasuk penjangkauan dan kampanye, dalam
konteks pandemi COVID-19. World Health Organization dan United Nations Children’s
Fund (UNICEF), 2020. Sumber : https://creativecommons.org/licenses/by-nc sa/3.0/igo).
Diakses tanggal 19 Mei 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai