Anda di halaman 1dari 18

Dibawakan dalam rangka tugas kepaniteraan klinik OBGYN

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Makassar 2021

Post Partum Hemorrage (PPH)

Supervisor Pembimbing :
DR. dr. Samrichard Rambulangi Sp. OG
Residen Pembimbing :
dr. Andi Koneng Pratiwi
St. Surya Musdalifah/ 105505405218
M. Chairil Riskyta Akbar/ 105505407518
Risti Indah N. Anwar/ 105505408518
Siti Nastiti Deviyana/ 105505408718
Selys Friza Febriani/ 101677714066
Nilang Pabisiang/
Abdul Hamid/
Definisi
Perdarahan Pasca Salin
(Post Partum Hemorrage)

Pendarahan post partum didefinisikan oleh WHO


sebagai keadaan kehilangan darah >500ml pada 24
jam setelah melahirkan. Beberapa pengertian lain
menyebutkan >500ml merupakan jumlah darah yang
hilang melalui persalinan normal, sedangkan >1000 ml
untuk seksiocaesarean. Definisi lainnya mengatakan
penurunan 10%, baik hemoglobin maupun hematokrit.

M. Walfish, A Neuman, D. Wlody. Maternal hemorrhage. British Journal of Anaesthesia. 2009.


Klasifikasi

Perdarahan yang
Primer terjadi 24 jam pertama
setelah kala III

Perdarahan
Post
Partus Perdarahan yang
terjadi pada masa
nifas (puerpurium),
Sekunder tidak termasuk 24 jam
pertama setelah
kala III

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca Salin. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Etiologi

Trauma
4T!
Tonus Tissue Thrombin
“Laserasi, “Koagulopati”
“Atoni “sisa ruptur,
Uterus” jaringan” Inversio”

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca Salin. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Faktor Resiko

Atonia Retensio Rest Robekan


Uterus Plasenta Plasenta Jalan Lahir
“keadaan lemahnya tonus “tertahannya/belum lahir “tertinggalnya bagian “terjadi pada persalinan
rahim yang menyebabkan nya plasenta > 3o menit plasenta dalam dengan trauma. Terjadi
uterus tidak mampu menutup setelah bayi lahir’’ uterus’’ akibat episiotomi, robekan
perdarahan terbuka dari spontan perineum, trauma
tempat implantasi plasenta forceps atau vakum
setelah bayi dan plasenta lahir” ekstraksi, atau karena versi
ekstraksi’’

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca Salin. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Prawirhardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2014.
Manifestasi Klinis
Atoni Retensio Rest Robekan
Uterus Plasenta Plasenta Jalan Lahir

- Uterus tidak - Plasenta belum - Subinvolusi uterus - Darah segar yang


berkontraksi dan lahir setelah 30’ - Nyeri tekan perut mengalir segera
lembek - Perdarahan segera bawah dan setelah bayi lahir,
perdarahan plasenta lengkap
- Perdarahan - Uterus
segera setelah anak berkontraksi dan - Lokhia - Uterus kontraksi
lahir keras mukopurulen dan dan keras
- Syok berbau - Pucat
- Bekuan darah - Anemia - Lemah
pada serviks - Demam

Prawirhardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2014.
Manifestasi klinis

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca Salin. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Penatalaksanaan Umum
Memanggil bantuan Anastesi & memasang infus cairan/darah
dan pemberian obat.

Beberapa senter memberikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus


yang terbalik sebelum dilakukan reposisi manual.

Didalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil


dikeluarkan dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus atau i.m.
tangan, tetap dipertahankan agar konfirgurasi kembali normal dan tangan
operator baru dilepaskan.

Pemberian antibiotik dan tranfusi darah sesuai dengan keperluannya.

Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks yang keras yang
menyebabkan manuver diatas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan
laparotomi untuk reposisi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi bila
uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis

Prawirhardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 20014.
Tatalaksana Atonia Uteri

1 Posisi trendelenberg, pasan iv line & O2

2 Masase uterus, oxytosyn 20 iu

3 Evaluasi bekuan darah / selaput, lakukan


kompresi bimanual internal

4 Suntik ergometrin 0,2 mg IM

5 Rujuk dan tetap berikan infus + 20 iu minimal


500 cc/ jam, lakukan kompresi aorta abdominal.

Prawirhardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2014.
Tatalaksana Retensio Plasenta

Tindakan Manual Plasenta Kuretase

Hentikan manual plasenta apabila (!)

Monitoring pasca tindakan


https://www.mednav.org/
Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Tatalaksana Rest Plasenta

1 Berikan 20-40unit okditosin dalam 1000ml larutan


RL dengan kecepatan 60tpm.

Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka)


3 dan keluarkan bekuan darah dan jaringan.

3 Berikan antibiotik

POGI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Perdarahan Pasca Salin. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. 2016.
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir

• Periksa perineum, vagina dan serviks.


• Jahit robekan yang berdarah, lebih dari derajatsatu, Jauh dari uretra.
• Pasang kateter jikaperlu.
• Transfusi darah bilaperlu.
• Pertimbangkan diagnosis lainnya jika perdarahan tetap banyak.
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir

• Robekan Perineum

• Hematoma Vulva

• Robekan Dinding Vagina

• Robekan Serviks
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir
Robekan Perineum

Tingkat I Tingkat II Tingkat III Tingkat IV


Robekan hanya Robekan Robekan Robekan sampai
pada selaput mengenai selaput mengenai seluruh mukosa rektum.
lendir vagina lendir vagina dan perineum dan otot
dengan atau otot perinei sfingter ani.
tanpa mengenai transversalis,
kulit perineum. tetapi tidak
mengenai sfingter
ani
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir
Robekan Perineum

• Robekan perineum tingkat I


• dengan catgut secara jelujur atau jahitan angka delapan (figure of eight).
• Robekan perineum tingkat II
• Jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi, harus diratakan lebih dahulu.
Pinggir robekan sebelah kiri dan kanan dijepit dengan klem, kemudian digunting.
• Otot dijahit dengan catgut, selaput lendir vagina dengan catgut secara terputus-putus atau
jelujur. Jahitan mukosa vagina dimulai dari puncak robekan, sampai kulit perineum dijahit
dengan benang catgut secara jelujur.
• Robekan perineum tingkat III
• Dinding depan rektum yang robek dijahit kemudian fasia perirektal dan fasial
• septum rektovaginal dijahit dengan catgut kromik
• Ujung-ujung otot sfingter ani yang terpisah akibat robekan dijepit dengan klem, kemudian
dijahit dengan 2 – 3 jahitan catgut kromik Selanjutnya robekan dijahit lapis demi lapis sepe
rti menjahit robekan perineum tingkat II.
• Robekan perineum tingkat IV
• Dianjurkan apabila memungkinkan untuk melakukan rujukan dengan rencana
• tindakan perbaikan di rumah sakit kabupaten/kota.
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir
Hematoma Vulva

• Bergantung pada lokasi dan besar hematoma.


• Hematoma kecil cukup dilakukan kompres.
• Hematoma besar dilakukan sayatan di sepanjang bagian hematoma yang
paling terenggang.
• Seluruh bekuan dikeluarkan sampai kantong hematoma kosong.
• Dicari sumber perdarahan, perdarahan dihentikan dengan mengikat atau m
enjahit sumber perdarahan tersebut.
• Luka sayatan kemudian dijahit.
• Dalam perdarahan difus dapat dipasang drain.
Tatalaksana Perlukaan Jalan Lahir
Robekan Dinding Vagina

• Robekan dinding vagina harus dijahit.


• Kasus kolporeksis dan fistula visikovaginal harus
dirujuk ke rumah sakit.

• Identifikasi robekan porsio dengan menggunakan


spekulum dan cunam ovum.
• Robekan porsio dijahit dengan figure of 8.

Robekan Portio
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai