Komputasi
Bahan Pakan
Bungkil Kacang Kedelai
Sumber Protein MBM
CGM
Jagung
Sumber Energi Dedak
CPO
MBM
Kalsium/Pospor Bone Meal
Limestone/Grid batu, DCP, MCP, MDCP
1. Phytat
• Asam phytat termasuk senyawa pengikat mineral yang kuat sehingga mineral
(Ca, Zn, P, Mg dan Fe) tidak bisa diserap tubuh.
• Penggunaan enzim Phytase untuk supaya phospor terlepas dari asam phytat
3. Tanin
• Tannin adalah senyawa phenolic yang larut dalam air.
• Tannin bisa mengendapkan protein dari larutan.
• Kandungan tanin pada ransum berpengaruh :
▪ kecepatan pertumbuhan
▪ efisiensi ransum
▪ penurunan produksi telur
▪ meningkatkan kejadian leg abnormalitas
4. Saponin
• Saponin umumnya mempunyai karakteristik yaitu rasa pahit sehingga
menurunkan konsumsi ransum
• Menurunkan pertumbuhan
Anti Nutrisi
5. Protease Inhibitor
• Protease inhibitor adalah senyawa yang bisa menghambat kerja enzim trypsin
• Jika Enzim trypsin terhambat berpengaruh pada pencernaan protein, karena tripsin
adalah aktivator dari semua enzim yang dikeluarkan oleh pankreas
4. Cyanogenic glycoside (Cyanogen)
• Cyanogen adalah senyawa yang jika terkena asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh
spesifik enzim akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN).
• Singkong,Petai cina dan daun pepaya juga mengandung HCN yang tinggi
• Jika HCN dilepas dan diserap oleh saluran pencernaan maka masuk ke
darah. Ion CN akan mengikat Fe heme dan bereaksi dengan mitokondria
membentuk komplek stabil dan menahan jalur respiratory, sehingga
hemoglobin tidak bisa melepaskan oxygen ke dalam sistem transfer elektron.
Batasan Bahan Pakan
No BAHAN PAKAN BROILER LAYER
1 JAGUNG 100 100
2 SORGHUM 40 40
3 TAPIOKA 15 10
4 MOLASSES 1 2
5 CORN GLUTEN FEED, 22% 3 5
6 WHEAT BRAN 10 15
7 BEKATUL 3 3
8 RICE BRAN 10 10
9 BUNGKIL KACANG 10 10
10 BUNGKIL KAPAS 2 3
11 CORN GLUTEN, 60% 8 5
12 BUNGKIL KEDELE 100 100
13 BUNGKIL BUNGA MATAHARI 5 5
14 YEAST 3 3
15 FEATHER MEAL 2 2
16 BLOOD MEAL 2 2
17 MBM, 45% 10 10
18 MBM, 50% 10 10
19 SKIMMED MILK 10 10
20 FISH MEAL 10 10
21 TALLOW 7 5
22 CALSIUM CARBONAT 100 100
23 DICALSIUM PHOSPHAT 100 100
24 TEPUNG TULANG 100 100
Feed Processing
Dalam hal formulasi, yang perlu diperhatikan dalam hal proses pembuatan pakan
adalah:
1. Bentuk pakan, apakah mash (tepung) atau pellet/crumble. Hal ini terkait
dengan penggunaan limestone atau grid batu dan fat added (Oil)
2. Untuk pakan yang di crumble, tidak masalah menggunakan limestone
seluruhnya, namun pada pakan tepung, perlu adanya penggunaan grid batu.
Penggunaan limestone yang terlalu banyak pada pakan tepung, akan
menyebabkan ayam mencret karena limestone akan cepat terserap.
Penggunaan grid batu diharapkan release kalsium dapat bertahap/perlahan.
3. Penggunaan oil (CPO) yang banyak pada pakan mash mungkin tidak menjadi
masalah, namun akan menjadi masalah jika pakan dibuat pellet/crumble
4. Penggunaan CPO yang terlalu banyak yang ditambahkan via mixer akan
menyebabkan pakan sulit dicetak karena pakan menjadi terlalu licin sehingga
tidak ada pressing ketika melalui Die.
5. Pada pakan broiler, karena kebutuhan energinya tinggi, maka penggunaan
CPO pada pakan broiler bentuk crumble maksimal 1.5% via mixer, selebihnya
disemprotkan via fat spray after Die.
Feed Processing
6. Penggunaan Dedak, Tepung terigu selain berguna sebagai nutrisi pakan, juga
dapat berguna dalam meningkatkan Pellet Durability Index (PDI), karena proses
gelatinisasi di conditioner.
7. Penggunaan mycotoxin binder bentuk clay, selain dapat mengikat aflatoxin,
juga dapat berguna sebagai pellet binder yang berguna untuk meningkatkan
PDI.
8. Penggunaan jagung yang terlalu banyak untuk pakan yang diproses melalui
mesin pellet, kadang bisa menurunkan PDI, karena pakan terlalu banyak
mengandung minyak yang menyebabkan pakan sulit dicetak (tidak ada
pressing saat di Die).
9. Penggunaan DDGS terlalu banyak, juga akan menurunkan PDI pakan.
Feed Processing
Feed Processing
Komputasi
1. Prinsip komputasi adalah mencari nilai optimum dalam mencari bahan baku
mana yang digunakan beserta jumlahnya dengan nilai harga termurah
berdasarkan stok bahan baku yang ada beserta nilai nutrisinya sehingga
memenuhi nilai nutrisi pakan yang dihasilkan sesuai dengan nilai nutrisi yang
telah ditentukan.