Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN ANTARA BILANGAN k-LUCAS DENGAN

BILANGAN k-FIBONACCI

Suci Oktarina1∗ , Sri Gemawati2

1∗
Mahasiswa Program Studi S1 Matematika
2 Dosen Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau


Kampus Binawidya Pekanbaru (28293), Indonesia

∗ sucioktarina36@gmail.com

ABSTRACT

This article discusses the relationship between the k-Lucas numbers and the
k-Fibonacci numbers. In this article we prove the relationship between the
k-Lucas numbers and the k-Fibonacci numbers. This relationship is showed by
four relations and some other formulae. This a review of some parts of Falcon’s
paper [International Journal of Contemporary Mathematical Sciences, 6 (2011),
1039–1050].
Keywords: k-Lucas Numbers, k-Fibonacci Numbers, Binet Formula, Lucas
Sequences, Fibonacci Sequences.

ABSTRAK

Artikel ini membahas hubungan antara bilangan k-Lucas dengan bilangan


k-Fibonacci. Dalam artikel ini dibuktikan beberapa hubungan antara bilangan
k-Lucas dengan bilangan k-Fibonacci. Hubungan ini dibuktikan melalui empat
buah relasi dan beberapa rumus lainnya. Skripsi ini merupakan tinjauan ulang
dari sebagian artikel Falcon [International Journal of Contemporary Mathematical
Sciences, 6 (2011), 1039–1050].
Kata kunci: Bilangan k-Lucas, Bilangan k-Fibonacci, Rumus Binet, Barisan Lucas,
Barisan Fibonacci.

1. PENDAHULUAN

Barisan Fibonacci Fn memiliki pola barisan {0, 1, 1, 2, 3, 5, · · · } dengan syarat awal


F0 = 0 dan F1 = 1, kemudian bilangan berikutnya diperoleh dengan cara
menjumlahkan kedua bilangan yang telah berurutan sebelumnya. Selanjutnya,
pengembangan dari barisan Fibonacci adalah barisan Lucas. Barisan Lucas Ln
adalah suatu barisan bilangan bulat yang memiliki pola barisan {2, 1, 3, 4, 7, 11, · · · }
dengan syarat awal L0 = 2 dan L1 = 1, kemudian angka berikutnya didapat dengan

1
cara yang sama seperti barisan Fibonacci, yaitu dengan cara menjumlahkan kedua
bilangan yang telah berurutan sebelumnya [1, h. 284].
Barisan Fibonacci dan Lucas telah banyak digeneralisasi menjadi suatu barisan
bilangan yang baru, salah satu hasil generalisasi dari barisan Fibonacci dan barisan
Lucas adalah barisan bilangan k-Fibonacci dan barisan bilangan k-Lucas. Barisan
bilangan k-Fibonacci ditemukan oleh Falcon dan Plaza [3] dari pembelajaran
aplikasi rekursif dari dua transformasi geometris yang dikenal sebagai partisi
four-triangle longest-edge (4TLE) pada tahun 2007 yang dipublikasikan melalui
artikel yang berjudul ”On the Fibonacci k-numbers”, sedangkan barisan bilangan k-
Lucas dipublikasikan pada tahun 2011 melalui artikel yang berjudul ”On the k-Lucas
Numbers”.
Artikel ini membahas hubungan antara bilangan k-Lucas dengan k-Fibonacci
yang dinyatakan dalam rumus relasi pertama, relasi kedua, relasi ketiga, relasi
keempat, rumus dari teorema convolution, rumus dari identitas D’ocegne, dan
rumus jumlah dari bilangan k-Lucas pertama. Artikel ini merupakan tinjauan
dari sebagian artikel yang ditulis oleh Falcon [4].

2. BILANGAN k-FIBONACCI, BILANGAN k-LUCAS, RUMUS


BINET BILANGAN k-FIBONACCI DAN k-LUCAS

Pada bagian ini diberikan definisi dari bilangan k-Fibonacci dan bilangan k-Lucas
serta diberikan rumus Binet dari bilangan k-Fibonacci dan k-Lucas. Falcon dalam
[2] mendefinisikan bilangan k-Fibonacci, yaitu

Definisi 1 [2] Untuk sebarang bilangan real positif k, barisan k-Fibonacci


{Fk,n }∞
n=1 didefinisikan secara rekursif oleh

Fk,n+1 = kFk,n + Fk,n−1 , (1)

untuk n ≥ 1 dan dengan syarat awal Fk,0 = 0, Fk,1 = 1.


Selanjutnya Godase dan Dhakne dalam [5] mendefinisikan bilangan k-Lucas,
yaitu

Definisi 2 [5] Barisan k-Lucas {Lk,n }∞


n=1 didefinisikan sebagai

Lk,n+1 = kLk,n + Lk,n−1 , (2)

untuk n ≥ 1 dan dengan syarat awal Lk,0 = 2, Lk,1 = k.


Dengan menggunakan persamaan (1) dan persamaan (2) mudah didapatkan
suku ke-n dari kedua barisan bilangan k-Fibonacci dan k-Lucas dengan syarat harus
ditentukan nilai k dan diketahui nilai dua suku berurutan sebelumnya. Jika ingin
mencari suku ke-5 (F5 ) dari barisan k-Fibonacci, tentunya dilakukan dengan cara
menghitung ulang secara 5 kali. Lalu bagaimana jika yang ingin dicari adalah
suku ke-100 atau ke-1000?, untuk mencari suku ke-100 ataupun ke-1000 dari

2
barisan k-Fibonacci jika dilakukan secara manual akan memakan waktu yang lama.
Cara yang lebih baik untuk menentukan suku ke-100 ataupun suku ke-1000 dari
barisan bilangan k-Fibonacci adalah dengan menggunakan rumus Binet. Falcon [4]
menyatakan rumus Binet dari bilangan k-Fibonacci sebagai
σkn − (σk )−n
Fk,n = , (3)
σk + σk−1

k+ k2 + 4
dengan σk = adalah suatu akar positif dari persamaan karakteristik
2
r2 − k · r − 1 = 0 yang berkaitan dengan relasi rekursif untuk mendefinisikan
bilangan k-Fibonacci.
Selain rumus Binet untuk bilangan k-Fibonacci, Falcon dalam [4] juga
menjelaskan rumus Binet untuk bilangan k-Lucas, yaitu

Teorema 3 [4] Rumus Binet bilangan k-Lucas diberikan oleh

Lk,n = σkn + (−σk )−n , (4)



k+ k2 + 4
dengan σk = .
2

k+ k2 + 4
Bukti. Persamaan karakteristik r2 −k·r−1 = 0 mempunyai solusi σk =
√ 2
′ k − k2 + 4
dan σk = , sehingga diperoleh solusi dari persamaan (2) adalah
2′
Lk,n = C1 σkn + C2 σkn . Dengan mensubstitusikan nilai n = 0 dan n = 1 diperoleh
Lk,0 = 2 dan Lk,1 = k sehingga didapatkan nilai C1 = C2 = 1. Selanjutnya, dengan
′ ′ 1
menetapkan aturan perhitungan bahwa σk · σk = −1 dan σk = − diperoleh
σk
−n
Lk,n = σkn +(−σk ) . 

3. HUBUNGAN ANTARA BILANGAN k-LUCAS DENGAN


BILANGAN k-FIBONACCI
Pada artikel ini dibahas hubungan antara bilanga k-Lucas dengan bilangan k-
Fibonacci yang dijelaskan pada teorema relasi pertama, relasi kedua, relasi ketiga,
relasi keempat, teorema convolution, teorema identitas D’ocegne dan teorema
jumlah dari bilangan k-Lucas pertama.
Hubungan antara bilangan k-Lucas dengan bilangan k-Fibonacci dinyatakan
dalam empat buah rumus relasi, yaitu

Teorema 4 (Relasi Pertama) [4] Jenis pertama dari generalisasi bilangan k-


Lucas adalah rumus

L2k,n = (k 2 + 4)Fk,n
2
+ 4(−1)n . (5)

3
Bukti. Dengan menggunakan rumus Binet k-Fibonacci diperoleh
( )2
L2k,n = σkn + (−σk )−n ,
= σk2n + 2σkn (−σk )−n + (σk )−2n ,
= σk2n + 2(−1)n + (σk )−2n ,
= σk2n − 2(−1)n + (σk )−2n + 4(−1)n ,
L2k,n = (k 2 + 4)Fk,n
2
+ 4(−1)n . (6)

Teorema 4 terbukti. 

Teorema 5 (Relasi Kedua) [4] Hubungan antara bilangan k-Lucas dan bilangan
k-Fibonacci dinyatakan sebagai

Lk,n = Fk,n−1 + Fk,n+1 . (7)

Bukti. Dengan mengaplikasikan rumus Binet k-Fibonacci diperoleh


( ) ( )
− (σk )−(n−1) − (σk )−(n+1)
(n−1) (n+1)
σk σk
Fk,n−1 + Fk,n+1 = + ,
σk + σk−1 σk + σk−1
( n −1 ) ( n )
σk · σk − σk−n · σk σk · σk − σk−n · σk−1
= + ,
σk + σk−1 σk + σk−1
σ n · σ −1 − σk−n · σk + σkn · σk − σk−n · σk−1
= k k ,
σk + σk−1
( ) ( )
σkn σk + σk−1 − σk−n σk + σk−1
= ,
σk + σk−1
= σkn − σk−n ,
Fk,n−1 + Fk,n+1 = Lk,n . (8)

Teorema 5 terbukti. 

Teorema 6 (Relasi Ketiga)

L2k,n + L2k,n+1 = (k 2 + 4)Fk,2n+1 . (9)

Bukti. [4] Dengan mengaplikasikan persamaan (5) diperoleh


( ) ( )
L2k,n + L2k,n+1 = (k 2 + 4)Fk,n
2
+ 4(−1)n + (k 2 + 4)Fk,n+1
2
+ 4(−1)n+1
( 2 )
= (k 2 + 4) Fk,n 2
+ Fk,n+1 + 4(−1)n + 4(−1)(−1)n
( 2 )
= (k 2 + 4) Fk,n 2
+ Fk,n+1 + 4(−1)n − 4(−1)n
( 2 )
= (k 2 + 4) Fk,n 2
+ Fk,n+1
L2k,n + L2k,n+1 = (k 2 + 4)Fk,2n+1 . (10)

Teorema 6 terbukti. 

4
Teorema 7 (Relasi Keempat) [4] Untuk n ∈ N

Lk,n Fk,n = Fk,2n . (11)


( )
Bukti. Dengan menggunakan fakta dari [4] bahwa Fk,2n = 1
k
2
Fk,n+1 − Fk,n+1
2
dan
dengan menggunakan persamaan (7) diperoleh
1( 2 )
Fk,2n = Fk,n+1 − Fk,n+1
2
,
k
1
= (Fk,n+1 + Fk,n−1 ) (Fk,n+1 − Fk,n−1 ) ,
k
1
= Lk,n (kFk,n ) ,
k
Fk,2n = Lk,n Fk,n . (12)

Teorema 7 terbukti. 
Selain empat buah rumus relasi, hubungan antara bilangan k-Lucas dengan
bilangan k-Fibonacci juga dinyatakan dalam rumus dari teorema convolutian, yaitu

Teorema 8 (Teorema Convolution) [4] Untuk m ≥ 1, hubungan antara


bilangan k-Lucas dengan k-Fibonacci diberikan sebagai

Lk,n+1 Lk,m + Lk,n Lk,m−1 = (k 2 + 4)Fk,n+m . (13)

Bukti. Dengan menggunakan induksi matematika, ambil m = 1, kemudian akan


ditunjukkan persamaan (13) benar. Dengan menggunakan persamaan (7) diperoleh

Lk,n+1 Lk,1 + Lk,n Lk,0 = kLk,n+1 + 2Lk,n ,


= kLk,n+1 + Lk,n + Lk,n ,
= Lk,n+2 + Lk,n ,
= Fk,n+3 + 2Fk,n+1 + Fk,n−1 ,
= kFk,n+2 + 4Fk,n+1 − kFk,n ,
= k 2 Fk,n+1 + kFk,n + 4Fk,n+1 − kFk,n ,
= k 2 Fk,n+1 + 4Fk,n+1 ,
Lk,n+1 Lk,1 + Lk,n Lk,0 = (k 2 + 4)Fk,n+1 . (14)

Oleh karena itu untuk m = 1 persamaan (13) benar. Selanjutnya, persamaan (13)
ditunjukkan juga benar untuk m − 1 dan m − 2, yaitu

Lk,n+1 Lk,m−1 + Lk,n Lk,m−1 = (k 2 + 4)Fk,n+(m−1) , (15)

dan

Lk,n+1 Lk,m−2 + Lk,n Lk,m−3 = (k 2 + 4)Fk,n+(m−2) . (16)

5
Kemudian akan dibuktikan bahwa persamaan (13) adalah benar. Dengan
menggunakan Definisi 1, persamaan (15) dan persamaan (16) diperoleh

(k 2 + 4)Fk,n+m = (k 2 + 4) (kFk,n+m−1 + Fk,n+m−2 , )


= (k 2 + 4) (kFk,n+m−1 ) + (k 2 + 4) (Fk,n+m−2 , )
= k (Lk,n+1 Lk,m−1 + Lk,n Lm−2 ) + (Lk,n+1 Lk,m−2 + Lk,n Lk,m−3 ) ,
= kLk,n+1 Lk,m−1 + kLk,n Lm−2 + Lk,n+1 Lk,m−2 + Lk,n Lk,m−3 ,
= (kLk,n+1 Lk,m−1 + Lk,n+1 Lk,m−2 ) + (kLk,n Lm−2 + Lk,n Lk,m−3 ) ,
2
(k + 4)Fk,n+m = Lk,n+1 Lk,m + Lk,n Lk,m−1 . (17)

Teorema 8 terbukti. 

Dari Teorema 8 terdapat beberapa kasus tertentu, yaitu

i. Jika k = 1, maka pada persamaan (13) ruas kiri persamaan membentuk


barisan Lucas dan ruas kanan membentuk barisan Fibonacci, yaitu

Ln+1 Lm + Ln Lm−1 = 5Fn+m .

ii. Jika m = n+1, maka persamaan (13) akan memiliki bentuk yang sama dengan
persamaan (9) (persamaan relasi ketiga), yaitu

L2k,n + L2k,n+1 = (k 2 + 4)Fk,2n+1 .

iii. Dari kasus 2, jika k = 1 maka akan diperoleh

L2n + L2n+1 = 5F2n+1 .

iv. Jika m = 1, maka persamaan (13) berubah menjadi persamaan (14), yaitu

Lk,n+1 Lk,1 + Lk,n Lk,0 = (k 2 + 4)Fk,n+1 ,


kLk,n+1 + 2Lk,n = (k 2 + 4)Fk,n+1 ,
Lk,n+2 + Lk,n = (k 2 + 4)Fk,n+1 , (18)

dan akibatnya, jika n diubah menjadi n − 1 diperoleh

Lk,n+1 + Lk,n−1 = (k 2 + 4)Fk,n . (19)

Selanjutnya, hubungan antara bilangan k-Lucas dengan k-Fibonacci juga


dinyatakan dalam rumus identitas Docegne, yaitu

Teorema 9 (Identitas D’ocegne) [4] Jika m ≥ n maka

Lk,m Lk,n+1 − Lk,m+1 Lk,n = (−1)n+1 (k 2 + 4)Fk,m−n . (20)

6
Bukti. Dengan menggunakan induksi matematika, ambil n = 0, kemudian akan
ditunjukkan persamaan (20) benar. Dengan menggunakan persamaan (19) diperoleh

Lk,m Lk,1 − Lk,m+1 Lk,0 = kLk,m − 2Lk,m+1 ,


= (kLk,m − Lk,m+1 ) − Lk,m+1 ,
= −Lk,m−1 − Lk,m+1 ,
Lk,m Lk,1 − Lk,m+1 Lk,0 = −1(k 2 + 4)Fk,m , (21)

sehingga untuk n = 0 persamaan (20) benar. Selanjutnya misalkan persamaan (20)


juga benar untuk n − 2 dan n − 1, yaitu

Lk,m Lk,n−1 − Lk,m+1 Lk,n−2 = (−1)n−1 (k 2 + 4)Fk,m−(n−2) , (22)

dan

Lk,m Lk,n − Lk,m+1 Lk,n−1 = (−1)n (k 2 + 4)Fk,m−(n−1) . (23)

Kemudian akan dibuktikan bahwa persamaan (20) adalah benar. Dengan


menggunakan Definisi 2, persamaan (23) dan persamaan (24) diperoleh

Lk,m Lk,n+1 − Lk,m+1 Lk,n = Lk,m (kLk,n + Lk,n−1 ) − Lk,m+1 (kLk,n−1 + Lk,n−2 ) ,
= kLk,m Lk,n + Lk,m Lk,n−1 − kLk,m+1 Lk,n−1 −
Lk,m+1 Lk,n−2 ,
= k (Lk,m Lk,n − Lk,m+1 Lk,n−1 ) +
(Lk,m Lk,n−1 − Lk,m+1 Lk,n−2 ) ,
[ ]
= (−1)n (k 2 + 4) kFk,m−(n−1) − Fk,m−(n−2) ,
Lk,m Lk,n+1 − Lk,m+1 Lk,n = (−1)n (k 2 + 4)Fk,m−n . (24)

Teorema 9 terbukti. 

Teorema 10 (Jumlah dari Bilangan k-Lucas Pertama) [4] Jumlah dari n


bilangan k-Lucas pertama adalah

n
1
Lk,i = 1 + (Lk,n + Lk,n+1 − 2). (25)
i=0
k

Bukti. Dengan menggunakan persamaan (7) dan rumus jumlah n suku pertama
dari bilangan k-Fibonacci dalam [4] yaitu


n
1
Fk,i = (Fk,n+1 + Fk,n − 1),
i=1
k

7
diperoleh
∑n ∑
n
Lk,i = Lk,0 + Lk,i ,
i=0 i=1

n
=2+ Lk,i ,
i=1

n
=2+ (Fk,i−1 + Fk,i+1 ) ,
i=1
1 1
= 2 + (Fk,n + Fk,n−1 − 1) + (Fk,n+2 + Fk,n+1 − 1) − Fk,1 ,
k k
1
= 2 + (Fk,n−1 + Fk,n+1 + Fk,n + Fk,n+2 − 2) − 1,
k

n
1
Lk,i = 1 + (lk,n + Lk,n+1 − 2). (26)
i=0
k
Teorema 10 terbukti. 

4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dari bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara bilangan k-Lucas dengan bilangan k-Fibonacci diperoleh dari
rumus relasi pertama, relasi kedua, relasi ketiga, dan relasi keempat. Selanjutnya
hubungan antara bilangan k-Lucas dengan bilangan k-Fibonacci diperoleh juga
dari beberapa rumus-rumus lainnya yaitu rumus dari teorema convolution, identitas
D’ocegne, dan jumlah dari bilangan k-Lucas pertama.
Hubungan-hubungan ini dibuktikan dengan menggunakan rumus Binet dari
bilangan k-Lucas dan bilangan k-Fibonacci serta digunakan beberapa rumus
identitas untuk barisan bilangan k-Fibonacci.

DAFTAR PUSTAKA
[1] D. M. Burton, Elementary Number Theory, seventh edition, McGraw-Hill, New
York, 2011.
[2] S. Falcon dan A. Plaza, The k-Fibonacci sequence and the Pascal 2-triangle,
Chaos, Solitons & Fractals, 33 (1) (2007), 1303-1307.
[3] S. Falcon dan A. Plaza, On the Fibonacci k-number, Chaos, Solitons & Fractals,
32 (2007), 1315-1624.
[4] S. Falcon, On the k-Lucas number, International Journal of Contemporary
Mathematical Sciences, 6 (2011) , 1039-1050.
[5] A. D. Godase dan M. B. Dhakne, Fibonacci and k Lucas sequences as series of
fraction, Mathematical Journal of Interdisciplinary Sciences, 4 (2016), 107-119.

Anda mungkin juga menyukai