Anda di halaman 1dari 6

BAB I

INDUKSI MATEMATIKA

A. Notasi Sigma dan Induksi Matematika

Notasi Sigma

Notasi sigma yang dilambangkan dengan ”” adalah sebuah huruf Yunani yang artinya penjumlahan.
Notasi ini digunakan untuk meringkas penulisan penjumlahan bentuk panjang dari jumlah suku-suku yang
merupakan variabel berindeks atau suku-suku suatu deret.
Jika diketahui suatu barisan tak berhingga a1, a2, a3, . . ., an, maka jumlah dari n suku pertama barisan tersebut
n
dinyatakan dengan  ak = a1 + a2 + a3 + . . . + an
k 1

Jumlah suatu deret aritmetika dan geometri (Sn) dapat ditulis dalam notasi sigma, yaitu :
n
Sn =  U k = U1 + U2 + U3 + . . . + Un
k 1

Untuk deret aritmetika :


n
Sn =  {a  (k  1)b} = a + (a + b) + (a + 2b) + ... + {a + (n – 1)b}
k 1

Untuk deret geometri :


n
Sn =  a r k 1 = a + ar + ar2 + ar3 + ... + ar n – 1
k 1

5
Contoh : a. 1 + 3 + 5 + 7 + 9 =  (2n  1) = 25
k 1
Pada notasi sigma ini , n = 1 disebut batas bawah, sedangkan 5 disebut batas atas.
Penjumlahan ini merupakan jumlah 5 bilangan ganjil pertama.
n
b. 1 + 3 + 5 + 7 + ... + (2n – 1) =  (2k  1) = n2.
k 1
Pada notasi sigma ini , n = 1 disebut batas bawah, sedangkan n disebut batas atas.
Penjumlahan ini merupakan jumlah n bilangan ganjil pertama.
n
c. 1 + 4 + 9 + 16 + ... + n2 =  k 2 = 1
6
n(n + 1)(2n + 1)
k 1

Pada notasi sigma ini , n = 1 disebut batas bawah, sedangkan n disebut batas atas.
Penjumlahan ini merupakan jumlah n bilangan kuadrat pertama.

Induksi Matematika

Induksi matematika merupakan teknik pembuktian yang baku


dalam matematika. Melalui induksi Matematika, kita dapat
mengurangi langkah pembuktian yang sangat rumit untuk
menemukan suatu kebenaran dari pernyataan matematis hanya
dengan sejumlah langkah terbatas yang cukup mudah. Prinsip induksi
matematika memiliki efek domino (jika domino disusun berjajar
dengan jarak tertentu, saat satu ujung domino dijatuhkan ke arah
donimo lain, maka semua domino akan jatuh satu per satu). Coba
perhatikan Gambar 1.2

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 1
Pada 2 contoh b dan c, apakah rumus tersebut sudah benar ? Untuk membuktikan kebenaran rumus
tersebut kita dapat menggunakan induksi matematika dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Buktikan rumus tersebut berlaku untuk n = 1
b. Misalkan rumus tersebut berlaku untuk n = k
c. Buktikanlah bahwa rumus tersebut berlaku juga untuk n = k + 1
Mari kita buktikan kedua rumus di atas
n
1) 1 + 3 + 5 + 7 + ... + (2n – 1) =  (2k  1) = n2.
k 1

Untuk n = 1  1 = 12 (terbukti)
Untuk n = k  1 + 3 + 5 + 7 + ... + (2k – 1) = k 2.
Akan dibuktikan untuk n = k + 1
 1 + 3 + 5 + 7 + ... + (2k – 1) + {2(k + 1) – 1} = (k + 1) 2.

Ruas kiri = k 2 + {2(k + 1) – 1}


= k 2 + 2k + 2 – 1
= k 2 + 2k + 1
= (k + 1) 2 = ruas kanan (terbukti)

n
2) 1 + 4 + 9 + 16 + ... + n2 =  k 2 = 1
6
n(n + 1)(2n + 1)
k 1

Untuk n = 1  1 = 1
6
 (1 + 1)(2 + 1) (terbukti)

Untuk n = k  1 + 4 + 9 + 16 + ... + k2 = 1
6
k(k + 1)(2k + 1)

Akan dibuktikan untuk n = k + 1

 1 + 4 + 9 + 16 + ... + k2 + (k + 1)2 = 1
6
(k + 1)(k + 2)(2k + 3)

Ruas kiri = 1 k(k + 1)(2k + 1) + (k + 1)2


6

= (k + 1){ 16 k(2k + 1) + (k + 1)}

= (k + 1){ 16 k(2k + 1) + 1
6
(6k + 6)}

= 1 (k + 1)(2k2 + k + 6k + 6)
6

= 1 (k + 1)( 2k2 + 7k + 6)
6

= 1 (k + 1)(k + 2)(2k + 3) = ruas kanan (terbukti)


6

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 2
TUGAS 1
1. Tentukanlah bentuk notasi sigma dari setiap deret berikut!
a. 2 + 4 + 6 + 8 + ...
b. 1 + 4 + 7 + 10 + ...
c. 1 + 8 + 27 + 64 + ...
d. 1+ 2 + 3 + 4 + 5 + ...
3 5 7 9

2. Nyatakanlah bentuk notasi sigma berikut dalam bentuk deret!


6 6
a.  (2n  1) c.  (1  4n)
n 1 n 1

5
2
10 n2  1
b.  (n  1) d. 
n 1 n5 n
3. Rancang formula yang memenuhi setiap pola berikut ini !
a. 2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n,
b. 2 + 7 + 12 + 17 + 22 + ... + (5n – 3),
c. 3 + 7 + 11 + 15 + 19 + ... + (4n – 1),
d. 1 + 4 + 7 + 10 + 13 + ... + (3n – 2),

e. (1 + 1
1
)  (1 + 1
2
)  (1 + 1
3
)  (1 + 1
4
)  ...  (1 + 1
n
).

4. Buktikan dengan induksi matematika.

a. 1 + 2 + 3 + ... + n = 1 n(n + 1)
2

b. 1 + 8 + 27 + ... + n3 = 1 n2(n + 1)2


4

c. 1 + 22 + 322 + 423 + 524 + ... + n2n – 1 = 1 + (n – 1).2n

d. 1 + 2 + 22 + 23 + 24 + ... + 2n = 2n + 1 – 1

e. 12 + 23 + 34 + ... + n(n + 1) = 1 n(n + 1)(n + 2)


4

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 3
B. Penerapan Induksi Matematika pada Keterbagian

Sebelum kita mengkaji lebih jauh tentang penerapan induksi matematika, perlu ditegaskan makna
keterbagian dalam hal ini, yaitu habis dibagi bukan hanya dapat dibagi. Tentu kamu dapat membedakan dapat
dibagi dan habis dibagi. Misalnya, 36 habis dibagi 3, tetapi 36 tidak habis dibagi oleh 7. Pada sub-bab ini, kita
akan mengkaji bagaimana penerapan prinsip induksi matematika pada konsep keterbagian suatu formula
bilangan asli. Jika bilangan bulat x habis dibagi bilangan bulat y , maka x = y  z dengan z merupakan bilangan
bulat hasil bagi x oleh y.

Contoh : Dengan induksi matematika, tunjukkan bahwa 11n – 6 habis dibagi 5, untuk n bilangan asli.
Untuk n = 1  111 – 6 = 11 – 6 = 5 kelipatan lima
Untuk n = 2  112 – 6 = 121 – 6 = 115 = 5  23 (kelipatan lima)
Untuk n = k  11k – 6 = 5b ( b bilangan bulat hasil bagi )
Akan dibuktikan untuk n = k + 1
11k + 1 – 6 = 11  11k – 6 = (10 + 1)  11k – 6 = 10  11k + 11k – 6 = 5  2  11k + 11k – 6
= 5(2  11k ) + 5b = 5 (2  11k + b) = 5x ; ( x = 2  11k + b merupakan bilangan bulat hasil bagi )

Contoh : Dengan induksi matematika, tunjukkan bahwa xn – yn habis dibagi (x – y), untuk n bilangan asli.
Untuk n = 2  x2 – y2 = (x – y)(x + y) habis dibagi (x – y)
Untuk n = 3  x3 – y3 = (x – y)(x2 + xy + y2) habis dibagi (x – y)
Untuk n = 4  x4 – y4 = (x – y)(x3 + x2y + xy2 + y3) habis dibagi (x – y)
Untuk n = k  xk – yk = (x – y)(xk – 1 + x k – 2y + x k – 3y2 + x k – 4y3 + ... + xy k – 2 + y k – 1) habis dibagi (x – y).
Misalkan (x – y)(xk – 1 + x k – 2y + x k – 3y2 + x k – 4y3 + ... + xy k – 2 + y k – 1) = q  r , maka
akibatnya xk – yk = (r)(q) atau xk = (r)(q) + yk dan yk = xk – (r)(q) .
Perhatikan xk +1 = (x) xk = (x)(r)(q) + (x)(yk) ..... ( i )
yk +1 = (y) yk = (y)(xk) – (y)(r)(q) ..... ( ii )
Dari persamaan ( i ) dan ( ii ) diperoleh,
xk +1 – yk +1 = {(x)(r)(q) + (x)(yk)} – {(y)(xk) – (y)(r)(q)}
= (x)(r)(q) + (x)(yk) – (y)(xk) + (y)(r)(q)
= (r)(q){ x + y} – {(y)(xk) – (x)(yk)}
= (r)(q){ x + y} – {(x)(y)(xk – 1) – (x)(y) (yk – 1)}
= (r)(q){ x + y} – (x)(y){ (xk – 1) – (yk – 1)}
Oleh karena itu xk +1 – yk +1 = (x + y)(r)(q) – (x)(y){ (xk – 1) – (yk – 1)}
Karena q = (x – y) habis dibagi (x – y) dan { (xk – 1) – (yk – 1)} juga habis dibagi (x – y), maka
xk +1 – yk +1 habis dibagi (x – y)

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 4
C. Penerapan Induksi Matematika pada Ketidaksamaan (Ketaksamaan)

Pada sub-bab ini, kita memperluas kajian penerapan Prinsip Induksi Matematika dalam formula yang
dinyatakan dalam bentuk ketidaksamaan matematik.
Berikut sifat-sifat pertidaksamaan yang sering digunakan:
1. Sifat transitif
a > b > c ⇒ a > c atau
a<b<c ⇒ a<c
2. a < b dan c > 0 ⇒ ac < bc atau
a > b dan c > 0 ⇒ ac > bc
3. a < b ⇒ a + c < b + c atau
a>b ⇒ a+c>b+c
Mari kita coba untuk latihan menggunakan sifat-sifat diatas untuk menunjukkan implikasi
“jika P(k) benar maka P(k + 1) juga benar”.
Contoh : Dengan induksi matematika, tunjukkan bahwa untuk setiap k bilangan asli dan k ≥ 5 berlaku
4k < 2k.
Misalkan : P(k) : 4k < 2k
P(k + 1) : 4(k + 1) < 2k+
Jika diasumsikan P(k) benar untuk k ≥ 5, tunjukkan P(k + 1) juga benar !
Ingat bahwa target kita adalah menunjukkan
4(k + 1) < 2k+1 = 2(2k) = 2k + 2k (TARGET)
Kita dapat mulai dari ruas kiri pertaksamaan diatas
4(k + 1) = 4k + 4
4(k + 1) < 2k + 4 (karena 4k < 2k)
4(k + 1) < 2k + 2k (karena 4 < 4k < 2k)
4(k + 1) = 2(2k)
4(k + 1) = 2k+1
Berdasarkan sifat transitif kita simpulkan 4(k + 1) < 2k+1
Mengapa 4k dapat berubah menjadi 2k ?
Berdasarkan sifat 3, kita diperbolehkan menambahkan kedua ruas suatu pertaksamaan dengan bilangan yang
sama, karena tidak akan merubah nilai kebenaran pertaksamaan tersebut. Karena 4k < 2k benar,
akibatnya 4k + 4 < 2k + 4 juga benar.
Darimana kita tahu, 4 harus diubah menjadi 2k ?
Perhatikan target. Hasil sementara kita adalah 2k + 4 sedangkan target kita adalah 2k + 2k.
Untuk k ≥ 5, maka 4 < 4k dan 4k < 2k adalah benar, sehingga 4 < 2k juga benar (sifat transitif). Akibatnya 2k + 4 <
2k + 2k benar (sifat 3).

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 5
Contoh : Buktikan bahwa : 3n < 2n berlaku untuk setiap bilangan asli n  4.
P(n) : 3n < 2n , untuk n = 4 maka 3.4 = 12 < 24 = 16 , benar untuk n = 4
Dianggap benar P(k) : 3k < 2k untuk k  4
Dibuktikan P(k + 1) : 3(k + 1) < 2k+1 untuk k  4
3(k + 1) = 3k + 3
3(k + 1) < 2k + 3 ( karena 3k < 2k )
3(k + 1) < 2k + 2k ( karena 3 < 3k < 2k )
3(k + 1) < 2(2k)
3(k + 1) < 2k+1 terbukti
Jadi, P(k + 1) benar
TUGAS 2
1. Buktikan bahwa n3 + 2n habis dibagi 3
2. Buktikan bahwa salah satu faktor dari n3 + 3n2 + 2n adalah 3 untuk semua n bulat positip.
3. Buktikan bahwa 3 adalah faktor dari 4n – 1 untuk semua n bulat positip.
4. Buktikan bahwa 6n + 4 habis dibagi 5, untuk setiap n bilangan asli.
5. Buktikan bahwa n3 + (n + 1)3 + (n + 2)3 habis dibagi 9 untuk n bilangan asli.
6. Buktikan untuk setiap bilangan asli n  2 berlaku 3n > 1 + 2n.
7. Buktikan untuk setiap bilangan asli n  5 berlaku 2n – 3 < 2n – 2 .
8. Buktikan untuk setiap bilangan asli n  4 berlaku (n + 1)! > 3n.

Drs. Djoko Agung P ; Lembar Aktifitas Siswa Kls XI ; Matematika Wajib ; Induksi Matematika halaman 6

Anda mungkin juga menyukai