Anda di halaman 1dari 8

VAKSINASI DALAM BUDIDAYA PERIKANAN

ENNA LUSIANA
20030004
AKU III A

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa . Atas rahmat dan hidayah-Ny,
penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Vaksinasi Dalam Budidaya Perikanan”.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Mainisa selaku dosen mata kuliah
Metode Karya Ilmiah yang telah membantu penulis dalam mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman- temwn yang telah berkontribusi dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya ilmiah
ini mampu memberikan pengetahuan tentang pentingnya penggunaan bahasa indonesia dalam
pembelajaran.

Aceh Utara, Desember 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Manfaat Penulisan
2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Vaksin
2.2 Tujuan dan Manfaat Vaksinasi
2.3 Jenis- jenis Vaksin
2.4 Dosis dan Cara vaksinasi
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi vaksin
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
4. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pengembangan perikanan budidaya di Indonesia berlangsung demikian pesatnya melalui
ekstensifikasi dan intensifikasi. Kondisi ini tentunya akan memperbesar peluang berjangkitnya
wabah penyakit ikan yang menimbulkan kerugian ekonomis. Rijkers (1981) menyebutkan bahwa ,
patogen selalu ada dalam media hidup ikan. Karenanya masalah penyakit infeksi
sewaktu"waktudapat timbul dalam kegiatan perikanan budidaya dan bahkan pada ikan"ikan
diperairan umum (Alifuddin, 2002)
Teknik yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit pada ikan adalah
meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas) pada ikan. Salah satu caranya adalah melakukan
imunisasi atau bisa juga melalui vaksinasi yaitu menyuntikkan vaksin tertentu ke tubuh ikan.
Vaksin adalah suatu antigen yang digunakan untuk memvaksinasi ikan terbuat dari orgnisme
penyakit yang telah dilemahkan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu (Kordi, 2010).
Berdasarkan uraian di atas maka perlunya dilakukan pemaparan materi tentang vaksin yang
ditujukan untuk ikan budidaya agar dapat mengurangi penyakit dan membawa keuntungan bagi
pembudidaya.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan vaksinasi?
2. Apa tujuan dan manfaat vaksinasi?
3. Apa saja yang termasuk jenis jenis vaksin?
4. Bagaimana dosis vaksin dan cara vaksinasi
5. Apa vaktor yang mempengaruhi vaksinasi
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian vaksinasi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tujuan dan manfaat vaksinasi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan jenis jenis vaksin.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan dosis dan cara vaksinasi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan faktor faktor yang mempengaruhi vaksinasi.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Vaksinasi
Vaksin berasal dari kata vacca (sapii). Ditemukan oleh Edward Jenner pada tahun 1798 yang
mengendalikan penyakit cacar (smallpoxx) pada manusia. Vaksin adalah bahan antigenik yang
digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat
mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar6 (Sukandi, 2013)
Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan ketahanan tubuh yang bersifat spesifik
melalui pemberian vaksin. secara umum aktivitas inidikenal sebagai imunisasi aktif dan pasif.
Imunisasi pasif diperoleh denganpemberian serum kebal maupun dengan 'ara diturunkan oleh
induk ikan yangdikenal sebagai imunitas maternal, sedangkan imunisasi aktif dilakukan melalui
tindak vaksinasi (Alifuddin, 2002).

2.2 Tujuan dan Manfaat Vaksinasi


Tujuan vaksinasi adalah memberikan ketebalan (antibodi) pada ternak sehingga dapat melawan
antigen atau mikroorganisme penyebab penyakit. Tujuan spesifik vaksinasi adalah untuk
memperoleh ketahanan terhadap suatu infeksi tertentu, sehingga diperoleh sintasan hidup yang
tinggi akibat proteksi imunologik tersebut. Secara umum, manfaat vaksinasi antara lain dalam
hal : peningkatan daya tahan ikan, pencegahan efek samping kemoterapeutika, proteksi terhadap
serangan penyakit infeksi tertentu, keamanan lingkungan budidaya dari pencemaran bahan
kemoterapeutik dan keamanan konsumen dari residu antibiotik (Alifuddin,2002).

2.3 Jenis jenis Vaksin


Secara umum terdapat 2 jenis vaksin yakni vaksin konvensional dan vaksin moderen. Penjenisan
ini semata mata didasarkan atas teknologi produksi vaksin yang digunakan. Produk vaksin dengan
teknologi tinggi (hi-tech) dikenal sebagai vaksin moderen, sedangkan vaksin konvensional
diproduksi dengan teknologi sederhana (Alifuddin, 2002)
1. Vaksin konvensional dibedakan atas vaksin mati dan vaksin hidup. Vaksin mati berasal dari
patogen yang dimatikan, ekstrak atau bagian bagian tertentu dari patogen, sedangkan vaksin
hidup berasal dari patogen yang dilemahkan atau dietenuasi.
2. Vaksin yang termasuk kelompok vaksin moderen atau vaksin biotek adalah vaksin
rekombinan, vaksin monoklonal, protein engineering vaccine dan genetic attenuation vaccine.
Untuk mencapai sasaran vaksinasi yakni sintasan hidup yang tinggi, maka vaksin harus bersifat
antara lain antigenik, imunogenik dan protektif. Sifat sifat ini menunjukkan bahwa vaksin yang
diberikan harus memacu terbentuknya antibodi yang menyebabkan ikan tahan imun terhadap
pantogen tersebut. Disamping itu, vaksin harus aman dan tidak boleh menimbulkan tanda tanda
sakit yang secara spesifik diakibatkan oleh patogen tersebut (Alifuddin, 2002).

2.4 Dosis dan Cara Vaksinasi


Imunisasi dengan vaksin dapat diaplikasikan melalui perendaman, per oral (bersama dengan
pakan) dan injeksi. Pemilihan cara aplikasi ini terutama didasarkan atas ukuran ikan. Sangat
dianjurkan untuk melakukan vaksinasi pada fase larva, 1-2 minggu setelah menetas. Umumnya
dosis vaksin yang diberikan sebesar 105-106 sel/ml. Vaksinasi ini sebaliknya diulangi setelah 2-3
minggu dari pemberian pertama, dan dapat diulangi pada saat ikan berumur 2 bulan. Beberapa
kendala membatasi pengembangan dan penggunaan vaksin secara meluas pada perikanan
budidaya. Kendala tersebut diantaranya adalah keragaman jenis dan saluran patogen ikan,
kemampuan imunogenik patogen dan keterbatasan infornasi tentang patogenesis dan
epizootiologik penyakit ikan (Alifuddin, 2002).
Secara umum, terdapat 4 cara pemberian vaksin pada ikan (Anonim. 2014) :
1. Injeksi (IP or IM)
Dosis vaksin akurat, menggunakan syringe (spoit) kecil 0,1-1 ml, jarun kecil dan pendek
(biasanya diberi pengaman karet/busa pada bagian ujung jarum agar tidak menembus tubuh ikan
terlalu dalam/maks. 0,5 cm, ukuran ikan >20 gram, bisa injeksi 1000-1500 ekor dalam sejam
(sistem otomasi dan operator terlatih), efisien karena jumlah vaksin yang hilang dapat diminilasir.
Paling disukai dinegara maju.

2. Imersi/celup (dipping)
Ikan dicelup dalam larutan vaksin sekitar 30 detik, solusi vaksin 1:10 sampai 2:8 (tergantung
jenis dan konsentrasi vaksin), 1-2 liter vaksin bisa untuk 100 kg ikan dengan jumlah maks dipping
20 kali, vaksin umumnya masuk melalui insang dan kulit, stres kurang namun tidak seefektif
injeksi. Ukuran ikan 1-5 gram.

3. Perendaman (bathing)
Ikan direndam dalam larutan vaksin selama 1 jam, kondisi air statik dengan DO cukup, solusi
vaksin ( 2 . 1000 or 1 : 1000), jumlah vaksin 1-2 liter cukup untuk 100 kg ikan, umumnya
digunakan pada ikan-ikan kecil 1-5 g, sangat mudah tapi kurang efektif. Vaksin masuk ke tubuh
ikan via kulit atau insang.

4. Oral (dalam pakan)


Vaksin (Ag) diberikan dalam pakan, biasanya untuk ikan berukuran agak besar >40 g, vaksin
diserap dalam intestin ikan, tidak menimbulkan stres, diberikan hingga 10 kali dalam satu periode
vaksinasi

2.5 Faktor faktor yang Mempengaruhi Vaksinasi


Vaksinasi yang merupakan tindakan memasukkan antigen kedalam tubuh akan memacu
terbentuknya ketahanan spesifik. Proses pembentukan respon ini dipengaruhi oleh faktor kualitas
vaksin, ikan dan lingkungan media budidaya. Kualitas vaksin dipengaruhi oleh keasingan struktur
molekuler vaksin, mudah dikenali oleh limfosit dan kekuatannya berikatan dengan antibodi.
Faktor ikan meliputi antara lain, umur, jenis dan kondisi fisiologis. Salah satu faktor lingkungan
budidaya yang sangat berpengaruh terhadap vaksinasi adalah suhu. Suhu media budidaya harus
optimal bagi proses pembentukan respon imunitas spesifik (Alifuddin, 2002).
Respon spesifik yang terbentuk yakni ini respon yang sangat bergantung kepada suhu
(temperature dependent). Karena itu, suhu media budidaya harus diatur sedemikian rupa
berkisar 20-25 C, agar respon spesifik dapat terbentuk optimum dalam waktu 1-2 minggu. Faktor
lainnya yang harus diperhatikan dalam vaksinasi adalah jenis adjunvant. Penggunaan adjunvant
yang tidak sesuai dapat menimbulkan efek samping seperti timbulnya abses, granulomata lokal,
dan autoimun. Selain hal tersebut, kualitas pakan yang diberikan dan padat penebaran tinggi juga
akan berpengaruh terhadap vaksinasi. Kesemuanya ini dapat menghambat pembentukan respon
imunitas (Alifuddin, 2002.).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Vaksin merupakan suatu antigen yang digunakan untuk memvaksinasi ikan terbuat dari
organisme penyakit yang telah dilemahkan dengan menggunakan senyawa kimia tertentu. Jenis-
jenis vaksin terbagi dua yaitu vaksin konvensional dan vaksin modern. Cara melakukan vaksin
dapat dilakukan dengan cara perendaman, injeksi, dipping dan oral.
Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang tinggi terhadap suatu
penyakit tertentu dan hasil nyata yang akan di peroleh dari program vaksinasi adalah tingkat
kesehatan dan produktivitas.
3.2 Saran
Perlunya menyediakan vaksin dengan jenis pemanfaatan yang berbeda penyakit, terutama jenis
vaksin yang digunakan untuk penyakit yang sering terjadi Kendala dalam budidaya

Anda mungkin juga menyukai